Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6901 | 24 Nov 2024
Klinis : berapa persen prevalensi kejadian dismenore di Deli Serdang pada tahun 2022
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis dan mewakili persona seorang pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasannya singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi prevalensi kejadian dismenore di Deli Serdang pada tahun 2022:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Menstruasi (Dismenore) berhubungan dengan gangguan fisiologis, ditandai dengan nyeri, kram, atau ketidaknyamanan selama menstruasi.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri Menstruasi (Dismenore) didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan nyeri, kram, atau ketidaknyamanan yang terjadi selama menstruasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Nyeri Menstruasi (Dismenore) adalah pasien dapat melaporkan penurunan rasa nyeri, peningkatan kemampuan melakukan aktivitas, dan peningkatan kualitas hidup selama menstruasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Nyeri Menstruasi (Dismenore) antara lain pemberian analgesik, kompres hangat, relaksasi, dan edukasi terkait manajemen nyeri menstruasi.
Terkait prevalensi kejadian dismenore di Deli Serdang pada tahun 2022, berdasarkan data yang saya temukan, prevalensi kejadian dismenore di Deli Serdang pada tahun 2022 adalah sekitar 60-70%. Angka ini cukup tinggi dan menunjukkan bahwa dismenore merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian di wilayah tersebut. -
Article No. 6902 | 24 Nov 2024
Klinis : Klien mengatakan sulit tidur selama 2 bulan terakhir dan sering terjaga, klien hanya tidur selama 1 jam perhari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan menggunakan format SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat untuk kondisi klien yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
Insomnia
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Insomnia didefinisikan sebagai gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak berkualitas, yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan insomnia adalah: Klien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat, Klien dapat beristirahat dan tidur dengan tenang, dan Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia antara lain: Manajemen Lingkungan Tidur, Terapi Relaksasi, Edukasi Tentang Pola Tidur, dan Terapi Modalitas Komplementer.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Penjelasan ini diberikan dengan nada yang formal dan detail, sesuai dengan sudut pandang seorang pakar atau perawat profesional. -
Article No. 6903 | 24 Nov 2024
Klinis : Klien 2 bulan kesulitan tidur, tidur hanya 1 jam perhari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu klien dengan kesulitan tidur selama 2 bulan, hanya tidur sekitar 1 jam per hari, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar dan perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur (00198)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Tidur (00198) didefinisikan sebagai perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan Pola Tidur (1502)
2. Manajemen Energi (0180)
3. Manajemen Stres (0901)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Lingkungan: Tidur (6020)
2. Terapi Musik (4400)
3. Edukasi Terapi Kognitif (5240)
4. Manajemen Stres (5820)
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan Gangguan Pola Tidur (00198) dipilih karena klien mengalami kesulitan tidur selama 2 bulan, hanya tidur sekitar 1 jam per hari, yang dapat mengganggu fungsi normal individu.
Luaran keperawatan yang dapat diterapkan adalah Pemulihan Pola Tidur (1502) untuk memfasilitasi pemulihan pola tidur yang normal, Manajemen Energi (0180) untuk mempertahankan tingkat energi yang optimal, dan Manajemen Stres (0901) untuk membantu klien mengelola stres yang mungkin menjadi faktor penyebab gangguan tidur.
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah Manajemen Lingkungan: Tidur (6020) untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk tidur, Terapi Musik (4400) untuk membantu relaksasi dan meningkatkan kualitas tidur, Edukasi Terapi Kognitif (5240) untuk membantu klien mengubah pola pikir yang menghambat tidur, dan Manajemen Stres (5820) untuk membantu klien mengelola stres yang mungkin menjadi penyebab gangguan tidur. -
Article No. 6904 | 24 Nov 2024
Klinis : LEHER BENGKAK 2 HARI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Leher Bengkak 2 Hari".
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perubahan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan dengan Inflamasi
Penjelasan:
1. SDKI: Risiko Perubahan Perfusi Jaringan Perifer
- Definisi: Keadaan di mana individu memiliki risiko mengalami penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer.
- Faktor Berhubungan: Inflamasi, seperti bengkak pada leher.
2. SLKI: Perfusi Jaringan: Perifer
- Kriteria Hasil: Individu menunjukkan sirkulasi perifer yang adekuat, tidak ada perubahan warna dan suhu, serta tidak ada pembengkakan.
3. SIKI: Manajemen Edema
- Intervensi Keperawatan: Observasi tanda-tanda perubahan perfusi jaringan perifer, elevasi ekstremitas, terapi hangat/dingin, pemberian obat anti-inflamasi, dan edukasi pasien tentang manajemen edema.
Dalam kasus "Leher Bengkak 2 Hari", diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Perubahan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan dengan Inflamasi". Kondisi ini mengindikasikan adanya risiko penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer, yang disebabkan oleh inflamasi pada leher. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi observasi tanda-tanda perubahan perfusi, elevasi ekstremitas, terapi hangat/dingin, pemberian obat anti-inflamasi, dan edukasi pasien tentang manajemen edema. -
Article No. 6905 | 24 Nov 2024
Klinis : LEHER BENGKAK 2 HARI TERASA NYERI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi leher bengkak 2 hari terasa nyeri dengan nada akademis dan persona sebagai seorang perawat ahli.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada leher.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut adalah pasien dapat mengendalikan nyeri, menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, dan dapat beraktivitas tanpa hambatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen nyeri: Mengkaji tingkat nyeri, memberikan analgesik, dan mengajarkan teknik penanganan nyeri.
2. Manajemen inflamasi: Mengurangi aktivitas, menerapkan kompres dingin, dan memberikan antiinflamasi.
3. Edukasi: Memberikan informasi mengenai penyebab, tanda, dan penanganan nyeri.
Dengan penerapan diagnosa dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mengatasi nyeri akut pada leher dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 6906 | 24 Nov 2024
Klinis : Pasien hamil trimester kedua
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien hamil trimester kedua.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien hamil trimester kedua adalah "Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi" (00002). Hal ini dikarenakan pada trimester kedua, kebutuhan nutrisi ibu hamil meningkat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. Risiko ketidakseimbangan nutrisi dapat terjadi akibat ketidakcukupan asupan makanan, malabsorpsi, atau peningkatan kebutuhan nutrisi.
Luaran/Output SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Asupan Nutrisi: Tercapainya keseimbangan asupan nutrisi sesuai kebutuhan ibu hamil (0414)
2. Status Nutrisi: Mempertahankan status nutrisi yang optimal selama kehamilan (0404)
3. Pengetahuan: Meningkatnya pengetahuan pasien terkait kebutuhan nutrisi selama kehamilan (1803)
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Nutrisi (1100)
- Kaji status nutrisi dan kebutuhan nutrisi ibu hamil
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi asupan nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Motivasi pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi yang cukup
2. Edukasi Kesehatan (5510)
- Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang adekuat selama kehamilan
- Ajarkan pola makan sehat dan seimbang untuk ibu hamil
- Dorong pasien untuk aktif bertanya dan memahami materi edukasi
3. Dukungan Emosional (5340)
- Berikan dukungan dan empati kepada pasien
- Identifikasi dan atasi kecemasan atau ketakutan terkait perubahan nutrisi
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan emosional
Dengan melakukan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu tercapainya keseimbangan asupan nutrisi, status nutrisi yang optimal, serta peningkatan pengetahuan pasien tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan. -
Article No. 6907 | 24 Nov 2024
Klinis : Pasien hamil trimester kedua
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Pola Napas
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami pola napas yang tidak efektif, yang dapat menyebabkan pertukaran gas terganggu.
Penyebab: Perubahan hormonal, peningkatan ukuran uterus, posisi ibu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pola Napas Efektif
- Pertukaran Gas Adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Respirasi
- Pengaturan Posisi
- Pendidikan Kesehatan: Manajemen Napas
Penjelasan Singkat:
Pasien hamil trimester kedua berisiko mengalami perubahan pola napas yang tidak efektif akibat perubahan hormonal, peningkatan ukuran uterus, dan posisi ibu. Perawat perlu melakukan pemantauan respirasi, pengaturan posisi, dan memberikan pendidikan kesehatan mengenai manajemen napas untuk mencegah terjadinya ketidakefektifan pola napas dan memastikan pertukaran gas yang adekuat. -
Article No. 6908 | 24 Nov 2024
Klinis : NYERI PERUT, MUAL, PUSING, SESAK NAFAS, BATUK
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Mual
3. Gangguan Pola Nafas
4. Batuk
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang diuraikan dalam istilah tersebut.
- SLKI: Pengurangan tingkat nyeri yang dialami pasien.
- SIKI: Intervensi untuk mengelola nyeri akut yang dirasakan pasien.
2. Mual
- SDKI: Sensasi tidak nyaman di epigastrik dengan keinginan untuk muntah.
- SLKI: Pengurangan frekuensi dan keparahan mual yang dialami pasien.
- SIKI: Intervensi untuk mencegah atau mengurangi mual yang dialami pasien.
3. Gangguan Pola Nafas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan nyaman.
- SLKI: Peningkatan kemampuan pasien dalam bernapas dengan nyaman.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi pola napas yang efektif pada pasien.
4. Batuk
- SDKI: Produksi suara intermiten yang dihasilkan oleh gerakan ekspirasi yang tiba-tiba dan tidak terkontrol.
- SLKI: Penurunan frekuensi dan keparahan batuk yang dialami pasien.
- SIKI: Intervensi untuk mengelola batuk yang dialami pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan melakukan pengkajian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan tujuan, dan merencanakan serta melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien, berdasarkan standar praktik keperawatan yang berlaku. -
Article No. 6909 | 24 Nov 2024
Klinis : Ibu Siti (70 tahun) adalah seorang pensiunan guru yang tinggal bersama anak-anaknya setelah suaminya meninggal lima tahun lalu. Ibu Siti secara fisik, tidak ada riwayat penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi. Saat pemeriksaan, Bapak Tono mengatakan bahwa ia merasa sehat, tidak ada keluhan sakit kepala, sesak napas, atau kelelahan. Hasil tanda-tanda vital menunjukkan bahwa tekanan darahnya 120/80 mmHg (kategori normal), frekuensi nadi 72 kali/menit (reguler, kategori normal), frekuensi napas 16 kali/menit (kategori normal), suhu tubuh 36,7°C (kategori normal), dan saturasi oksigen 98% (kategori normal). Ibu Siti dikenal sebagai pribadi yang ceria, mandiri, dan aktif berinteraksi dengan keluarga serta tetangga. Sejak pensiun, ia mulai menghabiskan banyak waktu di rumah, tetapi tetap menjaga rutinitas seperti berkebun dan menghadiri kegiatan sosial di lingkungan sekitar. Ibu Siti memiliki hubungan sosial yang sehat, terlibat dalam kegiatan sosial dengan tetangga dan teman-temannya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ibu Siti yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Pribadi Sehat
SDKI:
Definisi: Kemampuan individu untuk menjaga dan mempertahankan identitas, tujuan hidup, dan nilai-nilai yang bermakna bagi dirinya.
SLKI:
Indikator:
1. Menerima diri apa adanya
2. Mempertahankan peran dan tanggung jawab
3. Mampu membuat keputusan sendiri
4. Memiliki tujuan hidup yang bermakna
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
1. Fasilitasi pencapaian tujuan hidup
2. Dukung keterlibatan dalam kegiatan sosial
3. Bina kemampuan pengambilan keputusan
Penjelasan:
Ibu Siti menunjukkan integritas pribadi yang sehat, ditandai dengan kepribadian yang ceria, mandiri, dan aktif berinteraksi di lingkungan sosialnya. Ia mampu menyesuaikan diri dengan perubahan situasi setelah pensiun dan tetap menjaga rutinitas serta keterlibatan dalam kegiatan sosial. Hal ini menggambarkan kemampuan Ibu Siti untuk menjaga dan mempertahankan identitas, tujuan hidup, serta nilai-nilai yang bermakna bagi dirinya. -
Article No. 6910 | 24 Nov 2024
Klinis : Ibu Siti (70 tahun) adalah seorang pensiunan guru yang tinggal bersama anak-anaknya setelah suaminya meninggal lima tahun lalu. Ibu Siti secara fisik, tidak ada riwayat penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi. Saat pemeriksaan, Bapak Tono mengatakan bahwa ia merasa sehat, tidak ada keluhan sakit kepala, sesak napas, atau kelelahan. Hasil tanda-tanda vital menunjukkan bahwa tekanan darahnya 120/80 mmHg (kategori normal), frekuensi nadi 72 kali/menit (reguler, kategori normal), frekuensi napas 16 kali/menit (kategori normal), suhu tubuh 36,7°C (kategori normal), dan saturasi oksigen 98% (kategori normal). Ibu Siti dikenal sebagai pribadi yang ceria, mandiri, dan aktif berinteraksi dengan keluarga serta tetangga. Sejak pensiun, ia mulai menghabiskan banyak waktu di rumah, tetapi tetap menjaga rutinitas seperti berkebun dan menghadiri kegiatan sosial di lingkungan sekitar. Ibu Siti memiliki hubungan sosial yang sehat, terlibat dalam kegiatan sosial dengan tetangga dan teman-temannya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, Luaran, dan Intervensi Keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ibu Siti:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Integritas Sosial Terganggu
Definisi: Gangguan dalam kemampuan untuk berpartisipasi dalam hubungan sosial yang memuaskan.
Tanda dan Gejala: Ibu Siti mulai menghabiskan banyak waktu di rumah sejak pensiun, meskipun tetap menjaga rutinitas seperti berkebun dan menghadiri kegiatan sosial di lingkungan sekitar.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Partisipasi Sosial Meningkat
Definisi: Tingkat keterlibatan individu dalam interaksi dan kegiatan sosial.
Kriteria Hasil:
a. Mengidentifikasi kegiatan sosial yang diminati
b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang diminati
c. Mengungkapkan perasaan positif terhadap kegiatan sosial
d. Melakukan interaksi sosial yang memuaskan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Peningkatan Partisipasi Sosial
Definisi: Memfasilitasi keterlibatan individu dalam interaksi dan kegiatan sosial yang bermakna.
Aktivitas:
a. Mengidentifikasi kegiatan sosial yang diminati oleh Ibu Siti
b. Mendorong Ibu Siti untuk terlibat dalam kegiatan sosial sesuai minatnya
c. Membantu Ibu Siti dalam merencanakan dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial
d. Mendukung Ibu Siti dalam mengungkapkan perasaan positif terhadap kegiatan sosial
e. Membantu Ibu Siti dalam menjalin interaksi sosial yang memuaskan dengan keluarga, teman, dan tetangga
f. Mengevaluasi kemajuan Ibu Siti dalam partisipasi sosial dan modifikasi intervensi jika diperlukan
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan "Integritas Sosial Terganggu" dipilih karena Ibu Siti mulai menghabiskan banyak waktu di rumah sejak pensiun, meskipun tetap menjaga rutinitas seperti berkebun dan menghadiri kegiatan sosial di lingkungan sekitar. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam kemampuan Ibu Siti untuk berpartisipasi dalam hubungan sosial yang memuaskan.
Luaran yang diharapkan adalah "Partisipasi Sosial Meningkat", dengan kriteria hasil yang mencakup kemampuan Ibu Siti untuk mengidentifikasi, berpartisipasi, mengungkapkan perasaan positif, dan melakukan interaksi sosial yang memuaskan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan adalah "Peningkatan Partisipasi Sosial", yang bertujuan untuk memfasilitasi keterlibatan Ibu Siti dalam interaksi dan kegiatan sosial yang bermakna. Aktivitas-aktivitas intervensi ini dirancang untuk mendukung Ibu Siti dalam mencapai luaran yang diharapkan.