Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6871 | 24 Nov 2024
Klinis : Seorang perawat berkunjung ke rumah keluarga yang baru mengalami musibah banjir. Istri tampak menangis mengatakan sangat sedih karena anaknya belum ketemu terbawa arus banjir. Suami sering diam tidak mengajak istrinya diskusi tentang konsis anaknya. Keluarga besar juga tidak ada yang dapat membantu. Apa diagnosis keperawatan yang muncul pada keluarga tersebut? Select one: a. Berduka b. Penurunan koping keluarga c. Ketidakmampuan koping keluarga d. Gangguan proses keluarga
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
a. Berduka
Penjelasan:
Keluarga mengalami kehilangan anak yang terbawa arus banjir, sehingga muncul reaksi berduka yang ditandai dengan ekspresi sedih dari istri dan ketidakberdayaan suami untuk membantu istrinya dalam kondisi ini. Berduka adalah respons normal terhadap kehilangan yang signifikan, baik berupa kehilangan orang, fungsi, atau hal yang dihargai.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keluarga mampu mengekspresikan perasaan berduka.
2. Keluarga mampu beradaptasi dengan kehilangan.
3. Keluarga mampu mengatasi reaksi berduka.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Fasilitasi keluarga untuk mengekspresikan perasaan berduka.
2. Berikan dukungan emosional kepada keluarga.
3. Berikan informasi tentang proses berduka dan cara-cara untuk mengatasi.
4. Libatkan keluarga besar atau komunitas untuk memberikan dukungan.
5. Kolaborasi dengan tenaga profesional lain (psikolog, konselor, atau rohaniawan) jika dibutuhkan.
Perawat berperan dalam memfasilitasi proses berduka keluarga, memberikan dukungan emosional, dan melibatkan sumber daya yang ada untuk membantu keluarga dalam mengatasi kehilangan. -
Article No. 6872 | 24 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 35 tahun tinggal di rumah bersama keluarga dengan kasus tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal, banyak diam, kontak mata kurang. Hasil anamnesis, klien mengatakan merasa kesepian dan tidak aman bergaul dengan orang lain. Klien tidak mampu berkonsentrasi ketika diajak bicara dan susah membuat keputusan. Apa masalah keperawatan pada kasus tersebut? Select one: a. Harga diri rendah b. Isolasi sosial c. Kecemasan d. Halusinasi pendengaran
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, masalah keperawatan yang sesuai pada kasus tersebut adalah:
a. Isolasi Sosial
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Partisipasi Sosial: Kemampuan klien untuk terlibat dalam aktivitas sosial yang bermakna.
2. Interaksi Sosial: Kemampuan klien untuk melakukan pertukaran informasi dan emosi dengan orang lain.
3. Kenyamanan Sosial: Perasaan klien tentang diterima oleh orang lain dan menjadi bagian dari kelompok sosial.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Dukungan Emosional: Memberikan rasa empati, perhatian, dan kepedulian kepada klien.
2. Peningkatan Hubungan Sosial: Membantu klien untuk membangun dan memelihara hubungan sosial yang positif.
3. Aktivitas Kelompok: Melibatkan klien dalam kegiatan kelompok untuk meningkatkan interaksi sosial.
4. Terapi Psikoedukasi: Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya hubungan sosial dan dampak isolasi sosial.
5. Konseling: Membantu klien dalam mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam berinteraksi sosial.
Penjelasan:
Isolasi sosial adalah kondisi di mana individu mengalami kekurangan atau keterbatasan dalam berinteraksi dan terlibat dalam kegiatan sosial. Dalam kasus ini, klien tampak sedih, datar, banyak diam, dan kurang kontak mata, serta mengatakan merasa kesepian dan tidak aman bergaul dengan orang lain. Hal ini menggambarkan adanya isolasi sosial yang dialami oleh klien.
Luaran yang diharapkan adalah peningkatan partisipasi sosial, interaksi sosial, dan kenyamanan sosial klien. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup dukungan emosional, peningkatan hubungan sosial, aktivitas kelompok, terapi psikoedukasi, dan konseling agar klien dapat membangun dan memelihara hubungan sosial yang positif. -
Article No. 6873 | 24 Nov 2024
Klinis : Sebuah keluarga dengan anak usia 3 tahun tinggal ibunya (22 thn) yang bekerja dengan berjualan di rumah. Saat perawat berkunjung, ibu tidak memperbolehkan perawat untuk bertemu anaknya. Ibu mengatakan stress karena anaknya nakal dan sering menangis meminta mainan, sedangkan mereka miskin dan ayahnya pergi tidak kembali sejak 2 tahun yang lalu. Ibu mengatakan kadang memang memukul anaknya biar menurut dan hal tersebut merupakan haknya dalam membesarkan anaknya. Rencana intervensi yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah adalah? Select one: a. Penyuluhan kesehatan b. Rujukan ke layanan kesehatan c. Melalukan psikoedukasi d. Konseling keluarga e. Melapor kepada yang berwajib
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Risiko Kekerasan Anak r/t stres pengasuhan yang tidak adekuat, kemiskinan, dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pengasuhan yang sehat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Anak terbebas dari risiko kekerasan
2. Ibu menunjukkan kemampuan pengasuhan yang efektif
3. Keluarga menunjukkan kemampuan berfungsi secara optimal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Psikoedukasi tentang pengasuhan anak yang sehat dan non-kekerasan
2. Konseling keluarga untuk mengatasi stres pengasuhan, meningkatkan komunikasi, dan menyelesaikan masalah
3. Kolaborasi dengan pekerja sosial untuk memberikan bantuan sosial dan ekonomi
4. Pemantauan perkembangan anak dan kemampuan pengasuhan ibu
5. Rujukan ke layanan kesehatan mental atau layanan sosial lainnya jika diperlukan
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Risiko Kekerasan Anak terkait dengan stres pengasuhan, kemiskinan, dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pengasuhan yang sehat. Hal ini ditunjukkan dengan ibu yang kadang memukul anaknya dan mengatakan itu haknya sebagai orang tua.
2. SLKI: Output yang diharapkan adalah anak terbebas dari risiko kekerasan, ibu menunjukkan kemampuan pengasuhan yang efektif, dan keluarga dapat berfungsi secara optimal. Hal ini untuk memastikan kesejahteraan anak dan mendukung keluarga.
3. SIKI: Intervensi yang diperlukan meliputi psikoedukasi tentang pengasuhan non-kekerasan, konseling keluarga untuk mengatasi stres dan meningkatkan komunikasi, kolaborasi dengan pekerja sosial untuk bantuan sosial dan ekonomi, pemantauan perkembangan anak dan kemampuan ibu, serta rujukan ke layanan kesehatan mental atau sosial jika diperlukan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan pengasuhan ibu, mengatasi masalah keluarga, dan memastikan kesejahteraan anak. -
Article No. 6874 | 24 Nov 2024
Klinis : Korban diketahui tiba di IGD RSUD SoE pada Jumat 5 April 2024 sekitar pukul 22.00 Wita. Kasus ini terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, di mana seorang bayi berusia dua bulan mengalami luka-luka setelah mengikuti tradisi "panggang." Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat setempat dengan tujuan memperkuat fisik bayi. Bayi tersebut diletakkan di atas daun kelapa dan didekatkan ke api selama beberapa waktu. Ibu bayi, Anisa, menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk menjalani tradisi adat yang dipercaya mampu meningkatkan kesehatan anaknya. Namun, setelah mengikuti ritual, bayi tersebut mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya. Pihak keluarga langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa bayi tersebut ke puskesmas terdekat. Dia menjelaskan FIE adalah anak kedua. "Dulu anak pertama tidak dipanggang karena lahir di Kupang. Waktu itu tidak ada luka-luka. Baru sekarang saja ada luka-luka di anak kedua," katanya. carikan diagnosa terkait budaya atau kategori perilaku
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Diagnosis Keperawatan: Risiko Cedera Tubuh Berhubungan dengan Tradisi Budaya
Definisi: Rentan terhadap kerusakan fisik yang dapat menimbulkan gangguan fungsi tubuh, yang disebabkan oleh praktik budaya yang berbahaya.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pemulihan Cedera Fisik: Tingkat yang diharapkan dari proses penyembuhan tubuh setelah cedera fisik.
b. Integritas Kulit: Tingkat integritas dan fungsi normal lapisan kulit.
c. Pengetahuan: Tingkat pemahaman pasien dan keluarga tentang praktik budaya yang aman dan risiko cedera.
d. Perilaku Sesuai Budaya: Tingkat perilaku yang sesuai dengan nilai dan praktik budaya yang aman.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Lingkungan: Mengidentifikasi dan menghilangkan faktor risiko dalam lingkungan yang dapat menyebabkan cedera.
b. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang praktik budaya yang aman, risiko cedera, dan perawatan luka.
c. Terapi Spiritual: Membantu pasien dan keluarga untuk menemukan makna dan dukungan spiritual dalam menghadapi situasi ini.
d. Dukungan Emosional: Memberikan empati, validasi, dan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga.
e. Kolaborasi Interprofesional: Bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli budaya, dll.) untuk memberikan perawatan komprehensif.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko Cedera Tubuh Berhubungan dengan Tradisi Budaya" dipilih karena kasus ini melibatkan praktik budaya lokal yang dapat menyebabkan cedera pada bayi. Luaran/Output yang diharapkan fokus pada pemulihan cedera fisik, integritas kulit, peningkatan pengetahuan, dan perubahan perilaku sesuai budaya yang aman. Intervensi keperawatan mencakup manajemen lingkungan, edukasi kesehatan, terapi spiritual, dukungan emosional, dan kolaborasi interprofesional untuk mengatasi masalah keperawatan dan mencapai tujuan perawatan yang optimal. -
Article No. 6875 | 24 Nov 2024
Klinis : Korban diketahui tiba di IGD RSUD SoE pada Jumat 5 April 2024 sekitar pukul 22.00 Wita. Kasus ini terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, di mana seorang bayi berusia dua bulan mengalami luka-luka setelah mengikuti tradisi "panggang." Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat setempat dengan tujuan memperkuat fisik bayi. Bayi tersebut diletakkan di atas daun kelapa dan didekatkan ke api selama beberapa waktu. Ibu bayi, Anisa, menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk menjalani tradisi adat yang dipercaya mampu meningkatkan kesehatan anaknya. Namun, setelah mengikuti ritual, bayi tersebut mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya. Pihak keluarga langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa bayi tersebut ke puskesmas terdekat. Dia menjelaskan FIE adalah anak kedua. "Dulu anak pertama tidak dipanggang karena lahir di Kupang. Waktu itu tidak ada luka-luka. Baru sekarang saja ada luka-luka di anak kedua," katanya. carikan diagnosa terkait budaya atau kategori perilaku
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) terkait dengan kasus bayi yang mengalami luka bakar akibat tradisi "panggang" di Timor Tengah Selatan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera terkait Praktik Budaya
Penjelasan: Bayi mengalami luka bakar akibat tradisi "panggang" yang dilakukan oleh masyarakat setempat dengan tujuan memperkuat fisik bayi. Praktik budaya ini mengandung risiko cedera bagi bayi.
2. Defisit Perawatan Kesehatan Keluarga
Penjelasan: Ibu bayi menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk menjalani tradisi adat yang dipercaya mampu meningkatkan kesehatan anaknya. Namun, praktik ini justru menyebabkan luka bakar pada bayi. Hal ini menunjukkan adanya defisit dalam perawatan kesehatan keluarga.
3. Kurang Pengetahuan terkait Perawatan Bayi
Penjelasan: Ibu bayi menjelaskan bahwa anak pertama tidak dipanggang karena lahir di Kupang, dan tidak ada luka-luka. Hal ini mengindikasikan kurangnya pengetahuan mengenai perawatan bayi yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan keselamatan.
Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), tujuan yang dapat ditetapkan antara lain:
1. Bayi terhindar dari cedera
2. Keluarga mampu merawat bayi dengan aman dan tepat
3. Keluarga memperoleh pengetahuan yang tepat mengenai perawatan bayi
Sementara itu, berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Edukasi mengenai praktik budaya yang aman dan sesuai dengan kesehatan bayi
2. Bimbingan dan konseling bagi keluarga dalam merawat bayi dengan tepat
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk penanganan luka bakar pada bayi
Sebagai perawat, saya berharap agar kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat setempat untuk mempertimbangkan kembali praktik budaya yang berisiko bagi kesehatan dan keselamatan bayi. Dibutuhkan kolaborasi yang erat antara tenaga kesehatan dan masyarakat untuk mencari solusi yang tepat dan budaya yang sesuai dengan prinsip keselamatan. -
Article No. 6876 | 24 Nov 2024
Klinis : Korban diketahui tiba di IGD RSUD SoE pada Jumat 5 April 2024 sekitar pukul 22.00 Wita. Kasus ini terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, di mana seorang bayi berusia dua bulan mengalami luka-luka setelah mengikuti tradisi "panggang." Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat setempat dengan tujuan memperkuat fisik bayi. Bayi tersebut diletakkan di atas daun kelapa dan didekatkan ke api selama beberapa waktu. Ibu bayi, Anisa, menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk menjalani tradisi adat yang dipercaya mampu meningkatkan kesehatan anaknya. Namun, setelah mengikuti ritual, bayi tersebut mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya. Pihak keluarga langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa bayi tersebut ke puskesmas terdekat. Dia menjelaskan FIE adalah anak kedua. "Dulu anak pertama tidak dipanggang karena lahir di Kupang. Waktu itu tidak ada luka-luka. Baru sekarang saja ada luka-luka di anak kedua," katanya. carikan diagnosa terkait budaya atau kategori perilaku serta kode sdkinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait kasus bayi yang mengalami luka bakar akibat tradisi "panggang" di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur.
Diagnosa Keperawatan:
1. Resiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Tradisi Budaya
Kode SDKI: (00047) Resiko Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan singkat:
Bayi yang mengalami tradisi "panggang" berisiko mengalami kerusakan integritas kulit akibat terpaparan panas api secara langsung. Tradisi ini, yang dipercaya dapat meningkatkan kesehatan bayi, ternyata dapat menyebabkan luka bakar pada bayi. Perawat perlu mengidentifikasi dan mengelola risiko ini, serta memberikan edukasi kepada keluarga mengenai dampak negatif tradisi tersebut.
2. Ketidaksesuaian Praktik Budaya berhubungan dengan Keyakinan Budaya
Kode SDKI: (00231) Ketidaksesuaian Praktik Budaya
Penjelasan singkat:
Dalam kasus ini, terdapat perbedaan antara praktik budaya tradisi "panggang" yang dilakukan oleh keluarga dan praktik kesehatan yang seharusnya dilakukan. Perawat perlu memahami latar belakang budaya keluarga, menghargai kepercayaan mereka, namun juga memberikan edukasi mengenai risiko kesehatan yang dapat terjadi. Kolaborasi antara perawat dan keluarga diperlukan untuk mencapai praktik kesehatan yang sesuai.
Kode SIKI:
I0165 Praktik Budaya
I0167 Keyakinan Budaya
Kode SLKI:
L0082 Adaptasi Budaya
Sebagai perawat, saya akan berusaha memahami latar belakang budaya keluarga, menghargai kepercayaan mereka, namun juga memberikan edukasi yang sesuai mengenai risiko kesehatan. Tujuannya adalah untuk mencapai praktik kesehatan yang aman dan sesuai dengan kebutuhan bayi. -
Article No. 6877 | 24 Nov 2024
Klinis : Korban diketahui tiba di IGD RSUD SoE pada Jumat 5 April 2024 sekitar pukul 22.00 Wita. Kasus ini terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, di mana seorang bayi berusia dua bulan mengalami luka-luka setelah mengikuti tradisi "panggang." Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat setempat dengan tujuan memperkuat fisik bayi. Bayi tersebut diletakkan di atas daun kelapa dan didekatkan ke api selama beberapa waktu. Ibu bayi, Anisa, menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk menjalani tradisi adat yang dipercaya mampu meningkatkan kesehatan anaknya. Namun, setelah mengikuti ritual, bayi tersebut mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya. Pihak keluarga langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa bayi tersebut ke puskesmas terdekat. Dia menjelaskan FIE adalah anak kedua. "Dulu anak pertama tidak dipanggang karena lahir di Kupang. Waktu itu tidak ada luka-luka. Baru sekarang saja ada luka-luka di anak kedua," katanya. carikan diagnosa terkait budaya atau kategori perilaku serta kode sdkinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan kondisi kasus yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko cedera terkait praktik budaya tradisional "panggang"
- Kode SDKI: Risiko Cedera (00035)
- Definisi: Kerentanan terhadap cidera fisik yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh.
- Faktor risiko: Praktik budaya tradisional "panggang" yang dapat menyebabkan luka bakar pada bayi.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan, kebutuhan, dan potensi klien yang menjadi fokus asuhan keperawatan.
- Diagnosa Risiko Cedera (00035) mengacu pada kerentanan individu terhadap cidera fisik yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Luaran yang diharapkan untuk diagnosa Risiko Cedera (00035) mencakup peningkatan pengetahuan tentang pencegahan cedera, kemampuan menghindari bahaya, dan pemantauan tanda-tanda awal komplikasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk diagnosa Risiko Cedera (00035) meliputi edukasi tentang praktik budaya tradisional yang aman, pengawasan ketat selama praktik, dan perawatan luka bakar yang komprehensif.
Dalam kasus ini, perawat perlu mengidentifikasi risiko cedera terkait praktik budaya tradisional "panggang" dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mencegah komplikasi dan mempromosikan kesehatan bayi. -
Article No. 6878 | 24 Nov 2024
Klinis : Korban diketahui tiba di IGD RSUD SoE pada Jumat 5 April 2024 sekitar pukul 22.00 Wita. Kasus ini terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, di mana seorang bayi berusia dua bulan mengalami luka-luka setelah mengikuti tradisi "panggang." Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat setempat dengan tujuan memperkuat fisik bayi. Bayi tersebut diletakkan di atas daun kelapa dan didekatkan ke api selama beberapa waktu. Ibu bayi, Anisa, menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk menjalani tradisi adat yang dipercaya mampu meningkatkan kesehatan anaknya. Namun, setelah mengikuti ritual, bayi tersebut mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya. Pihak keluarga langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa bayi tersebut ke puskesmas terdekat. Dia menjelaskan FIE adalah anak kedua. "Dulu anak pertama tidak dipanggang karena lahir di Kupang. Waktu itu tidak ada luka-luka. Baru sekarang saja ada luka-luka di anak kedua," katanya. carikan diagnosa terkait budaya atau kategori perilaku serta kode sdkinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Akut berhubungan dengan Praktik Tradisional Budaya
- Penjelasan: Bayi mengalami luka bakar setelah mengikuti tradisi "panggang" yang dilakukan oleh masyarakat setempat dengan tujuan memperkuat fisik bayi. Hal ini menimbulkan risiko cedera akut yang dapat menyebabkan komplikasi dan mempengaruhi kondisi kesehatan bayi.
SDKI:
Kode: 00035
Definisi: Kerentanan untuk mengalami cedera fisik yang dapat membahayakan kesehatan, yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga.
SLKI:
Kode: 10001
Hasil yang Diharapkan: Tidak terjadi cedera pada bayi.
SIKI:
Kode: 7310
Intervensi: Edukasi Keselamatan Budaya
- Memberikan informasi dan pemahaman kepada keluarga tentang risiko dan dampak negatif dari tradisi "panggang" terhadap kesehatan bayi.
- Membantu keluarga untuk mencari alternatif tradisi yang lebih aman dan sesuai dengan kondisi bayi.
- Kolaborasi dengan pemuka adat atau tokoh masyarakat untuk mengkomunikasikan pentingnya menjaga keselamatan bayi dalam menjalankan tradisi budaya.
Dengan pendekatan yang sensitif budaya, diharapkan keluarga dapat memahami risiko dan mempertimbangkan alternatif tradisi yang lebih aman bagi kesehatan bayi. Perawat berperan penting dalam mengkomunikasikan informasi kesehatan dan memfasilitasi dialog yang konstruktif dengan keluarga serta pemuka adat setempat. -
Article No. 6879 | 24 Nov 2024
Klinis : Korban diketahui tiba di IGD RSUD SoE pada Jumat 5 April 2024 sekitar pukul 22.00 Wita. Kasus ini terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, di mana seorang bayi berusia dua bulan mengalami luka-luka setelah mengikuti tradisi "panggang." Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat setempat dengan tujuan memperkuat fisik bayi. Bayi tersebut diletakkan di atas daun kelapa dan didekatkan ke api selama beberapa waktu. Ibu bayi, Anisa, menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk menjalani tradisi adat yang dipercaya mampu meningkatkan kesehatan anaknya. Namun, setelah mengikuti ritual, bayi tersebut mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya. Pihak keluarga langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa bayi tersebut ke puskesmas terdekat. Dia menjelaskan FIE adalah anak kedua. "Dulu anak pertama tidak dipanggang karena lahir di Kupang. Waktu itu tidak ada luka-luka. Baru sekarang saja ada luka-luka di anak kedua," katanya. carikan diagnosa terkait kategori perilaku serta kode sdkinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat professional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi bayi yang mengalami luka bakar akibat tradisi "panggang" di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Terkait Tradisi Budaya
Kode SDKI: 00035
Definisi: Risiko mengalami kerusakan fisik yang disebabkan oleh paparan terhadap sumber eksternal.
Penjelasan: Bayi mengalami risiko cedera akibat terlibat dalam tradisi "panggang" yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Tradisi ini melibatkan paparan bayi terhadap api yang dapat menyebabkan luka bakar.
2. Gangguan Integritas Kulit
Kode SDKI: 00046
Definisi: Kerusakan pada epidermis, dermis, atau jaringan di bawahnya.
Penjelasan: Bayi mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuh akibat terlibat dalam tradisi "panggang", sehingga terjadi gangguan integritas kulit.
3. Risiko Infeksi
Kode SDKI: 00004
Definisi: Risiko terpapar oleh agen patogen.
Penjelasan: Dengan adanya luka bakar pada bayi, terdapat risiko infeksi yang perlu diperhatikan dan diantisipasi.
Standar Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Tujuan perawatan adalah mencegah komplikasi dan mempromosikan penyembuhan luka bakar.
2. Kontrol Infeksi: Tujuan perawatan adalah mempertahankan lingkungan yang bebas dari infeksi.
3. Adaptasi Budaya: Tujuan perawatan adalah membantu klien dan keluarga beradaptasi dengan tradisi budaya yang aman.
Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Luka: Intervensi untuk mempertahankan integritas kulit dan mempromosikan penyembuhan luka bakar.
2. Pencegahan Infeksi: Intervensi untuk mencegah infeksi pada luka bakar.
3. Fasilitasi Adaptasi: Intervensi untuk membantu klien dan keluarga beradaptasi dengan tradisi budaya yang aman.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan berorientasi pada keselamatan bayi. Pemahaman terhadap tradisi budaya masyarakat setempat juga penting untuk memfasilitasi adaptasi yang aman dan mendukung proses penyembuhan. -
Article No. 6880 | 24 Nov 2024
Klinis : Korban diketahui tiba di IGD RSUD SoE pada Jumat 5 April 2024 sekitar pukul 22.00 Wita. Kasus ini terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, di mana seorang bayi berusia dua bulan mengalami luka-luka setelah mengikuti tradisi "panggang." Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat setempat dengan tujuan memperkuat fisik bayi. Bayi tersebut diletakkan di atas daun kelapa dan didekatkan ke api selama beberapa waktu. Ibu bayi, Anisa, menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk menjalani tradisi adat yang dipercaya mampu meningkatkan kesehatan anaknya. Namun, setelah mengikuti ritual, bayi tersebut mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya. Pihak keluarga langsung memberikan pertolongan pertama dan membawa bayi tersebut ke puskesmas terdekat. Dia menjelaskan FIE adalah anak kedua. "Dulu anak pertama tidak dipanggang karena lahir di Kupang. Waktu itu tidak ada luka-luka. Baru sekarang saja ada luka-luka di anak kedua," katanya. carikan diagnosa terkait kategori pada sdki perilaku serta kode sdkinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya adalah perawat yang akan membantu Anda dalam mengidentifikasi diagnosa keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, kasus ini menunjukkan adanya luka bakar pada bayi dua bulan akibat ritual tradisional "panggang" yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Dari perspektif SDKI, diagnosis keperawatan yang relevan adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Cedera Akibat Aktivitas Tradisional
Kode SDKI: 00035
Penjelasan: Bayi mengalami luka bakar akibat ritual tradisional "panggang" yang dilakukan oleh keluarga dengan tujuan meningkatkan kesehatan. Hal ini menunjukkan adanya risiko cedera yang terkait dengan aktivitas tradisional.
2. Diagnosa Keperawatan: Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan
Kode SDKI: 00176
Penjelasan: Ibu bayi memiliki niat untuk menjalani tradisi adat dengan tujuan meningkatkan kesehatan anaknya. Namun, tradisi tersebut menimbulkan cedera. Ini menunjukkan adanya kesiapan untuk meningkatkan pengetahuan tentang praktik tradisional yang aman dan sesuai dengan standar kesehatan.
Selain itu, berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Aktivitas Tradisional (Kode SIKI: 6330)
Intervensi ini bertujuan untuk membantu klien dan keluarga dalam mengelola aktivitas tradisional yang aman dan sesuai dengan standar kesehatan.
2. Edukasi Kesehatan (Kode SIKI: 6650)
Intervensi ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang praktik tradisional yang aman dan dampaknya terhadap kesehatan, serta alternatif praktik yang lebih sesuai.
3. Dukungan Keluarga (Kode SIKI: 7110)
Intervensi ini bertujuan untuk melibatkan keluarga dalam proses perawatan dan pemulihan bayi, serta memberikan dukungan emosional dan informasi yang relevan.
Demikian diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat saya sampaikan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya.