Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7024 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan mikrobiologis spesimen paru-paru
Pada kasus ini, pasien laki-laki berusia 45 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, disertai demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas, dan pemeriksaan rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Berdasarkan gejala klinis dan temuan pemeriksaan penunjang, diagnosis awal yang dapat ditegakkan adalah tuberkulosis paru.
Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk mengkodekan tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Sementara itu, kode ICD-9-CM 87.44 mengacu pada pemeriksaan mikrobiologis spesimen paru-paru, yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis melalui pemeriksaan sputum.
Pemeriksaan mikrobiologis spesimen paru-paru merupakan salah satu prosedur diagnostik penting dalam menentukan etiologi tuberkulosis paru. Prosedur ini dapat dilakukan untuk mengidentifikasi Mycobacterium tuberculosis melalui pemeriksaan mikroskopis, biakan, atau tes molekuler pada sampel sputum pasien. -
Article No. 7025 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, saya memberikan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membesihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
Penyebab: Sekresi berlebihan, hipersekresi, dan penurunan kemampuan batuk.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan/diperlukan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Penyebab: Kelemahan umum, sesak napas, dan penurunan energi.
3. Kekurangan Volume Cairan
Definisi: Kehilangan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraseluler.
Penyebab: Peningkatan kebutuhan cairan, penurunan asupan cairan, dan kehilangan cairan abnormal.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Pasien dapat membersihkan jalan napas secara efektif.
- Frekuensi dan kemampuan batuk meningkat.
- Suara napas dan pernapasan menjadi normal.
2. Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa sesak napas atau kelelahan.
- Pasien dapat mempertahankan status fungsional.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam program rehabilitasi.
3. Status Hidrasi
- Pasien tidak mengalami tanda-tanda dehidrasi.
- Intake dan output cairan seimbang.
- Turgor kulit dan membran mukosa normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan fisioterapi dada.
- Atur posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ventilasi.
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai resep.
2. Manajemen Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas.
- Berikan aktivitas sesuai toleransi pasien dan program rehabilitasi.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan.
3. Manajemen Cairan
- Pantau asupan dan output cairan.
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan.
- Ajarkan pasien untuk meningkatkan asupan oral.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk evaluasi kebutuhan cairan.
Penjelasan rinci di atas didasarkan pada kondisi pasien dengan dugaan tuberkulosis paru. Diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk membantu mengatasi masalah pernapasan, intoleransi aktivitas, dan kekurangan volume cairan yang dialami pasien. Asuhan keperawatan yang komprehensif diharapkan dapat mendukung proses pemulihan pasien. -
Article No. 7026 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien dirujuk dengan keluhan lemah separuh badan kanan disertai bicara pelog yang dialami sejak 6 hari yang lalu secara tiba-tiba saat pasien lagi duduk-duduk tekanan darah saat serangan tidak diketahui nyeri kepala ada hilang timbul mual muntah tidak ada gangguan menelan tidak ada pusing ada tidak berputar demam tidak ada pasien saat ini cenderung mengantuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu lemah separuh badan kanan, bicara pelog, nyeri kepala, mual muntah, dan cenderung mengantuk, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan gangguan sistem saraf pusat yang ditandai dengan kelemahan atau paralisis anggota gerak.
Diagnosa ini sesuai karena pasien mengalami kelemahan separuh badan kanan, yang merupakan salah satu tanda dari gangguan sistem saraf pusat.
2. Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan gangguan sistem saraf pusat yang ditandai dengan bicara pelog.
Diagnosa ini sesuai karena pasien mengalami bicara pelog, yang merupakan salah satu tanda dari gangguan sistem saraf pusat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien dapat melakukan mobilisasi secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
2. Pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat dipahami.
3. Pasien dapat beraktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
4. Pasien dapat beradaptasi terhadap perubahan kondisi kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Observasi:
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor perubahan fungsi motorik
- Monitor perubahan fungsi komunikasi verbal
2. Terapeutik:
- Berikan perawatan yang mendukung pemulihan fungsi motorik, seperti latihan gerak pasif dan aktif
- Berikan terapi wicara untuk membantu pasien dalam komunikasi verbal
- Berikan terapi relaksasi untuk mengatasi nyeri kepala, mual, dan muntah
3. Edukasi:
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatan, proses pemulihan, dan manajemen gejala
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pentingnya kepatuhan terhadap terapi dan pengobatan
4. Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan tim medis lainnya, seperti dokter, fisioterapis, dan terapis wicara, untuk memberikan perawatan yang komprehensif
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang telah dipaparkan di atas menggambarkan kondisi pasien yang mengalami gangguan pada sistem saraf pusat, yang menyebabkan kelemahan separuh badan kanan dan gangguan komunikasi verbal. Diagnosa ini dipilih berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh pasien, seperti kelemahan separuh badan kanan, bicara pelog, nyeri kepala, mual, muntah, dan kecenderungan mengantuk.
Luaran/output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup aspek mobilitas, komunikasi, aktivitas, dan adaptasi terhadap perubahan kondisi kesehatan. Tujuan utamanya adalah agar pasien dapat beraktivitas secara mandiri atau dengan bantuan minimal, dapat berkomunikasi dengan baik, tidak mengalami kelelahan yang berlebihan, serta dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi kesehatannya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) meliputi observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi. Observasi diperlukan untuk memantau tanda-tanda vital, perubahan fungsi motorik, dan perubahan fungsi komunikasi verbal. Terapeutik mencakup perawatan yang mendukung pemulihan fungsi motorik, terapi wicara, dan terapi relaksasi untuk mengatasi gejala-gejala yang dialami pasien. Edukasi bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatan, proses pemulihan, dan manajemen gejala. Kolaborasi dengan tim medis lainnya diperlukan untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terintegrasi.
Dengan penerapan Asuhan Keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan dan dapat kembali beraktivitas secara optimal. -
Article No. 7027 | 25 Nov 2024
Klinis : Klien datang ke Igd tanggal 17/11/2024, dengan keluhan nyeri pada payudara kiri dan tidak bisa menahan nyeri sampai klien pingsan di rumah selama 10 menit. Klien mengatakan sejak satu minggu lalu terdapat benjolan pada payudara kiri, mengeras dan bila di sentuh terasa nyeri, kemerahan di sekitar putting susu, tidak ada demam dan tidak ada keluaran cairan putih. Klien sudah pernah berobat di poli dan di beri salep, tetapi tidak ada perubahan. Di Igd dilakukan pemasang infus RL, 20 tetes permenit. Klien mengatakan nyeri pada payudara seperti tertusuk, skala nyeri 6, payudara kiri bengkak, kemerahan dan nyeri bila di tekan. Klien mengatakan merasa cemas dengan sakitnya dan takut bila dilakukan tindakan operasi. Tidur malam klien terganggu bila nyeri muncul dan butuh waktu lama untuk kembali tidur lagi. TTV:TD:110/80 mmHg, S: 36 ℃, RR; 20 x/m, HR: 82 x/m, spO2 98 %
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis pada payudara kiri.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu (IASP, 1994).
- Etiologi: Proses patologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Nyeri: Kemampuan individu untuk melaporkan pengurangan rasa sakit yang dirasakan.
- Kenyamanan Fisik: Keadaan perasaan sejahtera dan bebas dari ketidaknyamanan fisik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor penyebab, memfasilitasi strategi penanggulangan, dan memantau keefektifannya.
- Manajemen Demam: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
2. Kecemasan berhubungan dengan krisis kesehatan.
Penjelasan singkat:
SDKI:
- Kecemasan: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
- Etiologi: Krisis kesehatan.
SLKI:
- Kontrol Kecemasan: Kemampuan individu untuk mengendalikan perasaan tidak nyaman atau khawatir.
- Tingkat Kecemasan: Intensitas perasaan tidak nyaman atau khawatir yang dirasakan individu.
SIKI:
- Manajemen Kecemasan: Tindakan untuk mengendalikan rasa takut, cemas, atau khawatir yang dialami individu.
- Terapi Relaksasi: Tindakan untuk memfasilitasi keadaan santai dan tenang.
Berdasarkan kondisi klien, prioritas utama adalah mengatasi nyeri akut pada payudara kiri yang dapat memicu kecemasan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan termasuk manajemen nyeri, pemberian analgesik, kompres hangat, dan edukasi untuk mengatasi kecemasan. -
Article No. 7028 | 25 Nov 2024
Klinis : seorang pasien perempuan berusia 46 tahun dengan mengeluhkan sesak nafas, diberi minum muntah dan batuk serta ditambah dengan nyeri pada ulu hatinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan, nyeri pada dada, dan kelelahan.
2. Mual
- Definisi: Sensasi tidak nyaman yang mendorong untuk muntah, tetapi belum tentu diikuti dengan pengeluaran isi lambung.
- Penyebab: Stimulasi pusat muntah di otak, iritasi lambung, efek samping obat, dan nyeri.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
- Penyebab: Proses penyakit, cedera, atau prosedur medis.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Memberikan panduan dan standar dalam menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan penilaian klinis perawat.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Memberikan panduan dan standar dalam menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Memberikan panduan dan standar dalam menetapkan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Ketiga standar ini merupakan acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandarisasi di Indonesia. -
Article No. 7029 | 25 Nov 2024
Klinis : seorang pasien perempuan berusia 46 tahun dengan mengeluhkan sesak nafas, diberi minum muntah dan batuk serta ditambah dengan nyeri pada ulu hatinya pasien juga mengatakan kepalanya terasa cekut cekut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Penjelasan: Pasien mengeluhkan sesak napas, indikasi adanya gangguan pada jalan napas yang tidak efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi medis seperti infeksi pernapasan, asma, atau penyakit paru lainnya.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Penjelasan: Pasien mengalami mual dan muntah yang dapat mengganggu asupan nutrisi yang adekuat. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan risiko malnutrisi.
3. Nyeri akut
Penjelasan: Pasien mengalami nyeri pada ulu hati, yang dapat disebabkan oleh kondisi medis seperti gastritis, ulkus peptikum, atau penyakit lainnya.
4. Gangguan persepsi sensori: nyeri kepala
Penjelasan: Pasien mengeluhkan rasa cekut-cekut di kepalanya, yang merupakan indikasi adanya gangguan persepsi sensorik berupa nyeri kepala.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan panduan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas.
Sebagai perawat, saya akan berpedoman pada standar-standar tersebut dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Tujuannya adalah untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan individunya. -
Article No. 7030 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien dirujuk dengan keluhan lemah separuh badan kanan yang dialami sejak 6 hari yang lalu secara tiba-tiba saat pasien lagi duduk-duduk tekanan darah saat serangan tidak diketahui nyeri kepala ada hilang timbul mual muntah tidak ada gangguan menelan tidak ada pusing ada tidak berputar demam tidak ada pasien saat ini cenderung mengantuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu kelemahan separuh badan kanan yang terjadi secara tiba-tiba, mual muntah, nyeri kepala, dan kecenderungan mengantuk, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Gangguan Neurovaskular Sekunder Akibat Stroke.
Rasionalnya, pasien mengalami kelemahan separuh badan kanan yang terjadi secara tiba-tiba, merupakan gejala khas yang timbul pada pasien dengan stroke.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik Membaik
a. Pasien dapat melakukan pergerakan anggota gerak dengan bantuan minimal.
b. Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri dengan bantuan minimal.
c. Pasien dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan bantuan minimal.
2. Fungsi Sensorik dan Motorik Membaik
a. Pasien dapat merasakan dan merespon stimulus sensorik dengan baik.
b. Pasien dapat menggerakkan anggota gerak sesuai fungsinya.
3. Keseimbangan Terjaga
a. Pasien dapat mempertahankan postur tubuh dalam beraktivitas.
b. Pasien dapat berpindah tempat dengan aman.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
a. Latihan pergerakan anggota gerak pasif dan aktif-asistif.
b. Latihan aktivitas perawatan diri (makan, mandi, berpakaian) dengan bantuan minimal.
c. Latihan berpindah tempat (dari tempat tidur ke kursi roda, dari kursi roda ke toilet) dengan bantuan minimal.
2. Stimulasi Sensorik dan Motorik
a. Pemeriksaan fungsi sensorik dan motorik secara berkala.
b. Latihan peningkatan fungsi sensorik (sentuhan, rasa, penglihatan) dan motorik (pergerakan anggota gerak).
3. Manajemen Keseimbangan
a. Latihan menjaga postur tubuh saat beraktivitas.
b. Latihan berpindah tempat dengan pengawasan dan bantuan alat bantu gerak.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Gangguan Neurovaskular Sekunder Akibat Stroke" dipilih karena pasien mengalami kelemahan separuh badan kanan yang terjadi secara tiba-tiba, merupakan gejala khas stroke. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan pada sistem saraf dan pembuluh darah yang menyebabkan penurunan kemampuan mobilitas fisik.
Luaran yang diharapkan adalah peningkatan mobilitas fisik, fungsi sensorik dan motorik, serta keseimbangan. Hal ini bertujuan agar pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal, merasakan dan merespon stimulus sensorik dengan baik, serta dapat berpindah tempat dengan aman.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen aktivitas, stimulasi sensorik dan motorik, serta manajemen keseimbangan. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pergerakan anggota gerak, aktivitas perawatan diri, dan berpindah tempat, serta melatih fungsi sensorik dan motorik, serta keseimbangan pasien. Dengan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 7031 | 25 Nov 2024
Klinis : seorang perempuan berusia 48 tahun datang dengan mengeluhkan sesak nafas, batuk, saat diberi minum muntah, ulu hati terasa nyeri, kepala terasa nyeri,pasien dengan suhu 37,8, tekanan darah 127/79
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas secara spontan atau untuk mempertahankan pola napas yang efektif.
- Batasan Karakteristik: Sesak napas, dispnea, pernapasan dangkal, penggunaan otot bantu pernapasan.
- Luaran Keperawatan: Pola napas efektif, Pengendalian batuk.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen jalan napas, Terapi oksigen, Manajemen nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan.
- Batasan Karakteristik: Lemah, letih, mual, muntah.
- Luaran Keperawatan: Toleransi aktivitas meningkat, Energi terpelihara.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen aktivitas, Manajemen energi, Manajemen mual.
3. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Batasan Karakteristik: Laporan nyeri, Perubahan tanda-tanda vital, Ekspresi wajah menunjukkan nyeri.
- Luaran Keperawatan: Kontrol nyeri, Peningkatan kenyamanan.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, Relaksasi, Terapi komplementer.
Penjelasan singkat:
- SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memandu perawat dalam melakukan praktik keperawatan yang komprehensif dan berkualitas.
- SDKI berisi definisi dan karakteristik dari berbagai diagnosa keperawatan yang dapat digunakan oleh perawat.
- SLKI berisi luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
- SIKI berisi intervensi-intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 7032 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien dirujuk dengan keluhan lemah separuh badan kanan yang dialami sejak 6 hari yang lalu secara tiba-tiba saat pasien lagi duduk-duduk tekanan darah saat serangan tidak diketahui nyeri kepala ada hilang timbul, pusing ada tidak berputar pasien saat ini cenderung mengantuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Baik, saya akan membantu Anda dengan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu lemah separuh badan kanan, pusing yang hilang timbul, nyeri kepala, dan kecenderungan mengantuk, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan neuromuskular yang ditandai dengan adanya keluhan kelemahan separuh badan kanan.
b. Gangguan Persepsi Sensori berhubungan dengan disfungsi serebral yang ditandai dengan adanya keluhan pusing dan nyeri kepala.
c. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan neuromuskular yang ditandai dengan adanya kecenderungan mengantuk.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Gangguan Mobilitas Fisik:
- Pasien dapat melakukan pergerakan anggota tubuh secara mandiri.
- Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- Pasien dapat mempertahankan keseimbangan saat melakukan aktivitas.
b. Gangguan Persepsi Sensori:
- Pasien dapat mengenali dan merespon stimulus sensorik dengan tepat.
- Pasien dapat mempertahankan orientasi waktu, tempat, dan orang.
- Pasien dapat mendeskripsikan sensasi yang dialami dengan akurat.
c. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Pasien dapat mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal selama beraktivitas.
- Pasien dapat melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Gangguan Mobilitas Fisik:
- Lakukan pengkajian fungsi motorik dan sensorik secara komprehensif.
- Berikan latihan rentang gerak dan latihan untuk memperkuat otot-otot anggota gerak.
- Ajarkan pasien teknik pergerakan yang aman dan mandiri.
- Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk penanganan lebih lanjut.
b. Gangguan Persepsi Sensori:
- Lakukan pengkajian fungsi kognitif dan persepsi sensori secara komprehensif.
- Berikan stimulasi sensorik yang sesuai untuk memperbaiki persepsi.
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen nyeri kepada pasien.
- Kolaborasi dengan ahli neurologi untuk penanganan lebih lanjut.
c. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien secara komprehensif.
- Berikan latihan aktivitas secara bertahap sesuai kemampuan pasien.
- Ajarkan teknik manajemen energi dan pengaturan aktivitas.
- Monitor tanda-tanda vital pasien selama aktivitas.
Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya.
Wassalamualaikum. -
Article No. 7033 | 25 Nov 2024
Klinis : seorang perempuan berusia 48 tahun datang dengan mengeluhkan sesak nafas yang tak kunjung berkurang yang disertai batuk, saat diberi minum muntah, ulu hati terasa nyeri, kepala terasa nyeri,pasien dengan suhu 37,8, tekanan darah 127/79
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- Faktor yang Berhubungan: Hipersekresi mukus, adanya obstruksi saluran napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat dibandingkan dengan kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Anoreksia, mual, muntah.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit gastrointestinal, sakit kepala.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien yang menjadi fokus intervensi keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi yang berperan dalam pengembangan dan standardisasi praktik keperawatan di Indonesia, termasuk dalam penyusunan SDKI, SLKI, dan SIKI.