Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6989 | 25 Nov 2024
Klinis : Nn A umur 20 tahun datang ke poli kebidanan Bersama ibu nya untuk memeriksakan kondisi nya. Nn A mengeluh tidak menstruasi sejak 2 bulan yang lalu., pada saat ke rumah sakit Nn. A diantar oleh ibu nya. Nn. A sangat lesu dan tidak bersemangat. Apakah ini pengaruh hormone? Atau saya hamil? Pada saat dilakukan pemeriksaan oleh perawat didapatkan data Nn A mengeluh mual kadang kadang muntah. Sering Buang air kecil. Dan mengeluh tidak nafsu makan, Nn, A terlihat bingung dan selalu menangis dan bertanya apakah saya hamil?. Saya malu kalau hamil tanpa suami. Pada hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa Gravida 1 Partus 0 dan Abortus 0. Pemeriksaan leopold Fundus uteri 2 jari diatas simfisis pubis. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tidak diketahui. Nn A bertanya mengapa dia selalu muntah, mengapa tidak nafsu makan. Kalau saya hamil, kapan saya melahirkan? Apakah saya akan merasakan kesakitan? Saya belum siap hamil. Berdasarkan kasus diatas apa yang anda simpulkan?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa Nn. A kemungkinan besar sedang mengalami kehamilan. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Sendiri
- Penjelasan: Nn. A menunjukkan ketidakmampuan dalam mengelola kondisi kesehatannya, seperti keterlambatan dalam memeriksakan kehamilan dan gejala-gejala yang dialami.
2. Kecemasan
- Penjelasan: Nn. A menunjukkan tanda-tanda kecemasan, seperti sering menangis dan bertanya-tanya tentang kondisi kehamilannya.
3. Mual dan Muntah
- Penjelasan: Nn. A mengalami mual dan muntah, yang merupakan gejala umum pada awal kehamilan.
4. Risiko Kurang Nutrisi
- Penjelasan: Nn. A mengeluhkan tidak nafsu makan, yang dapat berdampak pada asupan nutrisi selama kehamilan.
5. Ketidaksiapan Menghadapi Proses Kehamilan
- Penjelasan: Nn. A merasa belum siap untuk menghadapi kehamilan, menunjukkan adanya ketidaksiapan secara emosional.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, dapat disimpulkan bahwa Nn. A sedang mengalami kehamilan, dengan tanda-tanda seperti amenorrhea (tidak menstruasi), mual dan muntah, sering buang air kecil, dan perubahan emosional. Diagnosa medis yang diperoleh adalah Gravida 1 Partus 0 Abortus 0, dengan usia kehamilan yang belum dapat dipastikan karena HPHT tidak diketahui.
Nn. A perlu diberikan dukungan, edukasi, dan pendampingan selama masa kehamilan. Penting untuk memberikan penjelasan mengenai perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan, manajemen gejala seperti mual dan muntah, serta perkembangan janin dan persiapan persalinan. Selain itu, Nn. A juga perlu mendapatkan dukungan psikologis untuk mengatasi kecemasan dan ketidaksiapan menghadapi kehamilan. -
Article No. 6990 | 25 Nov 2024
Klinis : Nn A umur 20 tahun datang ke poli kebidanan Bersama ibu nya untuk memeriksakan kondisi nya. Nn A mengeluh tidak menstruasi sejak 2 bulan yang lalu., pada saat ke rumah sakit Nn. A diantar oleh ibu nya. Nn. A sangat lesu dan tidak bersemangat. Apakah ini pengaruh hormone? Atau saya hamil? Pada saat dilakukan pemeriksaan oleh perawat didapatkan data Nn A mengeluh mual kadang kadang muntah. Sering Buang air kecil. Dan mengeluh tidak nafsu makan, Nn, A terlihat bingung dan selalu menangis dan bertanya apakah saya hamil?. Saya malu kalau hamil tanpa suami. Pada hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa Gravida 1 Partus 0 dan Abortus 0. Pemeriksaan leopold Fundus uteri 2 jari diatas simfisis pubis. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tidak diketahui. Nn A bertanya mengapa dia selalu muntah, mengapa tidak nafsu makan. Kalau saya hamil, kapan saya melahirkan? Apakah saya akan merasakan kesakitan? Saya belum siap hamil. Berdasarkan kasus diatas apa yang anda simpulkan?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Kecemasan berhubungan dengan kekhawatiran akan kehamilan yang tidak diinginkan, sebagaimana ditunjukkan oleh perasaan bingung, sering menangis, dan pertanyaan-pertanyaan yang mencemaskan tentang kehamilan.
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses kehamilan, sebagaimana ditunjukkan oleh ketidakpahaman tentang gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, sering buang air kecil, dan penurunan nafsu makan.
3. Risiko komplikasi kehamilan berhubungan dengan usia kehamilan yang tidak diketahui, ditandai dengan tidak diketahuinya hari pertama haid terakhir (HPHT) dan hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan fundus uteri 2 jari di atas simfisis pubis.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kecemasan Terkendali
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan
- Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan
- Klien dapat menunjukkan perasaan tenang dan terkendali
2. Manajemen Kesehatan Efektif
- Klien dapat menjelaskan proses kehamilan dan perubahan fisiologis yang terjadi
- Klien dapat menjelaskan manajemen gejala-gejala kehamilan yang dialami
- Klien dapat menunjukkan perilaku perawatan diri yang adekuat selama kehamilan
3. Komplikasi Kehamilan Tidak Terjadi
- Klien dapat menyebutkan tanda-tanda bahaya selama kehamilan
- Klien dapat mengikuti jadwal pemeriksaan antenatal care dengan baik
- Klien dapat menunjukkan perilaku sehat selama kehamilan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Kecemasan Terkendali
- Asesmen kecemasan
- Terapi relaksasi
- Terapi kognitif
- Terapi dukungan emosional
2. Manajemen Kesehatan Efektif
- Edukasi tentang proses kehamilan
- Edukasi tentang manajemen gejala kehamilan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan) untuk pemeriksaan dan perawatan
3. Komplikasi Kehamilan Tidak Terjadi
- Asesmen tanda-tanda bahaya kehamilan
- Edukasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan) untuk pemantauan kehamilan
- Edukasi tentang perilaku sehat selama kehamilan
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, diharapkan klien dapat mengatasi kecemasan, mengelola gejala kehamilan secara efektif, dan mencegah komplikasi kehamilan sehingga dapat menjalani kehamilan dengan aman dan nyaman. -
Article No. 6991 | 25 Nov 2024
Klinis : Nn A umur 20 tahun datang ke poli kebidanan Bersama ibu nya untuk memeriksakan kondisi nya. Nn A mengeluh tidak menstruasi sejak 2 bulan yang lalu., pada saat ke rumah sakit Nn. A diantar oleh ibu nya. Nn. A sangat lesu dan tidak bersemangat. Apakah ini pengaruh hormone? Atau saya hamil? Pada saat dilakukan pemeriksaan oleh perawat didapatkan data Nn A mengeluh mual kadang kadang muntah. Sering Buang air kecil. Dan mengeluh tidak nafsu makan, Nn, A terlihat bingung dan selalu menangis dan bertanya apakah saya hamil?. Saya malu kalau hamil tanpa suami. Pada hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa Gravida 1 Partus 0 dan Abortus 0. Pemeriksaan leopold Fundus uteri 2 jari diatas simfisis pubis. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tidak diketahui. Nn A bertanya mengapa dia selalu muntah, mengapa tidak nafsu makan. Kalau saya hamil, kapan saya melahirkan? Apakah saya akan merasakan kesakitan? Saya belum siap hamil. Berdasarkan kasus diatas apa yang anda simpulkan?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa Nn. A mengalami kondisi kehamilan. Berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.
2. Ansietas berhubungan dengan kondisi kehamilan yang tidak direncanakan.
3. Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan sering buang air kecil.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
a. Klien mampu mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
b. Klien tidak mengalami penurunan berat badan.
c. Klien tidak mengalami dehidrasi.
2. Ansietas:
a. Klien menunjukkan tingkat kecemasan yang menurun.
b. Klien dapat mengidentifikasi strategi koping yang efektif.
c. Klien merasa tenang dan damai.
3. Keseimbangan Cairan:
a. Klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
b. Klien tidak mengalami dehidrasi.
c. Klien tidak mengalami kelebihan cairan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
a. Monitoring asupan dan output cairan.
b. Pemberian antiemetik sesuai indikasi.
c. Konseling nutrisi untuk meningkatkan asupan kalori dan nutrisi.
d. Pemberian suplemen nutrisi sesuai kebutuhan.
2. Ansietas:
a. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
b. Berikan dukungan emosional dan psikologis.
c. Latih teknik relaksasi dan manajemen stres.
d. Libatkan keluarga dalam proses asuhan keperawatan.
3. Keseimbangan Cairan:
a. Monitor intake dan output cairan.
b. Berikan edukasi tentang pentingnya hidrasi yang adekuat.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah dehidrasi.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan mual dan muntah: Nn. A mengalami mual dan muntah, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi yang tidak adekuat. Hal ini berisiko menyebabkan malnutrisi dan penurunan berat badan.
b. Ansietas berhubungan dengan kondisi kehamilan yang tidak direncanakan: Nn. A merasa cemas dan bingung dengan kondisi kehamilannya, karena belum siap secara mental dan emosional.
c. Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan sering buang air kecil: Kehamilan dapat menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil, yang dapat mengganggu keseimbangan cairan dalam tubuh.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Tujuannya adalah mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat, mencegah penurunan berat badan, dan mencegah dehidrasi.
b. Ansietas: Tujuannya adalah mengurangi tingkat kecemasan, membantu klien mengidentifikasi strategi koping yang efektif, dan menciptakan perasaan tenang dan damai.
c. Keseimbangan Cairan: Tujuannya adalah mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, mencegah dehidrasi, dan mencegah kelebihan cairan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memonitor asupan dan output cairan, pemberian antiemetik sesuai indikasi, konseling nutrisi untuk meningkatkan asupan kalori dan nutrisi, serta pemberian suplemen nutrisi sesuai kebutuhan.
b. Ansietas: Intervensi yang dapat dilakukan adalah menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman, memberikan dukungan emosional dan psikologis, melatih teknik relaksasi dan manajemen stres, serta melibatkan keluarga dalam proses asuhan keperawatan.
c. Keseimbangan Cairan: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memonitor intake dan output cairan, memberikan edukasi tentang pentingnya hidrasi yang adekuat, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah dehidrasi. -
Article No. 6992 | 25 Nov 2024
Klinis : Nn A umur 20 tahun datang ke poli kebidanan Bersama ibu nya untuk memeriksakan kondisi nya. Nn A mengeluh tidak menstruasi sejak 2 bulan yang lalu., pada saat ke rumah sakit Nn. A diantar oleh ibu nya. Nn. A sangat lesu dan tidak bersemangat. Apakah ini pengaruh hormone? Atau saya hamil? Pada saat dilakukan pemeriksaan oleh perawat didapatkan data Nn A mengeluh mual kadang kadang muntah. Sering Buang air kecil. Dan mengeluh tidak nafsu makan, Nn, A terlihat bingung dan selalu menangis dan bertanya apakah saya hamil?. Saya malu kalau hamil tanpa suami. Pada hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa Gravida 1 Partus 0 dan Abortus 0. Pemeriksaan leopold Fundus uteri 2 jari diatas simfisis pubis. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tidak diketahui. Nn A bertanya mengapa dia selalu muntah, mengapa tidak nafsu makan. Kalau saya hamil, kapan saya melahirkan? Apakah saya akan merasakan kesakitan? Saya belum siap hamil. Berdasarkan kasus diatas apa yang anda simpulkan?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakefektifan Koping Berhubungan dengan Respon Terhadap Kehamilan yang Tidak Diharapkan
- Definisi: Keadaan dimana individu berisiko mengalami koping yang tidak efektif dalam menghadapi situasi yang menyebabkan stres dan kecemasan, seperti kehamilan yang tidak diharapkan.
2. Cemas Berhubungan dengan Kehamilan yang Tidak Diharapkan
- Definisi: Keadaan emosional dan pengalaman subyektif individu yang ditandai dengan kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan terkait dengan kehamilan yang tidak diharapkan.
3. Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan Mual dan Muntah Kehamilan
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, yang diakibatkan oleh mual dan muntah kehamilan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Ketidakefektifan Koping Berhubungan dengan Respon Terhadap Kehamilan yang Tidak Diharapkan:
- Klien menunjukkan koping yang efektif dalam menghadapi kehamilan yang tidak diharapkan.
- Klien mampu mengidentifikasi sumber stres dan kecemasan terkait kehamilan.
- Klien mampu menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi stres dan kecemasan.
2. Cemas Berhubungan dengan Kehamilan yang Tidak Diharapkan:
- Klien mampu mengontrol tingkat kecemasan yang dirasakan.
- Klien mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan.
- Klien mampu menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
3. Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan Mual dan Muntah Kehamilan:
- Klien mampu mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat selama kehamilan.
- Klien mampu mengatasi mual dan muntah kehamilan dengan menggunakan strategi yang efektif.
- Klien mampu mempertahankan berat badan sesuai dengan rekomendasi selama kehamilan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Ketidakefektifan Koping Berhubungan dengan Respon Terhadap Kehamilan yang Tidak Diharapkan:
- Identifikasi sumber stres dan kecemasan klien.
- Kaji kemampuan koping klien dalam menghadapi kehamilan.
- Fasilitasi diskusi untuk mengidentifikasi strategi koping yang efektif.
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan klien.
- Kolaborasi dengan ahli kesehatan mental jika diperlukan.
2. Cemas Berhubungan dengan Kehamilan yang Tidak Diharapkan:
- Kaji tingkat kecemasan yang dirasakan klien.
- Identifikasi faktor-faktor penyebab kecemasan.
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, visualisasi, dan imagery.
- Berikan informasi yang akurat tentang proses kehamilan dan persalinan.
- Kolaborasi dengan ahli kesehatan mental jika diperlukan.
3. Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan Mual dan Muntah Kehamilan:
- Kaji pola makan dan status nutrisi klien.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi.
- Berikan edukasi tentang nutrisi yang adekuat selama kehamilan.
- Ajarkan strategi untuk mengatasi mual dan muntah, seperti makan sedikit-sedikit, makanan yang mudah dicerna, dan obat-obatan antiemetik.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan asupan nutrisi yang sesuai.
Berdasarkan kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa Nn. A mengalami kehamilan yang tidak diharapkan, yang dapat menyebabkan risiko ketidakefektifan koping, kecemasan, dan perubahan nutrisi. Perawat perlu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu Nn. A dalam menghadapi situasi ini, termasuk memberikan dukungan emosional, informasi yang akurat, dan intervensi yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 6993 | 25 Nov 2024
Klinis : Nn A umur 20 tahun datang ke poli kebidanan Bersama ibu nya untuk memeriksakan kondisi nya. Nn A mengeluh tidak menstruasi sejak 2 bulan yang lalu., pada saat ke rumah sakit Nn. A diantar oleh ibu nya. Nn. A sangat lesu dan tidak bersemangat. Apakah ini pengaruh hormone? Atau saya hamil? Pada saat dilakukan pemeriksaan oleh perawat didapatkan data Nn A mengeluh mual kadang kadang muntah. Sering Buang air kecil. Dan mengeluh tidak nafsu makan, Nn, A terlihat bingung dan selalu menangis dan bertanya apakah saya hamil?. Saya malu kalau hamil tanpa suami. Pada hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa Gravida 1 Partus 0 dan Abortus 0. Pemeriksaan leopold Fundus uteri 2 jari diatas simfisis pubis. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tidak diketahui. Nn A bertanya mengapa dia selalu muntah, mengapa tidak nafsu makan. Kalau saya hamil, kapan saya melahirkan? Apakah saya akan merasakan kesakitan? Saya belum siap hamil. Berdasarkan kasus diatas apa yang anda simpulkan?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus di atas, saya sebagai perawat akan memberikan beberapa diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Mual, muntah, dan penurunan nafsu makan.
- Gejala: Badan lemas, kurang nafsu makan.
2. Kecemasan
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
- Penyebab: Kehamilan di luar nikah, takut akan rasa sakit saat melahirkan.
- Gejala: Menangis, bingung, selalu bertanya.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- Penyebab: Kehamilan.
- Gejala: Belum ada tanda-tanda infeksi.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Mual dan muntah yang dialami Nn. A merupakan gejala umum yang terjadi pada kehamilan muda.
- Penurunan nafsu makan dapat menyebabkan asupan nutrisi yang tidak mencukupi, sehingga perlu diintervensi untuk mencegah malnutrisi.
2. Kecemasan:
- Nn. A merasa cemas dan bingung karena kemungkinan kehamilannya di luar nikah.
- Kecemasan juga dapat disebabkan oleh rasa takut akan rasa sakit saat proses persalinan nanti.
- Intervensi keperawatan diperlukan untuk membantu mengurangi kecemasan Nn. A.
3. Risiko Infeksi:
- Kehamilan Nn. A meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
- Perlu dilakukan pemantauan dan tindakan pencegahan infeksi.
Berdasarkan kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa Nn. A kemungkinan besar mengalami kehamilan muda. Diagnosa keperawatan yang ditemukan adalah ketidakseimbangan nutrisi, kecemasan, dan risiko infeksi. Perawat perlu memberikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan mempersiapkan Nn. A menghadapi kehamilan dan persalinan yang akan datang. -
Article No. 6994 | 25 Nov 2024
Klinis : resiko penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu risiko penurunan curah jantung, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Penurunan Curah Jantung
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- Faktor risiko: Gangguan irama jantung, gangguan kontraktilitas miokard, gangguan volume dan/atau pengisian ventrikel, obstruksi aliran darah, dan faktor-faktor yang memengaruhi beban jantung.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital stabil, perfusi jaringan adekuat, dan tidak ada tanda-tanda kegagalan jantung.
- Indikator: Tanda-tanda vital dalam batas normal, kapasitas fungsional meningkat, dan tidak ada tanda-tanda kegagalan jantung.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Pemantauan tanda-tanda vital: Memantau tanda-tanda vital secara berkala untuk mendeteksi perubahan.
b. Manajemen cairan: Memantau asupan dan pengeluaran cairan, serta mengatur keseimbangan cairan.
c. Manajemen kardiovaskular: Memantau dan mengelola kondisi kardiovaskular pasien.
d. Edukasi kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi dan penatalaksanaannya.
Dalam memberikan penjelasan ini, saya berusaha menggunakan nada akademis dan persona sebagai pakar/ahli keperawatan, sesuai dengan permintaan Anda. Jika perlu penjelasan lebih lanjut, saya bersedia membantu. -
Article No. 6995 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mencret dan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan mencret dan demam.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut
Definisi: Pola eliminasi feses yang tidak normal, lebih cair dan lebih sering dari biasanya.
2. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas suhu normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Diare akut
- Karakteristik: Frekuensi buang air besar meningkat, konsistensi tinja cair, adanya perubahan warna dan bau tinja.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi bakteri, virus, atau parasit.
2. Hipertermia
- Karakteristik: Suhu tubuh di atas 38°C, kulit terasa hangat, menggigil.
- Faktor yang berhubungan: Proses infeksi, peradangan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Diare akut
- Luaran: Frekuensi, konsistensi, dan volume tinja kembali normal.
- Kriteria hasil: Frekuensi buang air besar menurun, konsistensi tinja mengental, tidak terjadi dehidrasi.
2. Hipertermia
- Luaran: Suhu tubuh kembali normal.
- Kriteria hasil: Suhu tubuh menurun, tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Diare akut
- Intervensi: Pantau tanda-tanda vital, Monitor asupan dan output cairan, Berikan cairan dan elektrolit, Ajarkan teknik manajemen diare.
2. Hipertermia
- Intervensi: Pantau tanda-tanda vital, Berikan kompres hangat, Berikan antipiretik sesuai indikasi, Identifikasi dan atasi penyebab.
Dengan mengacu pada standar PPNI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi kondisi diare akut dan hipertermia pada pasien. -
Article No. 6996 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien mengatakan kepala pusing badan lemas gula darah 274
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang mengeluhkan pusing kepala, badan lemas, dan gula darah 274 mg/dL, maka dapat dirumuskan diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan dengan Diabetes Melitus
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi di mana kadar glukosa darah berada di luar rentang normal.
- Faktor Berhubungan: Diabetes Melitus.
- Karakteristik Definisi: Gejala fisik seperti pusing, badan lemas, polidipsia, poliuria, dan polifagia.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Stabilitas Kadar Glukosa Darah.
- Indikator: Kadar glukosa darah dalam rentang normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
- Pemantauan Kadar Glukosa Darah
- Manajemen Diabetes Melitus
- Edukasi Terkait Diabetes Melitus
Dalam konteks kasus ini, perawat perlu melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara berkala, menerapkan manajemen diabetes melitus yang sesuai, serta memberikan edukasi kepada pasien terkait pengelolaan diabetes melitus agar dapat mencapai stabilitas kadar glukosa darah yang optimal. -
Article No. 6997 | 25 Nov 2024
Klinis : Klien mengeluh nyeri ulu hati, muntah sejak 3 hari yang lalu dengan frekuensi 5 x sehari, BAB encer dengan frekuensi 3 x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klien yang Anda deskripsikan, yaitu mengeluh nyeri ulu hati, muntah sejak 3 hari dengan frekuensi 5 kali sehari, dan BAB encer dengan frekuensi 3 kali, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang diharapkan dari penanganan nyeri akut adalah klien dapat melaporkan nyeri berkurang, perilaku nyeri menurun, dan aktivitas normal dapat dilakukan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain manajemen nyeri, pemberian analgetik, kompres hangat/dingin, dan edukasi tentang penanganan nyeri.
Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat, penjelasan di atas dapat disampaikan dengan bahasa yang lebih teknis dan komprehensif sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 6998 | 25 Nov 2024
Klinis : muntah sejak 3 hari yang lalu dengan frekuensi 5 x sehari, BAB encer dengan frekuensi 3 x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Diare (Diarrhea)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Diare adalah pengeluaran feses cair atau lembek dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan diare adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mencegah komplikasi, dan memulihkan pola eliminasi yang normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani diare meliputi:
a. Pemantauan tanda-tanda vital, intake-output, dan berat badan.
b. Pemberian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi.
c. Pemberian nutrisi yang sesuai untuk mempertahankan status nutrisi.
d. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan diare.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk penanganan komprehensif.
Dalam kondisi yang Anda deskripsikan, pasien mengalami muntah dan diare yang berlangsung selama 3 hari dengan frekuensi yang cukup tinggi. Hal ini membutuhkan penanganan segera untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan komplikasi lainnya. Perawat berperan penting dalam pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan dan elektrolit, serta edukasi kepada pasien dan keluarga untuk mendukung pemulihan.