Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 6974 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan telinga kanan bedengung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang Anda jelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran Terganggu
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran Terganggu didefinisikan sebagai gangguan dalam kemampuan untuk menerima, menginterpretasi, dan merespon stimulus auditori.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengenali dan melaporkan perbaikan pada fungsi pendengaran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri: Telinga
2. Terapi Sensori Perseptual: Pendengaran
3. Edukasi Kesehatan
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, penjelasan singkat di atas dapat disampaikan dengan bahasa yang informatif, rinci, dan professional untuk membantu pasien memahami kondisi dan penanganannya. -
Article No. 6975 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada yang terasa seperti diremas, disertai sesak napas dan keringat dingin. Pak Budi memiliki riwayat hipertensi dan pernah mengalami serangan jantung ringan 5 tahun lalu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit kardiovaskular, ditandai dengan keluhan nyeri dada yang terasa seperti diremas.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penyakit kardiovaskular, ditandai dengan sesak napas.
3. Risiko hipervolemia berhubungan dengan penyakit kardiovaskular, ditandai dengan keringat dingin.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan pedoman standar yang digunakan oleh perawat dalam menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan data yang diperoleh dari pasien. Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut, Ketidakefektifan pola napas, dan Risiko hipervolemia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah pedoman standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan. Misalnya, untuk diagnosis Nyeri akut, outcome yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, pasien dapat mendemonstrasikan teknik penanganan nyeri yang efektif, dan pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan pedoman standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan. Contoh intervensi untuk diagnosis Nyeri akut adalah pemberian analgesik, terapi relaksasi, dan edukasi manajemen nyeri.
Dengan menggunakan kerangka SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 6976 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam natuk pilek dan tenggorokkan sakit sejak 3 hari yang lalu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Penyebab: Infeksi, dehidrasi, gangguan termoregulasi.
Gejala: Demam, kulit hangat, menggigil.
2. Nyeri Tenggorokan
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan adanya potensi atau aktual kerusakan pada sistem integumen di daerah tenggorokan.
Penyebab: Infeksi, peradangan.
Gejala: Rasa sakit atau tidak nyaman saat menelan, nyeri saat berbicara.
3. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Penyebab: Infeksi saluran pernapasan, iritasi.
Gejala: Napas cepat, dangkal, mengi.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan panduan diagnosa keperawatan yang digunakan perawat untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah panduan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah panduan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Penggunaan standar ini memungkinkan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasien secara komprehensif. -
Article No. 6977 | 25 Nov 2024
Klinis : hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertermia:
Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
Definisi SDKI:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Faktor Risiko SDKI:
1. Lingkungan panas
2. Aktivitas fisik berlebih
3. Dehidrasi
4. Infeksi
5. Gangguan neurologis
6. Gangguan endokrin
Gejala SDKI:
1. Peningkatan suhu tubuh
2. Kulit merah dan panas
3. Sakit kepala
4. Kelelahan
5. Mual dan muntah
6. Bingung
7. Nyeri otot
Luaran SLKI:
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Kulit dalam kondisi normal
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
4. Tidak ada tanda-tanda infeksi
5. Fungsi neurologis normal
6. Fungsi endokrin normal
Intervensi SIKI:
1. Monitoring suhu tubuh
2. Manajemen lingkungan
3. Manajemen aktivitas
4. Manajemen cairan
5. Manajemen infeksi
6. Manajemen neurologis
7. Manajemen endokrin
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment komprehensif, melakukan intervensi yang sesuai, dan memantau respon pasien secara ketat untuk memastikan kondisi hipertermia dapat diatasi dengan efektif. -
Article No. 6978 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam dan sakit tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan demam dan sakit tenggorokan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, disertai perubahan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien akan menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal, kulit terasa hangat dan kering, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, serta pasien dapat beristirahat yang cukup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain mengobservasi tanda-tanda vital, memantau suhu tubuh, mengatur suhu lingkungan, memberikan kompres hangat/dingin, serta memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi pasien.
2. Nyeri tenggorokan berhubungan dengan proses inflamasi.
Penjelasan:
SDKI:
Nyeri tenggorokan adalah rasa tidak nyaman atau sakit di daerah tenggorokan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
SLKI:
Luaran yang diharapkan adalah pasien akan melaporkan nyeri tenggorokan berkurang, dapat menelan makanan dan minuman dengan lebih mudah, serta dapat beraktivitas sehari-hari tanpa terganggu.
SIKI:
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain menilai karakteristik nyeri, memberikan analgesik sesuai indikasi, mengajarkan teknik manajemen nyeri, serta memberikan terapi penghangat pada area tenggorokan.
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi masalah kesehatan pasien dengan keluhan demam dan sakit tenggorokan. -
Article No. 6979 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kepala Berhubungan Dengan Perubahan Pola Tidur
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kepala adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan atau potensi kerusakan jaringan di kepala.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri kepala
2. Pasien mendemonstrasikan strategi manajemen nyeri yang efektif
3. Pasien menunjukkan pola tidur yang memadai
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Relaksasi
3. Terapi Tidur
Penjelasan:
Pasien yang datang dengan keluhan sakit kepala kemungkinan besar memiliki diagnosis keperawatan "Nyeri Kepala Berhubungan Dengan Perubahan Pola Tidur". Hal ini dikarenakan perubahan pola tidur dapat memengaruhi persepsi dan reaksi terhadap nyeri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri (misalnya pemberian analgesik), terapi relaksasi (misalnya teknik pernapasan dalam), dan terapi tidur (misalnya pengaturan lingkungan tidur yang nyaman). Luaran yang diharapkan adalah pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri kepala, mendemonstrasikan strategi manajemen nyeri yang efektif, dan menunjukkan pola tidur yang memadai. -
Article No. 6980 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien perempuan, usia 73 tahun, konsumsi merlopam dan resperidone, sesekali halusinasi saat berbicara, kesulitan dalam tidur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien perempuan, usia 73 tahun, yang mengkonsumsi obat-obatan merlopam dan resperidone, sering mengalami halusinasi saat berbicara, serta kesulitan tidur, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Pasien berisiko mengalami gangguan persepsi sensori berupa halusinasi, yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan seperti merlopam dan resperidone serta faktor usia lanjut.
2. Gangguan Pola Tidur
Pasien mengalami kesulitan dalam tidur, yang dapat diakibatkan oleh efek samping penggunaan obat-obatan serta kondisi usia lanjut.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Untuk Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
a. Tujuan: Pasien tidak mengalami halusinasi selama perawatan.
b. Kriteria Hasil:
i. Pasien dapat mengenali realita dan lingkungan sekitar.
ii. Pasien tidak menunjukkan perilaku yang menunjukkan adanya halusinasi.
iii. Pasien dapat mempertahankan konsentrasi saat berbicara.
2. Untuk Gangguan Pola Tidur
a. Tujuan: Pasien dapat tidur dengan nyenyak selama perawatan.
b. Kriteria Hasil:
i. Pasien dapat memulai tidur dalam waktu 30 menit.
ii. Pasien dapat tidur selama 6-8 jam tanpa terbangun.
iii. Pasien merasa segar setelah bangun tidur.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
a. Monitoring Tanda-Tanda Vital
i. Mengukur tanda-tanda vital pasien secara teratur untuk mendeteksi adanya perubahan.
b. Terapi Lingkungan
i. Menciptakan lingkungan yang tenang dan menyenangkan untuk mengurangi kecemasan dan distraksi.
ii. Menyediakan pencahayaan yang cukup dan menghindari kebisingan.
c. Manajemen Farmakologis
i. Kolaborasi dengan dokter untuk menyesuaikan dosis obat-obatan yang dikonsumsi pasien.
ii. Memantau efek samping dari penggunaan obat-obatan.
2. Untuk Gangguan Pola Tidur
a. Manajemen Lingkungan Tidur
i. Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan tenang.
ii. Mengatur pencahayaan, suhu, dan suara untuk mendukung kualitas tidur pasien.
b. Terapi Relaksasi
i. Mengajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, imajinasi terpimpin, atau terapi musik.
ii. Membantu pasien untuk mempraktikkan teknik relaksasi sebelum tidur.
c. Edukasi Pasien dan Keluarga
i. Memberikan edukasi tentang pentingnya tidur yang cukup dan strategi untuk meningkatkan kualitas tidur.
ii. Melibatkan keluarga dalam mendukung pasien untuk mencapai pola tidur yang sehat.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan SDKI dipilih berdasarkan kondisi pasien yang mengalami halusinasi dan gangguan pola tidur. Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi dipilih karena pasien sering mengalami halusinasi saat berbicara, yang dapat disebabkan oleh penggunaan obat-obatan dan faktor usia lanjut. Gangguan Pola Tidur dipilih karena pasien mengalami kesulitan dalam tidur, yang juga dapat dipengaruhi oleh efek samping penggunaan obat-obatan dan kondisi usia lanjut.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Untuk Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi, tujuan yang diharapkan adalah pasien tidak mengalami halusinasi selama perawatan. Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat mengenali realita dan lingkungan sekitar, tidak menunjukkan perilaku yang menunjukkan adanya halusinasi, serta dapat mempertahankan konsentrasi saat berbicara.
Untuk Gangguan Pola Tidur, tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat tidur dengan nyenyak selama perawatan. Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat memulai tidur dalam waktu 30 menit, dapat tidur selama 6-8 jam tanpa terbangun, dan merasa segar setelah bangun tidur.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk Risiko Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi, intervensi yang diperlukan adalah monitoring tanda-tanda vital, terapi lingkungan, dan manajemen farmakologis. Monitoring tanda-tanda vital dilakukan untuk mendeteksi adanya perubahan. Terapi lingkungan bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang tenang dan menyenangkan untuk mengurangi kecemasan dan distraksi. Manajemen farmakologis dilakukan melalui kolaborasi dengan dokter untuk menyesuaikan dosis obat-obatan dan memantau efek sampingnya.
Untuk Gangguan Pola Tidur, intervensi yang diperlukan adalah manajemen lingkungan tidur, terapi relaksasi, serta edukasi pasien dan keluarga. Manajemen lingkungan tidur bertujuan untuk menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan tenang. Terapi relaksasi membantu pasien untuk mempraktikkan teknik relaksasi sebelum tidur. Edukasi pasien dan keluarga dilakukan untuk meningkatan pemahaman tentang pentingnya tidur yang cukup dan strategi untuk meningkatkan kualitas tidur. -
Article No. 6981 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien perempuan, usia 73 tahun, konsumsi merlopam dan resperidone, sesekali halusinasi saat berbicara, kesulitan dalam tidur, sering berteriak, namun pernah mengalami trauma jatuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Proses Pikir: Halusinasi
2. Gangguan Pola Tidur
3. Risiko Cedera
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Proses Pikir: Halusinasi
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Persepsi sensori yang salah (halusinasi) dengan karakteristik utama pasien melaporkan melihat, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuh sesuatu yang tidak ada.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mengenali halusinasi dan menggunakan strategi untuk mengatasi halusinasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen halusinasi, terapi realitas, dan psikoedukasi.
2. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan dalam jumlah, kualitas, atau pola tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari dengan karakteristik utama pasien melaporkan kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- SIKI: Manajemen aktivitas, terapi relaksasi, dan psikoedukasi.
3. Risiko Cedera
- SDKI: Kerentanan untuk mengalami cedera fisik akibat interaksi antara individu dengan lingkungannya dengan karakteristik utama riwayat jatuh.
- SLKI: Pasien bebas dari cedera.
- SIKI: Pencegahan jatuh, manajemen lingkungan, dan terapi aktivitas.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah mengembangkan standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan sebagai panduan bagi perawat dalam praktik keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 6982 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien perempuan, usia 73 tahun, konsumsi merlopam dan resperidone, sesekali halusinasi saat berbicara, kesulitan dalam tidur, sering berteriak, namun pernah mengalami trauma jatuh
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Halusinasi: Persepsi sensori yang muncul tanpa stimulasi eksternal yang disebabkan oleh efek samping obat (merlopam dan risperidon) dan riwayat trauma jatuh. Hal ini ditandai dengan pasien sesekali berbicara sendiri dan sering berteriak.
2. Insomnia: Kesulitan untuk tidur atau mempertahankan tidur yang disebabkan oleh efek samping obat (merlopam dan risperidon) dan riwayat trauma jatuh. Hal ini ditandai dengan pasien sering mengalami kesulitan untuk tidur.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Halusinasi:
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Pasien dapat melaporkan berkurangnya atau tidak adanya halusinasi
c. Pasien dapat mengenali realitas dan membedakan antara halusinasi dan realitas
d. Pasien dapat menerapkan teknik mengatasi halusinasi secara efektif
2. Insomnia:
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Pasien dapat melaporkan peningkatan kualitas dan kuantitas tidur
c. Pasien dapat menerapkan teknik relaksasi untuk membantu tidur
d. Pasien dapat mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor yang memperburuk insomnia
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Halusinasi:
a. Evaluasi faktor-faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi halusinasi (efek samping obat, riwayat trauma jatuh)
b. Pantau tanda-tanda vital, terutama tanda-tanda vital yang dapat dipengaruhi oleh efek samping obat
c. Berikan lingkungan yang aman dan nyaman untuk mengurangi stimulus yang dapat memicu halusinasi
d. Ajarkan teknik manajemen halusinasi, seperti mengalihkan perhatian, menggunakan realitas orientasi, dan meningkatkan konsentrasi
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, terapis okupasi, dll.) untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan pengobatan
2. Insomnia:
a. Evaluasi faktor-faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi insomnia (efek samping obat, riwayat trauma jatuh)
b. Pantau tanda-tanda vital, terutama tanda-tanda vital yang dapat dipengaruhi oleh efek samping obat
c. Ajarkan teknik relaksasi, seperti terapi musik, aromaterapi, atau teknik pernapasan
d. Berikan edukasi terkait pola tidur yang baik, seperti mempertahankan rutinitas tidur, menghindari stimulasi sebelum tidur, dan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk tidur
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, terapis okupasi, dll.) untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan pengobatan
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien untuk mengatasi masalah halusinasi dan insomnia yang dialami oleh pasien. -
Article No. 6983 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien perempuan, usia 73 tahun, konsumsi merlopam dan resperidone, sesekali halusinasi saat berbicara, kesulitan dalam tidur, sering berteriak, namun pernah mengalami trauma jatuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut dengan nada akademis dan sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Halusinasi perceptual
2. Gangguan pola tidur
3. Perilaku kekerasan terarah
Penjelasan Singkat:
1. Halusinasi Perceptual
- SDKI: Halusinasi adalah persepsi sensori yang terjadi tanpa stimulus eksternal yang sesuai.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi faktor predisposisi, memantau tanda dan gejala, serta memberikan terapi anti-halusinasi.
- SIKI: Tindakan perawat yang dapat dilakukan adalah asesmen, manajemen halusinasi, dan edukasi pasien dan keluarga.
2. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan pola tidur adalah perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi penyebab gangguan tidur, memfasilitasi lingkungan yang nyaman untuk tidur, dan memberikan terapi non-farmakologis.
- SIKI: Tindakan perawat yang dapat dilakukan adalah asesmen, manajemen tidur, dan edukasi pasien dan keluarga.
3. Perilaku Kekerasan Terarah
- SDKI: Perilaku kekerasan terarah adalah perilaku agresif yang ditujukan kepada orang lain atau lingkungan.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menciptakan lingkungan yang aman, memantau tanda-tanda peningkatan agresivitas, dan melakukan manajemen perilaku.
- SIKI: Tindakan perawat yang dapat dilakukan adalah asesmen, manajemen perilaku, dan edukasi pasien dan keluarga.
Dengan memahami diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia.