Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7141 | 26 Nov 2024
Klinis : Pengkajian Psikososial Identitas Klien Nama : Ny. A Usia : 57 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Wlingi, Blitar Sumber informasi : Pasien, Keluarga, dan RM No. Telepon : - Status pernikahan : Menikah Agama : Islam Suku : Jawa Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Lama bekerja : >10 tahun No. RM : 11599899 Tgl. Masuk : 26 April 2024 Tgl. Pengkajian : 29 April 2024 Nama klg. dekat yg bisa dihubungi: Ny. A Status : Kaka Alamat : Wlingi, Blitar No. Telepon : 08121012xxxx Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Pola Toleransi-Koping Stres Pengambilan keputusan: Dibantu oleh suami dan keluarga Masalah utama terkait perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll): Pembayaran memakai JKN Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: Bercerita kepada keluarga dan berdoa Harapan setelah menjalani perawatan: Pasien berharap dapat beraktivitas sehari-hari seperti semula Perubahan yang dirasakan setelah sakit: Tidak dapat melakukan aktivitas seperti sebelum sakit Konsep Diri Gambaran diri: Pasien berharap dapat segera sembuh dari penyakitnya Ideal diri: Pasien merasa seharusnya masih bisa bekerja dan beraktivitas secara normal Harga diri: Pasien merasa sakitnya mengganggu aktivitas dan merepotkan keluarga serta orang lain Peran: Pasien adalah seorang istri dan ibu dari dua anak Identitas diri: Tidak ada gangguan orientasi seksual, pasien menyadari dirinya sebagai seorang perempuan Pola Peran dan Hubungan Peran dalam keluarga: Sebagai istri dan ibu. Sistem pendukung: Suami, anak, dan saudara Masalah dalam keluarga: Tidak ada Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: Selama sakit pasien dijaga oleh suami dan kakaknya Upaya mengatasi masalah: Tidak ada Pola Komunikasi Kemampuan bicara: Normal Tempat tinggal: Tinggal bersama suami dan anak. Kehidupan keluarga: Adat istiadat yang dianut: Islam Pantangan dalam agama: Tidak ada Penghasilan keluarga: Lebih dari 2 juta per bulan Pola Nilai dan Kepercayaan Pentingnya Tuhan, agama, atau kepercayaan: Pasien menganggap penting Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi): Sholat Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS: - Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya: - Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya Keluarga dan pasien memahami kondisi sakitnya saat ini dan berpikir harus diterima dengan sabar karena merupakan cobaan dari Allah Perencanaan Pulang Tujuan Pulang: Perawatan dirumah Transportasi Pulang: Mobil, dijemput keluarga Dukungan Keluarga: Keluarga memperhatikan pasien dan mendukung pasien selama sakit Antisipasi bantuan biaya setelah pulang: Biaya pengobatan dari BPJS (peserta JKN) diagnosis psikologisnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional
SDKI: Gangguan konsep diri adalah keadaan di mana individu mengalami perubahan dalam persepsi dan penerimaan diri.
SLKI: Harga diri rendah situasional adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan rasa berharga atau penghargaan terhadap diri sendiri yang bersifat sementara akibat situasi atau kondisi tertentu.
SIKI: Pasien mengalami penurunan rasa berharga atau penghargaan terhadap diri sendiri akibat perubahan kondisi kesehatan yang dialami saat ini, sehingga merasa menjadi beban bagi keluarga dan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan: Kesiapan Peningkatan Manajemen Diri
SDKI: Kesiapan peningkatan manajemen diri adalah suatu keadaan di mana individu memiliki motivasi dan kemampuan untuk meningkatkan pengaturan diri dalam mengelola kondisi kesehatan.
SLKI: Kesiapan peningkatan manajemen diri adalah keadaan di mana individu siap untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola kondisi kesehatan secara mandiri.
SIKI: Pasien memiliki kesiapan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola kondisi kesehatannya secara mandiri, seperti melakukan aktivitas sehari-hari, memanfaatkan sumber daya yang ada, dan berpartisipasi dalam perawatan.
3. Diagnosa Keperawatan: Koping Keluarga Inefektif
SDKI: Koping keluarga inefektif adalah keadaan di mana keluarga menunjukkan respon maladaptif dalam mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
SLKI: Koping keluarga inefektif adalah keadaan di mana keluarga tidak dapat menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dalam mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
SIKI: Keluarga belum mampu menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dalam membantu pasien mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan selama perawatan di rumah sakit.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan yang teridentifikasi berkaitan dengan aspek psikososial pasien, yang meliputi gangguan konsep diri, kesiapan peningkatan manajemen diri, dan koping keluarga inefektif. Pemahaman dan penanganan yang komprehensif terhadap aspek-aspek tersebut penting untuk mendukung pemulihan pasien dan mempersiapkan perawatan yang akan dilanjutkan di rumah. -
Article No. 7142 | 26 Nov 2024
Klinis : Pengkajian Psikososial Identitas Klien Nama : Ny. A Usia : 57 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Wlingi, Blitar Sumber informasi : Pasien, Keluarga, dan RM No. Telepon : - Status pernikahan : Menikah Agama : Islam Suku : Jawa Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Lama bekerja : >10 tahun No. RM : 11599899 Tgl. Masuk : 26 April 2024 Tgl. Pengkajian : 29 April 2024 Nama klg. dekat yg bisa dihubungi: Ny. A Status : Kaka Alamat : Wlingi, Blitar No. Telepon : 08121012xxxx Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Pola Toleransi-Koping Stres Pengambilan keputusan: Dibantu oleh suami dan keluarga Masalah utama terkait perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll): Pembayaran memakai JKN Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: Bercerita kepada keluarga dan berdoa Harapan setelah menjalani perawatan: Pasien berharap dapat beraktivitas sehari-hari seperti semula Perubahan yang dirasakan setelah sakit: Tidak dapat melakukan aktivitas seperti sebelum sakit Konsep Diri Gambaran diri: Pasien berharap dapat segera sembuh dari penyakitnya Ideal diri: Pasien merasa seharusnya masih bisa bekerja dan beraktivitas secara normal Harga diri: Pasien merasa sakitnya mengganggu aktivitas dan merepotkan keluarga serta orang lain Peran: Pasien adalah seorang istri dan ibu dari dua anak Identitas diri: Tidak ada gangguan orientasi seksual, pasien menyadari dirinya sebagai seorang perempuan Pola Peran dan Hubungan Peran dalam keluarga: Sebagai istri dan ibu. Sistem pendukung: Suami, anak, dan saudara Masalah dalam keluarga: Tidak ada Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: Selama sakit pasien dijaga oleh suami dan kakaknya Upaya mengatasi masalah: Tidak ada Pola Komunikasi Kemampuan bicara: Normal Tempat tinggal: Tinggal bersama suami dan anak. Kehidupan keluarga: Adat istiadat yang dianut: Islam Pantangan dalam agama: Tidak ada Penghasilan keluarga: Lebih dari 2 juta per bulan Pola Nilai dan Kepercayaan Pentingnya Tuhan, agama, atau kepercayaan: Pasien menganggap penting Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi): Sholat Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS: - Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya: - Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya Keluarga dan pasien memahami kondisi sakitnya saat ini dan berpikir harus diterima dengan sabar karena merupakan cobaan dari Allah Perencanaan Pulang Tujuan Pulang: Perawatan dirumah Transportasi Pulang: Mobil, dijemput keluarga Dukungan Keluarga: Keluarga memperhatikan pasien dan mendukung pasien selama sakit Antisipasi bantuan biaya setelah pulang: Biaya pengobatan dari BPJS (peserta JKN) Buatkan diagnosis keperawatan bagian psikologi berdasarkan sdki dalam bentuk tabel mencakup analasisi diagnosis etiologi dan urut berdasarkana prioritas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pengkajian psikososial yang Anda berikan:
| Diagnosa Keperawatan | Etiologi |
| --- | --- |
| 1. Gangguan Konsep Diri | - Perubahan status kesehatan (sakit) |
| - Harga Diri Rendah | - Pasien merasa sakit mengganggu aktivitas dan merepotkan keluarga |
| - Ideal Diri Terganggu | - Pasien merasa seharusnya masih bisa bekerja dan beraktivitas secara normal |
| 2. Kesiapan Meningkatkan Peran | - Pasien membutuhkan bantuan suami dan keluarga dalam pengambilan keputusan |
| Perawatan Diri | - Pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti sebelum sakit |
| 3. Kesiapan Meningkatkan Koping | - Pasien dapat bercerita kepada keluarga dan berdoa saat mengalami stres/masalah |
| dan Toleransi Stres | |
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Konsep Diri:
- Harga Diri Rendah: Pasien merasa sakit mengganggu aktivitas dan merepotkan keluarga serta orang lain.
- Ideal Diri Terganggu: Pasien merasa seharusnya masih bisa bekerja dan beraktivitas secara normal.
2. Kesiapan Meningkatkan Peran Perawatan Diri:
- Pasien membutuhkan bantuan suami dan keluarga dalam pengambilan keputusan.
- Pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti sebelum sakit.
3. Kesiapan Meningkatkan Koping dan Toleransi Stres:
- Pasien dapat bercerita kepada keluarga dan berdoa saat mengalami stres/masalah. -
Article No. 7143 | 26 Nov 2024
Klinis : Pengkajian Psikososial Identitas Klien Nama : Ny. A Usia : 57 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Wlingi, Blitar Sumber informasi : Pasien, Keluarga, dan RM No. Telepon : - Status pernikahan : Menikah Agama : Islam Suku : Jawa Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Lama bekerja : >10 tahun No. RM : 11599899 Tgl. Masuk : 26 April 2024 Tgl. Pengkajian : 29 April 2024 Nama klg. dekat yg bisa dihubungi: Ny. A Status : Kaka Alamat : Wlingi, Blitar No. Telepon : 08121012xxxx Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Pola Toleransi-Koping Stres Pengambilan keputusan: Dibantu oleh suami dan keluarga Masalah utama terkait perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll): Pembayaran memakai JKN Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: Bercerita kepada keluarga dan berdoa Harapan setelah menjalani perawatan: Pasien berharap dapat beraktivitas sehari-hari seperti semula Perubahan yang dirasakan setelah sakit: Tidak dapat melakukan aktivitas seperti sebelum sakit Konsep Diri Gambaran diri: Pasien berharap dapat segera sembuh dari penyakitnya Ideal diri: Pasien merasa seharusnya masih bisa bekerja dan beraktivitas secara normal Harga diri: Pasien merasa sakitnya mengganggu aktivitas dan merepotkan keluarga serta orang lain Peran: Pasien adalah seorang istri dan ibu dari dua anak Identitas diri: Tidak ada gangguan orientasi seksual, pasien menyadari dirinya sebagai seorang perempuan Pola Peran dan Hubungan Peran dalam keluarga: Sebagai istri dan ibu. Sistem pendukung: Suami, anak, dan saudara Masalah dalam keluarga: Tidak ada Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: Selama sakit pasien dijaga oleh suami dan kakaknya Upaya mengatasi masalah: Tidak ada Pola Komunikasi Kemampuan bicara: Normal Tempat tinggal: Tinggal bersama suami dan anak. Kehidupan keluarga: Adat istiadat yang dianut: Islam Pantangan dalam agama: Tidak ada Penghasilan keluarga: Lebih dari 2 juta per bulan Pola Nilai dan Kepercayaan Pentingnya Tuhan, agama, atau kepercayaan: Pasien menganggap penting Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi): Sholat Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS: - Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya: - Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya Keluarga dan pasien memahami kondisi sakitnya saat ini dan berpikir harus diterima dengan sabar karena merupakan cobaan dari Allah Perencanaan Pulang Tujuan Pulang: Perawatan dirumah Transportasi Pulang: Mobil, dijemput keluarga Dukungan Keluarga: Keluarga memperhatikan pasien dan mendukung pasien selama sakit Antisipasi bantuan biaya setelah pulang: Biaya pengobatan dari BPJS (peserta JKN) Buatkan diagnosis keperawatan bagian psikologi berdasarkan sdki dalam bentuk tabel mencakup analasisi diagnosis etiologi dan urut berdasarkana prioritas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan pengkajian psikososial yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan SDKI yang sesuai, diurutkan berdasarkan prioritas:
| Diagnosis Keperawatan | Analisis | Etiologi |
| --- | --- | --- |
| 1. Gangguan Citra Tubuh | Pasien merasa sakitnya mengganggu aktivitas dan merepotkan keluarga serta orang lain. Pasien belum dapat menerima kondisi tubuhnya saat ini. | Perubahan fungsi tubuh akibat penyakit |
| 2. Kesiapan Peningkatan Konsep Diri | Pasien berharap dapat segera sembuh dan kembali beraktivitas seperti semula. Namun, pasien merasa tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti sebelum sakit. | Perubahan peran dan fungsi akibat penyakit |
| 3. Kesiapan Peningkatan Ketenangan Spiritual | Pasien menganggap Tuhan dan agama penting dalam hidupnya. Pasien berdoa untuk mengatasi masalah yang dihadapi. | Penyakit yang dirasakan sebagai cobaan dari Tuhan |
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Citra Tubuh:
- Pasien dapat menerima perubahan kondisi tubuhnya.
- Pasien dapat beradaptasi dengan perubahan citra tubuh.
- Pasien dapat meningkatkan motivasi untuk pemulihan.
2. Kesiapan Peningkatan Konsep Diri:
- Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan potensi dirinya.
- Pasien dapat mengekspresikan perasaan positif terhadap diri sendiri.
- Pasien dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan diri.
3. Kesiapan Peningkatan Ketenangan Spiritual:
- Pasien dapat mengekspresikan keyakinan dan nilai-nilai spiritual.
- Pasien dapat menemukan makna dan tujuan hidup.
- Pasien dapat merasakan dukungan spiritual dari orang-orang terdekat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Citra Tubuh:
- Fasilitasi diskusi tentang perubahan citra tubuh akibat penyakit.
- Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran terkait perubahan citra tubuh.
- Kolaborasi dengan ahli gizi dan fisioterapis untuk membantu pasien beradaptasi dengan perubahan.
2. Kesiapan Peningkatan Konsep Diri:
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan dirinya.
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan diri.
- Libatkan keluarga dalam mendukung peningkatan konsep diri pasien.
3. Kesiapan Peningkatan Ketenangan Spiritual:
- Fasilitasi pasien untuk mengekspresikan keyakinan dan nilai-nilai spiritualnya.
- Kolaborasi dengan pemuka agama untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan spiritual kepada pasien.
Dengan pendekatan holistik mencakup aspek psikologis, sosial, dan spiritual, diharapkan asuhan keperawatan dapat membantu pasien mencapai pemulihan yang optimal. -
Article No. 7144 | 26 Nov 2024
Klinis : Pengkajian Psikososial Identitas Klien Nama : Ny. A Usia : 57 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Wlingi, Blitar Sumber informasi : Pasien, Keluarga, dan RM No. Telepon : - Status pernikahan : Menikah Agama : Islam Suku : Jawa Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Lama bekerja : >10 tahun No. RM : 11599899 Tgl. Masuk : 26 April 2024 Tgl. Pengkajian : 29 April 2024 Nama klg. dekat yg bisa dihubungi: Ny. A Status : Kaka Alamat : Wlingi, Blitar No. Telepon : 08121012xxxx Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Pola Toleransi-Koping Stres Pengambilan keputusan: Dibantu oleh suami dan keluarga Masalah utama terkait perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll): Pembayaran memakai JKN Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: Bercerita kepada keluarga dan berdoa Harapan setelah menjalani perawatan: Pasien berharap dapat beraktivitas sehari-hari seperti semula Perubahan yang dirasakan setelah sakit: Tidak dapat melakukan aktivitas seperti sebelum sakit Konsep Diri Gambaran diri: Pasien berharap dapat segera sembuh dari penyakitnya Ideal diri: Pasien merasa seharusnya masih bisa bekerja dan beraktivitas secara normal Harga diri: Pasien merasa sakitnya mengganggu aktivitas dan merepotkan keluarga serta orang lain Peran: Pasien adalah seorang istri dan ibu dari dua anak Identitas diri: Tidak ada gangguan orientasi seksual, pasien menyadari dirinya sebagai seorang perempuan Pola Peran dan Hubungan Peran dalam keluarga: Sebagai istri dan ibu. Sistem pendukung: Suami, anak, dan saudara Masalah dalam keluarga: Tidak ada Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: Selama sakit pasien dijaga oleh suami dan kakaknya Upaya mengatasi masalah: Tidak ada Pola Komunikasi Kemampuan bicara: Normal Tempat tinggal: Tinggal bersama suami dan anak. Kehidupan keluarga: Adat istiadat yang dianut: Islam Pantangan dalam agama: Tidak ada Penghasilan keluarga: Lebih dari 2 juta per bulan Pola Nilai dan Kepercayaan Pentingnya Tuhan, agama, atau kepercayaan: Pasien menganggap penting Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi): Sholat Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS: - Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya: - Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya Keluarga dan pasien memahami kondisi sakitnya saat ini dan berpikir harus diterima dengan sabar karena merupakan cobaan dari Allah Perencanaan Pulang Tujuan Pulang: Perawatan dirumah Transportasi Pulang: Mobil, dijemput keluarga Dukungan Keluarga: Keluarga memperhatikan pasien dan mendukung pasien selama sakit Antisipasi bantuan biaya setelah pulang: Biaya pengobatan dari BPJS (peserta JKN) Buatkan diagnosis keperawatan bagian psikologi urut prioritas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan pengkajian psikososial yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan bagian psikologi yang dapat dirumuskan sesuai dengan urutan prioritas, serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
1. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan penurunan kemampuan fisik akibat penyakit.
- SDKI: Defisit Perawatan Diri adalah ketidakmampuan individu untuk melakukan atau menyelesaikan satu atau lebih aktivitas perawatan diri.
- SLKI: Perawatan Diri adalah kemampuan individu untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- SIKI: Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan adalah Bantuan Perawatan Diri, Latihan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari, dan Edukasi Perawatan Diri.
2. Perubahan Konsep Diri berhubungan dengan penurunan kemampuan fungsional akibat penyakit.
- SDKI: Perubahan Konsep Diri adalah persepsi individu yang berubah tentang dirinya sendiri.
- SLKI: Konsep Diri adalah gambaran atau persepsi individu tentang dirinya sendiri.
- SIKI: Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan adalah Pengkajian Konsep Diri, Terapi Aktivitas Kelompok, dan Bimbingan Konseling.
3. Risiko Ketidakefektifan Koping berhubungan dengan masalah kesehatan dan keterbatasan dalam aktivitas.
- SDKI: Risiko Ketidakefektifan Koping adalah risiko individu untuk mengalami kesulitan dalam mengadaptasi diri terhadap stressor.
- SLKI: Koping Efektif adalah kemampuan individu untuk beradaptasi secara efektif terhadap stressor.
- SIKI: Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan adalah Dukungan Emosional, Terapi Relaksasi, dan Manajemen Stres.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang digunakan di Indonesia.
Ketiga sistem ini dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. -
Article No. 6938 | 25 Nov 2024
Klinis : pasien dhf dengan diagnosis risiko pendarahan b.d Gangguan koagulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan demam berdarah dengue (DHF) dengan risiko perdarahan terkait gangguan koagulasi, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Pendarahan berhubungan dengan Gangguan Koagulasi
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Risiko Pendarahan: Keadaan di mana individu rentan mengalami kehilangan darah yang tidak terkendali.
- Penyebab: Gangguan Koagulasi, yang merupakan kondisi di mana terjadi gangguan pada sistem pembekuan darah.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi pendarahan, Tanda-tanda vital dalam batas normal, Tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: Pemantauan tanda-tanda vital, Pemantauan perdarahan, Pemberian terapi antikoagulan jika diperlukan, Edukasi tentang risiko pendarahan dan pengendaliannya.
Kesimpulan:
Pasien dengan demam berdarah dengue memiliki risiko pendarahan yang terkait dengan gangguan koagulasi. Perawat perlu melakukan pemantauan ketat, intervensi yang tepat, serta edukasi kepada pasien dan keluarga untuk mencegah dan mengendalikan risiko pendarahan yang dapat terjadi. -
Article No. 6939 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret di saluran pernapasan, ditandai dengan adanya batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan, ditandai dengan kehilangan berat badan.
3. Hipertermia
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan adanya demam.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat peningkatan produksi panas atau penurunan mekanisme pendinginan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas: Kemampuan mempertahankan jalan napas terbuka dan bebas dari obstruksi.
2. Status Nutrisi: Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi tubuh.
3. Thermoregulasi: Kemampuan tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas: Intervensi untuk mempertahankan dan memfasilitasi jalan napas terbuka.
2. Manajemen Nutrisi: Intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
3. Manajemen Demam: Intervensi untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
Dalam kasus ini, pasien dengan dugaan tuberkulosis paru memerlukan intervensi keperawatan yang komprehensif, mencakup manajemen jalan napas, nutrisi, dan penanganan demam. Kolaborasi dengan tim medis lainnya, seperti dokter dan ahli gizi, juga diperlukan untuk memastikan penanganan yang optimal. -
Article No. 6940 | 25 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 21 tahun datang keluhan utama demam 38,1 demam sedari 5 hari sebelum, demam dirasa terus menerus nyeri otot mual nyeri ulu hati
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum Wr. Wb., perkenalkan saya adalah perawat profesional yang akan memberikan analisis dan rekomendasi asuhan keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Hipertermia (00007) berhubungan dengan proses penyakit yang sedang terjadi, ditandai dengan suhu tubuh di atas 38,1°C.
Penjelasan: Diagnosa ini tepat karena pasien mengalami demam dengan suhu tubuh 38,1°C yang berlangsung selama 5 hari. Hipertermia adalah kondisi peningkatan suhu tubuh di atas normal yang dapat disebabkan oleh proses infeksi atau penyakit lain.
2. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan proses penyakit, ditandai dengan keluhan nyeri otot dan nyeri ulu hati.
Penjelasan: Diagnosa ini tepat karena pasien mengeluhkan nyeri otot dan nyeri ulu hati, yang merupakan gejala umum dari proses penyakit yang sedang terjadi.
3. Mual (00134) berhubungan dengan proses penyakit, ditandai dengan mual yang dirasakan pasien.
Penjelasan: Diagnosa ini tepat karena pasien melaporkan adanya mual, yang sering menyertai proses penyakit seperti infeksi atau gangguan pencernaan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas tanda-tanda vital (0802): Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan tanda-tanda vital pasien, terutama suhu tubuh, dapat kembali normal.
2. Kontrol nyeri (1605): Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mengontrol dan mengelola nyeri yang dirasakan, baik nyeri otot maupun nyeri ulu hati.
3. Kontrol mual (1450): Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mengontrol dan mengatasi rasa mual yang dirasakan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk mengatasi Hipertermia (00007):
a. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala, terutama suhu tubuh.
b. Pemberian kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh.
c. Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan untuk menjaga keseimbangan cairan.
d. Edukasi pasien dan keluarga mengenai tatalaksana demam.
2. Untuk mengatasi Nyeri akut (00132):
a. Pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, dll).
b. Pemberian analgesik sesuai resep dokter.
c. Terapi relaksasi dan distraksi untuk mengurangi persepsi nyeri.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan nyeri yang efektif.
3. Untuk mengatasi Mual (00134):
a. Pengkajian faktor penyebab mual.
b. Pemberian antiemetik sesuai resep dokter.
c. Pengaturan diet dan asupan makanan yang dapat meminimalkan mual.
d. Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen mual.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam merencanakan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamualaikum Wr. Wb. -
Article No. 6941 | 25 Nov 2024
Klinis : Keluhan Klinis Demam terus-menerus selama 5 hari, disertai sakit kepala berat, nyeri otot, nyeri ulu hati, dan mual. Gejala ini sering kali mengarah pada infeksi sistemik atau proses inflamasi. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin WBC (2.57 x 10³/uL): Leukopenia, biasanya ditemukan pada infeksi virus (seperti demam berdarah dengue) atau infeksi bakteri tertentu seperti demam tifoid. PLT (24.5 x 10³/uL): Trombositopenia, umum ditemukan pada infeksi seperti DBD atau komplikasi infeksi bakteri. MCV (79.6 fL): Mikrositosis, tetapi HGB dan HCT normal menunjukkan tidak ada anemia yang signifikan saat ini. LYM (17.6%) dan MONO (23.0%): Penurunan limfosit dan peningkatan monosit, sering kali terkait infeksi virus atau bakteri. EOS (0.043%) dan BASO (1.13%): Penurunan eosinofil dan peningkatan basofil sering kali muncul pada infeksi dan inflamasi kronis. Tes Widal Semua titer berada pada level rendah (tidak signifikan). Hasil ini tidak mendukung diagnosis demam tifoid. Positif titer AH (1/160) dapat muncul karena paparan antigen, tetapi sensitivitas dan spesifisitas tes Widal rendah, sehingga perlu dilakukan kultur darah untuk konfirmasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium yang Anda paparkan, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (SDKI)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
Faktor Terkait: Infeksi sistemik atau proses inflamasi.
2. Nyeri akut (SDKI)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Faktor Terkait: Infeksi sistemik, nyeri otot, nyeri ulu hati.
3. Risiko ketidakstabilan hemodinamik (SDKI)
Definisi: Rentan mengalami perubahan status sirkulasi yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Terkait: Leukopenia, trombositopenia.
Rencana Keperawatan (SLKI):
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan kompres hangat untuk menurunkan demam
- Berikan analgesik sesuai indikasi untuk mengatasi nyeri
- Pantau laboratorium darah secara berkala
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemeriksaan dan pengobatan infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen demam
- Manajemen nyeri
- Pemantauan hemodinamik
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan utama adalah hipertermia, nyeri akut, dan risiko ketidakstabilan hemodinamik. Hal ini terkait dengan infeksi sistemik atau proses inflamasi yang ditandai dengan demam, nyeri, dan perubahan hematologis seperti leukopenia dan trombositopenia. Intervensi keperawatan diarahkan untuk menurunkan demam, mengatasi nyeri, dan memantau status hemodinamik pasien secara saksama. Kolaborasi dengan tim medis juga diperlukan untuk menentukan penyebab dan penanganan infeksi yang sesuai. -
Article No. 6942 | 25 Nov 2024
Klinis : Demam Berdarah Dengue (DBD) Trombositopenia, leukopenia, dan gejala demam mendukung diagnosis ini. Perlu konfirmasi dengan pemeriksaan NS1 antigen dengue atau serologi IgM/IgG dengue.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Syok Hipovolemik berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kebocoran plasma.
2. Risiko Dehidrasi berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan melalui kulit, saluran pencernaan, dan perdarahan.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan malaise.
4. Risiko Perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Syok Hipovolemik: Diagnosa keperawatan ini menggambarkan adanya risiko terjadinya syok hipovolemik akibat kebocoran plasma yang dapat menyebabkan penurunan volume darah dan tekanan darah.
2. Risiko Dehidrasi: Diagnosa ini mengindikasikan adanya risiko dehidrasi yang disebabkan oleh peningkatan kehilangan cairan melalui berbagai rute, seperti kulit, saluran pencernaan, dan perdarahan.
3. Intoleransi Aktivitas: Diagnosa ini menunjukkan bahwa pasien mengalami kelemahan dan malaise yang dapat menghambat kemampuan untuk beraktivitas secara normal.
4. Risiko Perdarahan: Diagnosa ini mengidentifikasi adanya risiko perdarahan yang disebabkan oleh penurunan jumlah trombosit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setiap diagnosa keperawatan di atas memiliki luaran keperawatan yang spesifik dan dapat diukur, seperti:
- Stabilitas Hemodinamik, Perfusi Jaringan, Hidrasi, Toleransi Aktivitas, dan Integritas Jaringan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola kondisi Demam Berdarah Dengue (DBD) antara lain:
- Manajemen Cairan, Manajemen Perdarahan, Manajemen Nyeri, Manajemen Demam, dan Peningkatan Toleransi Aktivitas.
Harapan saya, penjelasan singkat ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan penerapan standar SDKI - SLKI - SIKI dalam pengelolaan pasien dengan Demam Berdarah Dengue (DBD). Silakan tanyakan jika ada hal lain yang ingin Anda ketahui. -
Article No. 6943 | 25 Nov 2024
Klinis : Nyonya V usia 35 tahun dibawa ke rumah sakit jiwa karena sering bicara sendiri, tidur terus, gelisah dan kadang-kadang marah dan mengamuk. Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan bahwa kedua orang tuanya tinggal di luar negeri. Klien terlihat bingung, mondar-mandir sendiri, ± 15 kali ganti pakaian dalam sehari. Klien mengatakan bahwa dia adalah anak tunggal yang disayangi orang tuanya. Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu, karena sejak 1 tahun yang lalu klien sudah merasakan gejala-gejala ini. Klien belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya. Sejak kecil klien mengalami trauma karena perpisahan kedua orang tuanya. Ayah klien juga pernah mengalami gangguan jiwa. Saat dirumah klien dilarang keluarganya untuk bekerja dan sering tinggal di rumah. Klien sangat menyukai seluruh bagian tubuhnya karena klien merasa bahwa ia adalah orang luar negeri. Klien dapat menyebutkan identitasnya seperti nama, umur dan alamat dengan baik. Sebelum MRS klien hanya membantu pekerjaan ibunya di rumah seperti memasak, membersihkan rumah, mencuci baju, karena tidak diizinkan ayahnya untuk bekerja. Klien mengatakan kepada perawat ingin segera sembuh dan cepat pulang ke rumah. Klien yakin bahwa ia akan sembuh karena pertolongan dari Allah SWT. Klien mengatakan bahwa dirinya masih berguna dalam keluarga dan masyarakat. Orang yang paling dekat dengan klien adalah kedua orang tuanya. Aktif dalam mengikuti kegiatan aktivitas kelompok. Tidak memiliki hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain karena sifat klien yang mudah bergaul dengan orang lain. Klien beragam Islam dan yakin akan sembuh karena pertolongan Allah SWT. Jarang mengikuti sholat karena menurutnya ia tidak mempunyai mukenah untuk ke masjid. Klien kooperatif dengan menunjukkan sifat bersahabat dan mau menjawab semua pertanyaan. Klien dapat mengenal orang yang berbicara dengannya, dapat menyebutkan tempat dan waktu tanpa bantuan perawat. Mampu mengambil keputusan dan dapat menghitung dengan benar. Klien menyadari kalau dirinya sedang sakit dan berada di rumah sakit. Pembicaraan klien cepat, suara perlahan, gelisah dan suka mondar-mandir diruangan. Klien selalu mengatakan ingin sembuh dan cepat pulang. Kadang-kadang klien tenang, kadang-kadang gelisah dan suka bertengkar dengan klien lain. Klien mengatakan masih suka mendengar dan melihat bayangan. Klien mengatakan dirinya sedang berada di lingkungan yang tidak aman, banyak orang yang akan melukainya diluar sana. Klien tidak bisa mengingat kejadian dimasa lalu, tetapi masih ingat kejadian sekarang.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang disajikan, kondisi Nyonya V dapat didiagnosis dengan diagnosa keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan berhubungan dengan perubahan persepsi sensori (halusinasi)
2. Gangguan Proses Pikir berhubungan dengan deregulasi sistem saraf pusat
3. Isolasi Sosial berhubungan dengan ketakutan akan lingkungan yang tidak aman
Penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Merupakan standar yang mengidentifikasi masalah kesehatan atau respons klien terhadap masalah kesehatan yang dapat diatasi melalui intervensi keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Merupakan standar yang mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Merupakan standar yang mengidentifikasi tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan SDKI - SLKI - SIKI bertujuan untuk memastikan kesinambungan, keseragaman, dan peningkatan kualitas asuhan keperawatan di Indonesia sesuai dengan standar profesi.