Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7106 | 26 Nov 2024
Klinis : Px merasa semua orang yang ada dilingkungannya membuatnya menjadi seperti ini (gangguan jiwa)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai seorang pakar keperawatan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda kemukakan:
Diagnosa Keperawatan:
Waham (00623)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Waham adalah keyakinan yang tidak berdasar pada kenyataan dan tidak dapat diubah meskipun ada bukti yang jelas dan meyakinkan. Waham dapat muncul pada berbagai kondisi kesehatan mental, termasuk skizofrenia, gangguan bipolar, atau gangguan delusional.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan waham adalah pasien dapat mengenali wahamnya, dapat menjelaskan penyebab waham, dan dapat menunjukkan perilaku yang sesuai dengan realitas.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani waham meliputi:
a. Terapi realitas: membantu pasien untuk mengenali waham dan memahami realitas yang sebenarnya.
b. Terapi kognitif: membantu pasien untuk mengganti pikiran irasional dengan pikiran yang lebih rasional.
c. Terapi kelompok: memberikan dukungan dan pembelajaran dari sesama pasien untuk mengatasi waham.
d. Pemberian obat antipsikotik: untuk membantu menstabilkan kondisi mental pasien.
Dalam kasus ini, pasien merasa bahwa semua orang di lingkungannya membuatnya menjadi seperti ini (mengalami gangguan jiwa). Hal ini menunjukkan adanya waham, yaitu keyakinan yang tidak berdasar pada kenyataan. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah terapi realitas, terapi kognitif, terapi kelompok, dan pemberian obat antipsikotik untuk membantu pasien mengenali dan mengatasi wahamnya. -
Article No. 7107 | 26 Nov 2024
Klinis : Px gatal dibagian kaki, kulit terlihat bekas garukan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Px gatal dibagian kaki, kulit terlihat bekas garukan.
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (Gatal)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pruritus adalah sensasi gatal yang tidak nyaman pada kulit yang mendorong keinginan untuk menggaruk.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Sensasi gatal berkurang
2. Kulit tidak ada luka akibat garukan
3. Pasien dapat mengendalikan dorongan untuk menggaruk
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi penyebab pruritus (misalnya alergi, infeksi, kondisi kulit)
2. Anjurkan pasien untuk menghindari faktor pencetus gatal
3. Berikan obat topikal atau oral sesuai indikasi
4. Ajarkan teknik mengurangi gatal (misalnya kompres dingin, pengalihan perhatian)
5. Monitor tanda-tanda infeksi sekunder akibat garukan
Dengan pendekatan akademis dan sebagai pakar keperawatan, saya harap penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami Diagnosa Keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI terkait kondisi gatal pada pasien. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 7108 | 26 Nov 2024
Klinis : Pasien tampak mulut dan tangannya bergerak sendiri tanpa disengaja
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gerakan Involunter
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gerakan Involunter adalah ketidakmampuan untuk mengontrol atau menghentikan gerakan tubuh atau anggota tubuh yang tidak disengaja.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Luaran Utama: Kontrol Gerak Volunter
b. Luaran Khusus: Kontrol Gerakan
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Intervensi Utama: Manajemen Gerakan Involunter
b. Intervensi Khusus:
- Identifikasi Penyebab Gerakan Involunter
- Monitoring Gerakan Involunter
- Pemberian Terapi untuk Mengurangi Gerakan Involunter
Penjelasan singkat:
Gerakan involunter adalah kondisi di mana pasien mengalami gerakan atau pergerakan anggota tubuh yang tidak disengaja dan tidak dapat dikontrol. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan neurologis, efek samping obat, atau kondisi medis lainnya. Perawatan yang diberikan akan fokus pada identifikasi penyebab, pemantauan gerakan, dan penerapan terapi yang sesuai untuk mengurangi atau mengendalikan gerakan involunter tersebut. -
Article No. 7109 | 26 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rincian diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan dugaan tuberkulosis paru yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membesihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Sekresi kental, batuk tidak efektif, kelemahan otot pernapasan.
- Tanda dan gejala: Suara napas bronkial, sesak napas, batuk produktif, demam.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Penyebab: Penyakit pernapasan, kelemahan otot.
- Tanda dan gejala: Sesak napas, kelelahan, penurunan nafsu makan.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan perbanyakan organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
- Penyebab: Penurunan sistem pertahanan tubuh.
- Tanda dan gejala: Demam, batuk produktif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan untuk membesihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Kriteria hasil: Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan batuk efektif, tidak ada suara napas bronkial, dan pasien dapat bernapas dengan mudah.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Kriteria hasil: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mudah, tidak mengalami sesak napas, dan menunjukkan peningkatan nafsu makan.
3. Bebas Infeksi
- Definisi: Tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
- Kriteria hasil: Pasien tidak mengalami demam, batuk produktif berkurang, dan hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan perbaikan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Auskultasi suara napas
- Monitor pola napas
- Berikan posisi semi fowler
- Berikan nebulizer untuk mencairkan sekret
- Latih teknik batuk efektif
- Kolaborasi pemberian obat bronkodilator dan mukolitik
2. Intoleransi Aktivitas:
- Monitor tanda-tanda vital saat aktivitas
- Identifikasi aktivitas yang dapat ditoleransi
- Rencanakan aktivitas bertahap
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Kolaborasi konsultasi ahli gizi untuk perbaikan nutrisi
3. Risiko Infeksi:
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Identifikasi faktor risiko infeksi
- Berikan perawatan higiene yang adekuat
- Berikan edukasi tentang pencegahan infeksi
- Kolaborasi pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi
Penjelasan di atas mencakup diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi kondisi pasien dengan dugaan tuberkulosis paru. Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 7110 | 26 Nov 2024
Klinis : Oedema kaki, angina pectoris,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda sebutkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Edema Kaki
- SDKI: Edema Perifer
- SLKI: Pengelolaan Edema Perifer
- SIKI: Manajemen Cairan
Penjelasan:
Edema kaki merupakan akumulasi cairan di jaringan di bawah kulit, biasanya di tungkai bawah. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti gagal jantung, kerusakan ginjal, atau malnutrisi. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Edema Perifer, yang berfokus pada pengelolaan dan pemantauan edema. Intervensi keperawatan yang sesuai mencakup manajemen cairan, peningkatan mobilitas, dan pemberian edukasi kepada pasien.
2. Angina Pektoris
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Manajemen Aktivitas
- SIKI: Manajemen Nyeri Akut
Penjelasan:
Angina pektoris adalah rasa nyeri atau ketidaknyamanan di dada yang terjadi saat jantung membutuhkan lebih banyak oksigen, biasanya dipicu oleh aktivitas fisik atau stres emosional. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas, yang berfokus pada pemantauan dan pengelolaan aktivitas pasien. Intervensi keperawatan yang sesuai mencakup manajemen aktivitas, edukasi pasien, dan penatalaksanaan nyeri akut.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengacu pada standar praktik keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), yaitu SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia). Dengan menggunakan standar ini, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 7111 | 26 Nov 2024
Klinis : abses dilutut nyeri kemerahan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi abses di lutut dengan nyeri dan kemerahan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L02.41
- Deskripsi: Abses kulit dan jaringan subkutan pada ekstremitas bawah
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.04
- Deskripsi: Drainase abses, ruang panggul dan ekstremitas
Penjelasan:
Kode ICD-10 L02.41 menunjukkan adanya abses kulit dan jaringan subkutan pada ekstremitas bawah, yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami abses di lutut dengan gejala nyeri dan kemerahan.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 86.04 merujuk pada tindakan medis berupa drainase abses pada ruang panggul dan ekstremitas. Hal ini mungkin diperlukan untuk mengelola dan mengobati abses di lutut pada pasien.
Dokter atau perekam medis harus mengevaluasi kondisi pasien secara menyeluruh dan menentukan tindakan medis yang tepat berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik, dan data penunjang lainnya. Kode-kode ini dapat digunakan untuk dokumentasi dan pengodean diagnosis serta prosedur medis yang dilakukan. -
Article No. 7112 | 26 Nov 2024
Klinis : Pasien pria usia 31 tahun, mengeluh demam lebih dari 3 hari disertai muntah yang terus menerus. pasien mengeluhkan lemas dan tidak bertenaga. suhu tubuh pasein 38. dengan adanya tanda dehidrasi ringan dan sulit untuk berkomunikasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh pasien 38°C.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan, ditandai dengan pasien merasa lemas dan tidak bertenaga.
3. Risiko dehidrasi berhubungan dengan kehilangan cairan akibat muntah terus-menerus.
4. Komunikasi verbal terganggu berhubungan dengan kelemahan akibat dehidrasi, ditandai dengan pasien sulit berkomunikasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia teratasi: Suhu tubuh pasien kembali normal (36-37,5°C).
2. Toleransi aktivitas membaik: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa lemas dan lelah.
3. Dehidrasi teratasi: Tanda-tanda dehidrasi hilang, intake dan output cairan seimbang.
4. Komunikasi verbal efektif: Pasien dapat berkomunikasi dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen hipertermia:
a. Monitor suhu tubuh pasien secara berkala.
b. Berikan kompres hangat untuk menurunkan suhu.
c. Berikan obat penurun demam sesuai instruksi dokter.
d. Anjurkan pasien minum air hangat.
2. Manajemen aktivitas dan latihan:
a. Bantu pasien beraktivitas sesuai kemampuan.
b. Pantau tanda-tanda kelelahan, seperti nadi dan pernapasan.
c. Berikan waktu istirahat yang cukup.
3. Manajemen cairan:
a. Pantau intake dan output cairan.
b. Berikan cairan elektrolit sesuai kebutuhan.
c. Berikan antiemetik untuk mengatasi muntah.
4. Manajemen komunikasi:
a. Identifikasi faktor-faktor yang menghambat komunikasi.
b. Gunakan komunikasi nonverbal jika pasien sulit berbicara.
c. Libatkan keluarga dalam membantu komunikasi.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi: Pasien mengalami demam tinggi (38°C) yang berlangsung lebih dari 3 hari, hal ini menunjukkan adanya proses infeksi dalam tubuh yang menyebabkan peningkatan suhu.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan: Pasien merasa lemas dan tidak bertenaga, menandakan adanya penurunan toleransi aktivitas akibat kelemahan dan kelelahan yang dirasakan.
3. Risiko dehidrasi berhubungan dengan kehilangan cairan akibat muntah terus-menerus: Pasien mengalami muntah yang terus-menerus, hal ini dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat menimbulkan dehidrasi.
4. Komunikasi verbal terganggu berhubungan dengan kelemahan akibat dehidrasi: Pasien sulit berkomunikasi, yang dapat disebabkan oleh gangguan fungsi kognitif akibat dehidrasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia teratasi: Diharapkan suhu tubuh pasien kembali normal (36-37,5°C) setelah diberikan intervensi keperawatan yang sesuai.
2. Toleransi aktivitas membaik: Diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa lemas dan lelah setelah mendapatkan intervensi keperawatan yang tepat.
3. Dehidrasi teratasi: Diharapkan tanda-tanda dehidrasi pada pasien hilang, dan intake dan output cairan seimbang.
4. Komunikasi verbal efektif: Diharapkan pasien dapat berkomunikasi dengan baik setelah diberikan intervensi keperawatan yang mendukung fungsi komunikasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen hipertermia: Intervensi ini bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh pasien agar kembali normal, dengan memantau suhu tubuh, memberikan kompres hangat, pemberian obat penurun demam, dan mendorong pasien untuk minum air hangat.
2. Manajemen aktivitas dan latihan: Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien beraktivitas sesuai kemampuan, memantau tanda-tanda kelelahan, dan memberikan waktu istirahat yang cukup agar toleransi aktivitas pasien membaik.
3. Manajemen cairan: Intervensi ini bertujuan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi, dengan memantau intake dan output cairan, memberikan cairan elektrolit, dan pemberian antiemetik untuk mengatasi muntah.
4. Manajemen komunikasi: Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi pasien yang terganggu, dengan mengidentifikasi faktor penghambat, menggunakan komunikasi nonverbal, dan melibatkan keluarga dalam proses komunikasi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan diagnosa keperawatan, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada pasien. -
Article No. 7113 | 26 Nov 2024
Klinis : GTAL GATAL DI PIPI
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, berikut adalah informasi yang Anda minta mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang berkaitan dengan "GATAL DI PIPI":
1. Kode ICD-10:
- Kode: L30.9
- Deskripsi: Dermatitis, tidak spesifik
Penjelasan:
Kode ICD-10 L30.9 (Dermatitis, tidak spesifik) dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi gatal di pipi, yang merupakan salah satu manifestasi dari dermatitis atau peradangan kulit. Dermatitis adalah kondisi yang ditandai dengan peradangan, gatal, dan perubahan pada tekstur kulit. Dalam kasus ini, gatal di pipi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti iritasi kulit, alergi, atau kondisi kulit lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur atau tindakan medis yang secara khusus berkaitan dengan kondisi gatal di pipi. Perawatan untuk kondisi ini biasanya melibatkan penggunaan obat-obatan topikal, seperti krim atau losion anti-gatal, dan mungkin juga terapi penunjang lainnya berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan gejala.
Saya harap informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 7114 | 26 Nov 2024
Klinis : seorang laki-laki (Tn.m), usia 37 tahun di rawat di unit perawatan jantung hari pertama dengan kondisi lemah, sesak nafas dan tampak gelisah. pasien tampak berbaring denga posisi semifowler dan terpasang infus NS 10 tetes/menit serta oksigen nasal canule 2 lpm. hasil pemeriksaan EKG terbaru menunjukan ST Elevasi I, aVL, V2-V6. Dari dokter yang merawat merekomendasikan untuk pasien di lakukan pemeriksaan lab darah lengkap dan pengukuran enzim jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola Nafas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk menghirup dan/atau mengeluarkan udara dengan lancar.
Penyebab: Gangguan pertukaran gas, kelemahan otot, kecemasan.
Gejala dan Tanda: Sesak napas, takipnea, peningkatan penggunaan otot bantu pernapasan, pola napas yang tidak teratur.
2. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
Definisi: Perubahan tanda-tanda vital yang berada di luar kisaran normal.
Penyebab: Perubahan fungsi tubuh, ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa.
Gejala dan Tanda: Perubahan tekanan darah, nadi, suhu, atau laju pernapasan.
3. Kecemasan
Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan nonspesifik.
Penyebab: Perubahan status kesehatan, lingkungan yang tidak familiar, kurang informasi.
Gejala dan Tanda: Gelisah, takut, khawatir, sulit berkonsentrasi, insomnia.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Nafas Efektif
- Pasien dapat bernapas dengan mudah dan lancar.
- Frekuensi napas dalam batas normal (12-20 kali/menit).
- Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan yang berlebihan.
2. Stabilitas Tanda-Tanda Vital
- Pasien memiliki tanda-tanda vital yang stabil dan berada dalam batas normal.
- Tidak ada perubahan dramatis pada tekanan darah, nadi, suhu, atau laju pernapasan.
3. Kecemasan Terkendali
- Pasien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan cemas.
- Pasien dapat menerapkan strategi koping yang efektif untuk mengurangi kecemasan.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda relaksasi, seperti otot yang rileks dan ekspresi wajah tenang.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pola Nafas Tidak Efektif
- Pantau tanda-tanda vital dan pola napas pasien secara teratur.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien untuk meningkatkan oksigenasi.
- Ajarkan teknik pernapasan diafragma dan relaksasi otot untuk membantu pasien bernapas lebih efektif.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab gangguan pola nafas.
2. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
- Pantau tanda-tanda vital pasien secara teratur dan catat setiap perubahan.
- Berikan intervensi untuk menstabilkan tanda-tanda vital, seperti pemberian cairan, obat-obatan, atau tindakan lain sesuai indikasi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab ketidakstabilan tanda-tanda vital.
3. Kecemasan
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan suportif untuk menurunkan kecemasan pasien.
- Berikan informasi yang akurat dan jelas mengenai kondisi pasien dan rencana perawatan.
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti deep breathing, visualisasi, atau terapi musik untuk membantu pasien mengatasi kecemasan.
- Libatkan keluarga dan orang terdekat pasien untuk memberikan dukungan emosional.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental jika diperlukan.
Secara keseluruhan, asuhan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien, mulai dari stabilisasi fungsi pernapasan, tanda-tanda vital, dan penanganan kecemasan. Kolaborasi yang erat dengan tim kesehatan lain juga sangat penting untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 7115 | 26 Nov 2024
Klinis : pemantauan cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pemantauan cairan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan volume cairan
Definisi:
Kondisi di mana jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh tidak seimbang dengan jumlah cairan yang keluar dari tubuh.
Penyebab:
- Intake cairan yang tidak adekuat
- Kehilangan cairan yang berlebihan (misalnya diare, muntah, perdarahan, dll.)
- Gangguan mekanisme regulasi cairan di dalam tubuh
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Nutrisi
- Kelas: Cairan
- Kode: 00028
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Domain: Nutrisi
- Kelas: Keseimbangan cairan
- Kode: 0601
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Domain: Nutrisi
- Kelas: Cairan
- Kode: 6200 Manajemen cairan
Intervensi Keperawatan:
- Menilai intake dan output cairan
- Memantau tanda-tanda dehidrasi atau overhydrasi
- Mengatur pemberian cairan sesuai kebutuhan pasien
- Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya menjaga keseimbangan cairan
Pemantauan dan Evaluasi:
- Pasien menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan yang adekuat
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau overhydrasi
- Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal
Sebagai pakar keperawatan, saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI terkait pemantauan cairan. Silakan tanyakan jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut.