Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7111 | 26 Nov 2024
Klinis : abses dilutut nyeri kemerahan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi abses di lutut dengan nyeri dan kemerahan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L02.41
- Deskripsi: Abses kulit dan jaringan subkutan pada ekstremitas bawah
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.04
- Deskripsi: Drainase abses, ruang panggul dan ekstremitas
Penjelasan:
Kode ICD-10 L02.41 menunjukkan adanya abses kulit dan jaringan subkutan pada ekstremitas bawah, yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami abses di lutut dengan gejala nyeri dan kemerahan.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 86.04 merujuk pada tindakan medis berupa drainase abses pada ruang panggul dan ekstremitas. Hal ini mungkin diperlukan untuk mengelola dan mengobati abses di lutut pada pasien.
Dokter atau perekam medis harus mengevaluasi kondisi pasien secara menyeluruh dan menentukan tindakan medis yang tepat berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik, dan data penunjang lainnya. Kode-kode ini dapat digunakan untuk dokumentasi dan pengodean diagnosis serta prosedur medis yang dilakukan. -
Article No. 7112 | 26 Nov 2024
Klinis : Pasien pria usia 31 tahun, mengeluh demam lebih dari 3 hari disertai muntah yang terus menerus. pasien mengeluhkan lemas dan tidak bertenaga. suhu tubuh pasein 38. dengan adanya tanda dehidrasi ringan dan sulit untuk berkomunikasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh pasien 38°C.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan, ditandai dengan pasien merasa lemas dan tidak bertenaga.
3. Risiko dehidrasi berhubungan dengan kehilangan cairan akibat muntah terus-menerus.
4. Komunikasi verbal terganggu berhubungan dengan kelemahan akibat dehidrasi, ditandai dengan pasien sulit berkomunikasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia teratasi: Suhu tubuh pasien kembali normal (36-37,5°C).
2. Toleransi aktivitas membaik: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa lemas dan lelah.
3. Dehidrasi teratasi: Tanda-tanda dehidrasi hilang, intake dan output cairan seimbang.
4. Komunikasi verbal efektif: Pasien dapat berkomunikasi dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen hipertermia:
a. Monitor suhu tubuh pasien secara berkala.
b. Berikan kompres hangat untuk menurunkan suhu.
c. Berikan obat penurun demam sesuai instruksi dokter.
d. Anjurkan pasien minum air hangat.
2. Manajemen aktivitas dan latihan:
a. Bantu pasien beraktivitas sesuai kemampuan.
b. Pantau tanda-tanda kelelahan, seperti nadi dan pernapasan.
c. Berikan waktu istirahat yang cukup.
3. Manajemen cairan:
a. Pantau intake dan output cairan.
b. Berikan cairan elektrolit sesuai kebutuhan.
c. Berikan antiemetik untuk mengatasi muntah.
4. Manajemen komunikasi:
a. Identifikasi faktor-faktor yang menghambat komunikasi.
b. Gunakan komunikasi nonverbal jika pasien sulit berbicara.
c. Libatkan keluarga dalam membantu komunikasi.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi: Pasien mengalami demam tinggi (38°C) yang berlangsung lebih dari 3 hari, hal ini menunjukkan adanya proses infeksi dalam tubuh yang menyebabkan peningkatan suhu.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan: Pasien merasa lemas dan tidak bertenaga, menandakan adanya penurunan toleransi aktivitas akibat kelemahan dan kelelahan yang dirasakan.
3. Risiko dehidrasi berhubungan dengan kehilangan cairan akibat muntah terus-menerus: Pasien mengalami muntah yang terus-menerus, hal ini dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat menimbulkan dehidrasi.
4. Komunikasi verbal terganggu berhubungan dengan kelemahan akibat dehidrasi: Pasien sulit berkomunikasi, yang dapat disebabkan oleh gangguan fungsi kognitif akibat dehidrasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia teratasi: Diharapkan suhu tubuh pasien kembali normal (36-37,5°C) setelah diberikan intervensi keperawatan yang sesuai.
2. Toleransi aktivitas membaik: Diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa lemas dan lelah setelah mendapatkan intervensi keperawatan yang tepat.
3. Dehidrasi teratasi: Diharapkan tanda-tanda dehidrasi pada pasien hilang, dan intake dan output cairan seimbang.
4. Komunikasi verbal efektif: Diharapkan pasien dapat berkomunikasi dengan baik setelah diberikan intervensi keperawatan yang mendukung fungsi komunikasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen hipertermia: Intervensi ini bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh pasien agar kembali normal, dengan memantau suhu tubuh, memberikan kompres hangat, pemberian obat penurun demam, dan mendorong pasien untuk minum air hangat.
2. Manajemen aktivitas dan latihan: Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien beraktivitas sesuai kemampuan, memantau tanda-tanda kelelahan, dan memberikan waktu istirahat yang cukup agar toleransi aktivitas pasien membaik.
3. Manajemen cairan: Intervensi ini bertujuan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi, dengan memantau intake dan output cairan, memberikan cairan elektrolit, dan pemberian antiemetik untuk mengatasi muntah.
4. Manajemen komunikasi: Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi pasien yang terganggu, dengan mengidentifikasi faktor penghambat, menggunakan komunikasi nonverbal, dan melibatkan keluarga dalam proses komunikasi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan diagnosa keperawatan, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada pasien. -
Article No. 7113 | 26 Nov 2024
Klinis : GTAL GATAL DI PIPI
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, berikut adalah informasi yang Anda minta mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang berkaitan dengan "GATAL DI PIPI":
1. Kode ICD-10:
- Kode: L30.9
- Deskripsi: Dermatitis, tidak spesifik
Penjelasan:
Kode ICD-10 L30.9 (Dermatitis, tidak spesifik) dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi gatal di pipi, yang merupakan salah satu manifestasi dari dermatitis atau peradangan kulit. Dermatitis adalah kondisi yang ditandai dengan peradangan, gatal, dan perubahan pada tekstur kulit. Dalam kasus ini, gatal di pipi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti iritasi kulit, alergi, atau kondisi kulit lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur atau tindakan medis yang secara khusus berkaitan dengan kondisi gatal di pipi. Perawatan untuk kondisi ini biasanya melibatkan penggunaan obat-obatan topikal, seperti krim atau losion anti-gatal, dan mungkin juga terapi penunjang lainnya berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan gejala.
Saya harap informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 7114 | 26 Nov 2024
Klinis : seorang laki-laki (Tn.m), usia 37 tahun di rawat di unit perawatan jantung hari pertama dengan kondisi lemah, sesak nafas dan tampak gelisah. pasien tampak berbaring denga posisi semifowler dan terpasang infus NS 10 tetes/menit serta oksigen nasal canule 2 lpm. hasil pemeriksaan EKG terbaru menunjukan ST Elevasi I, aVL, V2-V6. Dari dokter yang merawat merekomendasikan untuk pasien di lakukan pemeriksaan lab darah lengkap dan pengukuran enzim jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola Nafas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk menghirup dan/atau mengeluarkan udara dengan lancar.
Penyebab: Gangguan pertukaran gas, kelemahan otot, kecemasan.
Gejala dan Tanda: Sesak napas, takipnea, peningkatan penggunaan otot bantu pernapasan, pola napas yang tidak teratur.
2. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
Definisi: Perubahan tanda-tanda vital yang berada di luar kisaran normal.
Penyebab: Perubahan fungsi tubuh, ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa.
Gejala dan Tanda: Perubahan tekanan darah, nadi, suhu, atau laju pernapasan.
3. Kecemasan
Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan nonspesifik.
Penyebab: Perubahan status kesehatan, lingkungan yang tidak familiar, kurang informasi.
Gejala dan Tanda: Gelisah, takut, khawatir, sulit berkonsentrasi, insomnia.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Nafas Efektif
- Pasien dapat bernapas dengan mudah dan lancar.
- Frekuensi napas dalam batas normal (12-20 kali/menit).
- Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan yang berlebihan.
2. Stabilitas Tanda-Tanda Vital
- Pasien memiliki tanda-tanda vital yang stabil dan berada dalam batas normal.
- Tidak ada perubahan dramatis pada tekanan darah, nadi, suhu, atau laju pernapasan.
3. Kecemasan Terkendali
- Pasien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan cemas.
- Pasien dapat menerapkan strategi koping yang efektif untuk mengurangi kecemasan.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda relaksasi, seperti otot yang rileks dan ekspresi wajah tenang.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pola Nafas Tidak Efektif
- Pantau tanda-tanda vital dan pola napas pasien secara teratur.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien untuk meningkatkan oksigenasi.
- Ajarkan teknik pernapasan diafragma dan relaksasi otot untuk membantu pasien bernapas lebih efektif.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab gangguan pola nafas.
2. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
- Pantau tanda-tanda vital pasien secara teratur dan catat setiap perubahan.
- Berikan intervensi untuk menstabilkan tanda-tanda vital, seperti pemberian cairan, obat-obatan, atau tindakan lain sesuai indikasi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab ketidakstabilan tanda-tanda vital.
3. Kecemasan
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan suportif untuk menurunkan kecemasan pasien.
- Berikan informasi yang akurat dan jelas mengenai kondisi pasien dan rencana perawatan.
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti deep breathing, visualisasi, atau terapi musik untuk membantu pasien mengatasi kecemasan.
- Libatkan keluarga dan orang terdekat pasien untuk memberikan dukungan emosional.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental jika diperlukan.
Secara keseluruhan, asuhan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien, mulai dari stabilisasi fungsi pernapasan, tanda-tanda vital, dan penanganan kecemasan. Kolaborasi yang erat dengan tim kesehatan lain juga sangat penting untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 7115 | 26 Nov 2024
Klinis : pemantauan cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pemantauan cairan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan volume cairan
Definisi:
Kondisi di mana jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh tidak seimbang dengan jumlah cairan yang keluar dari tubuh.
Penyebab:
- Intake cairan yang tidak adekuat
- Kehilangan cairan yang berlebihan (misalnya diare, muntah, perdarahan, dll.)
- Gangguan mekanisme regulasi cairan di dalam tubuh
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Nutrisi
- Kelas: Cairan
- Kode: 00028
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Domain: Nutrisi
- Kelas: Keseimbangan cairan
- Kode: 0601
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Domain: Nutrisi
- Kelas: Cairan
- Kode: 6200 Manajemen cairan
Intervensi Keperawatan:
- Menilai intake dan output cairan
- Memantau tanda-tanda dehidrasi atau overhydrasi
- Mengatur pemberian cairan sesuai kebutuhan pasien
- Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya menjaga keseimbangan cairan
Pemantauan dan Evaluasi:
- Pasien menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan yang adekuat
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau overhydrasi
- Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal
Sebagai pakar keperawatan, saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI terkait pemantauan cairan. Silakan tanyakan jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 7116 | 26 Nov 2024
Klinis : pemantauan cairan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran asuhan keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pemantauan cairan, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi pemantauan cairan adalah "Risiko Ketidakseimbangan Cairan". Diagnosis ini mencerminkan adanya potensi bahwa pasien dapat mengalami kondisi yang dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan cairan dalam tubuh. Diagnosis ini penting untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko terkait dengan ketidakseimbangan cairan pada pasien.
Luaran Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah "Keseimbangan Cairan Terpelihara". Luaran ini menggambarkan bahwa pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal, dengan tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau overload cairan, dan intake dan output cairan yang seimbang.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran asuhan keperawatan "Keseimbangan Cairan Terpelihara", beberapa intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Pemantauan Cairan: Melakukan pemantauan intake dan output cairan pasien secara rutin, mencatat dan mengevaluasi keseimbangan cairan.
2. Manajemen Cairan: Mengatur pemberian cairan intravena atau oral sesuai dengan kebutuhan pasien, mempertahankan keseimbangan cairan.
3. Edukasi Pasien: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan, tanda-tanda dehidrasi atau overload cairan, dan cara memonitor intake dan output cairan.
4. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan: Berkolaborasi dengan dokter dan tim kesehatan lainnya untuk mengevaluasi status cairan pasien dan menentukan intervensi yang tepat.
5. Evaluasi dan Penyesuaian Intervensi: Melakukan evaluasi secara berkala dan menyesuaikan intervensi keperawatan sesuai dengan respons pasien untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi klinis pasien secara holistik, memantau tanda-tanda vital, mengkaji intake dan output cairan, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan keseimbangan cairan pasien terpelihara. -
Article No. 7117 | 26 Nov 2024
Klinis : kateterisasi urine
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan rinci terkait diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi kateterisasi urine.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi kateterisasi urine adalah "Gangguan integritas kulit". Kondisi ini terjadi ketika kateterisasi urine menyebabkan kerusakan pada kulit dan selaput lendir di area sekitar uretra. Gangguan integritas kulit ini dapat menyebabkan risiko infeksi, iritasi, dan bahkan luka pada area tersebut.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Integritas kulit membaik, ditandai dengan tidak adanya tanda-tanda infeksi, iritasi, atau luka di area sekitar uretra.
2. Pasien mampu merawat area kateterisasi dengan benar, sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi.
3. Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan dan pemahaman terkait prosedur kateterisasi urine dan perawatannya.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Observasi dan Pemantauan:
- Pantau tanda-tanda infeksi, iritasi, atau luka di area sekitar uretra secara berkala.
- Amati karakteristik urine, seperti warna, bau, dan jumlah.
- Pantau tanda-tanda vital pasien, khususnya suhu tubuh.
2. Perawatan Kateter:
- Lakukan perawatan kateter sesuai prosedur yang benar, dengan menjaga kebersihan area dan mencegah kontaminasi.
- Ganti kateter sesuai jadwal atau jika diperlukan.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait perawatan kateter yang tepat.
3. Manajemen Nyeri:
- Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk mengurangi rasa tidak nyaman atau nyeri yang mungkin dirasakan pasien.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk membantu mengelola nyeri.
4. Edukasi dan Konseling:
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga kebersihan area kateterisasi.
- Jelaskan tanda-tanda komplikasi yang harus diperhatikan dan kapan harus segera laporkan ke petugas kesehatan.
- Dorong pasien untuk aktif terlibat dalam perawatan dirinya.
Dengan penerapan diagnosis keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan kondisi kateterisasi urine dapat mencapai pemulihan yang optimal dan terhindar dari komplikasi yang tidak diinginkan. -
Article No. 7118 | 26 Nov 2024
Klinis : Uraian Kasus Seorang laki-laki (Tn.M), usia 37 tahun dirawat di Unit Perawatan Jantung hari pertama dengan kondisi lemah, sesak nafas dan tampak gelisah. Pasien tampok berbaring dengan posisi semifowler dan terpasang infus NS 10 tetes/mnt serta oksigen nasal canule 2 1pm. Hasil pemeriksaan EKG terbaru menunjukan ST Elevasi I, aVL, V2-V6. Dari dokter yang merawat nuorekomendasikan untuk pasien dilakukan pemeriksaan lab darah lengkap dan pengukuran enzim jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kasus Tn. M.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
- Definisi: Aliran darah ke jantung yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan.
- Penyebab: Kerusakan miokard akibat infark miokard akut.
- Tanda dan gejala: Nyeri dada, sesak napas, cyanosis, denyut nadi lemah, penurunan saturasi oksigen.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Kardiak Membaik
- Kriteria hasil:
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Tidak ada keluhan nyeri dada
c. Tidak ada keluhan sesak napas
d. Saturasi oksigen dalam batas normal
e. Tidak ada tanda-tanda gagal jantung
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Perfusi Kardiak
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Pantau intake dan output cairan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat-obatan dan terapi lainnya
- Lakukan pemantauan hasil pemeriksaan laboratorium (enzim jantung)
- Bantu pasien untuk beristirahat dan mempertahankan posisi semifowler
- Berikan dukungan psikologis untuk mengurangi kecemasan pasien
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit jantung, diet, aktivitas, dan gaya hidup yang sehat
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI
- Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak dipilih karena kondisi pasien menunjukkan gejala-gejala infark miokard akut, seperti nyeri dada, sesak napas, dan perubahan EKG.
- Penyebab utamanya adalah kerusakan miokard akibat infark, yang menyebabkan aliran darah ke jantung tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI)
- Perfusi Jaringan Kardiak Membaik adalah luaran yang diharapkan setelah diberikan asuhan keperawatan.
- Kriteria hasil mencakup tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada keluhan nyeri dada dan sesak napas, serta tidak ada tanda-tanda gagal jantung.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)
- Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memantau, mengelola, dan memperbaiki perfusi jaringan kardiak pasien.
- Pemantauan tanda-tanda vital, intake-output, dan hasil pemeriksaan laboratorium penting untuk mengevaluasi efektivitas intervensi.
- Pemberian oksigen, posisi semifowler, dan istirahat membantu meningkatkan oksigenasi jaringan.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat-obatan dan terapi lainnya juga diperlukan.
- Edukasi kepada pasien dan keluarga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan terhadap pengobatan serta gaya hidup yang sehat. -
Article No. 7119 | 26 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki (Tn.M), usia 37 tahun dirawat di Unit Perawatan Jantung hari pertama dengan kondisi lemah, sesak nafas dan tampak gelisah. Pasien tampok berbaring dengan posisi semifowler dan terpasang infus NS 10 tetes/mnt serta oksigen nasal canule 2 1pm. Hasil pemeriksaan EKG terbaru menunjukan ST Elevasi I, aVL, V2-V6. Dari dokter yang merawat nuorekomendasikan untuk pasien dilakukan pemeriksaan lab darah lengkap dan pengukuran enzim jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Tn. M:
a. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard yang ditandai dengan pasien mengeluh nyeri dada, sesak napas, dan tampak gelisah.
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan penyumbatan aliran darah ke jantung yang ditandai dengan hasil EKG menunjukkan elevasi segmen ST pada lead I, aVL, dan V2-V6.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kemampuan fisik yang ditandai dengan pasien tampak lemah dan terbaring di tempat tidur.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pasien melaporkan nyeri dada berkurang.
b. Pasien menunjukkan tanda-tanda perbaikan perfusi jaringan jantung, seperti nadi perifer yang teraba baik, ekstremitas hangat, dan tidak ada keluhan sesak napas.
c. Pasien dapat berpartisipasi dalam perawatan diri dan aktivitas ringan tanpa kelelahan yang berlebihan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen nyeri:
i. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas).
ii. Berikan obat analgesik sesuai instruksi dokter.
iii. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri.
b. Peningkatan perfusi jaringan jantung:
i. Monitor tanda-tanda vital, termasuk tekanan darah, nadi, dan saturasi oksigen.
ii. Pertahankan posisi semi-fowler untuk membantu ekspansi paru.
iii. Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien.
iv. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk mengoptimalkan pengobatan dan perawatan.
c. Peningkatan aktivitas:
i. Kaji tingkat aktivitas pasien dan toleransinya.
ii. Berikan aktivitas sesuai dengan toleransi pasien, seperti latihan ringan di tempat tidur.
iii. Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan.
iv. Libatkan keluarga dalam mendukung aktivitas pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, penting untuk mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain, dan melibatkan pasien serta keluarganya dalam proses perawatan. Tujuan akhirnya adalah untuk membantu pasien mencapai hasil yang optimal dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 7120 | 26 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki (Tn.M), usia 37 tahun dirawat di Unit Perawatan Jantung hari pertama dengan kondisi lemah, sesak nafas dan tampak gelisah. Pasien tampok berbaring dengan posisi semifowler dan terpasang infus NS 10 tetes/mnt serta oksigen nasal canule 2 1pm. Hasil pemeriksaan EKG terbaru menunjukan ST Elevasi I, aVL, V2-V6. Dari dokter yang merawat nuorekomendasikan untuk pasien dilakukan pemeriksaan lab darah lengkap dan pengukuran enzim jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Jantung
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jantung yang dapat mengancam kesehatan.
Gejala dan Tanda:
- Sesak napas
- Gelisah
- Posisi semi-fowler
- Hasil EKG menunjukkan elevasi segmen ST
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Gejala dan Tanda:
- Tampak gelisah
- Pasien dapat menggambarkan rasa nyeri
3. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Gejala dan Tanda:
- Lemah
- Sesak napas saat aktivitas
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- Standar-standar ini dikembangkan oleh PPNI untuk memastikan keseragaman dalam praktik keperawatan di Indonesia.