Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7148 | 27 Nov 2024
Klinis : atresia ani
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi atresia ani.
Diagnosa Keperawatan:
1. Eliminasi tidak efektif berhubungan dengan obstruksi usus (atresia ani)
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Diagnosa ini mengacu pada ketidakmampuan individu untuk mengeluarkan sisa metabolisme (feses) melalui saluran pencernaan secara efektif yang disebabkan oleh obstruksi usus (atresia ani).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan pola eliminasi yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen eliminasi, nutrisi parenteral, perawatan stoma, dan edukasi terkait manajemen atresia ani.
Sebagai seorang pakar perawat, saya memahami bahwa atresia ani adalah kondisi di mana anus tidak terbentuk sempurna atau tidak tersambung dengan rektum. Hal ini dapat menyebabkan obstruksi pada saluran pencernaan dan mengakibatkan masalah eliminasi yang tidak efektif. Intervensi keperawatan yang komprehensif sangat penting untuk memastikan pasien dapat mempertahankan pola eliminasi yang sehat dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 7149 | 27 Nov 2024
Klinis : Pengkajian Identitas Klien Nama : Ny. H Usia : 53 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Desa Sidokumpul Guntur Demak Sumber informasi : Pasien, Suami, Keluarga No. Telepon : - Status pernikahan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Petani Faktor Predisposisi Ny. H mengatakan kedua orang tuanya sudah meninggal semua kecuali ibu dari suami pasien. Ny H adalah anak kedua dari empat bersaudara dan suami Ny. H adalah anak kedua dari lima bersaudara, pasien mempunyai dua anak perempuan klien bertempat tinggal dengan suami dan kedua anaknya. Saat dikaji pasien kurang kooperatif, kontak mata tidak dapat dipertahankan, pasien tidak terbuka dalam menjawab pertanyaan. Peran pasien di rumah sebagai seorang ibu yang jarang bergaul dengan tetangga C. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum: Lesu dan gelisah Kesadaran : Komposmentis Tanda-tanda vital: Tekanan darah : 120/80 mmHg HR : 88 x/mnt Suhu : 36,7 °C RR : 20 x/mnt Tinggi badan: 155 cm, Berat Badan: 60 kg Kepala & Leher Kepala: Mesocepal, rambut berawarna hitam dan lurus. Mata: Konjungtiva anemis, penglihatan baik, bentuk mata simetris. Hidung: Simetris, tidak ditemukan pernapasan cuping hidung, Mulut & tenggorokan: Bibir simetris, gigi serta lidah bersih dan lengkap, tidak ada kelainan fungsi pada pengecap. Telinga: Simetris kedua arah dan tidak ada gangguan pendengaran. Leher: Tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid disertai negatifitas terhadap nyeri tekan. Ekstremitas Atas: Fungsi pergerakan normal, tidak terdapat edema Bawah: Fungsi pergerakan normal, tidak terdapat edema D. Genogram Ny. H mengatakan kedua orang tuanya sudah meninggal semua kecuali ibu dari suami pasien. Ny.H adalah anak kedua dari empat bersaudara dan suami Ny. H adalah anak kedua dari lima bersaudara, pasien mempunyai dua anak perempuan. klien bertempat tinggal dengan suami dan kedua anaknya. Saat dikaji pasien kurang kooperatif, kontak mata tidak dapat dipertahankan, pasien tidak terbuka dalam menjawab pertanyaan. Peran pasien di rumah sebagai seorang ibu yang jarang bergaul dengan tetangga. E. Pemeriksaan Faktor Presipitasi 1. Faktor Biologis: Riwayat imunisasi pasien tidak lengkap. Nutrisi pasien tidak seimbang. Latihan fisik kurang. 2. Faktor Psikologis dan Sosiobudaya: Pemenuhan kepuasan perkembangan psikoseksual Fase phalik: Pakaian dan permainan sesuai jenis kelamin. Fase laten: Diberi kesempatan bergaul dengan teman sebaya. Fase genital: Diberikan kesempatan bergaul dengan lawan jenis. Psikososial: Segera membantu anaknya bila meminta pertolongan. Memberi kesempatan anaknya mengeksplorasi lingkungan. Merespon setiap pertanyaan anak. Memberi kesempatan bermain dengan teman sebaya. Memiliki cita-cita yang jelas dan realistis. Pasien masih produktif di bidang pertanian. Kepuasan hidup pasien merasa menyesal dan tidak berarti. 3. Data Kognitif: Pada usia bayi: Diberikan stimulasi sensori melalui benda berwarna bergerak. Diajak bicara atau bercanda. Kegiatan lain: Mengenal warna, benda. Membaca, menulis, menggambar, dan berhitung. Diberi kesempatan bertanya dan bercerita. Dilatih hubungan sebab-akibat. 4. Nilai Moral: Pasien mengajarkan nilai-nilai agama. Menanamkan norma sosial dan budaya pada anak-anaknya. 5. Penilaian Stressor: Persepsi individu terhadap masalah: Pasien memandang masalahnya sebagai ancaman. Pasien merasa sedih dan putus asa karena diabetesnya tidak sembuh meskipun telah menjalani berbagai terapi. Persepsi keluarga: Keluarga melaporkan bahwa pasien sering terlihat sedih, gelisah, sulit tidur, selera makan menurun, dan menunjukkan perilaku pasif. Keluarga berharap pasien patuh minum obat sampai sembuh. 6. Sumber Koping: Kemampuan problem solving rendah. Semangat pasien rendah. Kemampuan sosial pasien rendah. Intelegensia dalam batas rata-rata. Dukungan keluarga mencukupi, tetapi koping kurang. Pola asuh cukup. Konsep diri negatif. 7. Dukungan Sosial: Pasien mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya. Pasien menghargai tradisi di lingkungannya. 8. Aset Material: Penghasilan untuk kebutuhan pasien cukup. Kekayaan yang dimiliki cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Buatkan diagnosis keperawatan bagian psikologi berdasarkan sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
Diagnosis Keperawatan: Gangguan Interaksi Sosial
Definisi: Terbebannya atau terhalangnya kemampuan individu untuk membangun, mempertahankan, dan meningkatkan hubungan interpersonal yang memuaskan.
Karakteristik Definisi:
1. Kurang kooperatif
2. Kontak mata tidak dapat dipertahankan
3. Tidak terbuka dalam menjawab pertanyaan
4. Peran pasien di rumah sebagai seorang ibu yang jarang bergaul dengan tetangga
Faktor yang Berhubungan:
1. Faktor Psikologis dan Sosiobudaya:
a. Pemenuhan kepuasan perkembangan psikoseksual kurang optimal
b. Kemampuan sosial pasien rendah
c. Konsep diri negatif
2. Faktor Kognitif:
a. Kemampuan problem solving rendah
3. Faktor Lingkungan:
a. Kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan
Rencana Keperawatan:
1. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial pasien
2. Berikan terapi aktivitas kelompok untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial pasien
3. Libatkan keluarga dalam proses perawatan pasien
4. Latih pasien untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan interaksi sosial
5. Kolaborasi dengan profesional terkait untuk mengatasi masalah psikologis pasien
Implementasi dan Evaluasi:
1. Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan berinteraksi dengan orang lain
2. Pasien lebih terbuka dalam menjawab pertanyaan
3. Pasien dapat mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi
4. Pasien menunjukkan peningkatan minat dalam bersosialisasi dengan lingkungan -
Article No. 7150 | 27 Nov 2024
Klinis : Pengkajian Identitas Klien Nama : Ny. H Usia : 53 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Desa Sidokumpul Guntur Demak Sumber informasi : Pasien, Suami, Keluarga No. Telepon : - Status pernikahan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Petani Faktor Predisposisi Ny. H mengatakan kedua orang tuanya sudah meninggal semua kecuali ibu dari suami pasien. Ny H adalah anak kedua dari empat bersaudara dan suami Ny. H adalah anak kedua dari lima bersaudara, pasien mempunyai dua anak perempuan klien bertempat tinggal dengan suami dan kedua anaknya. Saat dikaji pasien kurang kooperatif, kontak mata tidak dapat dipertahankan, pasien tidak terbuka dalam menjawab pertanyaan. Peran pasien di rumah sebagai seorang ibu yang jarang bergaul dengan tetangga C. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum: Lesu dan gelisah Kesadaran : Komposmentis Tanda-tanda vital: Tekanan darah : 120/80 mmHg HR : 88 x/mnt Suhu : 36,7 °C RR : 20 x/mnt Tinggi badan: 155 cm, Berat Badan: 60 kg Kepala & Leher Kepala: Mesocepal, rambut berawarna hitam dan lurus. Mata: Konjungtiva anemis, penglihatan baik, bentuk mata simetris. Hidung: Simetris, tidak ditemukan pernapasan cuping hidung, Mulut & tenggorokan: Bibir simetris, gigi serta lidah bersih dan lengkap, tidak ada kelainan fungsi pada pengecap. Telinga: Simetris kedua arah dan tidak ada gangguan pendengaran. Leher: Tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid disertai negatifitas terhadap nyeri tekan. Ekstremitas Atas: Fungsi pergerakan normal, tidak terdapat edema Bawah: Fungsi pergerakan normal, tidak terdapat edema D. Genogram Ny. H mengatakan kedua orang tuanya sudah meninggal semua kecuali ibu dari suami pasien. Ny.H adalah anak kedua dari empat bersaudara dan suami Ny. H adalah anak kedua dari lima bersaudara, pasien mempunyai dua anak perempuan. klien bertempat tinggal dengan suami dan kedua anaknya. Saat dikaji pasien kurang kooperatif, kontak mata tidak dapat dipertahankan, pasien tidak terbuka dalam menjawab pertanyaan. Peran pasien di rumah sebagai seorang ibu yang jarang bergaul dengan tetangga. E. Pemeriksaan Faktor Presipitasi 1. Faktor Biologis: Riwayat imunisasi pasien tidak lengkap. Nutrisi pasien tidak seimbang. Latihan fisik kurang. 2. Faktor Psikologis dan Sosiobudaya: Pemenuhan kepuasan perkembangan psikoseksual Fase phalik: Pakaian dan permainan sesuai jenis kelamin. Fase laten: Diberi kesempatan bergaul dengan teman sebaya. Fase genital: Diberikan kesempatan bergaul dengan lawan jenis. Psikososial: Segera membantu anaknya bila meminta pertolongan. Memberi kesempatan anaknya mengeksplorasi lingkungan. Merespon setiap pertanyaan anak. Memberi kesempatan bermain dengan teman sebaya. Memiliki cita-cita yang jelas dan realistis. Pasien masih produktif di bidang pertanian. Kepuasan hidup pasien merasa menyesal dan tidak berarti. 3. Data Kognitif: Pada usia bayi: Diberikan stimulasi sensori melalui benda berwarna bergerak. Diajak bicara atau bercanda. Kegiatan lain: Mengenal warna, benda. Membaca, menulis, menggambar, dan berhitung. Diberi kesempatan bertanya dan bercerita. Dilatih hubungan sebab-akibat. 4. Nilai Moral: Pasien mengajarkan nilai-nilai agama. Menanamkan norma sosial dan budaya pada anak-anaknya. 5. Penilaian Stressor: Persepsi individu terhadap masalah: Pasien memandang masalahnya sebagai ancaman. Pasien merasa sedih dan putus asa karena diabetesnya tidak sembuh meskipun telah menjalani berbagai terapi. Persepsi keluarga: Keluarga melaporkan bahwa pasien sering terlihat sedih, gelisah, sulit tidur, selera makan menurun, dan menunjukkan perilaku pasif. Keluarga berharap pasien patuh minum obat sampai sembuh. 6. Sumber Koping: Kemampuan problem solving rendah. Semangat pasien rendah. Kemampuan sosial pasien rendah. Intelegensia dalam batas rata-rata. Dukungan keluarga mencukupi, tetapi koping kurang. Pola asuh cukup. Konsep diri negatif. 7. Dukungan Sosial: Pasien mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya. Pasien menghargai tradisi di lingkungannya. 8. Aset Material: Penghasilan untuk kebutuhan pasien cukup. Kekayaan yang dimiliki cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Buatkan diagnosis keperawatan bagian psikologi berdasarkan sdki
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan SDKI yang sesuai, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Harga Diri Rendah Kronis
Definisi: Perasaan negatif tentang diri sendiri atau kemampuan diri yang berlangsung lama.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Harga Diri Meningkat
Definisi: Keyakinan diri yang positif dan perasaan berharga.
Kriteria Hasil:
- Mengungkapkan perasaan positif tentang diri sendiri
- Menunjukkan perilaku yang mencerminkan harga diri yang positif
- Menghargai kelebihan dan keterbatasan diri
- Menunjukkan kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan orang lain
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Kognitif
Definisi: Tindakan untuk memperbaiki atau mengubah pola pikir maladaptif menjadi pola pikir yang lebih adaptif.
Aktivitas:
- Mengidentifikasi pikiran negatif atau distorsi kognitif tentang diri sendiri
- Membantu klien menantang dan mengubah pikiran negatif menjadi lebih positif
- Membantu klien mengembangkan pandangan yang lebih realistis tentang diri sendiri
- Memfasilitasi klien untuk menilai kelebihan dan keterbatasan diri secara objektif
2. Terapi Kelompok
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi interaksi dan dukungan kelompok.
Aktivitas:
- Membentuk kelompok dengan karakteristik yang serupa
- Memfasilitasi diskusi dan berbagi pengalaman dalam kelompok
- Membantu klien mengidentifikasi kekuatan dan sumber daya yang dimiliki
- Memberikan umpan balik yang konstruktif antar anggota kelompok
3. Terapi Keluarga
Definisi: Tindakan untuk melibatkan keluarga dalam proses pemulihan klien.
Aktivitas:
- Melibatkan keluarga dalam pengkajian dan perencanaan asuhan keperawatan
- Membantu keluarga memahami kondisi klien dan perubahan yang dibutuhkan
- Mendorong keluarga untuk memberikan dukungan dan penguatan positif kepada klien
- Memfasilitasi komunikasi yang terbuka dan efektif dalam keluarga
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosis keperawatan "Harga Diri Rendah Kronis" dipilih karena data menunjukkan bahwa Ny. H kurang kooperatif, kontak mata tidak dapat dipertahankan, dan tidak terbuka dalam menjawab pertanyaan. Hal ini mengindikasikan adanya perasaan negatif tentang diri sendiri atau kemampuan diri yang berlangsung lama.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah "Harga Diri Meningkat", dimana Ny. H dapat mengungkapkan perasaan positif tentang diri sendiri, menghargai kelebihan dan keterbatasan diri, serta menunjukkan kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan orang lain.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah Terapi Kognitif, Terapi Kelompok, dan Terapi Keluarga. Terapi Kognitif bertujuan untuk memperbaiki atau mengubah pola pikir maladaptif menjadi lebih adaptif. Terapi Kelompok bertujuan untuk memfasilitasi interaksi dan dukungan kelompok, sehingga Ny. H dapat mengidentifikasi kekuatan dan sumber daya yang dimiliki. Terapi Keluarga bertujuan untuk melibatkan keluarga dalam proses pemulihan Ny. H, sehingga keluarga dapat memberikan dukungan dan penguatan positif.
Melalui kombinasi intervensi tersebut, diharapkan Ny. H dapat mengembangkan pandangan yang lebih realistis tentang diri sendiri, menghargai kelebihan dan keterbatasan diri, serta menunjukkan perilaku dan kepercayaan diri yang lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. -
Article No. 7151 | 27 Nov 2024
Klinis : 3 Asuhan Keperawatan Pengkajian Identitas Klien Nama : Ny. H Usia : 53 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Desa Sidokumpul Guntur Demak Sumber informasi : Pasien, Suami, Keluarga No. Telepon : - Status pernikahan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Petani Faktor Predisposisi Ny. H mengatakan kedua orang tuanya sudah meninggal semua kecuali ibu dari suami pasien. Ny H adalah anak kedua dari empat bersaudara dan suami Ny. H adalah anak kedua dari lima bersaudara, pasien mempunyai dua anak perempuan klien bertempat tinggal dengan suami dan kedua anaknya. Saat dikaji pasien kurang kooperatif, kontak mata tidak dapat dipertahankan, pasien tidak terbuka dalam menjawab pertanyaan. Peran pasien di rumah sebagai seorang ibu yang jarang bergaul dengan tetangga C. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum: Lesu dan gelisah Kesadaran : Komposmentis Tanda-tanda vital: Tekanan darah : 120/80 mmHg HR : 88 x/mnt Suhu : 36,7 °C RR : 20 x/mnt Tinggi badan: 155 cm, Berat Badan: 60 kg Kepala & Leher Kepala: Mesocepal, rambut berawarna hitam dan lurus. Mata: Konjungtiva anemis, penglihatan baik, bentuk mata simetris. Hidung: Simetris, tidak ditemukan pernapasan cuping hidung, Mulut & tenggorokan: Bibir simetris, gigi serta lidah bersih dan lengkap, tidak ada kelainan fungsi pada pengecap. Telinga: Simetris kedua arah dan tidak ada gangguan pendengaran. Leher: Tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid disertai negatifitas terhadap nyeri tekan. Ekstremitas Atas: Fungsi pergerakan normal, tidak terdapat edema Bawah: Fungsi pergerakan normal, tidak terdapat edema D. Genogram Ny. H mengatakan kedua orang tuanya sudah meninggal semua kecuali ibu dari suami pasien. Ny.H adalah anak kedua dari empat bersaudara dan suami Ny. H adalah anak kedua dari lima bersaudara, pasien mempunyai dua anak perempuan. klien bertempat tinggal dengan suami dan kedua anaknya. Saat dikaji pasien kurang kooperatif, kontak mata tidak dapat dipertahankan, pasien tidak terbuka dalam menjawab pertanyaan. Peran pasien di rumah sebagai seorang ibu yang jarang bergaul dengan tetangga. E. Pemeriksaan Faktor Presipitasi 1. Faktor Biologis: Riwayat imunisasi pasien tidak lengkap. Nutrisi pasien tidak seimbang. Latihan fisik kurang. 2. Faktor Psikologis dan Sosiobudaya: Pemenuhan kepuasan perkembangan psikoseksual Fase phalik: Pakaian dan permainan sesuai jenis kelamin. Fase laten: Diberi kesempatan bergaul dengan teman sebaya. Fase genital: Diberikan kesempatan bergaul dengan lawan jenis. Psikososial: Segera membantu anaknya bila meminta pertolongan. Memberi kesempatan anaknya mengeksplorasi lingkungan. Merespon setiap pertanyaan anak. Memberi kesempatan bermain dengan teman sebaya. Memiliki cita-cita yang jelas dan realistis. Pasien masih produktif di bidang pertanian. Kepuasan hidup pasien merasa menyesal dan tidak berarti. 3. Data Kognitif: Pada usia bayi: Diberikan stimulasi sensori melalui benda berwarna bergerak. Diajak bicara atau bercanda. Kegiatan lain: Mengenal warna, benda. Membaca, menulis, menggambar, dan berhitung. Diberi kesempatan bertanya dan bercerita. Dilatih hubungan sebab-akibat. 4. Nilai Moral: Pasien mengajarkan nilai-nilai agama. Menanamkan norma sosial dan budaya pada anak-anaknya. 5. Penilaian Stressor: Persepsi individu terhadap masalah: Pasien memandang masalahnya sebagai ancaman. Pasien merasa sedih dan putus asa karena diabetesnya tidak sembuh meskipun telah menjalani berbagai terapi. Persepsi keluarga: Keluarga melaporkan bahwa pasien sering terlihat sedih, gelisah, sulit tidur, selera makan menurun, dan menunjukkan perilaku pasif. Keluarga berharap pasien patuh minum obat sampai sembuh. 6. Sumber Koping: Kemampuan problem solving rendah. Semangat pasien rendah. Kemampuan sosial pasien rendah. Intelegensia dalam batas rata-rata. Dukungan keluarga mencukupi, tetapi koping kurang. Pola asuh cukup. Konsep diri negatif. 7. Dukungan Sosial: Pasien mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya. Pasien menghargai tradisi di lingkungannya. 8. Aset Material: Penghasilan untuk kebutuhan pasien cukup. Kekayaan yang dimiliki cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Diagnosa keperawatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah 3 diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) untuk kondisi Ny. H:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Distress Emosional
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Klien dapat mengekspresikan emosi dengan tepat
- Klien dapat mengelola emosi yang muncul
- Klien dapat mengidentifikasi sumber distres emosional
- Klien dapat meningkatkan harga diri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Lakukan pengkajian mendalam tentang distres emosional yang dialami klien
- Berikan dukungan emosional dan validasi perasaan klien
- Dorong klien untuk mengekspresikan emosinya secara tepat
- Ajarkan teknik-teknik manajemen stres dan koping yang adaptif
- Kolaborasi dengan ahli jiwa/psikolog untuk konseling atau psikoterapi
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional
2. Diagnosa Keperawatan SDKI: Isolasi Sosial
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
- Klien dapat memenuhi kebutuhan sosial
- Klien dapat meningkatkan hubungan interpersonal
- Klien dapat beradaptasi dengan lingkungan sosial
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Lakukan pengkajian mendalam tentang pola interaksi sosial klien
- Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan isolasi sosial
- Dorong klien untuk terlibat dalam aktivitas sosial di lingkungan sekitar
- Libatkan keluarga dalam meningkatkan interaksi sosial klien
- Berikan edukasi tentang pentingnya interaksi sosial bagi kesehatan mental
- Kolaborasi dengan pekerja sosial untuk memfasilitasi keterlibatan klien dalam kegiatan komunitas
3. Diagnosa Keperawatan SDKI: Ketidakberdayaan
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Klien dapat mengidentifikasi sumber ketidakberdayaan
- Klien dapat meningkatkan kontrol diri
- Klien dapat meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan
- Klien dapat meningkatkan harga diri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Lakukan pengkajian mendalam tentang sumber dan penyebab ketidakberdayaan
- Berikan dukungan emosional dan validasi perasaan klien
- Bantu klien untuk mengidentifikasi sumber daya internal dan eksternal yang dapat dimanfaatkan
- Dorong klien untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait perawatannya
- Ajarkan teknik-teknik untuk meningkatkan kontrol diri dan harga diri
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan meningkatkan kemandirian klien
- Kolaborasi dengan ahli jiwa/psikolog untuk konseling atau psikoterapi
Dalam memberikan asuhan keperawatan, penting untuk mempertimbangkan kondisi klien secara holistik, termasuk faktor biologis, psikologis, sosial, dan budaya. Intervensi keperawatan yang diberikan juga harus berfokus pada pemberdayaan klien dan melibatkan keluarga serta sumber daya yang tersedia di lingkungan. -
Article No. 7152 | 27 Nov 2024
Klinis : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan klien mengatakan nyeri perut bagian yang dioperasi, klien mengatakan skala nyeri 3, klien mengatakan nyerinya berde yut denyut,tampak klien berbaring di tempat tidur dan lemah,tampak klien meringis,pucat,tampak ku lemah,td 109/70,s 36,6,N 59,Rr 20,Spo2 100
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, saya memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.4
- Deskripsi: Nyeri perut dan panggul
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik, karena tidak disebutkan adanya prosedur medis yang dilakukan.
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, pasien mengalami nyeri akut di daerah perut yang berhubungan dengan agen pencedera fisik. Hal ini ditandai dengan keluhan pasien yang mengatakan nyeri pada bagian perut yang berdenyut-denyut, skala nyeri 3, tampak berbaring lemah, meringis, pucat, dan tanda-tanda vital yang menunjukkan adanya nyeri perut. Kondisi ini sesuai dengan kode ICD-10 R10.4 untuk nyeri perut dan panggul.
Tidak ada tindakan atau prosedur medis yang disebutkan dalam kasus ini, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik. Penanganan yang mungkin dilakukan antara lain pemberian analgesik, istirahat, dan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala. -
Article No. 7153 | 27 Nov 2024
Klinis : Defisit pengetahuan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi defisit pengetahuan, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Defisit Pengetahuan
Definisi:
Defisit Pengetahuan adalah keterbatasan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Karakteristik Definisi:
1. Klien mengungkapkan ketidaktahuan terhadap informasi kesehatan.
2. Klien menunjukkan perilaku yang tidak tepat terkait informasi kesehatan.
3. Klien meminta penjelasan lebih lanjut terkait informasi kesehatan.
4. Klien tidak dapat menyebutkan proses penyakit, pengobatan, prosedur, atau rencana perawatan.
Faktor yang Berhubungan:
1. Kurangnya paparan informasi
2. Keterbatasan kognitif
3. Kecemasan
4. Motivasi kurang
5. Sumber informasi yang tidak memadai
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengetahuan: Peningkatan Pengetahuan
- Klien dapat menyebutkan proses penyakit, pengobatan, prosedur, atau rencana perawatan
- Klien dapat menjelaskan kembali informasi yang diberikan perawat
- Klien dapat mengidentifikasi sumber informasi yang akurat terkait kondisi kesehatannya
2. Perilaku Kesehatan: Peningkatan Perilaku Kesehatan
- Klien menunjukkan perilaku yang sesuai dengan informasi kesehatan yang diberikan
- Klien mematuhi rencana perawatan yang direkomendasikan
- Klien aktif mencari informasi kesehatan yang relevan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Pengetahuan
- Mengidentifikasi pengetahuan klien terkait kondisi kesehatan dan kebutuhan belajar
- Menyediakan informasi kesehatan yang sesuai dengan tingkat pemahaman klien
- Menggunakan media pembelajaran yang tepat (contoh: leaflet, video, demonstrasi)
- Mendorong klien untuk menyampaikan pertanyaan dan umpan balik
- Mengevaluasi pemahaman klien terhadap informasi yang diberikan
2. Bimbingan: Bimbingan Terkait Kesehatan
- Memberikan bimbingan dan konseling terkait kondisi kesehatan klien
- Membantu klien mengidentifikasi sumber informasi kesehatan yang terpercaya
- Mendorong klien untuk aktif mencari informasi dan mempelajari kondisi kesehatannya
- Membantu klien mengatasi hambatan dalam memperoleh informasi kesehatan
- Mengevaluasi keefektifan bimbingan yang diberikan
3. Fasilitasi: Fasilitasi Pengambilan Keputusan
- Membantu klien memahami opsi-opsi perawatan yang tersedia
- Mendiskusikan manfaat dan risiko dari setiap pilihan perawatan
- Mendukung klien dalam membuat keputusan perawatan yang sesuai dengan preferensinya
- Memastikan klien memahami implikasi dari keputusan yang diambil
- Mengevaluasi pemahaman klien terhadap rencana perawatan yang disepakati
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat memperoleh peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku kesehatan yang positif, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 7154 | 27 Nov 2024
Klinis : KELUHAN NYEDI DADA, BATUK DAN FLU
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menyajikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Keluhan Nyeri Dada, Batuk dan Flu" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan inspirasi dan/atau ekspirasi yang memberikan ventilasi adekuat.
Penyebab: Adanya nyeri dada, batuk dan flu yang dapat mengganggu pola napas.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Penyebab: Adanya keluhan nyeri dada, batuk dan flu yang dapat mengurangi toleransi dan kapasitas aktivitas.
3. Ansietas
Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
Penyebab: Adanya keluhan nyeri dada, batuk dan flu yang dapat menimbulkan rasa cemas dan khawatir pada individu.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang disusun oleh PPNI untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikan diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang disusun oleh PPNI untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang disusun oleh PPNI untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI oleh perawat dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. -
Article No. 7155 | 27 Nov 2024
Klinis : KELUHAN NYEDI DADA, BATUK DAN FLU
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) untuk kondisi keluhan nyeri dada, batuk, dan flu.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Manifestasi Klinik: Klien melaporkan nyeri dada, klien menunjukkan ekspresi wajah kesakitan, dan vital signs tidak normal.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret/cairan/benda asing dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
Manifestasi Klinik: Klien mengalami batuk produktif, mengeluh sesak napas, dan terdapat suara napas tambahan.
3. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Manifestasi Klinik: Klien mengeluh gejala flu seperti demam, menggigil, dan nyeri otot.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Klien melaporkan penurunan nyeri dada.
- Vital signs klien kembali normal.
- Klien menunjukkan ekspresi wajah yang lebih rileks.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Klien dapat batuk dengan efektif untuk mengeluarkan sekret.
- Suara napas tambahan berkurang.
- Klien melaporkan pernapasan yang lebih lega.
3. Risiko Infeksi:
- Tanda-tanda infeksi seperti demam, menggigil, dan nyeri otot berkurang.
- Klien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi baru.
- Klien dapat beraktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai indikasi dan pantau efektivitasnya.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan nyeri yang lebih komprehensif.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sekret.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan napas dalam.
- Berikan humidifier untuk melembapkan jalan napas.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi bronkodilator jika perlu.
3. Risiko Infeksi:
- Pantau tanda-tanda infeksi secara berkala.
- Berikan terapi antipiretik untuk menurunkan demam.
- Ajarkan klien tentang teknik cuci tangan yang benar.
- Berikan edukasi tentang pentingnya istirahat yang cukup.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik jika diperlukan.
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif berdasarkan diagnosis keperawatan dan luaran yang diharapkan, diharapkan kondisi klien dengan keluhan nyeri dada, batuk, dan flu dapat membaik secara signifikan. -
Article No. 7156 | 27 Nov 2024
Klinis : KELUHAN NYEDI DADA, BATUK DAN FLU
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan membantu Anda dalam menentukan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan keluhan yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R07.4
- Deskripsi: Nyeri dada, tidak terspesifikasi
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
- Kode: J11.1
- Deskripsi: Influenza dengan gejala pernapasan lain, virus tidak teridentifikasi
Penjelasan:
- Kode R07.4 (Nyeri dada, tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan keluhan nyeri dada yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang lebih spesifik.
- Kode R05 (Batuk) digunakan untuk menggambarkan keluhan batuk.
- Kode J11.1 (Influenza dengan gejala pernapasan lain, virus tidak teridentifikasi) digunakan untuk menggambarkan kondisi flu yang disertai dengan gejala pernapasan lain, seperti batuk.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur/tindakan medis yang dapat diberikan berdasarkan informasi yang diberikan. Kode-kode di atas hanya mencakup diagnosis, tanpa adanya tindakan medis yang dilakukan. -
Article No. 7157 | 27 Nov 2024
Klinis : pasien laki laki 48 tahn keluhan batuk berdarah,lemas, nafsu makkan berkurang diagnosa awal susp tb paru
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan (suspek tuberkulosis paru)
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
- SLKI: Tercapainya pola napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu pasien mencapai pola napas yang efektif, seperti pemantauan pernapasan, manajemen jalan napas, dan terapi oksigen.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik (lemas)
Penjelasan:
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau yang dibutuhkan.
- SLKI: Tercapainya toleransi aktivitas yang meningkat.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan toleransi aktivitas, seperti manajemen kelelahan, pemberian edukasi, dan perencanaan aktivitas.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia (nafsu makan berkurang)
Penjelasan:
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Tercapainya status nutrisi yang memadai.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan asupan nutrisi, seperti pemantauan status nutrisi, manajemen anoreksia, dan kolaborasi dengan ahli gizi.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika membutuhkan informasi tambahan.