Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7299 | 28 Nov 2024
Klinis : bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab:
1. Sekret yang berlebihan
2. Obstruksi jalan napas
3. Kelemahan otot pernapasan
4. Kecemasan
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
1. Sputum berlebih
2. Bunyi napas tambahan (mengi, ronki, wheezing)
3. Perubahan pola napas
4. Sianosis
5. Ortopnea
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Jalan napas terbuka
2. Bebas dari sputum berlebih
3. Pola napas normal
4. Oksigenasi adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan respirasi
2. Manajemen jalan napas
3. Suction
4. Pemberian oksigen
5. Latihan batuk efektif
Dalam konteks akademis dan persona sebagai pakar keperawatan, diagnosis keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan kondisi di mana pasien mengalami kesulitan dalam membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga jalan napas tidak terbuka secara optimal. Intervensi keperawatan diarahkan pada pemantauan respirasi, manajemen jalan napas, suction, pemberian oksigen, dan latihan batuk efektif untuk memastikan jalan napas terbuka, bebas dari sputum berlebih, dan pola napas normal, sehingga dapat tercapai oksigenasi yang adekuat. -
Article No. 7300 | 28 Nov 2024
Klinis : gangguan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan integritas kulit, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit
Definisi:
Gangguan Integritas Kulit adalah kerusakan pada epidermis, dermis, atau struktur kulit lainnya.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Integritas Kulit ditandai dengan adanya kerusakan pada struktur dan fungsi kulit, seperti luka, lecet, eritema, dan edema.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Integritas Kulit adalah pemulihan integritas kulit, bebas dari infeksi, dan penyembuhan luka yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Integritas Kulit meliputi perawatan luka, manajemen nyeri, pencegahan infeksi, dan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan kulit yang tepat.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, perawat dapat membantu pasien dalam pemulihan integritas kulit, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 7301 | 28 Nov 2024
Klinis : pasien mengeluh mual muntah, diare disertai darah, perut terasa nyeri tidak tertahankan, serta kepala pusing
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan, disertai dengan penjelasan yang rinci dan terperinci.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Diare Akut
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, cair, dan berlebihan dalam jumlah yang tidak dapat dikendalikan.
Penyebab: Infeksi bakteri, virus, atau parasit, serta konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Gejala yang sesuai: pasien mengeluh diare disertai darah, perut terasa nyeri tidak tertahankan.
2. Mual dan Muntah
Definisi: Sensasi tidak nyaman yang mendorong keinginan untuk mengeluarkan isi lambung melalui mulut.
Penyebab: Infeksi saluran pencernaan, obat-obatan, nyeri, kecemasan.
Gejala yang sesuai: pasien mengeluh mual muntah.
3. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Penyebab: Inflamasi, iritasi, spasme otot.
Gejala yang sesuai: pasien mengeluh perut terasa nyeri tidak tertahankan.
4. Gangguan Persepsi Sensori: Pusing
Definisi: Pengalaman subjektif rotasi, goyangan, atau ketidakseimbangan dalam kepala.
Penyebab: Infeksi, dehidrasi, gangguan vestibular.
Gejala yang sesuai: pasien mengeluh kepala pusing.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Diare Akut
- Frekuensi diare berkurang
- Tidak ada darah dalam feses
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Tidak ada nyeri abdomen
2. Mual dan Muntah
- Frekuensi mual dan muntah berkurang
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
3. Nyeri Akut
- Nyeri terkontrol
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi
4. Gangguan Persepsi Sensori: Pusing
- Tingkat pusing berkurang
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Diare Akut
- Kaji tanda-tanda dehidrasi
- Pantau asupan dan output cairan
- Berikan terapi rehidrasi oral atau parenteral sesuai indikasi
- Bantu pasien dalam mempertahankan kebersihan perianal
- Berikan obat antidiare sesuai instruksi medis
2. Mual dan Muntah
- Kaji tanda-tanda dehidrasi dan malnutrisi
- Pantau asupan dan output cairan
- Berikan terapi rehidrasi oral atau parenteral sesuai indikasi
- Berikan antiemetik sesuai instruksi medis
- Anjurkan mengonsumsi makanan dan minuman ringan
3. Nyeri Akut
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi)
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi nyeri
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab nyeri
4. Gangguan Persepsi Sensori: Pusing
- Kaji tanda-tanda dehidrasi
- Pantau asupan dan output cairan
- Berikan terapi rehidrasi oral atau parenteral sesuai indikasi
- Ajarkan teknik relaksasi dan ambulation untuk mengatasi pusing
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab pusing
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi pasien mencakup Diare Akut, Mual dan Muntah, Nyeri Akut, dan Gangguan Persepsi Sensori: Pusing. Masing-masing diagnosa memiliki definisi, penyebab, dan gejala yang sesuai dengan kondisi pasien yang dideskripsikan.
Luaran/output SLKI yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pengurangan frekuensi dan tanda-tanda yang berkaitan dengan masing-masing diagnosa, seperti pengurangan frekuensi diare dan tidak ada darah dalam feses, pengurangan frekuensi mual dan muntah tanpa tanda-tanda dehidrasi dan malnutrisi, kontrol nyeri yang baik, serta pengurangan tingkat pusing tanpa tanda-tanda dehidrasi dan komplikasi.
Intervensi keperawatan SIKI yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran mencakup kaji, pantau, berikan terapi rehidrasi, berikan obat sesuai instruksi medis, ajarkan teknik relaksasi dan distraksi, serta kolaborasi dengan tim medis. Intervensi ini ditujukan untuk mengatasi penyebab, mengelola gejala, dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Dengan penjelasan yang rinci, diharapkan Anda dapat memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien yang dideskripsikan. Silakan tanyakan jika ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 7302 | 28 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 19 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan demam hari ke 5, klien didiagnosa menderita DHF. Saat pengkajian didapatkan keluhan demam sudah mulai turun sejak tadi malam namun ada gusi berdarah. Hasil tanda-tanda vital : tekanan darah 110/60 mmHg, Nadi 75x/menit, suhu 37, 3'C, pernafasan 20 x/menit, bibir tampak kering dan pucat, klien tampak lemah, ptechie (+) pada area lengan dan kaki, kulit kering, klien hanya menghabiskan ¼ porsi makanannya, klien hanya minum sedikit (500 cc/ 24 jam), pengeluaran urin minimal (300 cc), mual dan muntah (+). Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan trombosit rendah (50.000 /uL), klien dilarang untuk turun dari tempat tidur dan pembatasan aktivitas, klien hanya boleh melakukan aktivitas di tempat tidur untuk mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI terkait dengan kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan berhubungan dengan penurunan trombosit akibat Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
a. Risiko Perdarahan: Keadaan rentan mengalami kehilangan darah dari pembuluh darah yang dapat membahayakan kesehatan.
b. Faktor yang berhubungan: Penurunan faktorfaktor pembekuan darah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kontrol Perdarahan: Kemampuan untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan.
b. Luaran yang diharapkan: Klien dapat mempertahankan status perdarahan dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Pemantauan Tanda-Tanda Perdarahan: Mengidentifikasi tanda-tanda perdarahan untuk mencegah komplikasi.
b. Pembatasan Aktivitas: Membatasi aktivitas fisik untuk mencegah terjadinya perdarahan.
c. Manajemen Cairan: Mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan DBD memiliki risiko perdarahan yang tinggi akibat penurunan trombosit. Pemantauan tanda-tanda perdarahan, pembatasan aktivitas, dan manajemen cairan yang adekuat merupakan intervensi keperawatan yang penting untuk mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut dan mempertahankan status perdarahan dalam batas normal. -
Article No. 7303 | 28 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 19 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan demam hari ke 5, klien didiagnosa menderita DHF. Saat pengkajian didapatkan keluhan demam sudah mulai turun sejak tadi malam namun ada gusi berdarah. Hasil tanda-tanda vital : tekanan darah 110/60 mmHg, Nadi 75x/menit, suhu 37, 3'C, pernafasan 20 x/menit, bibir tampak kering dan pucat, klien tampak lemah, ptechie (+) pada area lengan dan kaki, kulit kering, klien hanya menghabiskan ¼ porsi makanannya, klien hanya minum sedikit (500 cc/ 24 jam), pengeluaran urin minimal (300 cc), mual dan muntah (+). Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan trombosit rendah (50.000 /uL), klien dilarang untuk turun dari tempat tidur dan pembatasan aktivitas, klien hanya boleh melakukan aktivitas di tempat tidur untuk mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang telah diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Perdarahan berhubungan dengan trombositopenia sekunder akibat demam berdarah dengue (DHF).
2. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan muntah.
3. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan asupan cairan tidak adekuat dan pengeluaran urin minimal.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Perdarahan:
- Klien tidak mengalami perdarahan selama perawatan.
- Tanda-tanda vital stabil.
- Tidak ditemukan tanda-tanda perdarahan aktif.
2. Keseimbangan Nutrisi:
- Klien dapat menghabiskan porsi makanan yang diberikan.
- Status nutrisi membaik (BB stabil/meningkat).
- Tidak ditemukan tanda-tanda malnutrisi.
3. Keseimbangan Cairan:
- Intake dan output cairan seimbang.
- Tanda-tanda dehidrasi tidak ditemukan.
- Berat badan stabil.
4. Toleransi Aktivitas:
- Klien dapat melakukan aktivitas di tempat tidur tanpa mengalami kelelahan berlebih.
- Tidak ditemukan tanda-tanda perdarahan selama aktivitas.
- Klien dapat memenuhi kebutuhan aktivitas harian secara mandiri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Perdarahan:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
- Lakukan pemeriksaan trombosit secara rutin.
- Batasi aktivitas klien untuk mencegah perdarahan.
- Berikan edukasi tentang risiko perdarahan dan tindakan pencegahannya.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian produk darah jika perlu.
2. Keseimbangan Nutrisi:
- Lakukan pengkajian nutrisi dan status gizi secara komprehensif.
- Berikan makanan cair/lunak dan tinggi kalori sesuai toleransi klien.
- Pantau asupan makanan dan cairan klien.
- Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi selama sakit.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi klien.
3. Keseimbangan Cairan:
- Pantau input dan output cairan secara cermat.
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan dan kondisi klien.
- Pantau tanda-tanda dehidrasi dan kelebihan cairan.
- Berikan edukasi tentang pentingnya hidrasi selama sakit.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan pemberian cairan.
4. Toleransi Aktivitas:
- Batasi aktivitas klien dan anjurkan beristirahat di tempat tidur.
- Ajarkan klien teknik aktivitas di tempat tidur yang aman.
- Pantau tanda-tanda kelelahan atau perdarahan selama aktivitas.
- Berikan edukasi tentang pentingnya istirahat selama sakit.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan yang aman.
Penjelasan ini diberikan dengan nada akademis, persona sebagai seorang pakar keperawatan, dan menggunakan bahasa yang terperinci untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang asuhan keperawatan yang diperlukan pada kondisi klien dengan demam berdarah dengue. -
Article No. 7304 | 28 Nov 2024
Klinis : Ganggun rasa nyaman berhubungan dengan kurngnya privasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kurangnya privasi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami ketidaknyamanan yang disebabkan oleh kurangnya privasi.
- Penyebab: Lingkungan yang tidak mendukung privasi, keterbatasan ruang, dan/atau ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhan privasinya.
- Gejala dan Tanda: Ekspresi verbal atau nonverbal ketidaknyamanan, kegelisahan, dan/atau penarikan diri.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Individu melaporkan peningkatan rasa nyaman terkait privasi.
- Kriteria Hasil: Individu dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi privasi, individu menggunakan strategi untuk memenuhi kebutuhan privasi, dan individu melaporkan peningkatan rasa nyaman.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen lingkungan, pendidikan kesehatan, dan fasilitasi pemenuhan kebutuhan privasi.
- Aktivitas Keperawatan: Mengevaluasi lingkungan untuk memaksimalkan privasi, memberikan edukasi terkait pentingnya privasi, dan memfasilitasi individu dalam memenuhi kebutuhan privasinya.
Dalam kondisi ini, perawat berperan penting dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi privasi pasien, memberikan edukasi, dan memfasilitasi strategi untuk memenuhi kebutuhan privasi pasien. Tujuannya adalah untuk meningkatkan rasa nyaman pasien terkait privasi. -
Article No. 7305 | 28 Nov 2024
Klinis : dekubitus
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi dekubitus, sesuai dengan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi dekubitus:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi dekubitus berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Integritas Kulit Terganggu". Diagnosa ini digunakan ketika terdapat kerusakan pada epidermis, dermis, atau jaringan yang lebih dalam. Kondisi dekubitus, yang juga dikenal sebagai luka tekan atau luka tidur, merupakan salah satu manifestasi dari diagnosa keperawatan ini.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran yang diharapkan untuk pasien dengan kondisi dekubitus berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Integritas Kulit Membaik: Indikator yang menunjukkan bahwa luka dekubitus mengalami penyembuhan, seperti berkurangnya ukuran luka, peningkatan jaringan granulasi, dan tidak adanya tanda-tanda infeksi.
2. Nyeri Terkendali: Indikator yang menunjukkan bahwa pasien dapat mengelola nyeri yang mungkin muncul akibat kondisi dekubitus.
3. Mobilitas Fisik Membaik: Indikator yang menunjukkan bahwa pasien dapat meningkatkan pergerakan dan aktivitas fisik, sehingga mengurangi risiko terjadinya dekubitus.
4. Risiko Infeksi Menurun: Indikator yang menunjukkan bahwa risiko terjadinya komplikasi infeksi akibat kondisi dekubitus dapat diturunkan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan kondisi dekubitus, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
1. Perawatan Luka Dekubitus:
- Melakukan penilaian dan pengkajian luka dekubitus secara berkala
- Membersihkan luka dengan cairan salin atau antiseptik yang sesuai
- Menerapkan prinsip perawatan luka lembab (moist wound healing)
- Memilih dan menerapkan balutan yang tepat untuk mendukung penyembuhan luka
- Memantau tanda-tanda infeksi dan mengambil tindakan yang sesuai
2. Manajemen Nyeri:
- Mengkaji intensitas dan karakteristik nyeri yang dialami pasien
- Memberikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Memantau efektivitas intervensi nyeri yang diberikan
3. Mobilisasi dan Perubahan Posisi:
- Memfasilitasi pergerakan dan aktivitas fisik pasien sesuai dengan kemampuannya
- Melakukan perubahan posisi secara berkala untuk mencegah terjadinya dekubitus
- Menggunakan alat bantu mobilisasi yang sesuai, seperti tempat tidur khusus atau kursi roda
4. Pencegahan Infeksi:
- Menerapkan prinsip-prinsip pencegahan infeksi dalam perawatan luka dekubitus
- Memantau tanda-tanda infeksi dan mengambil tindakan yang tepat jika terjadi
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu pasien dengan kondisi dekubitus mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penyembuhan luka, pengurangan nyeri, peningkatan mobilitas, dan penurunan risiko infeksi. -
Article No. 7168 | 27 Nov 2024
Klinis : Diagnosa keperawatan pasien gea
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien Gea, berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien Gea, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Mobilitas Fisik" (SDKI 2017). Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan bebas dan terkoordinasi pada satu atau lebih ekstremitas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit, cedera, atau efek samping pengobatan.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan untuk pasien Gea adalah:
1. Mobilitas Fisik Membaik (SLKI 2019)
- Indikator: Pasien dapat melakukan pergerakan bebas dan terkoordinasi pada satu atau lebih ekstremitas.
- Target: Pasien mampu melakukan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya.
2. Nyeri Terkontrol (SLKI 2019)
- Indikator: Pasien dapat mengendalikan atau mengurangi rasa nyeri yang dialami.
- Target: Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Mobilitas (SIKI 2018)
- Tujuan: Meningkatkan mobilitas pasien.
- Aktivitas:
- Membantu pasien melakukan latihan fisik yang sesuai dengan kondisinya.
- Memberikan peralatan bantu mobilitas jika diperlukan.
- Memantau tanda-tanda vital selama aktivitas.
2. Manajemen Nyeri (SIKI 2018)
- Tujuan: Mengurangi nyeri yang dialami pasien.
- Aktivitas:
- Mengevaluasi tipe, karakteristik, dan tingkat nyeri yang dialami pasien.
- Mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
- Memberikan intervensi farmakologis atau nonfarmakologis sesuai indikasi.
- Memantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri pasien.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu pasien Gea untuk meningkatkan mobilitas fisik dan mengelola nyeri yang dialami, sehingga dapat mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 7169 | 27 Nov 2024
Klinis : Diagnosa keperawatan pasien gea
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai kondisi pasien Gea berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan nada akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien Gea:
1. Defisit Perawatan Diri (SDKI, 2017): Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
Karakteristik Utama: Ketidakmampuan untuk mandi, berpakaian, berhias, atau menggunakan toilet secara mandiri.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perawatan Diri: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri (SLKI, 2019).
Indikator:
a. Kemampuan untuk mandi/membersihkan diri secara mandiri.
b. Kemampuan untuk berpakaian/berhias secara mandiri.
c. Kemampuan untuk menggunakan toilet secara mandiri.
d. Kemampuan untuk makan/minum secara mandiri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Diri (SIKI, 2018):
a. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
b. Ajarkan dan latih pasien untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara bertahap dan mandiri.
c. Sediakan alat bantu yang diperlukan untuk memfasilitasi kemandirian pasien dalam perawatan diri.
d. Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan kemandirian dalam perawatan diri.
e. Evaluasi kemajuan pasien dalam mencapai kemandirian dalam perawatan diri.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien Gea, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Defisit Perawatan Diri, yang ditandai dengan ketidakmampuan pasien untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri, seperti mandi, berpakaian, berhias, dan menggunakan toilet. Tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan adalah meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri secara mandiri, yang dapat diukur melalui indikator-indikator pada Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).
Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pengkajian kemampuan pasien, pelatihan dan pembelajaran aktivitas perawatan diri secara bertahap, penyediaan alat bantu yang mendukung kemandirian pasien, pemberian dukungan dan motivasi, serta evaluasi kemajuan pasien. Dengan pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien Gea dapat meningkatkan kemampuannya dalam melakukan perawatan diri secara mandiri. -
Article No. 7170 | 27 Nov 2024
Klinis : Diagnosa keperawatan pasien gea
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang Anda minta. Sebagai seorang pakar keperawatan, saya akan menjabarkan secara rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran (output) yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien Gea.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien Gea:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien Gea adalah "Risiko Jatuh". Pasien Gea memiliki risiko tinggi untuk jatuh karena kondisi fisiknya yang lemah dan rentan. Pasien Gea mungkin mengalami penurunan mobilitas, keseimbangan, dan koordinasi yang dapat meningkatkan potensi terjadinya jatuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien Gea dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien dapat mempertahankan keseimbangan dan mobilitas yang optimal.
2. Pasien dapat bergerak dengan aman dan bebas dari risiko jatuh.
3. Pasien dan keluarga dapat mengidentifikasi faktor risiko jatuh dan strategi pencegahannya.
4. Pasien dan keluarga dapat mendemonstrasikan perilaku pencegahan jatuh yang efektif.
5. Pasien dapat mempertahankan integritas kulit dan bebas dari cedera akibat jatuh.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang perlu dilakukan:
1. Asesmen risiko jatuh secara komprehensif, termasuk faktor risiko intrinsik (usia, penyakit, obat-obatan) dan faktor risiko ekstrinsik (lingkungan).
2. Identifikasi dan modifikasi faktor risiko jatuh yang dapat diubah, seperti memastikan lingkungan yang aman, menggunakan alat bantu ambulasi, dan mengelola masalah kesehatan.
3. Edukasi pasien dan keluarga mengenai risiko jatuh, strategi pencegahan, dan pelatihan penggunaan alat bantu ambulasi.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, okupasi terapis) untuk meningkatkan mobilitas, keseimbangan, dan koordinasi pasien.
5. Pemantauan dan dokumentasi secara berkala terhadap status fungsional, mobilitas, dan kejadian jatuh pasien.
6. Koordinasi dengan keluarga dan tenaga kesehatan lain untuk memastikan kontinuitas perawatan dan keselamatan pasien.
Dengan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan pasien Gea dapat mencapai peningkatan keselamatan, mobilitas, dan kualitas hidup yang optimal.