Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7268 | 28 Nov 2024
Klinis : Seorang anak usia 3 tahun diantarkan ke IGD oleh keluarganya dengan keluhan BAB cair sejak 3 hari yang lalu, ibu mengatakan hari ini BAB cair sudah 8 kali dan muntah 3 kali. Anak terllihat lemah, hasil pemeriksaan tanda vital didapatkan RR 34 x/menit, suhu 380C dan HR 110 x/menit dan nadi perifer teraba lemah. Pemeriksaan fisik oleh perawat di dapatkan mata cekung, cibitan kulit perut Kembali lambat dan mukosa oral kering. Didapatkan ruam merah pada area anus anak. Hasil lab darah didapatkan nilai Hb 10g/dL, leukosit 13.000 dan hematokrit 43%.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Diare
Definisi: Pengeluaran feses cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
Penyebab: Infeksi bakteri, virus, parasit, efek samping obat, intoleransi makanan, malabsorpsi, dll.
Gejala klinik: BAB cair, frekuensi BAB meningkat, nyeri perut, mual, muntah, dehidrasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Status hidrasi membaik, ditandai dengan:
a. Turgor kulit kembali normal
b. Mata tidak cekung
c. Mukosa oral lembab
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal:
a. RR 20-30 x/menit
b. Suhu 36,5-37,5°C
c. HR 90-110 x/menit
3. Pola BAB kembali normal, frekuensi maksimal 3 kali per hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
2. Berikan cairan sesuai kebutuhan untuk mengatasi dehidrasi.
3. Berikan diet rendah serat dan mudah dicerna.
4. Observasi frekuensi dan karakteristik BAB.
5. Lakukan perawatan kulit di area anus untuk mencegah iritasi.
6. Berikan obat antidiare sesuai resep dokter.
7. Edukasi keluarga tentang manajemen diare dan pencegahan komplikasi.
Penjelasan yang rinci:
Anak usia 3 tahun dengan keluhan diare dan muntah sejak 3 hari lalu menunjukkan gejala dehidrasi, seperti mata cekung, turgor kulit lambat, dan mukosa oral kering. Hal ini mengindikasikan perlunya intervensi untuk mengembalikan status hidrasi yang baik. Selain itu, pemantauan tanda-tanda vital penting untuk mendeteksi perubahan yang mungkin terjadi. Pemberian diet rendah serat dan mudah dicerna serta obat antidiare dapat membantu memperbaiki pola BAB. Perawatan kulit di area anus diperlukan untuk mencegah iritasi. Edukasi kepada keluarga tentang manajemen diare dan pencegahan komplikasi juga sangat penting untuk mendukung pemulihan anak. -
Article No. 7269 | 28 Nov 2024
Klinis : Seorang perempuan bernama Ny. K, berusia 21 tahun, datang ke IGD dengan kondisi pucat dan lemas. Pasien mengeluhkan sakit perut akibat mencret yang menyebabkan sulit tidur. Ia menyatakan hanya tidur 3-4 jam per hari dengan pola tidur yang tidak teratur, sehingga merasa tidak puas tidur. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan suhu tubuh 38,5 ℃, nadi 65x/menit, tekanan darah 121/80 mmHg, dan frekuensi napas 15x/menit. Setelah dipindahkan ke ruang rawat inap, Ny. K bolak-balik ke kamar mandi untuk BAB sebanyak enam kali dengan konsistensi feses yang sangat cair. Keluarga pasien mengungkapkan bahwa saat ini Ny. K sedang menjalani kemoterapi dan pengobatan kanker gastrointestinal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Ny. K yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut berhubungan dengan efek samping kemoterapi yang sedang dijalani.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sakit perut dan frekuensi buang air besar yang tidak teratur.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, kelelahan, dan kurang nutrisi akibat diare.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Diare akut: Pengeluaran feses cair atau setengah cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali per hari.
2. Gangguan pola tidur: Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan pola tidur yang memuaskan.
3. Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau melakukan aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Diare akut: Menunjukkan frekuensi dan konsistensi feses yang normal, serta tanda-tanda vital yang stabil.
2. Gangguan pola tidur: Melaporkan pola tidur yang teratur dan memuaskan.
3. Intoleransi aktivitas: Melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Diare akut: Pemberian cairan dan elektrolit, manajemen diet, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi terkait diare.
2. Gangguan pola tidur: Pengaturan lingkungan tidur, terapi relaksasi, dan edukasi terkait pola tidur yang baik.
3. Intoleransi aktivitas: Manajemen aktivitas, terapi latihan, dan edukasi terkait peningkatan toleransi aktivitas.
Dalam hal ini, perawat perlu melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang komprehensif untuk membantu Ny. K dalam mengatasi masalah kesehatannya. -
Article No. 7270 | 28 Nov 2024
Klinis : risiko defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci untuk kondisi risiko defisit nutrisi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko defisit nutrisi adalah "Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh". Diagnosa ini didefinisikan sebagai "Keadaan berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik".
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Status Nutrisi: Indicator luaran yang menggambarkan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi. Kriteria hasil yang diharapkan adalah:
a. Asupan nutrisi sesuai kebutuhan
b. Berat badan dalam batas normal
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
2. Pengetahuan: Indikator luaran yang menggambarkan pemahaman pasien/keluarga tentang kebutuhan nutrisi dan strategi pemenuhan kebutuhan nutrisi. Kriteria hasil yang diharapkan adalah:
a. Pasien/keluarga dapat menjelaskan kebutuhan nutrisi yang sesuai
b. Pasien/keluarga dapat menjelaskan strategi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Nutrisi
- Lakukan pengkajian status nutrisi secara komprehensif
- Pantau asupan dan output cairan serta keseimbangan cairan
- Pantau parameter laboratorium terkait status nutrisi
2. Manajemen Nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan nutrisi pasien
- Berikan makanan/suplemen sesuai kebutuhan nutrisi pasien
- Bantu pasien dalam memilih dan mengonsumsi makanan yang sesuai
3. Edukasi Gizi
- Edukasi pasien/keluarga tentang kebutuhan nutrisi dan strategi pemenuhan nutrisi
- Berikan informasi tentang makanan yang dianjurkan dan yang perlu dihindari
- Dorong pasien/keluarga untuk aktif dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu status nutrisi yang baik dan peningkatan pengetahuan pasien/keluarga tentang kebutuhan nutrisi. -
Article No. 7271 | 28 Nov 2024
Klinis : Sedak nafas, batuk, keringat dingin, asma
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
- Penyebab: Peradangan/pembengkakan saluran napas, produksi/penumpukan sekret yang berlebih, kelemahan otot pernapasan.
- Gejala: Sesak napas, batuk, mengi, suara napas tidak normal.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Ketidakmampuan mengkonsumsi makanan, peningkatan kebutuhan metabolik.
- Gejala: Penurunan berat badan, kelemahan, kelelahan, diaphoresis (berkeringat dingin).
3. Ansietas
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai respons otonom, perasaan tegang, dan perubahan perilaku.
- Penyebab: Penyakit kronis, perubahan pola napas, ketakutan terhadap kematian.
- Gejala: Cemas, gelisah, sesak napas, diaphoresis (berkeringat dingin).
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi diagnosa keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi hasil/luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil/luaran yang diharapkan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. Terima kasih. -
Article No. 7272 | 28 Nov 2024
Klinis : Tn. F usia 42 tahun, bekerja menjajakan asongan di perempatan jalan padat kendaraan. 3 bulan berturut-turut satu tahun ini Tn. F mengeluh sesak disertai batuk berdahak, menurut Ny. A (istri) keadaan ini sudah berlangsung 2 tahun terutama di musim penghujan yang dingin. Tgl 1 November dini hari Tn. F dibawa ke UGD RS. M karena sulit bernafas disertai batuk berdahak. Dr. H (dr UGD) menyarankan Tn. F untuk dirawat. Tn.F dirawat di Ruang Melati kamar 1 bed 2 setelah melalui pemeriksaan yang menyeluruh untuk pernafasan didapatkan hasil : Spirometri terjadi penurunan kapasitas vital paru, Thorax foto menunjukkan pembesaran jantung dan AGD menunjukkan terjadinya hipoksia dan hiperkapnia. Perawat yang berdinas pagi mendapatkan data tanda vital yaitu: RR 26 x/menit pendek dan cepat, nadi 101 x/menit, TD 130/90 mmHg, Sputum diperiksakan hasil belum ada warna hijau, kental. Tn. F mengeluh tidak nafsu makan, badan bertambah kurus dan merasa cepat lelah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, Tn. F tampaknya mengalami kondisi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- SLKI: Mempertahankan jalan napas terbuka dan efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi membersihkan dan mempertahankan jalan napas terbuka.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan toleransi aktivitas.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
Tn. F mengalami sesak napas dan batuk berdahak yang disebabkan oleh penyempitan jalan napas akibat PPOK. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi pembersihan jalan napas, mengatur posisi yang nyaman, dan memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
2. Intoleransi Aktivitas:
Tn. F mengeluh cepat lelah dan merasa badan semakin kurus, menunjukkan adanya penurunan toleransi aktivitas. Intervensi keperawatan dapat berupa memfasilitasi aktivitas yang disesuaikan dengan kondisi Tn. F, mengatur jadwal aktivitas, dan memberikan dukungan fisik maupun psikologis.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
Tn. F mengalami penurunan nafsu makan dan berat badan, yang dapat disebabkan oleh kondisi PPOK. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengevaluasi asupan nutrisi, memberikan makanan yang sesuai dengan kondisi, dan memantau status nutrisi Tn. F.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan dan intervensi yang tepat, diharapkan dapat membantu Tn. F dalam mengelola kondisi PPOK-nya dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 7273 | 28 Nov 2024
Klinis : risiko defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi risiko defisit nutrisi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi risiko defisit nutrisi:
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Defisit Nutrisi". Risiko defisit nutrisi didefinisikan sebagai "Berisiko mengalami asupan zat gizi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik". Kondisi ini ditandai dengan faktor risiko seperti keterbatasan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi, keterbatasan dalam mempersiapkan makanan, gangguan fisik yang memengaruhi asupan makanan, dan lain-lain. Pasien dengan risiko defisit nutrisi membutuhkan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya defisit nutrisi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Status Nutrisi: Pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhannya.
2. Berat Badan: Pasien dapat mempertahankan berat badan dalam rentang normal.
3. Asupan Makan: Pasien dapat meningkatkan asupan makanan yang sesuai dengan kebutuhannya.
4. Pengetahuan tentang Nutrisi: Pasien dan/atau keluarga dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang baik tentang kebutuhan nutrisi.
5. Kemampuan Mempersiapkan Makanan: Pasien dan/atau keluarga dapat mendemonstrasikan kemampuan dalam mempersiapkan makanan yang sesuai dengan kebutuhan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
1. Pengkajian Nutrisi: Mengkaji status nutrisi pasien, riwayat asupan makan, faktor-faktor yang memengaruhi asupan makan, dan komplikasi yang mungkin timbul.
2. Edukasi Nutrisi: Memberikan edukasi kepada pasien dan/atau keluarga tentang kebutuhan nutrisi, pemilihan makanan yang sesuai, dan strategi untuk meningkatkan asupan makan.
3. Perencanaan Makanan: Menyusun rencana makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi pasien, mempertimbangkan preferensi, keterbatasan, dan faktor-faktor lainnya.
4. Fasilitasi Asupan Makan: Memfasilitasi pasien dalam mengonsumsi makanan yang telah direncanakan, termasuk membantu dalam persiapan dan penyajian makanan.
5. Monitoring Nutrisi: Melakukan pemantauan terhadap status nutrisi, berat badan, dan asupan makan pasien secara berkala.
6. Kolaborasi dengan Tim Gizi: Berkolaborasi dengan tim gizi untuk mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu mempertahankan status nutrisi yang adekuat, mempertahankan berat badan dalam rentang normal, meningkatkan asupan makan, serta memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam mempersiapkan makanan yang sesuai dengan kebutuhannya. -
Article No. 7274 | 28 Nov 2024
Klinis : Tn. F usia 42 tahun, bekerja menjajakan asongan di perempatan jalan padat kendaraan. 3 bulan berturut-turut satu tahun ini Tn. F mengeluh sesak disertai batuk berdahak, menurut Ny. A (istri) keadaan ini sudah berlangsung 2 tahun terutama di musim penghujan yang dingin. Tgl 1 November dini hari Tn. F dibawa ke UGD RS. M karena sulit bernafas disertai batuk berdahak. Dr. H (dr UGD) menyarankan Tn. F untuk dirawat. Tn.F dirawat di Ruang Melati kamar 1 bed 2 setelah melalui pemeriksaan yang menyeluruh untuk pernafasan didapatkan hasil : Spirometri terjadi penurunan kapasitas vital paru, Thorax foto menunjukkan pembesaran jantung dan AGD menunjukkan terjadinya hipoksia dan hiperkapnia. Perawat yang berdinas pagi mendapatkan data tanda vital yaitu: RR 26 x/menit pendek dan cepat, nadi 101 x/menit, TD 130/90 mmHg, Sputum diperiksakan hasil belum ada warna hijau, kental. Tn. F mengeluh tidak nafsu makan, badan bertambah kurus dan merasa cepat lelah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, dapat disimpulkan bahwa Tn. F mengalami diagnosa keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
SDKI:
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Faktor Terkait: Penyakit paru obstruksi kronik, infeksi saluran pernapasan.
- Gejala dan Tanda: Sesak napas, napas pendek, irama napas tidak teratur, hipoksemia, hiperkapnia.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI:
- Definisi: Asupan nutrisi tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Terkait: Penyakit kronis, penurunan nafsu makan.
- Gejala dan Tanda: Penurunan berat badan, kelelahan, lemah.
3. Intoleransi Aktivitas
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Faktor Terkait: Penyakit pernapasan kronis, malnutrisi.
- Gejala dan Tanda: Kelelahan, sesak napas saat aktivitas.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Sebagai panduan dalam menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan data yang dikumpulkan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Sebagai panduan untuk menentukan luaran (outcome) yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Sebagai panduan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosis dan luaran yang ditetapkan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menetapkan dan mengembangkan ketiga standar ini sebagai acuan bagi perawat dalam praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 7276 | 28 Nov 2024
Klinis : Klien (Ny. E) Usia 35 tahun dibawa ke UGD salah satu rumah sakit.Ny S sesak nafas, sudah batuk selama 3 bulan tidak sembuh sembuh Pengukuran tanda vital didapatkan: TD 140/90mmHg, N 102x/mnt, S 36C, RR 30x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Faktor Berhubungan: Peningkatan produksi sekret, adanya benda asing, adanya penyakit pernapasan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Bersihan Jalan Napas Efektif
- Kriteria Hasil: Pola napas normal, tidak ada suara napas tambahan, tidak ada sianosis, dan tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Pernapasan, Manajemen Oksigenasi.
- Tindakan Keperawatan: Mengevaluasi pola napas, mengatur posisi tubuh, memberikan bronkodilator, mempertahankan jalan napas terbuka, dan memantau status oksigenasi.
Kondisi Ny. E dengan keluhan sesak napas dan batuk selama 3 bulan yang tidak sembuh-sembuh mengarah pada diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, manajemen pernapasan, dan manajemen oksigenasi untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan memenuhi kebutuhan oksigen. -
Article No. 7277 | 28 Nov 2024
Klinis : Klien (Ny. E) Usia 35 tahun dibawa ke UGD salah satu rumah sakit.Ny S sesak nafas, sudah batuk selama 3 bulan tidak sembuh sembuh Pengukuran tanda vital didapatkan: TD 140/90mmHg, N 102x/mnt, S 36C, RR 30x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan pola nafas (SDKI: Gangguan pola napas)
- SDKI: Ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan pola napas yang efektif
- SLKI: Meningkatkan kemampuan klien dalam mempertahankan pola napas yang efektif
- SIKI: Intervensi untuk membantu klien mencapai dan mempertahankan pola napas yang efektif
2. Intoleransi aktivitas (SDKI: Intoleransi aktivitas)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik atau persepsi
- SLKI: Meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi klien dalam mencapai tingkat aktivitas yang diinginkan atau dibutuhkan
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan pola nafas:
- Ny. E mengalami sesak nafas, yang merupakan indikasi adanya gangguan pola nafas.
- Pengukuran tanda vital menunjukkan peningkatan frekuensi pernapasan (RR 30x/menit), yang dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu.
- Intervensi keperawatan akan fokus pada membantu klien mempertahankan pola pernapasan yang efektif, mengurangi gejala sesak nafas, dan memfasilitasi proses pemulihan.
2. Intoleransi aktivitas:
- Ny. E mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh selama 3 bulan, yang dapat mempengaruhi kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
- Perubahan tanda vital, seperti peningkatan denyut nadi (N 102x/menit), dapat mengindikasikan keterbatasan fisik dalam melakukan aktivitas.
- Intervensi keperawatan akan fokus pada meningkatkan kemampuan Ny. E dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dengan mempertimbangkan kondisi fisiknya saat ini.
Catatan: Diagnosa keperawatan dan rencana intervensi dapat disesuaikan dengan hasil pengkajian dan evaluasi kondisi klien secara komprehensif. -
Article No. 7278 | 28 Nov 2024
Klinis : Klien (Ny. E) Usia 35 tahun dibawa ke UGD salah satu rumah sakit.Ny S sesak nafas, sudah batuk selama 3 bulan tidak sembuh sembuh Pengukuran tanda vital didapatkan: TD 140/90mmHg, N 102x/mnt, S 36C, RR 30x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang dipaparkan, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan pada Ny. E adalah:
1. Bersihan Jalan Napas tidak efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, lemahnya batuk, adanya obstruksi.
- Gejala: Sesak napas, frekuensi napas meningkat, nada napas wheezing, sianosis.
Penjelasan Singkat Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SDKI:
- Definisi diagnosis keperawatan sesuai dengan SDKI
- Penyebab sesuai dengan faktor risiko dalam SDKI
- Gejala sesuai dengan karakteristik definisi dalam SDKI
SLKI:
- Luaran keperawatan yang dapat diterapkan untuk diagnosis ini, misalnya:
- Bersihan Jalan Napas
- Pola Napas
SIKI:
- Intervensi keperawatan yang dapat diterapkan untuk diagnosis ini, misalnya:
- Manajemen Jalan Napas
- Terapi Oksigen
- Manajemen Batuk
Kesimpulan:
Berdasarkan kondisi Ny. E yang mengalami sesak napas dan batuk selama 3 bulan, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan adalah Bersihan Jalan Napas tidak efektif. Standar asuhan keperawatan yang dapat digunakan adalah SDKI, SLKI, dan SIKI.