Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18837 | 20 Jun 2025
Klinis : Klien mengatakan punggung sering terasa pegal-pegal ketika bangun tidur karna kasurnya tidak nyaman. Namun ketika sudah mandi pagi klien sudah tidak merasakan pegal-pegal lagi. Klien rutin menimun obat hipertensi dan DM
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan format yang diminta:
---
**Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pola Tidur (00095)** *(SDKI)*
*Definisi:* Ketidaknyamanan fisik atau psikologis yang mengganggu kemampuan klien untuk tidur atau mempertahankan tidur yang berkualitas.
**Fokus Intervensi (SIKI):**
1. **Manajemen Nyeri (1400)**
- *Tindakan:* Ajarkan teknik relaksasi sebelum tidur (napas dalam, posisi nyaman), rekomendasi penggunaan bantal penyangga.
2. **Edukasi Kesehatan (5600)**
- *Tindakan:* Berikan edukasi tentang pentingnya kasur ergonomis dan hubungan antara kualitas tidur dengan manajemen hipertensi/DM.
**Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Kualitas Tidur (0801)**
*Indikator:*
- Klien melaporkan penurunan keluhan pegal saat bangun tidur (Skala: 1–5, target ?4).
- Klien mampu menerapkan strategi untuk meningkatkan kenyamanan tidur (misalnya: penyesuaian posisi, lingkungan tidur).
**Rasional:**
1. **Kaitan dengan Kondisi Klien:**
- Ketidaknyamanan kasur menyebabkan *microarousals* (gangguan tidur ringan) yang memicu nyeri otot dan berdampak pada pemulihan fisik. Hipertensi dan DM memerlukan tidur optimal untuk stabilisasi metabolik.
2. **Dukungan Literatur:**
- *SDKI Edisi 1 (2017)* menyatakan gangguan pola tidur dapat bersifat reversibel dengan modifikasi lingkungan (contoh: kasur ergonomis).
- *SIKI (2018)* menekankan pendekatan non-farmakologis untuk nyeri muskuloskeletal terkait tidur.
**Catatan Klinis:**
- Monitor efek intervensi melalui laporan subjektif klien dan observasi pola tidur. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk manajemen DM/hipertensi yang dapat memperburuk gangguan tidur jika tidak terkontrol.
---
**Format RTF:**
File dapat disimpan dengan ekstensi `.rtf` dan mempertahankan struktur di atas untuk konsistensi dokumentasi keperawatan.
*Referensi:*
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)*.
- PPNI. (2018). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
- PPNI. (2019). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
---
Semoga membantu. Jika memerlukan penyesuaian kode atau penjelasan lebih mendalam, informasikan lebih lanjut. -
Article No. 18838 | 20 Jun 2025
Klinis : Klien mengatakan punggung sering terasa pegal-pegal ketika bangun tidur karna kasurnya tidak nyaman. Namun ketika sudah mandi pagi klien sudah tidak merasakan pegal-pegal lagi. Klien rutin menimun obat hipertensi dan DM
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda paparkan, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
D.0045 Gangguan Tidur
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau mencapai tingkat tidur yang memuaskan atau berkualitas.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
D.0045 Gangguan Tidur
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau mencapai tingkat tidur yang memuaskan atau berkualitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
L.0096 Kualitas Tidur Membaik
Definisi: Tercapainya pola tidur yang memuaskan, tidak terganggu, dan memulihkan energi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I.0307 Manajemen Tidur
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi dan mempertahankan pola tidur yang memuaskan.
Kode dan definisi di atas merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menangani kondisi Klien yang mengeluhkan pegal-pegal di punggung saat bangun tidur akibat kasur yang tidak nyaman. Meskipun keluhan sudah tidak dirasakan lagi setelah mandi pagi, intervensi keperawatan tetap diperlukan untuk memastikan kualitas tidur Klien terjaga dengan baik. -
Article No. 18839 | 20 Jun 2025
Klinis : Klien mengatakan punggung sering terasa pegal-pegal ketika bangun tidur karna kasurnya tidak nyaman. Namun ketika sudah mandi pagi klien sudah tidak merasakan pegal-pegal lagi. Klien rutin menimun obat hipertensi dan DM
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam menangani kondisi klien yang mengeluhkan pegal-pegal di punggung saat bangun tidur akibat kasur yang tidak nyaman, namun merasa lebih baik setelah mandi pagi, serta rutin mengonsumsi obat hipertensi dan diabetes mellitus (DM), berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan pola tidur (00198) berhubungan dengan kondisi kasur yang tidak nyaman.
Definisi: Gangguan dalam kualitas atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Faktor yang berhubungan: Lingkungan tidur yang tidak nyaman.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pola Tidur (0004)
- Kriteria hasil:
a. Durasi tidur yang adekuat (4-8 jam/malam)
b. Kemudahan untuk memulai dan mempertahankan tidur
c. Kualitas tidur yang baik (terbebas dari gangguan tidur)
d. Tidak ada keluhan pegal-pegal saat bangun tidur
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Tidur (5302)
- Kaji pola tidur klien, termasuk durasi, kualitas, dan gangguan tidur.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tidur, seperti kondisi kasur yang tidak nyaman.
- Berikan edukasi kepada klien tentang hygiene tidur yang baik, seperti menjaga lingkungan tidur yang nyaman dan kondusif.
- Bantu klien untuk mengatur lingkungan tidur yang lebih nyaman, misalnya mengganti kasur yang lebih nyaman.
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, untuk membantu klien memulai dan mempertahankan tidur.
- Monitoring dan evaluasi perkembangan pola tidur klien secara berkala.
2. Manajemen Nyeri (1400)
- Kaji intensitas, kualitas, lokasi, dan karakteristik nyeri pegal-pegal pada punggung klien.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, seperti posisi tidur.
- Berikan intervensi nonfarmakologis, seperti kompres hangat, pijatan, dan latihan peregangan untuk mengurangi nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya fisioterapis) untuk mengelola nyeri punggung klien.
- Monitoring dan evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri punggung klien.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat memperoleh pola tidur yang lebih baik, mengurangi keluhan pegal-pegal di punggung saat bangun tidur, serta tetap mampu mengelola kondisi hipertensi dan DM-nya dengan baik. -
Article No. 18840 | 20 Jun 2025
Klinis : Bab berdarah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi "Bab berdarah", berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K92.2
- Deskripsi: Perdarahan gastrointestinal, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 44.43
- Deskripsi: Endoskopi atas saluran cerna, dengan pendarahan atau penjepitan
Penjelasan:
Kode ICD-10 K92.2 (Perdarahan gastrointestinal, tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan kondisi "Bab berdarah" atau perdarahan yang terjadi di saluran pencernaan, tanpa spesifikasi lebih lanjut mengenai lokasi atau penyebabnya. Kode ini mencakup berbagai jenis perdarahan gastrointestinal, seperti perdarahan dari saluran cerna bagian atas (misalnya, perdarahan dari esofagus, lambung, atau usus halus) atau perdarahan dari saluran cerna bagian bawah (misalnya, perdarahan dari usus besar atau rektum).
Sementara itu, kode ICD-9-CM 44.43 (Endoskopi atas saluran cerna, dengan pendarahan atau penjepitan) dapat digunakan untuk prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk menangani perdarahan gastrointestinal. Prosedur ini melibatkan penggunaan endoskopi untuk memeriksa dan mengidentifikasi sumber perdarahan di saluran cerna bagian atas, serta kemungkinan intervensi seperti penjepitan atau penyumbatan untuk menghentikan perdarahan.
Catatan: Pengkodean yang tepat dan lengkap dapat bervariasi berdasarkan informasi klinis spesifik pada setiap kasus. Selalu konsultasikan dengan panduan koding ICD-10 dan ICD-9-CM yang terbaru untuk memastikan pengkodean yang akurat. -
Article No. 18841 | 20 Jun 2025
Klinis : Bab berdarah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Bab berdarah" dengan nada akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan (00206)
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00206
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan melalui saluran gastrointestinal.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1903
Judul: Kontrol Perdarahan
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan perdarahan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3120
Judul: Manajemen Perdarahan
Definisi: Mencegah, mengendalikan, dan mengobati perdarahan.
Dalam kondisi "Bab berdarah", pasien berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan melalui saluran gastrointestinal. Perawat harus melakukan intervensi keperawatan yang berfokus pada manajemen perdarahan, seperti memantau tanda-tanda vital, mengidentifikasi sumber perdarahan, memberikan perawatan yang sesuai, dan melakukan tindakan untuk mengendalikan perdarahan. Selain itu, perawat juga harus memantau dan mengevaluasi efektivitas intervensi yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu kemampuan pasien dalam mengendalikan perdarahan. -
Article No. 18842 | 20 Jun 2025
Klinis : intervensi pada komunitas dengan masalah hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk intervensi pada komunitas dengan masalah hipertensi:
1. Manajemen Tekanan Darah Tidak Efektif (00025)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengambil tindakan untuk memelihara kesehatan.
3. Kurang Pengetahuan (00126)
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
Kode dan Definisi SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Tekanan Darah Tidak Efektif (00025)
Kode: 10008
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
Kode: 10033
3. Kurang Pengetahuan (00126)
Kode: 10054
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tekanan Darah Terkontrol
Kode: 10008
2. Manajemen Kesehatan Efektif
Kode: 10033
3. Pengetahuan Peningkatan Kesehatan
Kode: 10054
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertensi
Kode: 10008
2. Edukasi Manajemen Kesehatan
Kode: 10033
3. Edukasi Kesehatan
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menerapkan intervensi yang komprehensif untuk menangani masalah hipertensi pada komunitas. Intervensi tersebut akan mencakup manajemen tekanan darah, edukasi manajemen kesehatan, dan peningkatan pengetahuan masyarakat terkait hipertensi. Tujuannya adalah untuk membantu komunitas mencapai tekanan darah terkontrol, meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan, dan memperoleh pengetahuan yang memadai untuk menjaga kesehatan. -
Article No. 18843 | 20 Jun 2025
Klinis : intervensi pada komunitas dengan masalah hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan format RTF yang Anda minta:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI UNTUK KOMUNITAS DENGAN HIPERTENSI\b0
\par
\b 1. Diagnosa Keperawatan:\b0
\ul Risiko Ketidakefektifan Manajemen Program Terapeutik\ulnone (SDKI Code: D.0026)
\par \i Penjelasan:\i0 Ketidakmampuan individu/kelompok untuk mengidentifikasi, mengintegrasikan, atau memodifikasi perilaku dalam mencapai tujuan kesehatan terkait hipertensi.
\par
\b 2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0
\ul Pengetahuan: Manajemen Penyakit\ulnone (SLKI Code: L.14028)
\par \i Kriteria Luaran:\i0
- Menyebutkan faktor risiko hipertensi (L.14028.010)
- Mendemonstrasikan teknik pemantauan tekanan darah mandiri (L.14028.040)
\par
\b 3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0
\ul Edukasi Kesehatan\ulnone (SIKI Code: I.11058)
\par \i Intervensi Spesifik:\i0
- Menjelaskan patofisiologi hipertensi (I.11058.050)
- Melatih teknik manajemen stres (I.11058.120)
- Memfasilitasi kelompok dukungan sebaya (I.11058.180)
\par
\b Rekomendasi Akademis:\b0
Intervensi komunitas harus mengintegrasikan pendekatan \i health promotion\i0 dengan strategi:
1. \i Screening\i0 tekanan darah berkala
2. Modifikasi gaya hidup berbasis bukti (DIET DASH, aktivitas fisik)
3. Penguatan \i social support system\i0 melalui kader kesehatan
\par
\b Referensi:\b0
PPNI. (2017). \i Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Edisi 1-6\i0 . Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
}
\par
}
Catatan: Format RTF ini mempertahankan struktur akademis dengan:
1. Penggunaan kode PPNI yang terstandarisasi
2. Pembagian jelas antara SDKI-SLKI-SIKI
3. Integrasi evidence-based practice dalam rekomendasi
4. Tone formal sesuai permintaan sebagai pakar keperawatan komunitas -
Article No. 18844 | 20 Jun 2025
Klinis : intervensi pada komunitas dengan masalah hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi komunitas dengan masalah hipertensi, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau memperoleh perawatan yang tepat untuk mempertahankan kesehatan.
- Karakteristik Definisi: Tidak mampu memonitor kondisi kesehatan, tidak mampu mengelola regimen pengobatan, tidak mampu mengambil tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Manajemen Hipertensi (0419)
- Definisi: Kemampuan individu atau keluarga untuk mengelola gejala dan faktor risiko hipertensi.
- Indikator:
- Mengenali tanda dan gejala hipertensi
- Mengikuti regimen pengobatan hipertensi
- Melakukan aktivitas fisik yang sesuai
- Mengelola stres
- Mengonsumsi makanan yang sehat
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Hipertensi (7040)
- Definisi: Membantu individu atau keluarga untuk mengelola gejala dan faktor risiko hipertensi.
- Aktivitas:
- Menilai pemahaman dan pengetahuan tentang hipertensi
- Memberikan edukasi tentang hipertensi, tanda-tanda, dan faktor risiko
- Mengidentifikasi gaya hidup yang dapat memengaruhi hipertensi
- Membantu merencanakan dan menerapkan perubahan gaya hidup yang sehat
- Memantau pengobatan hipertensi dan efektivitasnya
- Memberikan dukungan dan motivasi untuk mengelola hipertensi
- Mengevaluasi hasil intervensi dan memodifikasi rencana asuhan jika diperlukan
Penjelasan Rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078) dipilih karena komunitas dengan masalah hipertensi menunjukkan ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau memperoleh perawatan yang tepat untuk mempertahankan kesehatan. Masalah ini berkaitan dengan pemahaman, kemampuan, dan perilaku masyarakat dalam mengelola kondisi hipertensi.
2. Luaran/Output (SLKI): Manajemen Hipertensi (0419) merupakan luaran yang diharapkan dapat dicapai setelah dilakukan Asuhan Keperawatan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu atau keluarga dalam mengelola gejala dan faktor risiko hipertensi, sehingga dapat mencegah komplikasi dan mempertahankan kesehatan.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI): Manajemen Hipertensi (7040) dipilih sebagai intervensi yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi ini fokus pada upaya membantu individu atau keluarga untuk mengelola gejala dan faktor risiko hipertensi melalui edukasi, identifikasi gaya hidup, perencanaan perubahan gaya hidup, pemantauan pengobatan, dan pemberian dukungan serta motivasi.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang dipilih bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunitas dalam mengelola hipertensi, sehingga dapat mencegah komplikasi dan mempertahankan kesehatan. Intervensi yang dilakukan akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi spesifik dari komunitas yang mengalami masalah hipertensi. -
Article No. 18845 | 20 Jun 2025
Klinis : intervensi komunitas pada pasien hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, izinkan saya sebagai perawat profesional untuk memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien hipertensi dalam konteks intervensi komunitas.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Manajemen Kesehatan Komunitas
- Definisi: Ketidakmampuan komunitas untuk mengelola masalah kesehatan secara mandiri.
- Karakteristik: Komunitas tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, atau sumber daya yang memadai untuk mengelola masalah kesehatan.
- Faktor yang Berkontribusi: Rendahnya pemahaman komunitas tentang hipertensi, kurangnya akses ke layanan kesehatan, dan rendahnya partisipasi komunitas dalam program kesehatan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan Komunitas
- Definisi: Kemampuan komunitas untuk mengelola masalah kesehatan secara mandiri.
- Kriteria Hasil:
a. Komunitas memiliki pengetahuan yang memadai tentang hipertensi dan faktor risikonya.
b. Komunitas memiliki akses yang baik ke layanan kesehatan untuk deteksi dini dan pengelolaan hipertensi.
c. Komunitas berpartisipasi aktif dalam program pencegahan dan pengendalian hipertensi.
d. Terjadi penurunan prevalensi dan komplikasi hipertensi di komunitas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan Komunitas
- Tujuan: Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran komunitas tentang hipertensi.
- Aktivitas:
a. Melakukan penyuluhan kesehatan tentang definisi, faktor risiko, gejala, dan komplikasi hipertensi.
b. Memberikan edukasi tentang gaya hidup sehat untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi.
c. Menggunakan media edukasi yang sesuai dengan karakteristik komunitas.
d. Melibatkan tokoh masyarakat dan pemuka agama dalam kegiatan edukasi.
2. Kemitraan Lintas Sektor
- Tujuan: Meningkatkan akses komunitas ke layanan kesehatan untuk deteksi dini dan pengelolaan hipertensi.
- Aktivitas:
a. Membangun kerjasama dengan puskesmas, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya.
b. Memfasilitasi kegiatan skrining dan pemeriksaan tekanan darah secara rutin di komunitas.
c. Mengkoordinasikan rujukan dan tindak lanjut pasien hipertensi ke fasilitas kesehatan.
d. Melibatkan sektor terkait (pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dll.) dalam mendukung program kesehatan komunitas.
3. Pemberdayaan Komunitas
- Tujuan: Meningkatkan partisipasi aktif komunitas dalam program pencegahan dan pengendalian hipertensi.
- Aktivitas:
a. Membentuk kelompok dukungan sebaya (peer support group) bagi penderita hipertensi.
b. Melibatkan komunitas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan.
c. Melatih kader kesehatan komunitas untuk memantau dan mendukung pengelolaan hipertensi.
d. Mendorong komunitas untuk melakukan advokasi terkait isu kesehatan dan kebijakan yang mendukung.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan terintegrasi, diharapkan dapat meningkatkan manajemen kesehatan komunitas sehingga prevalensi dan komplikasi hipertensi di komunitas dapat menurun secara signifikan. Semoga penjelasan ini bermanfaat. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 18846 | 20 Jun 2025
Klinis : pasiem sesak, gula darah 2015, tekanan darah 90/51 mmhg dengan NE o2 NRM 15lpm
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang disajikan, yaitu sesak napas, gula darah 2015, tekanan darah 90/51 mmHg, dan kebutuhan oksigen 15 lpm dengan NRM, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Pasien mengalami sesak napas yang mengindikasikan adanya gangguan dalam bersihan jalan napas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit paru, edema, atau kegagalan jantung.
2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
Pasien memiliki gula darah yang tinggi (2015), yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti kerusakan organ, infeksi, dan peningkatan risiko komplikasi lainnya.
3. Penurunan curah jantung
Pasien memiliki tekanan darah yang rendah (90/51 mmHg), yang dapat mengindikasikan penurunan fungsi jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh secara efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan jalan napas efektif
- Pasien dapat bernapas dengan lebih mudah
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas
- Saturasi oksigen dalam batas normal
2. Kadar glukosa darah stabil
- Kadar glukosa darah dalam batas normal
- Tidak ada komplikasi terkait diabetes
3. Curah jantung stabil
- Tekanan darah dalam batas normal
- Perfusi jaringan yang adekuat
- Tidak ada tanda-tanda gagal jantung
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
- Pantau status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman, dan usaha napas)
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan (15 lpm dengan NRM)
- Lakukan suction jika diperlukan
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
- Pertahankan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi pernapasan
2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
- Pantau kadar glukosa darah secara teratur
- Berikan obat antidiabetes sesuai resep
- Ajarkan pasien tentang manajemen diabetes, termasuk diet, aktivitas, dan pemantauan glukosa
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk pengelolaan diabetes
3. Penurunan curah jantung
- Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, saturasi oksigen)
- Berikan cairan intravena jika diperlukan untuk meningkatkan volume darah
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli jantung) untuk penatalaksanaan kondisi kardiovaskular
Pemantauan dan evaluasi yang ketat serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain sangat penting untuk mencapai luaran/output yang diharapkan dan mengelola kondisi pasien secara komprehensif.