Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7365 | 29 Nov 2024
Klinis : pasien dengan tb paru on OAT dan mau ambil pola napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi rinci tentang diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan TB paru yang mendapatkan pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) dan mengalami pola napas tidak efektif.
Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Pola Napas Tidak Efektif". Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat. Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada pasien meliputi:
- Perubahan frekuensi napas
- Penggunaan otot bantu pernapasan
- Kesulitan bernapas
- Perubahan kedalaman napas
- Irama napas yang tidak teratur
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI/Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai beberapa luaran, antara lain:
1. Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik napas dalam/nafas diafragma dengan benar.
3. Pasien dapat mengenali tanda-tanda perburukan pola napas dan segera melaporkannya ke petugas kesehatan.
4. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pola napas.
5. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas.
Intervensi Keperawatan (SIKI/Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Mengukur frekuensi, irama, dan kedalaman napas pasien secara berkala.
- Memantau tanda-tanda perburukan pola napas, seperti retraksi dinding dada, penggunaan otot bantu pernapasan, dll.
2. Manajemen Jalan Napas
- Memposisikan pasien dengan posisi yang memfasilitasi ekspansi paru.
- Mengajarkan teknik napas dalam/nafas diafragma.
- Memfasilitasi batuk efektif dan drainase sekresi.
3. Edukasi Kesehatan
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit TB paru, pengobatan OAT, dan pentingnya menjaga pola napas yang efektif.
- Mengajarkan teknik relaksasi pernapasan untuk mengurangi sesak napas.
- Memberikan edukasi tentang gaya hidup sehat dan aktivitas fisik yang dapat dilakukan.
4. Manajemen Kenyamanan
- Mengatur lingkungan yang kondusif untuk istirahat dan tidur.
- Memberikan intervensi non-farmakologis untuk mengurangi sesak napas, seperti pemberian oksigen, penghidrasi, dll.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dengan TB paru yang mendapatkan pengobatan OAT dapat mempertahankan pola napas yang efektif, mencapai tingkat kenyamanan yang optimal, dan meningkatkan kualitas hidupnya selama menjalani perawatan. -
Article No. 7366 | 29 Nov 2024
Klinis : pasien dengan empiema paru kiri post wsd, anemia, abses dada kiri, tb on owt pro bc, efusi pleura masif kiri, empiema torax, efusi pleura ganasa dan mau ambil bersihan jalan napas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab: Adanya efusi pleura masif kiri, empiema toraks, dan abses dada kiri yang dapat menyebabkan obstruksi jalan napas.
b. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
Penyebab: Anemia yang dapat menghambat pengangkutan oksigen ke jaringan.
c. Risiko Infeksi
Definisi: Peningkatan risiko terpapar oleh agen patogen.
Penyebab: Empiema paru kiri post wsd, abses dada kiri, dan TB on OWT pro BC yang meningkatkan risiko infeksi.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Jalan napas terbuka dan bebas sekret
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas
- Frekuensi napas dalam batas normal
b. Perfusi Jaringan Adekuat
- Kadar Hb dalam batas normal
- Ekstremitas hangat dan tidak pucat
- Tidak ada tanda-tanda hipoksia
c. Bebas Infeksi
- Tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, dll) dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda penyebaran infeksi
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Lakukan suction jalan napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan fisioterapi dada
- Kolaborasi pemberian bronkodilator dan mukolitik
- Pantau status respirasi dan oksigenasi
b. Perfusi Jaringan Tidak Efektif:
- Berikan transfusi darah sesuai indikasi
- Pantau kadar Hb dan hematokrit
- Kolaborasi pemberian suplemen besi, asam folat, dan vitamin B12
- Anjurkan intake nutrisi yang kaya zat besi
- Pantau tanda-tanda hipoksia dan penurunan perfusi
c. Risiko Infeksi:
- Lakukan teknik aseptik saat perawatan luka
- Pantau tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, dll)
- Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
- Pantau perkembangan infeksi dan respons terhadap terapi
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien tersebut. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamualaikum. -
Article No. 7367 | 29 Nov 2024
Klinis : Pasien terlihat stress,tidak nyaman dan sering menghindari kontak mata
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rincian yang diminta dengan nada akademis dan perspektif seorang perawat pakar.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang terlihat stres, tidak nyaman, dan sering menghindari kontak mata adalah "Kecemasan" (Anxiety) berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).
Penjelasan:
Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap ancaman yang tidak jelas dan spesifik, yang ditandai dengan perasaan tidak nyaman, khawatir, dan takut. Pasien yang terlihat stres, tidak nyaman, dan menghindari kontak mata menunjukkan gejala-gejala kecemasan, seperti ketegangan, kekhawatiran, dan perilaku menghindar.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa keperawatan Kecemasan (Anxiety) adalah:
a. Tingkat Kecemasan Terkendali (Anxiety Level Control)
b. Koping Efektif (Effective Coping)
c. Tidak ada Tanda-Tanda Distres (No Distress Signs)
Penjelasan:
Tingkat Kecemasan Terkendali menunjukkan pasien dapat mengelola kecemasan dan kekhawatirannya pada level yang dapat diterima. Koping Efektif mengindikasikan pasien mampu menggunakan strategi koping yang tepat untuk mengatasi kecemasan. Tidak ada Tanda-Tanda Distres berarti pasien tidak lagi menunjukkan gejala-gejala stres, ketegangan, dan perilaku menghindar.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan diagnosa keperawatan Kecemasan (Anxiety) adalah:
a. Manajemen Kecemasan (Anxiety Management)
b. Dukungan Emosional (Emotional Support)
c. Terapi Relaksasi (Relaxation Therapy)
Penjelasan:
Manajemen Kecemasan bertujuan membantu pasien mengenali dan mengelola kecemasan serta meminimalkan respons fisiologis dan perilaku yang tidak adaptif. Dukungan Emosional bertujuan memberikan dukungan, empati, dan rasa aman sehingga pasien dapat mengungkapkan perasaannya. Terapi Relaksasi bertujuan membantu pasien mencapai keadaan relaksasi yang dapat menurunkan ketegangan, kecemasan, dan distres.
Kombinasi dari ketiga intervensi ini diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu tingkat kecemasan yang terkendali, koping yang efektif, dan tidak adanya tanda-tanda distres. -
Article No. 7369 | 29 Nov 2024
Klinis : os datang ke igd karena muntah +- 8x/ hari sejak 1 hari smrs, keluhan disertai demam dan batuk pilek os juga mengeluh bab encer 1x / hari sejak kmarin tidak ada lendir darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Dehidrasi berhubungan dengan Diare dan Muntah
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Dehidrasi adalah kondisi di mana pasien berisiko mengalami kekurangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan status cairan dan elektrolit yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
a. Pantau intake dan output cairan
b. Berikan cairan intravena jika diindikasikan
c. Berikan obat antidiare dan antiemetik sesuai instruksi
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang cara mencegah dehidrasi
Persona: Sebagai perawat, saya akan menjelaskan diagnosa keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi risiko dehidrasi pada pasien. Saya akan memantau intake dan output cairan, memberikan cairan intravena jika diperlukan, serta memberikan obat antidiare dan antiemetik sesuai instruksi dokter. Selain itu, saya juga akan mengedukasi pasien dan keluarga tentang cara mencegah dehidrasi. -
Article No. 7370 | 29 Nov 2024
Klinis : muntah +- 8x/ hari disertai demam dan batuk pilek, bab encer 1x / hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, kondisi tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual dan Muntah berhubungan dengan infeksi saluran pencernaan, ditandai dengan muntah ± 8 kali per hari, disertai demam dan batuk pilek.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Mual dan Muntah didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan usaha untuk mengeluarkan isi perut.
- Faktor yang berhubungan dapat berupa infeksi saluran pencernaan, efek samping obat, dan kondisi medis lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan episode mual dan muntah, tidak terjadi dehidrasi, dan mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Mual dan Muntah
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit
3. Manajemen Diet
4. Monitoring Tanda-Tanda Vital
Dengan tone akademis, persona pakar dan nurse, penyampaian informasi dapat dilakukan dengan bahasa yang terstruktur, menggunakan istilah-istilah medis yang sesuai, serta memberikan penjelasan yang komprehensif mengenai kondisi, diagnosis, dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan. -
Article No. 7371 | 29 Nov 2024
Klinis : Ketoasidosis DM
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus ketoasidosis diabetes melitus.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ketoasidosis diabetes melitus adalah "Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit" (Imbalance of Fluid and Electrolyte). Kondisi ini ditandai dengan adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, seperti dehidrasi, hipovolemia, dan ketidakseimbangan elektrolit (misalnya, hipernatremia, hiperkalemia, atau hipokalemia).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan yang adekuat, ditandai dengan:
- Intake dan output cairan yang seimbang
- Tekanan darah, nadi, dan frekuensi napas yang dalam batas normal
- Membran mukosa yang lembab
- Turgor kulit yang baik
2. Keseimbangan Elektrolit: Pasien menunjukkan keseimbangan elektrolit yang stabil, ditandai dengan:
- Nilai laboratorium elektrolit (natrium, kalium, klorida, bikarbonat) yang berada dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit (misalnya, kejang, aritmia, perubahan tingkat kesadaran)
3. Pengendalian Glukosa Darah: Pasien menunjukkan kadar glukosa darah yang terkontrol, ditandai dengan:
- Kadar glukosa darah dalam batas normal atau mendekati target
- Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia atau hipoglikemia
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Cairan dan Elektrolit:
- Pantau intake dan output cairan secara ketat
- Pantau tanda-tanda dehidrasi atau hipovolemia (misalnya, tekanan darah, nadi, frekuensi napas)
- Lakukan pemeriksaan laboratorium elektrolit secara rutin
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit
2. Manajemen Cairan dan Elektrolit:
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan dan status hidrasi pasien
- Kolaborasi dengan tim medis untuk menentukan jenis dan jumlah cairan yang dibutuhkan
- Monitor respons pasien terhadap intervensi cairan dan elektrolit
3. Pengelolaan Diabetes Melitus:
- Berikan insulin sesuai dengan instruksi medis untuk mengendalikan kadar glukosa darah
- Pantau kadar glukosa darah secara teratur
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen diabetes melitus
4. Pemantauan Tanda Vital dan Gejala:
- Pantau tanda vital (tekanan darah, nadi, frekuensi napas, suhu) secara rutin
- Pantau gejala ketoasidosis (misalnya, napas Kussmaul, bau aseton, penurunan kesadaran)
- Laporkan perubahan yang signifikan kepada tim medis
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan ketoasidosis diabetes melitus dapat mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat, serta pengendalian glukosa darah yang optimal, sehingga dapat membantu memperbaiki kondisi klinis dan mencegah komplikasi yang lebih serius. -
Article No. 7373 | 29 Nov 2024
Klinis : pasien Ketoasidosis DM di ruang ICU
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien Ketoasidosis Diabetes Mellitus (DM) di ruang ICU.
Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peningkatan katabolisme dan kehilangan cairan/elektrolit.
Pasien dengan ketoasidosis DM mengalami penurunan volume cairan dan elektrolit yang signifikan akibat peningkatan produksi asam ketone dan glikosuria. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, hipovolemia, dan gangguan keseimbangan elektrolit seperti hipokalemia, hipernatremia, dan lainnya.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot dan kelelahan.
Pasien dengan ketoasidosis DM akan mengalami penurunan toleransi aktivitas akibat komplikasi metabolik yang terjadi, seperti kelelahan, nyeri otot, dan kelemahan fisik.
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa darah dan penurunan aliran darah.
Ketoasidosis DM dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan akibat hiperglikemia, dehidrasi, dan penurunan volume plasma, yang dapat mengakibatkan gangguan sirkulasi dan hipoksia jaringan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Membaik
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau hipovolemia
- Kadar elektrolit dalam batas normal
2. Toleransi Aktivitas Membaik
- Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri dengan bantuan minimal
- Tidak ada tanda-tanda kelelahan yang berlebihan saat beraktivitas
3. Perfusi Jaringan Membaik
- Tidak ada tanda-tanda gangguan perfusi, seperti akral dingin, sianosis, atau penurunan tekanan darah
- Kadar glukosa darah terkontrol
Intervensi Keperawatan (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi terkait Keseimbangan Cairan dan Elektrolit:
- Pemantauan keseimbangan cairan secara ketat (input, output, berat badan)
- Pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan dan kondisi pasien
- Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl, dll) dan pemberian pengganti elektrolit jika diperlukan
- Edukasi pasien/keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Intervensi terkait Toleransi Aktivitas:
- Evaluasi tingkat energi dan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas
- Pengaturan aktivitas sesuai toleransi pasien, dimulai dari aktivitas ringan
- Pemberian nutrisi dan cairan yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan energi
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan fisik yang sesuai
3. Intervensi terkait Perfusi Jaringan:
- Pemantauan tanda-tanda vital dan tanda-tanda gangguan perfusi secara berkala
- Pemberian insulin sesuai protokol untuk mengendalikan kadar glukosa darah
- Kolaborasi dengan tim medis untuk manajemen metabolik yang optimal
- Edukasi pasien/keluarga tentang pentingnya menjaga kontrol glikemik
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan ketoasidosis DM di ruang ICU, perawat harus berfokus pada pengelolaan cairan dan elektrolit, peningkatan toleransi aktivitas, serta perbaikan perfusi jaringan. Intervensi yang tepat dan pemantauan yang ketat sangat diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan dan membantu pasien pulih dengan optimal. -
Article No. 7374 | 29 Nov 2024
Klinis : Gangguan nutrisi, vomiting dehidrasi ringan, mual.muntah, pusinb
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik Definisi: Mual, muntah, anoreksia, kekurangan berat badan.
2. Risiko Hipovolemia
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan volume cairan intravaskular.
Karakteristik Definisi: Dehidrasi, pusing, membran mukosa kering.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
Kriteria Hasil:
a. Asupan nutrisi adekuat
b. Berat badan stabil
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
2. Keseimbangan Cairan
Kriteria Hasil:
a. Tanda-tanda vital normal
b. Membran mukosa lembab
c. Turgor kulit baik
d. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
a. Kaji kebutuhan nutrisi dan kalori
b. Berikan nutrisi sesuai kebutuhan, melalui oral atau enteral
c. Pantau asupan dan output nutrisi
d. Kolaborasi dengan ahli gizi jika diperlukan
2. Manajemen Hipovolemia
a. Kaji tanda-tanda dehidrasi
b. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
c. Pantau tanda-tanda vital dan status cairan
d. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh dan Risiko Hipovolemia. Hal ini dikarenakan adanya gangguan nutrisi, mual, muntah, dan dehidrasi ringan yang menyebabkan risiko ketidakseimbangan nutrisi dan cairan.
Luaran/output yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan nutrisi dan cairan, dengan kriteria hasil yang menunjukkan asupan nutrisi yang adekuat, berat badan stabil, tidak ada tanda-tanda malnutrisi, serta tanda-tanda vital, membran mukosa, dan turgor kulit yang normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nutrisi, seperti mengkaji kebutuhan nutrisi, memberikan nutrisi sesuai kebutuhan, dan memantau asupan dan output nutrisi. Selain itu, diperlukan juga manajemen hipovolemia, seperti mengkaji tanda-tanda dehidrasi, memberikan cairan intravena sesuai kebutuhan, dan memantau tanda-tanda vital serta status cairan.
Penting untuk dilakukan kolaborasi dengan ahli gizi dan dokter untuk penanganan yang komprehensif dalam mengatasi kondisi ini. -
Article No. 7375 | 29 Nov 2024
Klinis : vomiting dehidrasi ringan, mual.muntah, pusing, tidak makan minum
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan (00028)
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan cairan, elektrolit, dan asam-basa yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab yang Mungkin: Vomiting, mual, penurunan asupan cairan.
- Tanda dan Gejala: Dehidrasi ringan, pusing, tidak minum.
2. Mual (00134)
- Definisi: Pengalaman yang tidak menyenangkan yang memberi dorongan untuk memuntahkan isi perut.
- Penyebab yang Mungkin: Kondisi gastrointestinal, obat-obatan.
- Tanda dan Gejala: Mual, muntah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan (0601)
- Definisi: Keadaan di mana cairan, elektrolit, dan asam-basa dalam tubuh berada dalam keseimbangan.
- Hasil yang Diharapkan:
- Klien dapat mempertahankan volume cairan dalam rentang normal.
- Klien dapat mempertahankan konsentrasi elektrolit dalam rentang normal.
- Klien dapat mempertahankan keseimbangan asam-basa dalam rentang normal.
2. Pengendalian Mual (1450)
- Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau mengurangi sensasi mual.
- Hasil yang Diharapkan:
- Klien dapat melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual.
- Klien dapat melaporkan peningkatan kemampuan untuk mengatasi mual.
- Klien dapat mempertahankan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Cairan (4120)
- Definisi: Pengaturan pemberian dan pembuangan cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa yang optimal.
- Aktivitas Keperawatan:
- Kaji status cairan klien (tanda-tanda vital, berat badan, turgor kulit, mukosa, output urin).
- Hitung kebutuhan cairan dan elektrolit berdasarkan kondisi klien.
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan klien.
- Monitor asupan dan output cairan.
- Edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya intake cairan yang adekuat.
2. Manajemen Mual (1450)
- Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengurangi sensasi mual.
- Aktivitas Keperawatan:
- Kaji faktor penyebab mual (obat, makanan, kondisi medis).
- Berikan obat antiemetik sesuai resep.
- Bantu klien untuk melakukan teknik relaksasi dan distraksi.
- Atur lingkungan yang dapat mengurangi rangsangan yang dapat memicu mual.
- Rekomendasikan makanan dan minuman yang dapat ditoleransi klien.
- Edukasi klien dan keluarga tentang manajemen mual.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi vomiting, dehidrasi ringan, mual, pusing, dan asupan cairan/nutrisi yang tidak adekuat. Tone yang digunakan adalah akademis, dengan persona sebagai pakar dan perawat profesional. -
Article No. 7376 | 29 Nov 2024
Klinis : vomiting dehidrasi ringan, mual.muntah, pusing, tidak makan minum
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan Berhubungan dengan Kehilangan Cairan Akibat Muntah
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Cairan adalah kondisi di mana terjadi penurunan atau peningkatan volume dan/atau komposisi cairan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, bebas dari tanda-tanda dehidrasi, dan dapat memenuhi kebutuhan cairan sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor intake dan output cairan, pantau tanda-tanda dehidrasi, berikan cairan intravena jika diperlukan, anjurkan asupan cairan oral, dan edukasi pasien tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan.
2. Mual dan Muntah Berhubungan dengan Iritasi Lambung
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Mual dan Muntah adalah sensasi tidak nyaman pada perut yang diikuti dengan kontraksi otot-otot abdomen untuk mengeluarkan isi lambung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan mual dan muntah, bebas dari komplikasi, dan dapat mempertahankan nutrisi dan hidrasi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor frekuensi dan jumlah muntah, berikan antiemetik sesuai instruksi, anjurkan diet lunak dan mudah dicerna, dan edukasi pasien tentang manajemen mual dan muntah.
3. Nyeri Kepala Berhubungan dengan Dehidrasi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kepala adalah sensasi tidak nyaman pada kepala atau leher yang menyebabkan rasa sakit, menyiksa, atau tidak menyenangkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan nyeri kepala, bebas dari komplikasi, dan dapat beraktivitas sehari-hari dengan nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor intensitas nyeri, berikan analgetik sesuai instruksi, anjurkan istirahat, dan edukasi pasien tentang manajemen nyeri kepala.
Semoga penjelasan ini dapat membantu. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan.