Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7335 | 29 Nov 2024
Klinis : pasien batuk keluar darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengalami batuk keluar darah.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk kondisi ini adalah:
a. Pasien dapat menunjukkan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
b. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik batuk efektif.
c. Pasien dapat menunjukkan pola napas yang normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini meliputi:
a. Observasi tanda-tanda vital, pola napas, dan karakteristik batuk.
b. Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi drainase sekret.
c. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan.
d. Berikan suction jika diperlukan untuk membantu membersihkan jalan napas.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemeriksaan lebih lanjut dan penatalaksanaan sesuai kondisi pasien.
Dalam menyampaikan informasi ini, saya menggunakan nada yang akademis dan persona sebagai pakar keperawatan, berusaha memberikan penjelasan yang jelas dan terstruktur sesuai dengan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 7336 | 29 Nov 2024
Klinis : keluarga jarang memeriksakan kesehatannya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
Definisi: Ketidakmampuan keluarga untuk mengidentifikasi, mencari, memutuskan, dan melakukan tindakan yang tepat untuk memelihara atau memulihkan kesehatan anggota keluarga.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Keluarga jarang memeriksakan kesehatannya merupakan salah satu tanda dan gejala dari diagnosa Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah Kemampuan Keluarga Memelihara Kesehatan yang Memadai, di mana keluarga dapat mengenali masalah kesehatan, mencari dan memanfaatkan sumber daya, serta mengambil tindakan yang tepat untuk memelihara kesehatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Peningkatan Manajemen Kesehatan Keluarga, di mana perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan, konseling, dan bimbingan kepada keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam memelihara kesehatan.
Diharapkan dengan intervensi keperawatan yang tepat, keluarga dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara efektif.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 7337 | 29 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang diminta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan secret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Akumulasi secret, kelemahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas.
- Tanda & Gejala: Batuk produktif, sesak napas, sianosis, suara napas bronkial.
b. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Penyebab: Keterbatasan fisik, malnutrisi, kelelahan.
- Tanda & Gejala: Mudah lelah, lemah, kehilangan nafsu makan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas terbuka dan bebas dari obstruksi.
- Kriteria Hasil:
1) Batuk efektif untuk mengeluarkan secret
2) Irama napas normal
3) Tidak ada sianosis
4) Suara napas normal
b. Toleransi Aktivitas
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
- Kriteria Hasil:
1) Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
2) Tidak ada penurunan berat badan
3) Tidak ada gejala malnutrisi
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
1) Pemantauan Jalan Napas
- Pantau karakteristik batuk, sputum, dan suara napas
- Pantau perubahan pola napas
2) Manajemen Jalan Napas
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
3) Manajemen Oksigenasi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Pantau saturasi oksigen
b. Intoleransi Aktivitas:
1) Manajemen Energi
- Identifikasi faktor yang memengaruhi toleransi aktivitas
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Atur jadwal aktivitas dan istirahat
2) Peningkatan Aktivitas
- Bantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap
- Ajarkan teknik konservasi energi
3) Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk intervensi nutrisi yang sesuai
Penjelasan rinci di atas diharapkan dapat memberikan gambaran komprehensif mengenai penanganan keperawatan pasien dengan kondisi yang dideskripsikan. Pendekatan yang berfokus pada bersihan jalan napas dan toleransi aktivitas merupakan intervensi kunci untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan diagnosis tuberkulosis paru. -
Article No. 7338 | 29 Nov 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" yang ditandai dengan adanya batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas. Kondisi ini mengindikasikan adanya gangguan bersihan jalan napas yang tidak efektif akibat proses penyakit tuberkulosis paru.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemeliharaan Pola Napas: Pasien mampu mempertahankan pola napas yang efektif selama proses perawatan.
2. Status Oksigenasi: Pasien menunjukkan status oksigenasi yang memadai, dengan nilai saturasi oksigen (SpO2) dalam rentang normal.
3. Pengendalian Batuk: Pasien mampu mengendalikan batuk dan produksi dahak secara efektif.
4. Mobilitas Sekresi: Pasien mampu mengosongkan sekresi paru secara efektif melalui batuk dan tindakan suction jika diindikasikan.
5. Status Nutrisi: Pasien mempertahankan status nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Monitoring tanda-tanda vital, terutama frekuensi napas dan saturasi oksigen.
b. Posisikan pasien dalam posisi yang memudahkan ekspansi paru.
c. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
d. Latihan batuk efektif dan teknik pembersihan jalan napas.
e. Lakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret.
2. Manajemen Nutrisi
a. Evaluasi status nutrisi pasien dan kebutuhan kalori harian.
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
c. Pantau asupan nutrisi dan cairan pasien, serta lakukan intervensi jika diperlukan.
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat selama perawatan.
3. Manajemen Kelelahan
a. Evaluasi tingkat kelelahan pasien dan faktor penyebabnya.
b. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup.
c. Terapkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan aktivitas dan istirahat.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab kelelahan.
4. Edukasi Kesehatan
a. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit tuberkulosis paru, termasuk gejala, pengobatan, dan pencegahan penularan.
b. Dorong pasien untuk aktif dalam proses perawatan dan pengobatan.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan kepatuhan pasien terhadap regimen pengobatan.
Keseluruhan, intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, memenuhi kebutuhan nutrisi, mengatasi kelelahan, serta memberikan edukasi yang komprehensif kepada pasien dan keluarga. Hal ini diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diinginkan dan mendukung proses penyembuhan pasien. -
Article No. 7339 | 29 Nov 2024
Klinis : IBU HAMIL 38 minggu persiapan persalinan normal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum. Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi ibu hamil 38 minggu persiapan persalinan normal.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Persiapan Persalinan Tidak Adekuat
Definisi: Ketidakmampuan ibu hamil untuk melakukan atau memfasilitasi persiapan yang diperlukan untuk proses persalinan.
Faktor yang Berhubungan: Pengetahuan kurang tentang persiapan persalinan, kecemasan akan persalinan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Persiapan Persalinan
- Ibu dapat menyebutkan tanda-tanda persalinan normal.
- Ibu dapat menyebutkan rencana persalinan (tempat, pendamping, transportasi, dll).
- Ibu dapat menyebutkan tindakan yang harus dilakukan saat tanda persalinan muncul.
- Ibu dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi dan napas dalam saat kontraksi.
- Ibu dapat mendemonstrasikan posisi yang nyaman saat persalinan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Edukasi Persiapan Persalinan
- Kaji pengetahuan ibu tentang tanda-tanda persalinan normal.
- Jelaskan tanda-tanda persalinan normal dan apa yang harus dilakukan saat timbul.
- Bantu ibu menyusun rencana persalinan (tempat, pendamping, transportasi, dll).
- Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam untuk mengatasi rasa nyeri saat kontraksi.
- Ajarkan posisi yang nyaman saat persalinan.
- Libatkan suami/keluarga dalam edukasi persiapan persalinan.
- Evaluasi pemahaman dan kemampuan ibu dalam mempraktikkan persiapan persalinan.
Penjelasan Rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Persiapan Persalinan Tidak Adekuat" dipilih karena ibu hamil 38 minggu membutuhkan persiapan yang matang untuk menghadapi persalinan normal. Diagnosis ini mengidentifikasi adanya ketidakmampuan ibu untuk melakukan atau memfasilitasi persiapan yang diperlukan, yang dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang persiapan persalinan dan kecemasan akan persalinan.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI) mencakup kemampuan ibu dalam mengenali tanda-tanda persalinan normal, menyusun rencana persalinan, mengetahui tindakan yang harus dilakukan saat tanda persalinan muncul, serta mendemonstrasikan teknik relaksasi dan posisi yang nyaman saat persalinan. Luaran ini bertujuan untuk memastikan ibu siap dan mampu menghadapi proses persalinan dengan baik.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI) terfokus pada edukasi persiapan persalinan. Perawat akan mengkaji pengetahuan ibu, memberikan informasi tentang tanda-tanda persalinan normal dan tindakan yang harus dilakukan, membantu ibu menyusun rencana persalinan, mengajarkan teknik relaksasi dan posisi yang nyaman, serta melibatkan suami/keluarga dalam proses edukasi. Evaluasi pemahaman dan kemampuan ibu juga dilakukan untuk memastikan kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi ibu hamil 38 minggu dan tindakan keperawatan yang diperlukan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. Sekian dan wassalamu'alaikum. -
Article No. 7340 | 29 Nov 2024
Klinis : pasien hamil persalinan 38 minggu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien hamil dengan usia kehamilan 38 minggu, diagnosa keperawatan yang sesuai dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Risiko Komplikasi Persalinan
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami komplikasi selama proses persalinan, yang dapat mengancam jiwa atau kesehatan ibu dan bayi.
Karakteristik Definisi:
- Usia kehamilan ≥37 minggu
- Riwayat komplikasi persalinan sebelumnya
- Adanya penyakit/kondisi yang menyertai kehamilan (misalnya hipertensi, diabetes, preeklamsia, dll.)
- Penyulit dalam proses persalinan (misalnya distosia, perdarahan, dll.)
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Persalinan Lancar
Definisi: Proses kelahiran bayi dan plasenta yang berlangsung normal tanpa komplikasi.
Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi persalinan (perdarahan, distosia, ruptura uteri, dll.)
- Tanda-tanda vital ibu dalam batas normal
- Bayi lahir dalam kondisi sehat
- Plasenta lahir lengkap
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Risiko Persalinan
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi, meminimalkan, dan mencegah terjadinya komplikasi selama persalinan.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji faktor-faktor risiko komplikasi persalinan pada pasien (usia kehamilan, riwayat obstetri, penyakit penyerta, dll.)
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital ibu secara berkala
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai tanda-tanda bahaya persalinan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (bidan, dokter) untuk penanganan komplikasi yang mungkin terjadi
- Fasilitasi dan dukung pasien selama proses persalinan
- Pantau kemajuan persalinan dan lakukan intervensi sesuai kebutuhan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Komplikasi Persalinan" dipilih karena pasien berada pada usia kehamilan 38 minggu, yang merupakan rentang usia kehamilan cukup bulan. Pada kondisi ini, pasien memiliki risiko komplikasi persalinan yang perlu diidentifikasi dan ditangani secara proaktif oleh perawat.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah "Persalinan Lancar", di mana proses kelahiran bayi dan plasenta berlangsung normal tanpa adanya komplikasi yang dapat mengancam ibu dan bayi. Kriteria hasil mencakup tanda-tanda vital ibu dalam batas normal, bayi lahir dalam kondisi sehat, dan plasenta lahir lengkap.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Risiko Persalinan", yang meliputi serangkaian tindakan untuk mengidentifikasi, meminimalkan, dan mencegah terjadinya komplikasi selama proses persalinan. Aktivitas keperawatan mencakup pengkajian faktor risiko, pemantauan tanda-tanda vital, edukasi kepada pasien dan keluarga, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, serta memfasilitasi dan mendukung pasien selama proses persalinan.
Penanganan yang komprehensif dan proaktif terhadap risiko komplikasi persalinan diharapkan dapat mencapai luaran "Persalinan Lancar" dan memberikan hasil yang optimal bagi ibu dan bayi. -
Article No. 7341 | 29 Nov 2024
Klinis : penurunan kesadaran dan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi penurunan kesadaran dan sesak napas.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
2. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida yang adekuat.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan SDKI, di mana SDKI merupakan standar diagnosis keperawatan yang digunakan oleh perawat di Indonesia. SDKI berisi definisi, penyebab, gejala dan tanda, serta faktor yang berhubungan dengan diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI berisi standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Untuk diagnosa "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dan "Gangguan Pertukaran Gas", contoh luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bersih dan mampu bernapas dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat. Contoh intervensi untuk diagnosa "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" adalah suction, pemberian bronkodilator, dan fisioterapi dada. Sedangkan untuk "Gangguan Pertukaran Gas" dapat dilakukan intervensi seperti pemberian oksigen, manajemen ventilasi, dan manajemen kelelahan.
Secara umum, SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menjaga kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 7342 | 29 Nov 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 67 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 3 jam yang lalu. Pasien mengatakan saat beraktifitas nyerinya meningkat dan saat digunakan untuk istirahat nyerinya tidak berkurang.Tanda-tanda vital diperoleh TD 100/ 52 mmHg, frekuensi nadi 123 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit dan terpasang O2 via nasal kanul 2 lpm.Apakah pemeriksaan penunjang yang diperlukan?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
Tanda dan Gejala:
- Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri sejak 3 jam yang lalu
- Nyeri meningkat saat beraktivitas dan tidak berkurang saat istirahat
- Tanda-tanda vital menunjukkan TD 100/52 mmHg, nadi 123 x/menit, RR 28 x/menit
Pemeriksaan Penunjang yang Diperlukan:
- Foto Toraks
- Elektrokardiogram (EKG)
- Pemeriksaan Enzim Jantung (Troponin, CK-MB)
- Pemeriksaan Laboratorium (Darah Rutin, Profil Lipid, dll.)
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
- Pasien dapat mengenali faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Pasien dapat menggunakan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri
- Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri hingga level yang dapat ditoleransi
2. Stabilitas Hemodinamik
- Pasien dapat mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal
- Pasien dapat mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, intensitas)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin)
- Pantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri
2. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala (TD, nadi, RR, suhu)
- Identifikasi tren perubahan tanda-tanda vital
- Kolaborasi dengan dokter untuk intervensi yang sesuai jika terjadi perubahan tanda-tanda vital
3. Manajemen Perfusi Jaringan
- Pantau status perfusi jaringan (capillary refill, pengisian kapiler, akral hangat)
- Kolaborasi dengan dokter untuk intervensi yang sesuai jika terjadi perubahan perfusi jaringan
- Ajarkan pasien dan keluarga untuk memantau tanda-tanda perubahan perfusi jaringan
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan Nyeri Akut didasarkan pada gejala yang dilaporkan oleh pasien, yaitu nyeri dada sebelah kiri yang meningkat saat beraktivitas dan tidak berkurang saat istirahat. Tanda-tanda vital pasien juga menunjukkan adanya perubahan, seperti TD rendah, nadi cepat, dan napas cepat, yang dapat mengindikasikan adanya kondisi kardiovaskular yang mendasari keluhan nyeri dada.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah foto toraks, EKG, pemeriksaan enzim jantung, dan pemeriksaan laboratorium. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab nyeri dada, apakah terkait dengan kondisi kardiovaskular (misalnya infark miokard, angina, dll.) atau penyebab lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah kontrol nyeri yang baik, di mana pasien dapat mengenali faktor-faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, serta dapat menggunakan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri. Selain itu, diharapkan juga stabilitas hemodinamik, di mana tanda-tanda vital pasien dapat dipertahankan dalam batas normal dan perfusi jaringan yang adekuat.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen nyeri, pemantauan tanda-tanda vital, dan manajemen perfusi jaringan. Perawat harus melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik, dan mengajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri. Selain itu, perawat juga harus secara rutin memantau tanda-tanda vital dan status perfusi jaringan, serta berkolaborasi dengan dokter untuk intervensi yang sesuai jika terjadi perubahan.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai kontrol nyeri dan stabilitas hemodinamik yang optimal, sehingga dapat mendukung proses pemulihan dan diagnosis lebih lanjut. -
Article No. 7343 | 29 Nov 2024
Klinis : Nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Nyeri Akut:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi (SDKI):
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Faktor yang Berhubungan (SDKI):
- Cedera fisik
- Penyakit
- Prosedur pembedahan
- Agen farmakologi
- Agen biologis
Gejala dan Tanda (SLKI):
- Keluhan nyeri
- Ekspresi wajah mengernyit
- Perilaku protektif
- Peningkatan tanda vital
- Gangguan tidur
Tujuan Keperawatan (SIKI):
- Pasien melaporkan nyeri terkontrol
- Pasien mampu menggunakan teknik manajemen nyeri
- Pasien menunjukkan penurunan tanda-tanda nyeri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Pengkajian nyeri
- Manajemen nyeri farmakologis
- Manajemen nyeri non-farmakologis
- Edukasi manajemen nyeri
Singkatnya, Nyeri Akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Diagnosa ini didasarkan pada gejala dan tanda yang teridentifikasi melalui pengkajian, dengan tujuan untuk mengendalikan nyeri dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyerinya. -
Article No. 7344 | 29 Nov 2024
Klinis : Nyeri akut
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang Anda minta mengenai kode ICD-10 dan ICD-9-CM terkait kondisi Nyeri Akut.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Kode ICD-10 R52 digunakan untuk mengklasifikasikan nyeri yang tidak terspesifikasi atau nyeri yang tidak dapat dikategorikan ke dalam subtipe nyeri lainnya. Ini mencakup kondisi umum seperti nyeri akut, nyeri kronis, atau nyeri tanpa penyebab yang jelas.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik untuk nyeri akut.
Penjelasan:
Nyeri akut umumnya tidak memerlukan intervensi prosedural khusus, tetapi lebih terkait dengan penatalaksanaan medikamentosa atau terapi non-farmakologis. Oleh karena itu, tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang secara langsung terkait dengan kondisi nyeri akut. Tindakan yang mungkin dilakukan dapat berupa pemberian analgesik, terapi fisik, atau intervensi lain yang ditujukan untuk mengatasi atau mengurangi gejala nyeri akut.