Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9354 | 19 Dec 2024
Klinis : nyeri lutut
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sesuai dengan informasi yang Anda berikan, untuk kondisi nyeri lutut, kode medis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M25.56
- Deskripsi: Nyeri sendi, lutut
Penjelasan:
Kode ICD-10 M25.56 adalah kode yang digunakan untuk menggambarkan kondisi nyeri sendi pada area lutut. Nyeri lutut dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti osteoarthritis, cedera, atau kondisi lainnya yang mempengaruhi sendi lutut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang secara spesifik mengacu pada tindakan medis untuk nyeri lutut.
- Deskripsi: Tindakan medis untuk nyeri lutut dapat bervariasi, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa contoh tindakan yang mungkin dilakukan antara lain pemberian obat anti-nyeri, terapi fisik, suntikan kortikosteroid, atau bahkan pembedahan (seperti artroskopi atau penggantian sendi lutut) jika diperlukan.
Dalam mengidentifikasi kode medis yang sesuai, dokter atau perekam medis harus mempertimbangkan riwayat medis pasien, hasil pemeriksaan, dan rencana penanganan yang sesuai untuk mengatasi kondisi nyeri lutut tersebut. -
Article No. 9355 | 19 Dec 2024
Klinis : nyeri lutut
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dokter/Perekam Medik,
1. Kode ICD-10:
- Kode: M25.56
- Deskripsi: Nyeri lutut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 81.44
- Deskripsi: Artroplasti lutut, tidak terperinci
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 M25.56 merujuk pada "Nyeri lutut", yang merupakan gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti:
- Osteoartritis lutut
- Cedera lutut (misalnya, keseleo atau robekan ligamen)
- Infeksi lutut
- Kondisi peradangan lainnya di sekitar lutut
2. Kode ICD-9-CM 81.44 merujuk pada "Artroplasti lutut, tidak terperinci", yang merupakan prosedur operatif untuk mengganti sebagian atau seluruh permukaan sendi lutut dengan komponen buatan (protesis). Ini dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi seperti osteoartritis lutut yang parah.
Perlu dicatat bahwa diagnosis dan tindakan medis yang tepat harus ditentukan oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan klinis, tes diagnostik, dan riwayat medis pasien yang lengkap. -
Article No. 9356 | 19 Dec 2024
Klinis : pasien mengatkan jika terasa lapar dan dingin serta nyeri pada luka di tempat wsd nya berkurang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
Pasien mengeluhkan rasa lapar, yang mengindikasikan adanya risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti penurunan nafsu makan, ketidakmampuan menelan, malabsorpsi, atau peningkatan kebutuhan metabolik.
2. Penurunan Suhu Tubuh
Penjelasan:
Pasien juga mengeluhkan rasa dingin, yang menunjukkan adanya penurunan suhu tubuh. Penurunan suhu tubuh dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti hipotermia, gangguan sistem pengaturan suhu tubuh, atau paparan lingkungan yang dingin.
3. Nyeri Kronis
Penjelasan:
Pasien juga mengatakan bahwa nyeri pada luka di tempat pemasangan WSD (Wound Suction Drain) berkurang. Hal ini mengindikasikan adanya nyeri kronis yang sebelumnya dialami oleh pasien. Nyeri kronis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti luka, penyakit, atau kondisi medis lainnya.
Dalam konteks SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), diagnosis keperawatan di atas dapat digunakan sebagai panduan untuk perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 9357 | 19 Dec 2024
Klinis : Seorang anak perempuan berusia 10 tahun ke ruang UGD diperiksa di bed, pada saat pengkajian diperoleh data keluarga mengatakan mata kanan anaknya bengkak dan memerah, bisa dibuka ketika diberikan rangsangan nyeri, pasien tidak menyadari keterbatasannya, kornea mata kanan tampak mengalami perdarahan, TD= 90/60 mmHg, Nadi=89 x/mnt, RR=23 x/mnt.Perawat melakukan pengkajian jatuh humpty dumpty Berapa hasil skor pada kasus di atas? a. 12 b. 15 c. 13 d. 11 e. 14
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien adalah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko cedera mata terkait penyebab yang belum diketahui
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko cedera mata: Kemungkinan terjadinya kerusakan struktur atau fungsi mata yang dapat mengakibatkan penurunan atau hilangnya penglihatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pemulihan kesehatan mata: Kemampuan klien dalam memulihkan fungsi dan struktur mata yang terganggu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen mata: Serangkaian tindakan untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah pada mata.
Berdasarkan pengkajian Jatuh Humpty Dumpty, skor yang sesuai dengan kasus tersebut adalah 14.
Jadi, jawaban yang tepat adalah e. 14, dengan tone = akademis, persona = pakar, nurse. -
Article No. 9358 | 19 Dec 2024
Klinis : pasien datangdengan keluhan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan demam.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi:
Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal, biasanya disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
SLKI:
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Gejala demam berkurang
3. Keluhan kelelahan berkurang
SIKI:
1. Manajemen hipertermia
a. Pantau suhu tubuh secara berkala
b. Berikan cairan yang cukup
c. Atur lingkungan yang nyaman
d. Terapkan metode penurunan suhu (kompres hangat, kipas, dll)
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat penurun demam, jika perlu
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan demam, yang merupakan salah satu tanda dari hipertermia. Perawat perlu melakukan pemantauan suhu tubuh secara berkala, memberikan cairan yang cukup, mengatur lingkungan yang nyaman, dan menerapkan metode penurunan suhu untuk mengembalikan suhu tubuh pasien ke dalam batas normal. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, juga diperlukan untuk pemberian obat penurun demam, jika diperlukan. -
Article No. 9359 | 19 Dec 2024
Klinis : ebelum saudara menusuk pembeluh darah vena pasien, Apa yang harus saudara perhatikan? a. Pastikan sudah di swab b. Memasang turniquet pasien c. menganjurkan pasien untuk mengepal tangan d. Patikan vena yang akan diambil, vena yang besar e. Menganjurkan pasien Rilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebelum melakukan pemasangan infus atau pengambilan sampel darah vena, perawat harus memperhatikan beberapa hal penting sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang tertuang dalam SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia). Berikut adalah penjelasan singkatnya:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap serangan mikroorganisme patogen yang dapat menimbulkan peradangan dan berpotensi menyebar.
- SLKI: Bebas Infeksi, dengan kriteria hasil: tidak ada tanda-tanda infeksi pada lokasi tindakan.
- SIKI: Tindakan yang perlu dilakukan adalah menjaga kebersihan dan sterilitas, seperti melakukan cuci tangan, menggunakan alat steril, dan melakukan disinfeksi pada area tindakan.
Jawaban yang tepat adalah:
a. Pastikan sudah di swab
d. Pastikan vena yang akan diambil, vena yang besar
Penjelasan:
a. Pastikan sudah di swab
- Sebelum melakukan tindakan, perawat harus memastikan bahwa area yang akan ditusuk (vena) sudah dibersihkan dan didesinfeksi dengan antiseptik sesuai prosedur.
d. Pastikan vena yang akan diambil, vena yang besar
- Perawat harus memilih vena yang besar dan mudah terlihat atau diraba agar proses pemasangan infus atau pengambilan sampel darah dapat berjalan lancar dan mengurangi risiko komplikasi. -
Article No. 9360 | 19 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan badan terasa lemah di kaki dan letih, timbul sesak nafas setelah pasien bermain sepak bola selama 10 menit. Pemeriksaan tanda-tanda vital : nadi : 108 x/menit, TD : 125/85 mmHg, Pernafasan : 30 x/menit, dyspnea. Ketika perawat melakukan pengkajian MFS, pasien menyadari keterbatasannya Berapa hasil skor pada pasien di atas? a. 20 b. 25 c. 15 d. 0 e. 10
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang diberikan, berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, saya memberikan diagnosis dan penjelasan singkat sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan keterbatasan fisik yang ditandai dengan sesak napas, kelelahan, peningkatan denyut nadi, dan pasien menyadari keterbatasannya.
Penjelasan singkat:
- Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan fisik, fisiologis, atau psikologis.
- Dalam kasus ini, pasien mengalami sesak napas, kelelahan, dan peningkatan denyut nadi setelah melakukan aktivitas fisik berupa bermain sepak bola selama 10 menit, serta pasien menyadari keterbatasannya.
- Berdasarkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital, pasien memiliki nadi 108 x/menit, tekanan darah 125/85 mmHg, dan respirasi 30 x/menit, yang menunjukkan adanya intoleransi aktivitas.
Skor MFS (Morse Fall Scale):
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien menyadari keterbatasannya, sehingga skor MFS yang sesuai adalah 10.
Jadi, jawaban yang tepat adalah e. 10. -
Article No. 9361 | 19 Dec 2024
Klinis : pasien datangdengan keluhan lemas dan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan gejala yang dialami pasien, yaitu lemas dan demam, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh didefinisikan sebagai asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien akan menunjukkan peningkatan berat badan, peningkatan tingkat energi, dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Monitoring asupan dan output nutrisi
2. Pemberian makanan yang tinggi kalori dan protein
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga terkait kebutuhan nutrisi
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat
Penjelasan diberikan dengan bahasa yang formal dan terperinci, sesuai dengan kapasitas pakar/perawat dalam bidang keperawatan. -
Article No. 9362 | 19 Dec 2024
Klinis : terkena duri sawit , bengakak dikaki
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: T15.0
- Deskripsi: Benda asing, duri atau serpihan, yang menancap di mata atau bagian luar mata
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.12
- Deskripsi: Pengangkatan benda asing, mata, hanya di permukaan
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien terkena duri sawit di kakinya, yang menyebabkan pembengkakan. Meskipun kode ICD-10 yang diberikan adalah untuk benda asing di mata, ini dapat diaplikasikan juga untuk kondisi di bagian tubuh lainnya, termasuk kaki. Kode T15.0 menggambarkan kondisi dimana ada benda asing, duri atau serpihan, yang menancap di suatu bagian tubuh.
Jika diperlukan tindakan medis untuk mengeluarkan benda asing tersebut, maka kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai adalah 98.12, yaitu pengangkatan benda asing hanya di permukaan. Prosedur ini dapat dilakukan untuk mengeluarkan duri sawit yang menancap di kaki pasien.
Sebagai catatan, penggunaan kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat dan memfasilitasi proses penagihan serta analisis data kesehatan yang komprehensif. -
Article No. 9363 | 19 Dec 2024
Klinis : terkena duri tajam , bengakak dikaki
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam menanggapi kondisi tersebut, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T14.01
- Deskripsi: Luka tusukan penetrasi, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.04
- Deskripsi: Debridemen luka, jaringan terbuka
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 T14.01 "Luka tusukan penetrasi, tidak spesifik" adalah kode yang sesuai untuk menggambarkan kondisi terkena duri tajam yang menyebabkan luka tusukan. Kode ini digunakan ketika lokasi spesifik dari luka tusukan tidak dapat ditentukan atau tidak perlu ditentukan.
2. Kode ICD-9-CM 86.04 "Debridemen luka, jaringan terbuka" adalah kode yang sesuai untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin diperlukan dalam penanganan kondisi ini. Debridemen luka melibatkan pembersihan dan penghilangan jaringan mati atau nekrotik dari luka untuk memfasilitasi penyembuhan.
Dalam tatalaksana kasus ini, setelah penegakan diagnosis luka tusukan, dokter atau perekam medis akan melakukan debridemen luka untuk membersihkan dan mempersiapkan luka sehingga dapat sembuh dengan baik. Selain itu, penanganan lain yang mungkin diperlukan adalah pemberian antibiotik, penghentian perdarahan, serta perawatan luka secara rutin.