Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7508 | 01 Dec 2024
Klinis : Tn M, 44 tahun, dirawat dengan chf pasien mengalami odem anasarka, asites, urin outpun menurun, peningkatan bb drastis, Pernafasan 24/menit, ronchi pada kiri/kanan paru, produksi sputum banyak. Indeks masa tubuh 16, pucat dan terlihat sesak serta kelelahan, kesadaran menurun dan ketika diberi minum tersedak Prioritas diagnosa keperawatan yang tepat adalah...
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan curah jantung, peningkatan tekanan hidrostatik, dan penurunan kapasitas pembatasan cairan, sebagaimana ditunjukkan oleh adanya edema anasarka, asites, dan penurunan output urin.
2. Gangguan pola napas berhubungan dengan peningkatan beban kerja pernapasan, ditandai dengan peningkatan frekuensi napas, adanya ronki di kedua lapang paru, dan produksi sputum yang berlebihan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung, ditandai dengan sesak napas, kelelahan, dan penurunan kesadaran.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kelebihan volume cairan:
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda penurunan edema, asites, dan peningkatan output urin.
- Pasien akan mencapai berat badan ideal sesuai dengan kebutuhan.
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda pengeluaran cairan yang adekuat.
2. Gangguan pola napas:
- Pasien akan menunjukkan perbaikan frekuensi napas ke rentang normal.
- Pasien akan menunjukkan perbaikan suara napas dan produksi sputum.
- Pasien akan menunjukkan oksigenasi yang adekuat.
3. Intoleransi aktivitas:
- Pasien akan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan kesadaran dan tidak lagi tersedak saat minum.
- Pasien akan melaporkan penurunan tingkat kelelahan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kelebihan volume cairan:
- Pantau tanda-tanda vital, intake dan output cairan, berat badan harian.
- Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan.
- Berikan obat diuretik sesuai instruksi medis.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan diet rendah garam.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya pembatasan cairan dan diet.
2. Gangguan pola napas:
- Pantau frekuensi, irama, dan kedalaman napas.
- Auskultasi suara napas dan produksi sputum.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Anjurkan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi pernapasan.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian bronkodilator atau mukolitik.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang teknik batuk efektif.
3. Intoleransi aktivitas:
- Pantau tanda-tanda vital saat aktivitas.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
- Berikan aktivitas yang sesuai dengan toleransi pasien.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya aktivitas yang teratur.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Kasus Tn. M, 44 tahun, dengan CHF menunjukkan gejala klinis yang khas, seperti edema anasarka, asites, penurunan output urin, peningkatan berat badan drastis, dan gangguan pernapasan. Berdasarkan penilaian keperawatan, diagnosa keperawatan yang paling tepat adalah kelebihan volume cairan, gangguan pola napas, dan intoleransi aktivitas.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah penurunan tanda-tanda kelebihan volume cairan, perbaikan pola napas, dan peningkatan toleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan asupan cairan dan diet, pemberian diuretik, oksigenasi, bantuan aktivitas, dan edukasi pasien serta keluarga. Kolaborasi dengan tim medis juga diperlukan untuk pengaturan pengobatan dan program rehabilitasi yang sesuai.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terencana, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memperoleh manajemen yang optimal untuk kondisi CHF-nya. -
Article No. 7509 | 01 Dec 2024
Klinis : Tn M, 44 tahun, dirawat dengan chf pasien mengalami odem anasarka, asites, urin outpun menurun, peningkatan bb drastis, Pernafasan 24/menit, ronchi pada kiri/kanan paru, produksi sputum banyak. Indeks masa tubuh 16, pucat dan terlihat sesak serta kelelahan, kesadaran menurun dan ketika diberi minum tersedak, muntah dan tersedak, cairan dimulut banyakPrioritas diagnosa keperawatan yang tepat adalah...
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi Tn. M yang dideskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, ditandai dengan peningkatan frekuensi pernapasan, sesak napas, kelelahan, penurunan tingkat kesadaran.
2. Ketidakseimbangan Volume Cairan berhubungan dengan retensi cairan, ditandai dengan edema anasarka, asites, penurunan output urin, dan peningkatan berat badan.
3. Gangguan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, ditandai dengan suara napas tambahan (ronchi), dan kesulitan menelan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri tanpa kelelahan berlebih.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
2. Ketidakseimbangan Volume Cairan:
- Pasien dapat mempertahankan berat badan stabil.
- Pasien dapat mempertahankan output urin dalam batas normal.
- Pasien dapat menunjukkan pengurangan edema anasarka dan asites.
3. Gangguan Bersihan Jalan Napas:
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif.
- Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang paten.
- Pasien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Monitoring tanda-tanda vital secara berkala
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Pengaturan aktivitas dan istirahat yang seimbang
- Pemberian edukasi tentang manajemen energi
2. Ketidakseimbangan Volume Cairan:
- Pemantauan input dan output cairan
- Pemberian diuretik sesuai resep
- Pembatasan asupan cairan jika perlu
- Perawatan edema dan asites
- Pemberian edukasi tentang manajemen cairan
3. Gangguan Bersihan Jalan Napas:
- Suction sekret jika perlu
- Pemberian nebulizer/bronkodilator
- Posisi semi-fowler untuk memfasilitasi drainase sekret
- Latihan batuk efektif dan ekspektorasi
- Pemberian edukasi tentang teknik batuk dan pengeluaran sekret
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Intoleransi Aktivitas: Pasien mengalami sesak napas, kelelahan, dan penurunan kesadaran saat beraktivitas, menunjukkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Ketidakseimbangan Volume Cairan: Pasien mengalami edema anasarka, asites, penurunan output urin, dan peningkatan berat badan, menunjukkan retensi cairan.
- Gangguan Bersihan Jalan Napas: Pasien memiliki produksi sekret yang berlebih, suara napas tambahan (ronchi), dan kesulitan menelan, menunjukkan gangguan pada bersihan jalan napas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Tujuan dari intervensi keperawatan adalah membantu pasien mencapai kondisi yang stabil, meningkatkan toleransi aktivitas, mempertahankan keseimbangan cairan, dan menjaga bersihan jalan napas yang efektif.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Intervensi diarahkan pada pemantauan kondisi pasien, pemberian terapi farmakologis, pengaturan aktivitas, dan edukasi kepada pasien untuk mendukung pemulihan.
Secara keseluruhan, pendekatan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengelola kondisi Tn. M yang kompleks, dengan fokus pada perbaikan intoleransi aktivitas, keseimbangan cairan, dan bersihan jalan napas. Kolaborasi dengan tim medis lainnya juga penting untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 7510 | 01 Dec 2024
Klinis : Tn M, 44 tahun, dirawat dengan TB aktif. Pernafasan 24/menit, ronchi pada kiri/kanan paru, produksi sputum banyak. Indeks masa tubuh 16, pucat dan terlihat sesak serta kelelahan. Prioritas diagnosa keperawatan yang tepat adalah...
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus Tn M dengan TB aktif.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab: Produksi sekret berlebih, kelemahan otot pernapasan.
Tanda dan Gejala: Perubahan bunyi napas, produksi sputum berlebih, sesak napas.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Anoreksia, mual, kelelahan, penyakit kronis.
Tanda dan Gejala: Berat badan di bawah normal, pucat, kelemahan.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Kelelahan, disfungsi neuromuskular, malnutrisi.
Tanda dan Gejala: Mudah lelah, sesak saat beraktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Nafas Efektif
- Bebas dari sputum atau sekret
- Tidak ada perubahan bunyi napas
- Frekuensi napas dalam rentang normal
2. Status Nutrisi Membaik
- Berat badan memenuhi rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi
- Asupan nutrisi adekuat
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Mampu melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan berlebih
- Tidak ada gejala sesak saat beraktivitas
- Mampu mempertahankan aktivitas harian
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
- Monitor pola napas dan bunyi napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sekret
- Ajarkan teknik batuk efektif
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Lakukan pengkajian status nutrisi secara komprehensif
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Berikan suplemen nutrisi sesuai kebutuhan
- Pantau asupan dan output cairan
3. Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi kemampuan fungsional pasien
- Rencanakan aktivitas sesuai toleransi pasien
- Ajarkan teknik manajemen kelelahan
- Anjurkan istirahat yang cukup
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu pemulihan Tn M dari TB aktif dan meningkatkan kualitas hidupnya. Saya siap untuk memberikan penjelasan lebih lanjut jika diperlukan. -
Article No. 7511 | 01 Dec 2024
Klinis : Tn M, 44 tahun, dirawat dengan chf. Pernafasan 24/menit, ronchi pada kiri/kanan paru, produksi sputum banyak. Indeks masa tubuh 16, pucat dan terlihat sesak serta kelelahan, edema anasarka, asites, peningkatan bb drastis Prioritas diagnosa keperawatan yang tepat adalah...
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Saya selaku perawat akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosis keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, serta intervensi keperawatan SIKI yang diperlukan untuk kondisi Tn. M, 44 tahun, dengan diagnosis medis Congestive Heart Failure (CHF).
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
a. Intoleransi Aktifitas
- Definisi: Ketidakcukupan energi fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan.
- Faktor yang berhubungan: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, penurunan kapasitas fungsional, kelelahan.
b. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas.
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan produksi sekret, penurunan mekanisme batuk.
c. Kelebihan Volume Cairan
- Definisi: Kelebihan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
- Faktor yang berhubungan: Penurunan kemampuan ginjal untuk membuang kelebihan cairan, peningkatan intake cairan.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Intoleransi Aktifitas
- Peningkatan Toleransi Aktifitas
- Kriteria: Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan atau sesak napas.
b. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Pemeliharaan Jalan Napas Terbuka
- Kriteria: Tidak ada ronki, tidak ada produksi sputum berlebih.
c. Kelebihan Volume Cairan
- Keseimbangan Cairan
- Kriteria: Berat badan kembali normal, tidak ada tanda-tanda edema, asites, atau hipertensi.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Intoleransi Aktifitas
- Manajemen Aktivitas
- Manajemen Energi
- Terapi Latihan
b. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Manajemen Jalan Napas
- Fisioterapi Dada
- Terapi Oksigen
c. Kelebihan Volume Cairan
- Manajemen Cairan
- Pengaturan Diet
- Pemantauan Cairan
Penjelasan rinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Intoleransi Aktifitas: Pasien mengalami kelelahan dan sesak napas saat melakukan aktivitas sehari-hari, yang merupakan tanda-tanda intoleransi aktivitas.
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Pasien memiliki produksi sputum yang berlebih dan ronki pada paru, menunjukkan adanya masalah dalam bersihan jalan napas.
- Kelebihan Volume Cairan: Pasien mengalami edema anasarka, asites, dan peningkatan berat badan drastis, yang mengindikasikan kelebihan volume cairan.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Intoleransi Aktifitas: Pasien diharapkan dapat meningkatkan toleransi aktivitas sehingga mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan atau sesak napas.
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Pasien diharapkan dapat mempertahankan jalan napas terbuka, tanpa adanya ronki atau produksi sputum berlebih.
- Kelebihan Volume Cairan: Pasien diharapkan dapat mencapai keseimbangan cairan, ditandai dengan berat badan kembali normal, tidak ada tanda-tanda edema, asites, atau hipertensi.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Intoleransi Aktifitas:
- Manajemen Aktivitas: Membantu pasien merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai dengan toleransi dan kemampuannya.
- Manajemen Energi: Membantu pasien mengatur pola istirahat dan aktivitas untuk mengoptimalkan penggunaan energi.
- Terapi Latihan: Memberikan latihan fisik yang sesuai untuk meningkatkan kapasitas fungsional.
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Manajemen Jalan Napas: Membantu pasien dalam pengeluaran sekret, seperti batuk, suction, dan penggunaan alat bantu pernapasan.
- Fisioterapi Dada: Melakukan teknik fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sekret.
- Terapi Oksigen: Memberikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
- Kelebihan Volume Cairan:
- Manajemen Cairan: Memantau masukan dan pengeluaran cairan, serta memberikan intervensi untuk mengatasi kelebihan cairan.
- Pengaturan Diet: Merencanakan diet rendah natrium dan cairan sesuai kebutuhan.
- Pemantauan Cairan: Memantau tanda-tanda kelebihan cairan, seperti berat badan, edema, dan asites.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam menentukan diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat untuk pasien Tn. M dengan kondisi Congestive Heart Failure (CHF). Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. -
Article No. 7512 | 01 Dec 2024
Klinis : Tn M, 44 tahun, dirawat dengan chf. Pernafasan 24/menit, ronchi pada kiri/kanan paru, produksi sputum banyak. Indeks masa tubuh 16, pucat dan terlihat sesak serta kelelahan, edema anasarka, asites, peningkatan bb drastis Prioritas diagnosa keperawatan yang tepat adalah...
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi Tn M, 44 tahun, yang dirawat dengan CHF (Congestive Heart Failure) dengan gejala pernafasan 24/menit, ronchi pada kiri/kanan paru, produksi sputum banyak, indeks massa tubuh 16, pucat, sesak, kelelahan, edema anasarka, asites, dan peningkatan berat badan drastis, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Kelebihan Volume Cairan
Definisi: Kelebihan cairan yang terakumulasi dalam ruang interstisial dan/atau rongga tubuh.
Prioritas Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan kondisi Tn M, diagnosa keperawatan prioritas adalah Kelebihan Volume Cairan. Hal ini dikarenakan tanda-tanda klinik yang dimanifestasikan, seperti edema anasarka, asites, dan peningkatan berat badan drastis, menunjukkan adanya penumpukan cairan yang berlebihan dalam tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan Tn M dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Edema anasarka dan asites berkurang
3. Berat badan kembali stabil
4. Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Pantau intake dan output cairan
2. Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan
3. Monitor berat badan harian
4. Berikan terapi diuretik sesuai instruksi medis
5. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stress
6. Dorong pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik secara bertahap
7. Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi dan penyesuaian terapi
Penjelasan Rinci:
Kelebihan Volume Cairan pada pasien CHF disebabkan oleh penurunan fungsi pompa jantung, sehingga terjadi retensi cairan dan garam. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mengurangi penumpukan cairan, mencapai status cairan yang seimbang, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Monitoring intake dan output cairan, pembatasan cairan, dan pemberian diuretik dapat membantu mengeluarkan cairan yang berlebih. Selain itu, edukasi dan latihan aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas. -
Article No. 7513 | 01 Dec 2024
Klinis : BENGKAK DI BELAKANG TELINGAH SEJAK PAGI (+), DEMAM (+), NYERI SAAT MENELAN (+)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai seorang perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan proses inflamasi di area belakang telinga, ditandai dengan adanya bengkak, demam, dan nyeri saat menelan.
Penjelasan Singkat:
SDKI: Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SLKI: Kriteria hasil yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, mendemonstrasikan relaksasi, dan menunjukkan perubahan perilaku yang positif.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen nyeri, terapi relaksasi, terapi panas-dingin, dan pemberian analgetik sesuai indikasi.
Secara keseluruhan, kondisi bengkak di belakang telinga, disertai demam dan nyeri saat menelan, mengarah pada diagnosa Nyeri Akut. Perawat akan melakukan pengkajian komprehensif, memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, dan melakukan evaluasi terhadap respon pasien untuk mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 7514 | 01 Dec 2024
Klinis : DEMAM, BATUK, PILEK, BADAN TERASA SAKIT-SAKIT, PUSING
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Label Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi DEMAM, BATUK, PILEK, BADAN TERASA SAKIT-SAKIT, dan PUSING.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia Berhubungan Dengan Proses Infeksi Akut
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Berhubungan Dengan Produksi Sekret Yang Berlebihan
3. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Proses Penyakit
Penjelasan Singkat:
1. Hipertermia Berhubungan Dengan Proses Infeksi Akut:
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas normal sebagai respons terhadap stimulasi patogen atau nonpatogen.
- SLKI: Hipertermia
- SIKI: Manajemen Demam, Terapi Cairan, Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Berhubungan Dengan Produksi Sekret Yang Berlebihan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
- SLKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SIKI: Manajemen Jalan Napas, Fisioterapi Dada, Suction
3. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Proses Penyakit:
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Nyeri Akut
- SIKI: Manajemen Nyeri, Terapi Komplementer, Edukasi Manajemen Nyeri
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, merencanakan intervensi yang sesuai, dan melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk membantu pasien mencapai hasil yang optimal. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut. -
Article No. 7515 | 01 Dec 2024
Klinis : gangguan persepsi sendori
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan persepsi sensorik.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Persepsi Sensorik
Definisi:
Gangguan persepsi sensorik adalah ketidakmampuan individu untuk menginterpretasikan secara akurat stimulus sensorik yang diterima.
Karakteristik Definisi:
1. Perubahan dalam interpretasi stimulus sensorik
2. Distorsi atau halusinasi sensorik
3. Kesulitan mengintegrasikan stimulus sensorik
SDKI:
Gangguan Persepsi Sensorik
SLKI:
1. Persepsi Sensorik Terintegrasi
2. Perilaku Terarah
3. Fungsi Kognitif
SIKI:
1. Manajemen Lingkungan: Pencegahan Gangguan Persepsi
2. Terapi Sensorik
3. Orientasi Realitas
Penjelasan Singkat:
Gangguan persepsi sensorik merupakan kondisi di mana individu mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan stimulus sensorik yang diterima dengan benar. Hal ini dapat menyebabkan distorsi atau halusinasi sensorik, serta kesulitan dalam mengintegrasikan informasi sensorik. Diagnosa keperawatan ini berfokus pada identifikasi dan penanganan gangguan persepsi sensorik untuk membantu individu mencapai persepsi sensorik yang terintegrasi, perilaku yang terarah, dan fungsi kognitif yang optimal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen lingkungan untuk mencegah gangguan persepsi, terapi sensorik, dan orientasi realitas. -
Article No. 7516 | 01 Dec 2024
Klinis : NYERI DI BAGIAN BOKONG SAMPAI KE KAKI 2 HARI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri di bagian bokong sampai ke kaki yang berlangsung selama 2 hari.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronik Pada Ekstremitas Bawah
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kronik Pada Ekstremitas Bawah merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang bersifat menetap atau berulang pada bagian bawah tubuh, termasuk panggul, paha, lutut, betis, dan kaki.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri kronik pada ekstremitas bawah adalah pasien dapat melaporkan penurunan rasa nyeri, dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik, dan menunjukkan peningkatan kualitas hidup.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi:
a. Manajemen Nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, memberikan analgesik sesuai resep, dan mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
b. Perawatan Ekstremitas: Menjaga kebersihan dan kenyamanan ekstremitas bawah, melakukan latihan fisik, dan memberikan alat bantu jika diperlukan.
c. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan informasi tentang penyebab, manajemen nyeri, dan perawatan yang tepat.
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi nyeri kronik pada ekstremitas bawah yang dialami pasien. -
Article No. 7517 | 01 Dec 2024
Klinis : DEMAM, MUAL, PUSING 4 HARI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi DEMAM, MUAL, dan PUSING selama 4 HARI.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
2. Mual
3. Gangguan kenyamanan
Penjelasan:
1. Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C.
- SLKI: Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- SIKI: Manajemen demam, termasuk pemberian antipiretik, kompres hangat, dan pemantauan tanda-tanda vital.
2. Mual
- SDKI: Perasaan ingin muntah.
- SLKI: Mampu mengendalikan mual.
- SIKI: Manajemen mual, termasuk pemberian antiemetik, pengaturan pola makan, dan teknik relaksasi.
3. Gangguan kenyamanan
- SDKI: Persepsi ketidaknyamanan fisik atau psikologis yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Mencapai tingkat kenyamanan yang diharapkan.
- SIKI: Manajemen kenyamanan, termasuk pemberian obat-obatan, terapi relaksasi, dan modifikasi lingkungan.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terukur untuk mengatasi permasalahan yang dialami pasien, yaitu demam, mual, dan gangguan kenyamanan.