Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7498 | 01 Dec 2024
Klinis : Nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Nyeri.
Diagnosa Keperawatan: Nyeri
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan karakteristik: adanya keluhan rasa tidak nyaman, terdapat perubahan ekspresi wajah, perilaku protektif, dan/atau pernyataan verbal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien menunjukkan tanda-tanda nyeri terkontrol, seperti: mampu menggunakan teknik manajemen nyeri, melaporkan penurunan tingkat nyeri, dan menunjukkan perilaku yang sesuai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri antara lain: pengkajian nyeri, manajemen nyeri farmakologis, manajemen nyeri non-farmakologis, dan pendidikan pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, menentukan penyebab nyeri, dan mengembangkan rencana perawatan yang sesuai untuk mengatasi nyeri pasien dengan mempertimbangkan intervensi farmakologis dan non-farmakologis. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai kontrol nyeri yang optimal. -
Article No. 7499 | 01 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien mengarah pada diagnosis tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis dan histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan sputum untuk tuberkulosis
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis dan histologis yang positif. Hal ini sesuai dengan gejala yang dialami pasien, yaitu batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru.
- Kode ICD-9-CM 87.44 adalah kode untuk pemeriksaan sputum untuk tuberkulosis, yang mungkin dilakukan sebagai bagian dari proses diagnosis dan konfirmasi tuberkulosis paru pada pasien ini.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosis final dan rencana tatalaksana harus ditentukan oleh dokter yang menangani pasien setelah melakukan evaluasi dan pemeriksaan lebih lanjut. -
Article No. 7500 | 01 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda uraikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Intoleransi aktivitas
3. Risiko infeksi
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- SLKI: Meningkatkan bersihan jalan napas, Mempertahankan bersihan jalan napas, Memfasilitasi batuk efektif.
- SIKI: Fisioterapi dada, Manajemen jalan napas, Terapi oksigen.
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Meningkatkan toleransi aktivitas, Mempertahankan toleransi aktivitas, Memfasilitasi mobilitas.
- SIKI: Manajemen energi, Manajemen aktivitas, Terapi aktivitas.
3. Risiko infeksi
- SDKI: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- SLKI: Mencegah infeksi, Mengendalikan infeksi, Memulihkan dari infeksi.
- SIKI: Manajemen infeksi, Manajemen tindakan pencegahan, Perawatan luka.
Dalam kasus pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan lesi di paru dan diagnosis awal tuberkulosis paru, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah bersihan jalan napas tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan risiko infeksi. Perawat akan melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan SLKI dan SIKI untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 7501 | 01 Dec 2024
Klinis : NYERI
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait dengan kondisi "NYERI" sesuai dengan format yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Kode ICD-10 R52 digunakan untuk mendiagnosis kondisi "Nyeri, tidak terspesifikasi". Kode ini digunakan ketika nyeri dialami oleh pasien, tetapi penyebab atau lokasi spesifiknya tidak dapat ditentukan atau tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk "Nyeri"
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang terkait secara langsung dengan kode ICD-10 R52 "Nyeri, tidak terspesifikasi". Penanganan nyeri akan tergantung pada penyebab dan lokasi nyeri yang dialami oleh pasien.
Penjelasan:
Dalam ICD-9-CM, tidak terdapat kode prosedur atau tindakan medis yang spesifik untuk "Nyeri, tidak terspesifikasi". Penanganan nyeri biasanya dilakukan dengan pemberian analgesik, terapi fisik, atau intervensi lain yang sesuai dengan penyebab dan lokasi nyeri yang dialami oleh pasien. -
Article No. 7502 | 01 Dec 2024
Klinis : NYERI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi NYERI.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri [00132] - Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain). Nyeri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit, cedera, prosedur medis, atau kondisi kronis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri adalah pasien mampu mengenali faktor penyebab nyeri, melaporkan penurunan intensitas nyeri, dan mendemonstrasikan strategi penanganan nyeri yang efektif. Hal ini dapat dicapai melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, seperti pemberian analgesik, teknik relaksasi, dan edukasi pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk menangani nyeri mencakup:
1. Pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, durasi, kualitas, intensitas, dan faktor yang mempengaruhi.
2. Pemberian analgesik sesuai indikasi dan pemantauan efektivitasnya.
3. Penggunaan teknik nonfarmakologis, seperti terapi panas-dingin, akupresur, dan relaksasi.
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri yang komprehensif.
Secara keseluruhan, penanganan nyeri harus dilakukan secara holistik dan berpusat pada pasien, dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam proses perawatan. -
Article No. 7503 | 01 Dec 2024
Klinis : nyeri kepala
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Nyeri Kepala
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri kepala berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
Kondisi nyeri kepala, baik primer (seperti migren, cluster, dan tension-type headache) maupun sekunder (seperti yang disebabkan oleh trauma kepala, infeksi, atau kondisi medis lainnya), dapat dikategorikan sebagai nyeri akut. Nyeri kepala dapat menyebabkan gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari pasien, sehingga perlu ditangani dengan asuhan keperawatan yang tepat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan kondisi nyeri kepala dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Nyeri: Pasien mampu mengontrol nyeri kepala yang dirasakan, yang ditandai dengan penurunan skala nyeri dan peningkatan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri.
2. Peningkatan Kenyamanan: Pasien dapat merasakan kenyamanan yang meningkat, yang ditandai dengan berkurangnya gejala dan tanda-tanda fisik yang menyertai nyeri kepala.
3. Peningkatan Kemampuan Beraktivitas: Pasien dapat meningkatkan kemampuan beraktivitas sehari-hari, baik di rumah maupun di tempat kerja, tanpa terganggu oleh nyeri kepala.
4. Peningkatan Pengetahuan: Pasien memiliki pengetahuan yang meningkat terkait penyebab, gejala, dan pengelolaan nyeri kepala.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan pada pasien dengan kondisi nyeri kepala, diperlukan intervensi keperawatan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), antara lain:
1. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengelola nyeri, seperti relaksasi, kompres hangat/dingin, dan distraksi.
2. Peningkatan Kenyamanan:
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan pasien.
- Lakukan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan, seperti mengatur posisi, menjaga kebersihan, dan memfasilitasi istirahat yang cukup.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan gejala fisik yang menyertai nyeri kepala.
3. Peningkatan Aktivitas:
- Kaji kemampuan pasien dalam beraktivitas sehari-hari.
- Berikan edukasi dan latihan aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang mendukung peningkatan aktivitas.
4. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi terkait penyebab, gejala, dan pengelolaan nyeri kepala.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang teknik nonfarmakologis dalam mengelola nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan edukasi yang komprehensif.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan kondisi nyeri kepala dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu kontrol nyeri, peningkatan kenyamanan, peningkatan kemampuan beraktivitas, dan peningkatan pengetahuan. Asuhan keperawatan yang holistik dan kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 7504 | 01 Dec 2024
Klinis : nyeri kepala satu minggu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai Diagnosis Keperawatan, Luaran/Output yang diharapkan, dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk kondisi nyeri kepala satu minggu.
Diagnosis Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosis Keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri kepala satu minggu adalah "Nyeri Akut" (NOPI). Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut, yang muncul secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung dalam jangka waktu kurang dari tiga bulan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, pasien diharapkan mampu:
1. Melaporkan penurunan tingkat nyeri kepala dari skor awal.
2. Mendemonstrasikan penggunaan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. Menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa adanya hambatan akibat nyeri kepala.
4. Menyatakan perasaan nyaman dan rileks.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan Luaran di atas adalah:
1. Manajemen Nyeri
- Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor yang mempengaruhi).
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memperberat atau meringankan nyeri.
- Mengajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengelola nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres dingin.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik yang sesuai.
- Mengevaluasi efektivitas intervensi dan melakukan modifikasi jika diperlukan.
2. Dukungan Psikologis
- Memberikan dukungan emosional dan menjadi pendengar yang aktif.
- Membantu pasien untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan terkait nyeri kepala.
- Mendorong pasien untuk menggunakan strategi koping yang positif dalam menghadapi nyeri kepala.
- Kolaborasi dengan profesional kesehatan mental jika diperlukan.
3. Manajemen Lingkungan
- Mengatur lingkungan yang nyaman dan mendukung pemulihan, seperti pencahayaan redup, suasana tenang, dan lingkungan yang bebas dari stimulus yang dapat memperparah nyeri kepala.
- Memberikan edukasi kepada keluarga dan orang-orang di sekitar pasien mengenai cara mendukung pasien selama masa perawatan.
Dengan melaksanakan intervensi-intervensi tersebut secara komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan tingkat nyeri kepala, peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, dan perasaan nyaman serta rileks. -
Article No. 7505 | 01 Dec 2024
Klinis : Klien (Ny. D) Usia 35 tahun dibawa ke UGD salah satu rumah sakit. Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah, Kulit berwarna kuning, BB turun 10 kg dalam 3 bulan terakhir. Pengukuran tanda vital didapatkan: TD 140/90mmHg. N 102x/mnt, S 36C, RR 20x/menit BB 60 TB 150. Dokter meresepkan ranitidin, kepada klien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. D:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan energi yang ditandai dengan mual, muntah, dan penurunan berat badan.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan mual.
3. Perubahan perfusi jaringan hepatik berhubungan dengan kerusakan fungsi hati yang ditandai dengan kulit berwarna kuning.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi aktivitas:
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Klien dapat mempertahankan tingkat energi yang adekuat.
- Klien dapat beristirahat secukupnya.
2. Keseimbangan nutrisi:
- Klien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat.
- Klien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai.
- Klien dapat meminimalkan mual dan muntah.
3. Perfusi jaringan hepatik:
- Klien dapat mempertahankan fungsi hati yang optimal.
- Klien dapat mempertahankan kadar bilirubin dalam batas normal.
- Klien dapat mempertahankan status kulit yang tidak ikterik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi aktivitas:
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi klien terhadap aktivitas.
- Atur jadwal aktivitas dan istirahat yang seimbang.
- Berikan edukasi tentang manajemen energi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengaturan aktivitas.
2. Keseimbangan nutrisi:
- Kaji pola makan, nafsu makan, dan status gizi klien.
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan sesuai dengan toleransi klien.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang adekuat.
- Berikan antiemetik sesuai resep dokter untuk mengurangi mual dan muntah.
3. Perfusi jaringan hepatik:
- Kaji fungsi hati melalui pemeriksaan laboratorium.
- Pantau tanda-tanda perubahan warna kulit (ikterik).
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan yang mendukung fungsi hati.
- Berikan edukasi tentang perawatan diri dan pemantauan fungsi hati.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi Ny. D adalah intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan perubahan perfusi jaringan hepatik. Intoleransi aktivitas disebabkan oleh penurunan energi yang ditandai dengan mual, muntah, dan penurunan berat badan. Ketidakseimbangan nutrisi terjadi karena penurunan nafsu makan dan mual. Perubahan perfusi jaringan hepatik disebabkan oleh kerusakan fungsi hati yang ditandai dengan kulit berwarna kuning.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal, memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat, mempertahankan fungsi hati yang optimal, dan mempertahankan status kulit yang tidak ikterik. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan aktivitas, manajemen nutrisi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengobatan dan edukasi. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan yang mendukung fungsi hati juga merupakan bagian penting dari intervensi keperawatan. -
Article No. 7506 | 01 Dec 2024
Klinis : sesak, batuk berdahak, sekret sulit keluar, suara napas rnchi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu sesak, batuk berdahak, sekret sulit keluar, dan suara napas rongki, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang paling sesuai untuk kondisi ini adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini menggambarkan ketidakmampuan individu untuk membersihkan secret dari saluran pernapasan sehingga menyebabkan gangguan ventilasi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas: Tujuan yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien dapat menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif, yang ditandai dengan:
- Pasien dapat mengeluarkan secret dengan batuk atau menggosok dada dengan efektif.
- Suara napas rongki minimal atau tidak ada.
- Frekuensi napas dalam batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
b. Fungsi Ventilasi: Tujuan yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien dapat mempertahankan fungsi ventilasi yang adekuat, yang ditandai dengan:
- Pasien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman napas yang normal.
- Oksigenasi darah dalam batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda kegagalan pernapasan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi untuk Bersihan Jalan Napas:
- Observasi status pernapasan pasien secara berkala.
- Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara napas rongki.
- Bantu pasien untuk melakukan batuk efektif dan fisioterapi dada.
- Berikan humidifikasi oksigen atau terapi inhalasi untuk melembapkan dan melicinkan secret.
- Anjurkan pasien untuk minum air hangat atau makan makanan yang dapat membantu pelembapan secret.
- Berikan posisi semi-fowler atau fowler untuk memfasilitasi drainase secret.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya fisioterapis) untuk intervensi tambahan jika diperlukan.
b. Intervensi untuk Fungsi Ventilasi:
- Monitor status oksigenasi pasien melalui pulse oximetri atau pemeriksaan gas darah.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
- Ajarkan teknik pernapasan yang benar untuk meningkatkan ventilasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk terapi tambahan jika diperlukan.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) secara rinci dan terperinci. Tone yang digunakan adalah akademis, dengan persona sebagai pakar dan perawat. -
Article No. 7507 | 01 Dec 2024
Klinis : Tn M, 44 tahun, dirawat dengan TB aktif. Pernafasan 24/menit, ronchi pada kiri/kanan paru, produksi sputum banyak. Indeks masa tubuh 16, pucat dan terlihat sesak serta kelelahan. Prioritas diagnosa keperawatan yang tepat adalah...
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. M.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Bersihan jalan napas tidak efektif (SDKI)
Penjelasan:
Pasien Tn. M mengalami kondisi bersihan jalan napas tidak efektif, yang ditandai dengan adanya ronchi pada kiri/kanan paru, produksi sputum yang banyak, dan sesak napas. Hal ini disebabkan oleh adanya infeksi TB aktif pada paru-paru pasien, yang mengakibatkan penumpukan sekret dan penyempitan jalan napas.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan jalan napas membaik
2. Frekuensi napas dalam rentang normal
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi saluran pernapasan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen jalan napas
2. Manajemen ventilasi
3. Suction
4. Edukasi perawatan TB
Prioritas diagnosa keperawatan yang tepat untuk Tn. M adalah Bersihan jalan napas tidak efektif, karena masalah pernapasan merupakan prioritas utama yang harus segera ditangani untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.