Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 9459 | 20 Dec 2024
Klinis : pasien meninggal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Pasien Meninggal:
Diagnosa yang sesuai untuk kondisi pasien meninggal adalah Kematian. Diagnosa ini didefinisikan sebagai "Berhentinya fungsi vital tubuh secara permanen". Kondisi ini ditandai dengan hilangnya respon terhadap stimulus, berhentinya pernapasan, dan tidak adanya denyut nadi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penampilan Layak: Memastikan bahwa jenazah ditangani dengan hormat dan bermartabat sesuai dengan keyakinan budaya dan agama pasien.
2. Dukungan Emosional Keluarga: Memberikan dukungan emosional kepada keluarga dalam menghadapi kehilangan dan duka cita.
3. Integritas Tubuh: Mempertahankan keutuhan dan kebersihan fisik jenazah.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Penampilan Layak:
a. Menyiapkan jenazah sesuai dengan protokol dan prosedur yang berlaku.
b. Memberikan perawatan tubuh dan penyiapan jenazah dengan hati-hati dan penuh hormat.
c. Memastikan jenazah dibungkus dengan kain atau penutup yang sesuai dengan keyakinan budaya dan agama pasien.
2. Dukungan Emosional Keluarga:
a. Memberikan empati, validasi, dan dukungan emosional kepada keluarga dalam menghadapi kehilangan.
b. Memfasilitasi sesi berbagi cerita atau pengalaman tentang pasien untuk membantu proses duka cita.
c. Merujuk keluarga ke layanan konseling atau dukungan psikososial jika diperlukan.
3. Integritas Tubuh:
a. Menjaga kebersihan dan penampilan jenazah sesuai dengan protokol.
b. Memastikan jenazah disimpan di tempat yang tepat dan sesuai dengan standar.
c. Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga tentang perawatan jenazah.
Sebagai perawat, tugas kita adalah memastikan bahwa pasien dan keluarga mendapatkan perawatan yang layak, bermartabat, dan sesuai dengan keyakinan mereka pada saat menghadapi kematian. Kita harus bersikap penuh empati, profesional, dan melakukan intervensi yang komprehensif untuk mendukung keluarga dalam masa duka cita. -
Article No. 9466 | 20 Dec 2024
Klinis : demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Suhu tubuh di atas 37,5°C
- Kulit hangat dan kering
- Sakit kepala
- Menggigil
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Suhu tubuh normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Tidak ada risiko komplikasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin untuk membantu menurunkan suhu
- Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
- Berikan obat penurun demam sesuai resep dokter
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen demam
Dengan pemahaman yang komprehensif mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan berkualitas untuk menangani pasien dengan kondisi demam. -
Article No. 9467 | 20 Dec 2024
Klinis : demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
Penyebab:
- Infeksi (bakteri, virus, jamur)
- Dehidrasi
- Cedera pada otak atau sumsum tulang belakang
- Efek samping obat-obatan tertentu
- Gangguan termoregulasi
Gejala:
- Suhu tubuh meningkat di atas 37,5°C
- Kulit kemerahan
- Berkeringat
- Peningkatan nadi dan pernapasan
- Sakit kepala, mual, dan letargi
Intervensi Keperawatan:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin
- Pemberian cairan, elektrolit, dan nutrisi yang adekuat
- Penggunaan kompres dingin atau metode pendinginan lainnya
- Pemberian obat penurun demam (antipiretik) jika perlu
- Identifikasi dan penanganan penyebab utama
SDKI, SLKI, dan SIKI adalah standar yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mendukung praktik keperawatan yang berkualitas. Standar ini mencakup:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Memuat definisi, penyebab, gejala, dan faktor terkait dari berbagai diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Memuat berbagai luaran (hasil) yang ingin dicapai dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Memuat berbagai intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan standar ini secara konsisten dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 9468 | 20 Dec 2024
Klinis : tulang pundak kanan patah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi tulang pundak kanan patah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Keterbatasan Pergerakan Akibat Patah Tulang Pundak Kanan.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, keterbatasan rentang gerak, atau gangguan neuromuskular.
- Kriteria diagnostik utama: Keterbatasan rentang gerak, nyeri saat bergerak, dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik, mengurangi nyeri, dan mandiri dalam aktivitas sehari-hari.
- Indikator: Pasien dapat melakukan pergerakan sendi secara bertahap, nyeri berkurang, dan pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: Manajemen nyeri, latihan rentang gerak, perawatan luka, edukasi pasien dan keluarga, dan kolaborasi dengan fisioterapis.
- Tujuannya adalah untuk memaksimalkan mobilitas fisik pasien, mengurangi nyeri, dan mencapai kemandirian dalam aktivitas sehari-hari.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terpadu bagi pasien dengan patah tulang pundak kanan, sehingga dapat mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 9308 | 19 Dec 2024
Klinis : :pada pasien sindroma nefrotik, mohon bantu saya menggambarkan data subjektif dan data obyektif Diagnosa Keperawatan: Gangguan integritas kulit Pengertian: Etiologi: Data Subjektif: Data Objektif:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Integritas Kulit
Pengertian:
Gangguan integritas kulit pada pasien dengan sindroma nefrotik adalah kondisi dimana terjadi kerusakan atau perubahan pada struktur dan fungsi kulit, yang dapat menyebabkan berbagai masalah seperti edema, lesi, dan kerusakan pada kulit.
Etiologi:
Pada sindroma nefrotik, terjadi kehilangan protein plasma yang tinggi melalui urin, terutama albumin. Hal ini menyebabkan penurunan tekanan onkotik dalam pembuluh darah dan terjadi edema. Edema yang berkembang dapat mengakibatkan peningkatan tekanan hidrostatik pada kapiler kulit, sehingga memicu kerusakan integritas kulit.
Data Subjektif:
1. Pasien mengeluhkan kulit yang membengkak (edema)
2. Pasien merasa kulitnya tegang dan kering
3. Pasien merasa nyeri atau gatal pada area kulit yang bengkak
Data Objektif:
1. Ditemukan edema pada kulit, terutama di area ekstremitas bawah, wajah, dan perut
2. Kulit tampak kemerahan, pucat, atau berwarna kekuningan
3. Terdapat lesi atau kerusakan pada kulit, seperti ekskoriasi, fissure, atau lesi lainnya
4. Kulit teraba tegang dan kering
Sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi ini adalah Gangguan Integritas Kulit. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain perawatan kulit, pengaturan posisi, dan manajemen edema. -
Article No. 9309 | 19 Dec 2024
Klinis : kecemasan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menyediakan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kecemasan dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
Definisi:
Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya atau masalah yang tidak jelas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kecemasan merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang diatur dalam SDKI. SDKI menyediakan definisi, batasan karakteristik, faktor yang berhubungan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi kecemasan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI memberikan panduan terkait luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk kasus kecemasan. Beberapa contoh luaran yang dapat dicapai adalah penurunan tingkat kecemasan, peningkatan kemampuan koping, dan peningkatan rasa nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI menyediakan berbagai intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kecemasan, seperti terapi relaksasi, terapi kognitif-perilaku, edukasi, dan dukungan emosional. Intervensi yang dipilih disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
Peran Perawat:
Sebagai seorang perawat, kami berperan dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola kecemasan pasien secara komprehensif. Kami menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam praktik keperawatan untuk memastikan pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien. -
Article No. 9310 | 19 Dec 2024
Klinis : infeksi pada pemasangan infus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi infeksi pada pemasangan infus.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Berhubungan Dengan Prosedur Pemasangan Infus
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi adalah keadaan rentan individu terhadap masuknya organisme patogen yang dapat menimbulkan infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien tidak mengalami infeksi terkait pemasangan infus. Indikator luarannya antara lain tanda-tanda infeksi lokal minimal, tidak ada demam, dan kultur darah negatif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Observasi tanda-tanda infeksi pada area pemasangan infus.
2. Perawatan akses intravena sesuai prosedur aseptik.
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga terkait perawatan infus.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian antibiotik jika diperlukan.
Sebagai perawat, saya akan memantau dengan cermat tanda-tanda infeksi pada area pemasangan infus, melakukan perawatan akses intravena dengan prosedur aseptik yang ketat, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan akses intravena. Jika diperlukan, saya akan berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik guna mencegah dan menangani infeksi lebih lanjut. -
Article No. 9311 | 19 Dec 2024
Klinis : Gambaran Kasus Tn. R datang ke rumah Sakit tanggal 12 desember 2024 dengan keluhan nyeri ulu hati 3 jam SMRS. terasa seperti melilit namun tidak menjalar. Rasa pegal sampai ke lengan kiri, dada terasa berat. Riwayat penyakit Hipertensi dan Hepatitis B. Tn. R didiagnosa medis Unstable Angina Pectoris ditandai dengan NSTEMI. Pengkajian terfokus EKG: T Intervensi V4-V6, Foto thorax PA: Jantung dan paru dalam batas normal, tidak tampak tb paru aktif. Nyeri tekan (+) epigastrium, CRT > 2 detik, TTV: TD: 143/81 mmHg, N: 82x/menit, RR: 20x/menit SPO2: 98%, S:36,3°C Hasir lab: Kr: 1,4 mg/dL (<1.2), K: 3,4 mmol/L (3.5-5.0), CL: 108 mmol/L (95-105) RDW-CV: 34,7 FL (35-47) Eosinofil 7.7%% (1-3), GDS: 72 mg/dL (<140) Pengkajian nyeri: P: Riwayat hipertensi Q: melilit R: epigastrium S:7 T: Selama ± 3 jam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gambaran kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, dan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Penyakit Jantung Koroner ditandai dengan nyeri ulu hati, rasa pegal sampai ke lengan kiri, dan dada terasa berat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
- Karakteristik: Tanda dan gejala yang menyertai nyeri, lokasi nyeri, durasi nyeri, kualitas nyeri, intensitas nyeri, dan faktor-faktor yang memperberat atau memperingan nyeri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kontrol Nyeri
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
- Kriteria Hasil: Mampu mengidentifikasi penyebab nyeri, menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, melaporkan penurunan intensitas nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nyeri
- Definisi: Pencegahan, pengurangan, atau penghilangan rasa nyeri sehingga klien dapat mempertahankan kenyamanan yang optimal.
- Tindakan Keperawatan: Pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi relaksasi, terapi distraksi, terapi musik, dan evaluasi respons nyeri.
Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Perawat harus melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, merencanakan intervensi yang sesuai dengan diagnosa keperawatan, melaksanakan intervensi untuk mengurangi nyeri, dan mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan. -
Article No. 9312 | 19 Dec 2024
Klinis : Gambaran Kasus Tn. R datang ke rumah Sakit tanggal 12 desember 2024 dengan keluhan nyeri ulu hati 3 jam SMRS. terasa seperti melilit namun tidak menjalar. Rasa pegal sampai ke lengan kiri, dada terasa berat. Riwayat penyakit Hipertensi dan Hepatitis B. Tn. R didiagnosa medis Unstable Angina Pectoris ditandai dengan NSTEMI. Pengkajian terfokus EKG: T Intervensi V4-V6, Foto thorax PA: Jantung dan paru dalam batas normal, tidak tampak tb paru aktif. Nyeri tekan (+) epigastrium, CRT > 2 detik, TTV: TD: 143/81 mmHg, N: 82x/menit, RR: 20x/menit SPO2: 98%, S:36,3°C Hasir lab: Kr: 1,4 mg/dL (<1.2), K: 3,4 mmol/L (3.5-5.0), CL: 108 mmol/L (95-105) RDW-CV: 34,7 FL (35-47) Eosinofil 7.7%% (1-3), GDS: 72 mg/dL (<140)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gambaran kasus yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk Tn. R adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan sindrom koronaria akut (Unstable Angina Pectoris dengan NSTEMI)
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Klien akan melaporkan nyeri terkontrol, menunjukkan perilaku yang menunjukkan nyeri terkontrol, dan berfungsi sesuai kemampuan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen nyeri, Relaksasi, Terapi komplementer, Edukasi kesehatan.
2. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan sindrom koronaria akut (Unstable Angina Pectoris dengan NSTEMI)
Penjelasan:
- SDKI: Risiko ketidakseimbangan cairan adalah kerentanan terhadap kelebihan atau kekurangan cairan intravaskular, intraseluler, dan/atau ekstravaskular yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Klien akan mempertahankan status cairan yang seimbang, tidak terjadi kelebihan atau kekurangan cairan.
- SIKI: Pemantauan cairan, Manajemen cairan, Edukasi kesehatan.
3. Risiko gangguan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan sindrom koronaria akut (Unstable Angina Pectoris dengan NSTEMI)
Penjelasan:
- SDKI: Risiko gangguan perfusi jaringan jantung adalah kerentanan terhadap pengurangan suplai darah oksigen ke jantung, yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Klien akan mempertahankan perfusi jaringan jantung yang adekuat, tanda-tanda vital stabil, dan tidak terjadi komplikasi.
- SIKI: Pemantauan tanda-tanda vital, Manajemen disfungsi jantung, Edukasi kesehatan. -
Article No. 9313 | 19 Dec 2024
Klinis : Gambaran Kasus Tn. R datang ke rumah Sakit tanggal 12 desember 2024 dengan keluhan nyeri ulu hati 3 jam SMRS. terasa seperti melilit namun tidak menjalar. Rasa pegal sampai ke lengan kiri, dada terasa berat. Riwayat penyakit Hipertensi dan Hepatitis B. Tn. R didiagnosa medis Unstable Angina Pectoris ditandai dengan NSTEMI. Pengkajian terfokus EKG: T Intervensi V4-V6, Foto thorax PA: Jantung dan paru dalam batas normal, tidak tampak tb paru aktif. Nyeri tekan (+) epigastrium, CRT > 2 detik, TTV: TD: 143/81 mmHg, N: 82x/menit, RR: 20x/menit SPO2: 98%, S:36,3°C Hasir lab: Kr: 1,4 mg/dL (<1.2), K: 3,4 mmol/L (3.5-5.0), CL: 108 mmol/L (95-105) RDW-CV: 34,7 FL (35-47) Eosinofil 7.7%% (1-3), GDS: 72 mg/dL (<140)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi yang dipaparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit Unstable Angina Pectoris ditandai dengan NSTEMI.
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu.
- Faktor yang Berhubungan: Proses penyakit.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keterbatasan fisiologis dari angina pektoris.
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan kegiatan rutin.
- Faktor yang Berhubungan: Kelemahan fisik.
3. Risiko perfusi jaringan jantung tidak efektif berhubungan dengan proses penyakit Unstable Angina Pectoris.
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke jantung yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor yang Berhubungan: Proses penyakit.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri minimal atau tidak ada nyeri, fungsi aktivitas normal, tidak ada tanda-tanda komplikasi.
2. Toleransi Aktivitas
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mempertahankan aktivitas harian tanpa kelelahan yang berlebihan, tidak ada gejala intoleransi aktivitas.
3. Perfusi Jaringan Jantung
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital stabil, tidak ada tanda-tanda gangguan perfusi jantung, tidak ada komplikasi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik sesuai indikasi
2. Manajemen Aktivitas
- Evaluasi toleransi aktivitas pasien
- Anjurkan aktivitas sesuai kemampuan pasien
- Ajarkan teknik konservasi energi
3. Manajemen Perfusi Jaringan
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemantauan status kardiovaskular
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda-tanda penurunan perfusi jantung
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI dirumuskan berdasarkan masalah kesehatan yang dialami pasien, yaitu nyeri ulu hati, intoleransi aktivitas, dan risiko perfusi jaringan jantung tidak efektif akibat kondisi Unstable Angina Pectoris dengan NSTEMI. Luaran/output yang diharapkan sesuai dengan tujuan penatalaksanaan keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu nyeri terkontrol, toleransi aktivitas yang baik, dan perfusi jaringan jantung yang optimal. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri, manajemen aktivitas, dan manajemen perfusi jaringan, dengan tujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan.