Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7663 | 02 Dec 2024
Klinis : S Susah buang air kecil sejak tadi malam. Mual dan muntah tak ada. Demam idk ada Riwayat HNP. Riwayat jatuh ada sudah lama Riwayat HT dan DM tidak ada BAB blasa BAK tik lancar KU sedang/Compos mentis VAS 5/10 TD 164/105mmhg N: 104 P: 23/1 S: 36.5C Sp02% 990n Room Air Anemis--ikterik Thorax BP vesikuler, Rhonki-wheezing- Abdomen: Supel, peristaltik kesan biasa, NT ada supra pubis. Buli2x terasa fullblast Ekstremitas: Akral hangat, edema A RETENSI URI Pasang kateter P IVFD RL 28 tpm inj, ketorolac 1A inj. Ranitidin 1A
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Retensi urin berhubungan dengan obstruksi aliran urin.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Retensi urin: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Eliminasi urin: Proses fisiologis pengeluaran urin dari tubuh.
- Tujuan: Pasien dapat mempertahankan pola eliminasi urin yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemasangan kateter urin: Tindakan memasukkan selang karet (kateter) ke dalam kandung kemih untuk membantu pengeluaran urin.
- Manajemen cairan: Pemberian cairan intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Pemberian analgesik: Pemberian obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat retensi urin.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pasang kateter urin untuk membantu pengeluaran urin.
2. Berikan cairan intravena (IVFD RL) untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
3. Berikan analgesik (ketorolac) untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
4. Monitor tanda-tanda vital dan intake output cairan.
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang kondisi dan rencana perawatan. -
Article No. 7664 | 02 Dec 2024
Klinis : buat intervensi nyeri melahirkan termasuk observasi, kolaborasi, edukasi, mandiri, dan pendidikan kesehatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci sesuai dengan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri melahirkan adalah "Nyeri Akut" (SDKI). Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Intervensi Keperawatan:
1. Observasi:
- Catat lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan intensitas nyeri
- Observasi tanda-tanda vital
- Observasi respons nonverbal terhadap nyeri (misal: ekspresi wajah, gerakan tubuh)
2. Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Kolaborasi dengan tim medis lain (misalnya fisioterapis) untuk penanganan nyeri komprehensif
3. Edukasi:
- Jelaskan penyebab, durasi, dan karakteristik nyeri yang dialami
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya relaksasi, distraksi)
- Diskusikan penggunaan analgesik dan efek sampingnya
4. Mandiri:
- Berikan kenyamanan fisik (misalnya posisi yang nyaman, kompres hangat/dingin)
- Dampingi pasien dalam melakukan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Monitor efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
5. Pendidikan Kesehatan:
- Edukasi pasien dan keluarga tentang nyeri melahirkan dan penanganannya
- Ajarkan teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan di rumah
- Dorong pasien dan keluarga untuk terlibat aktif dalam penanganan nyeri
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan penurunan skala nyeri
- Pasien menunjukkan perilaku adaptif terhadap nyeri
- Pasien dan keluarga memahami strategi manajemen nyeri
2. Indikator:
- Skala nyeri menurun
- Ekspresi wajah pasien menunjukkan kenyamanan
- Pasien dan keluarga dapat menyebutkan strategi manajemen nyeri
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Monitor efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
2. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi tentang nyeri melahirkan dan penanganannya
- Ajarkan teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan di rumah
- Dorong pasien dan keluarga untuk terlibat aktif dalam penanganan nyeri
3. Dukungan Emosional
- Berikan empati dan pendampingan emosional selama proses persalinan
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional
- Bantu pasien mengembangkan mekanisme koping yang efektif
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan skala nyeri, perilaku adaptif terhadap nyeri, serta pemahaman pasien dan keluarga tentang strategi manajemen nyeri yang efektif. -
Article No. 7665 | 02 Dec 2024
Klinis : buat intervensi nyeri melahirkan termasuk observasi, kolaborasi, edukasi, mandiri, dan pendidikan kesehatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan Proses Persalinan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, menunjukkan perilaku nyeri yang terkendali, dan dapat beradaptasi terhadap nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang diperlukan untuk mengatasi Nyeri Akut meliputi observasi, kolaborasi, edukasi, mandiri, dan pendidikan kesehatan.
Intervensi Keperawatan:
1. Observasi:
- Monitor tanda-tanda vital
- Catat lokasi, karakteristik, durasi, dan intensitas nyeri
- Identifikasi faktor yang memperberat atau memperingan nyeri
2. Kolaborasi:
- Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan terapi farmakologis yang sesuai
- Lakukan tindakan farmakologis sesuai dengan resep dokter
3. Edukasi:
- Jelaskan penyebab dan proses terjadinya nyeri
- Ajarkan teknik-teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin
4. Mandiri:
- Lakukan intervensi non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Bantu pasien untuk mencapai posisi yang nyaman
- Dorong pasien untuk menggunakan teknik relaksasi dan distraksi
5. Pendidikan Kesehatan:
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya manajemen nyeri selama persalinan
- Ajarkan teknik-teknik non-farmakologis yang dapat dilakukan di rumah
- Dorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam manajemen nyeri
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse -
Article No. 7666 | 02 Dec 2024
Klinis : buat intervensi nyeri melahirkan termasuk observasi, kolaborasi, edukasi, mandiri, dan pendidikan kesehatan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam menangani intervensi nyeri melahirkan, berikut adalah kode diagnosis ICD-10 dan kode prosedur ICD-9-CM yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O70.0
- Deskripsi: Robekan jalan lahir derajat 1, terjadi pada persalinan spontan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 73.59
- Deskripsi: Tindakan episiotomi dan reparasi jaringan perineum, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
- Kode ICD-10 O70.0 menunjukkan adanya robekan jalan lahir derajat 1 yang terjadi selama persalinan spontan. Hal ini sering terjadi dan memerlukan intervensi untuk penanganan nyeri dan penyembuhan luka.
- Kode ICD-9-CM 73.59 mengacu pada tindakan episiotomi dan perbaikan jaringan perineum, yang sering dilakukan untuk mencegah robekan yang lebih luas dan memfasilitasi proses persalinan.
- Intervensi nyeri melahirkan dapat mencakup observasi keadaan pasien, kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya bidan, dokter spesialis kebidanan, ahli anestesi), edukasi mengenai manajemen nyeri, tindakan mandiri (misalnya kompres hangat, posisi yang nyaman), serta pendidikan kesehatan untuk pencegahan dan perawatan luka perineum. -
Article No. 7667 | 02 Dec 2024
Klinis : buat intervensi nyeri melahirkan termasuk observasi, kolaborasi, edukasi, mandiri, dan pendidikan kesehatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci sesuai dengan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi nyeri melahirkan:
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Etiologi/Faktor yang Berhubungan:
- Agen pencedera fisiologis: kontraksi uterus, penekanan pada jaringan lunak, peregangan serviks dan vagina
- Kecemasan
- Takut akan proses melahirkan
- Kurang pengetahuan tentang proses persalinan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Observasi:
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan beratnya nyeri
- Pantau tanda-tanda vital
- Identifikasi faktor pemicu atau yang memperberat nyeri
2. Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgetik atau intervensi nyeri lainnya
- Fasilitasi pemberian analgetik yang diresepkan
3. Edukasi:
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, teknik pernapasan, dan distraksi
- Jelaskan proses persalinan dan manajemen nyeri yang dapat diharapkan
4. Mandiri:
- Berikan dukungan emosional dan psikologis
- Fasilitasi posisi yang nyaman selama persalinan
- Kolaborasi dengan pasien untuk menentukan intervensi yang tepat untuk mengatasi nyeri
5. Pendidikan Kesehatan:
- Berikan edukasi tentang manajemen nyeri selama persalinan
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengatasi nyeri
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam manajemen nyeri
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Koping Efektif
- Pasien menunjukkan respon positif terhadap intervensi manajemen nyeri
- Pasien dapat mengidentifikasi dan menggunakan strategi koping yang efektif
- Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang tenang dan rileks
3. Pengetahuan tentang Manajemen Nyeri Meningkat
- Pasien dapat menjelaskan penyebab nyeri melahirkan
- Pasien dapat menjelaskan teknik manajemen nyeri yang digunakan
- Pasien dapat menjelaskan pentingnya partisipasi aktif dalam manajemen nyeri
Dengan diagnosa keperawatan, intervensi, dan luaran yang diharapkan ini, diharapkan pasien dapat mengelola nyeri melahirkan secara efektif, merasa lebih nyaman, dan memiliki pengetahuan yang baik tentang manajemen nyeri selama persalinan. -
Article No. 7668 | 02 Dec 2024
Klinis : buat intervensi nyeri melahirkan termasuk observasi, kolaborasi, edukasi, mandiri, dan pendidikan kesehatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, SIKI, serta intervensi keperawatan untuk kondisi nyeri melahirkan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Persalinan (Pain related to Labor)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan regangan vagina selama proses persalinan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri persalinan ditandai dengan adanya keluhan nyeri, ekspresi wajah meringis, dan respon perilaku nyeri seperti mengerang atau menangis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan adalah penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan mengatasi nyeri, dan kepuasan pasien terhadap penanganan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk mengatasi nyeri persalinan meliputi:
1. Observasi:
- Identifikasi tanda-tanda vital
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, dan kualitas nyeri
- Monitoring respons pasien terhadap intervensi
2. Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan) untuk penanganan farmakologis nyeri
3. Edukasi:
- Jelaskan penyebab dan proses terjadinya nyeri persalinan
- Ajarkan teknik relaksasi, breathing exercise, dan distraksi untuk mengurangi nyeri
4. Mandiri:
- Berikan kenyamanan fisik (posisi, kompres hangat/dingin)
- Aplikasikan teknik non-farmakologis (pijatan, aromaterapi)
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
5. Pendidikan Kesehatan:
- Edukasi mengenai penanganan nyeri persalinan yang efektif
- Informasikan pentingnya kolaborasi dengan tenaga kesehatan
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan berpusat pada pasien untuk mengatasi nyeri persalinan secara komprehensif. -
Article No. 7669 | 02 Dec 2024
Klinis : Pasien Susah buang air kecil sejak tadi malam. Mual dan muntah tak ada. Demam tidk ada Riwayat HNP. Riwayat jatuh ada sudah lama Riwayat HT dan DM tidak ada BAB biasa BAK lancar KU sedang/Compos mentis VAS 5/10 TD 164/105mmhg N: 104 P: 23/1 S: 36.5C Sp02% 99 0n Room Air Anemis--ikterik Thorax BP vesikuler, Rhonki-wheezing- Abdomen: Supel, peristaltik kesan biasa, NT ada supra pubis. Buli2x terasa fullblast Ekstremitas: Akral hangat, edema A RETENSI urine Pasang kateter Perencanaan IVFD RL 28 tpm inj, ketorolac 1A inj. Ranitidin 1A
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, serta rencana keperawatan yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Retensi Urin
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Retensi Urin: Kemampuan kandung kemih untuk mengosongkan urin secara tidak efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Eliminasi Urin Lancar: Kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara efektif dan teratur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kateterisasi Vesika Urinaria: Tindakan memasukkan kateter ke dalam kandung kemih untuk mengosongkan urin.
- Manajemen Cairan: Pengaturan masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
- Manajemen Nyeri: Pengurangan atau penghilangan rasa nyeri yang dialami pasien.
Rencana Keperawatan:
1. Pasang Kateter Urin untuk mengosongkan kandung kemih dan mengatasi retensi urin.
2. Berikan cairan intravena (IVFD RL 28 tpm) untuk menjaga keseimbangan cairan.
3. Berikan injeksi ketorolac untuk mengurangi nyeri.
4. Berikan injeksi ranitidin untuk mengatasi mual.
5. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
6. Berikan edukasi dan dukungan emosional kepada pasien.
Dengan tindakan-tindakan tersebut, diharapkan dapat mengatasi masalah retensi urin pada pasien dan mencapai luaran keperawatan yang diharapkan, yaitu eliminasi urin yang lancar. -
Article No. 7670 | 02 Dec 2024
Klinis : buat intervensi resiko cedera pada janin termasuk observasi, kolaborasi, edukasi, mandiri, dan pendidikan kesehatan dengan detail dan lengkap
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Risiko Cedera pada Janin
Definisi: Keadaan di mana bayi/janin berisiko mengalami kerusakan fisik atau fungsional yang disebabkan oleh faktor internal atau eksternal.
Faktor Terkait:
1. Kondisi kesehatan ibu (kondisi medis, infeksi, penyalahgunaan zat)
2. Komplikasi kehamilan (perdarahan, preeklampsia, diabetes gestasional)
3. Trauma/cedera fisik pada ibu
4. Paparan bahan kimia/radiasi
5. Aktivitas fisik yang berlebihan
Karakteristik Defining:
1. Ibu dengan riwayat komplikasi kehamilan sebelumnya
2. Ibu dengan kondisi medis yang berisiko (diabetes, hipertensi, infeksi)
3. Ibu dengan gaya hidup berisiko (merokok, mengonsumsi alkohol, penyalahgunaan narkoba)
4. Ibu yang terpapar bahan kimia atau radiasi
5. Ibu yang mengalami trauma/cedera fisik selama kehamilan
Intervensi Keperawatan:
1. Observasi
a. Monitor tanda-tanda vital ibu
b. Monitor pergerakan dan denyut jantung janin
c. Pantau tanda-tanda komplikasi kehamilan (perdarahan, kontraksi uterus, dll.)
d. Awasi respons ibu terhadap trauma/cedera fisik
2. Kolaborasi
a. Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan, ahli gizi) untuk penanganan komprehensif
b. Kolaborasi dalam pemantauan dan pengobatan kondisi medis ibu
c. Kolaborasi dalam memantau dan mengevaluasi efek paparan bahan kimia/radiasi
3. Edukasi
a. Edukasi kepada ibu dan keluarga tentang risiko cedera pada janin
b. Ajarkan ibu untuk mengenali tanda-tanda komplikasi kehamilan
c. Beri edukasi tentang gaya hidup sehat selama kehamilan
d. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
4. Mandiri
a. Kaji faktor risiko cedera pada janin
b. Buat rencana asuhan keperawatan yang komprehensif
c. Monitor dan evaluasi efektivitas intervensi yang dilakukan
d. Dokumentasi asuhan keperawatan secara lengkap
5. Pendidikan Kesehatan
a. Edukasi kepada ibu dan keluarga tentang pencegahan cedera pada janin
b. Beri informasi tentang tanda-tanda bahaya selama kehamilan
c. Promosikan gaya hidup sehat selama kehamilan
d. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk mengurangi risiko
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kondisi kesehatan ibu dan janin stabil
2. Tidak terjadi komplikasi kehamilan
3. Ibu dan keluarga mampu mengenali tanda-tanda bahaya
4. Ibu menerapkan gaya hidup sehat selama kehamilan
5. Ibu dapat mengelola stres dengan efektif
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Pemantauan Kesehatan Ibu dan Janin
2. Pengelolaan Komplikasi Kehamilan
3. Edukasi Kesehatan Ibu Hamil
4. Manajemen Stres Ibu Hamil
5. Kolaborasi Interprofesional Asuhan Kehamilan
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Cedera pada Janin" menggambarkan keadaan di mana bayi/janin berisiko mengalami kerusakan fisik atau fungsional yang disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup observasi, kolaborasi, edukasi, tindakan mandiri, dan pendidikan kesehatan. Tujuannya adalah untuk memantau kesehatan ibu dan janin, mengelola komplikasi kehamilan, memberikan edukasi kesehatan, membantu ibu mengelola stres, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan asuhan kehamilan yang komprehensif. Luaran yang diharapkan adalah stabilnya kondisi kesehatan ibu dan janin, tidak terjadi komplikasi kehamilan, kemampuan ibu dan keluarga dalam mengenali tanda bahaya, penerapan gaya hidup sehat, serta kemampuan ibu dalam mengelola stres secara efektif. -
Article No. 7671 | 02 Dec 2024
Klinis : buat intervensi resiko cedera pada janin termasuk observasi, kolaborasi, edukasi, mandiri, dan pendidikan kesehatan dengan detail dan lengkap
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI-SLKI-SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Risiko Cedera pada Janin.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera pada Janin
Definisi:
Risiko Cedera pada Janin adalah keadaan di mana janin berada dalam bahaya potensial mengalami kerusakan fisik atau psikologis akibat kondisi ibu atau lingkungan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penyebab risiko cedera pada janin dapat meliputi kelainan bawaan, infeksi, trauma, paparan zat berbahaya, atau kondisi patologis pada ibu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada risiko cedera pada janin adalah tidak terjadi cedera pada janin, kondisi janin stabil, dan ibu dapat mengidentifikasi faktor risiko dan cara mencegah cedera pada janin.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk risiko cedera pada janin meliputi:
1. Observasi:
- Identifikasi faktor risiko cedera pada janin
- Pantau tanda-tanda vital ibu dan kondisi janin
- Evaluasi perkembangan janin secara berkala
2. Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan) untuk penanganan komplikasi
- Koordinasikan perawatan dengan tim kesehatan yang terlibat
3. Edukasi:
- Ajarkan ibu mengenai faktor risiko cedera pada janin
- Instruksikan ibu untuk menghindari paparan zat berbahaya
- Beri informasi tentang perawatan yang tepat selama kehamilan
4. Mandiri:
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada ibu
- Fasilitasi ibu untuk melakukan perawatan diri yang tepat
- Monitoring perkembangan janin secara berkelanjutan
5. Pendidikan Kesehatan:
- Edukasi ibu tentang nutrisi yang sesuai selama kehamilan
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Beri informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dan kapan harus segera meminta bantuan medis
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera pada janin dan memastikan kehamilan ibu berlangsung dengan aman. -
Article No. 7672 | 02 Dec 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.sebutkan diagnosa ICD dan SDKI beserta kodenya
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak, tanpa komplikasi
Penjelasan:
- Kode ICD-10 B05.9 menunjukkan diagnosis Campak tanpa komplikasi, yang sesuai dengan gejala-gejala yang dialami pasien seperti demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, dan batuk kering.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: -
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis spesifik yang tercantum dalam kode ICD-9-CM untuk kasus ini. Penanganan utama akan berupa perawatan simtomatik dan pengelolaan gejala-gejala yang muncul.
Penjelasan:
- Pada kasus ini, tidak ada tindakan medis spesifik yang memerlukan kode ICD-9-CM. Penanganan utama akan fokus pada manajemen gejala-gejala seperti pemberian cairan, antipiretik, dan istirahat yang cukup.
Berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
- Diagnosis: Risiko infeksi
- Kode: 00004
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan:
- Pasien anak usia 5 tahun memiliki risiko infeksi campak yang dapat membahayakan kesehatannya. Oleh karena itu, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Risiko infeksi dengan kode 00004 berdasarkan SDKI.