Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7633 | 02 Dec 2024
Klinis : Seorang lansia sudah 13 tahun tinggal dipanti jompo. Berdasarkan pengkajian : klien tampak sering menyendiri, menangis, dan saat diajak bicara tidak mau menatap lawan bicaranya. Klien mengatakan ia merasa keluarganya sudah tidak peduli dengannya dan ia merasa dirinya sudah tidak berguna lagi. Berdasarkan kasus diatas, apakah diagnosis keperawatan yang tepat ?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosis keperawatan yang paling tepat adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F33.1
- Deskripsi: Gangguan depresi rekuren, episode saat ini berat tanpa gejala psikotik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 90.29
- Deskripsi: Terapi psikologis, lain-lain
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, klien menunjukkan gejala-gejala depresi yang meliputi sering menyendiri, menangis, dan enggan bertatap mata saat diajak bicara. Klien juga mengeluhkan perasaan bahwa keluarganya tidak lagi peduli dan merasa dirinya tidak berguna. Hal ini mengarah pada diagnosis gangguan depresi rekuren, episode saat ini berat tanpa gejala psikotik (kode ICD-10 F33.1).
Kode ICD-9-CM prosedur 90.29 (terapi psikologis, lain-lain) dapat diberikan untuk menggambarkan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti terapi suportif, konseling, dan intervensi lain yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis klien.
Dalam penatalaksanaan kasus ini, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti latar belakang klien, riwayat medis, dan dukungan sosial yang tersedia. Selain itu, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti psikiater atau psikolog, dapat membantu dalam memberikan pendekatan yang komprehensif untuk menangani kondisi depresi pada klien. -
Article No. 7634 | 02 Dec 2024
Klinis : Seorang lansia sudah 13 tahun tinggal dipanti jompo. Berdasarkan pengkajian : klien tampak sering menyendiri, menangis, dan saat diajak bicara tidak mau menatap lawan bicaranya. Klien mengatakan ia merasa keluarganya sudah tidak peduli dengannya dan ia merasa dirinya sudah tidak berguna lagi. Berdasarkan kasus diatas, apakah diagnosis keperawatan yang tepat ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya dapat memberikan analisis diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kasus yang Anda paparkan, dengan mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosis Keperawatan:
Risiko Depresi (SDKI)
Definisi:
Rentang respon psikologis individu terhadap stresor yang ditandai dengan perubahan suasana hati, kehilangan minat atau kesenangan, dan gangguan fungsi sehari-hari.
Karakteristik Definisi:
- Sering menyendiri
- Sering menangis
- Tidak mau menatap lawan bicara
- Merasa keluarga tidak peduli
- Merasa tidak berguna
Faktor Risiko:
- Isolasi sosial
- Perubahan peran
- Kehilangan
Rencana Keperawatan (SLKI):
- Identifikasi penyebab dan faktor risiko depresi
- Fasilitasi interaksi sosial
- Berikan dukungan emosional
- Kolaborasi dengan psikolog/psikiater untuk penanganan lebih lanjut
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Terapi reminiscence
- Terapi okupasi
- Manajemen depresi
- Pengaturan lingkungan
Dengan pendekatan komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat membantu klien lansia mengatasi risiko depresi yang dialaminya dan meningkatkan kualitas hidup di panti jompo. -
Article No. 7635 | 02 Dec 2024
Klinis : Seorang lansia sudah 13 tahun tinggal dipanti jompo. Berdasarkan pengkajian : klien tampak sering menyendiri, menangis, dan saat diajak bicara tidak mau menatap lawan bicaranya. Klien mengatakan ia merasa keluarganya sudah tidak peduli dengannya dan ia merasa dirinya sudah tidak berguna lagi. Berdasarkan kasus diatas, apakah diagnosis keperawatan yang tepat ?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin sesuai dengan kondisi yang diberikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, diagnosis keperawatan yang tepat adalah:
a. Isolasi Sosial
Definisi: Pengalaman individu yang merasa terpisah dari orang lain, kurangnya hubungan sosial dan komunikasi yang memuaskan.
Penyebab: Faktor personal (persepsi negatif terhadap diri sendiri), faktor psikososial (kehilangan peran, dukungan sosial kurang), faktor lingkungan (tinggal di panti jompo selama 13 tahun).
Karakteristik: Tampak menyendiri, menangis, enggan menatap lawan bicara, menyatakan merasa dirinya tidak berguna lagi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Partisipasi dalam Aktivitas Sosial
Definisi: Keterlibatan individu dalam kegiatan yang melibatkan interaksi dengan orang lain.
Kriteria Hasil:
- Klien berpartisipasi dalam kegiatan kelompok di panti jompo.
- Klien menjalin interaksi dengan penghuni panti jompo lainnya.
- Klien menceritakan perasaannya kepada perawat atau staf panti.
- Klien menunjukkan peningkatan frekuensi dan durasi interaksi sosial.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Terapi Kelompok
Definisi: Intervensi yang melibatkan individu dalam kelompok untuk mencapai tujuan terapeutik.
Aktivitas:
- Memfasilitasi klien untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok di panti jompo (seperti diskusi, permainan, keterampilan).
- Mendorong klien untuk berinteraksi dan berbagi pengalaman dengan penghuni panti lainnya.
- Membantu klien mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaannya dalam kelompok.
- Memberikan umpan balik positif dan dukungan kepada klien saat berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.
b. Peningkatan Dukungan Sosial
Definisi: Intervensi untuk meningkatkan dukungan yang diterima individu dari orang-orang terdekat.
Aktivitas:
- Melibatkan keluarga klien dalam proses perawatan dan mendorong mereka untuk lebih aktif terlibat.
- Mengorganisir kegiatan sosial di panti jompo yang melibatkan keluarga klien.
- Memfasilitasi pertemuan dan komunikasi antara klien dengan keluarganya.
- Membantu klien mengidentifikasi sumber-sumber dukungan sosial yang dapat diperoleh.
c. Terapi Reminiscence
Definisi: Intervensi yang melibatkan pengungkapan dan pembahasan pengalaman masa lalu untuk meningkatkan harga diri dan memfasilitasi penerimaan diri.
Aktivitas:
- Mendorong klien untuk menceritakan pengalaman-pengalaman positif di masa lalu.
- Membantu klien mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan-perasaan yang terkait dengan masa lalu.
- Memberikan umpan balik positif dan validasi terhadap pengalaman dan perasaan klien.
- Mendiskusikan cara-cara klien dapat memanfaatkan pengalaman masa lalu untuk meningkatkan penerimaan diri saat ini.
Dengan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan klien dapat meningkatkan partisipasi dalam aktivitas sosial, menjalin interaksi dengan orang lain, dan memiliki perasaan dihargai serta penerimaan diri yang lebih baik. Hal ini akan membantu mengatasi isolasi sosial yang dialaminya. -
Article No. 7636 | 02 Dec 2024
Klinis : gangguan penyapihan ventilator
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan penyapihan ventilator, dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penyapihan Ventilator
Definisi:
Ketidakmampuan untuk menghentikan secara bertahap bantuan pernapasan mekanis.
Faktor Terkait:
1. Kelemahan otot pernapasan
2. Penyakit paru kronis
3. Penyakit jantung
4. Malnutrisi
5. Efek samping obat-obatan
6. Stres psikologis
Gejala dan Tanda:
1. Kelelahan otot pernapasan
2. Peningkatan usaha pernapasan
3. Hipoksemia
4. Hiperkapnia
5. Takikardia
6. Kecemasan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Penyapihan Ventilator didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk menghentikan secara bertahap bantuan pernapasan mekanis. Diagnosis ini memiliki kode DP001 dalam SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Beberapa luaran keperawatan yang terkait dengan Gangguan Penyapihan Ventilator antara lain:
1. Pola Napas Efektif (KL001)
2. Perfusi Jaringan Perifer Memadai (KL002)
3. Pertukaran Gas Adekuat (KL003)
4. Toleransi Aktivitas Memadai (KL004)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Penyapihan Ventilator antara lain:
1. Manajemen Ventilasi Mekanis (IP001)
2. Manajemen Jalan Napas (IP002)
3. Manajemen Oksigenasi (IP003)
4. Manajemen Energi (IP004)
5. Dukungan Psikologis (IP005)
Peran perawat dalam menangani Gangguan Penyapihan Ventilator adalah memantau tanda-tanda vital, mengatur pengaturan ventilator, memberikan oksigen tambahan, memfasilitasi latihan pernapasan, serta memberikan dukungan psikologis bagi pasien dan keluarga. Melalui penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan berkualitas untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 7637 | 02 Dec 2024
Klinis : gangguan penyapihan ventilator
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan penyapihan ventilator, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penyapihan Ventilator
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pertukaran gas yang memadai secara mandiri setelah pengurangan bantuan ventilasi mekanik.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Faktor Risiko: Penyakit pernapasan kronis, kelemahan otot pernapasan, gangguan neurologi, dan komplikasi lainnya.
- Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas secara mandiri, peningkatan usaha bernapas, dan pola pernapasan tidak teratur.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat bernapas secara mandiri dengan baik dan mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
- Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan pernapasan yang teratur, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan, dan nilai gas darah dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan status pernapasan, manajemen ventilasi mekanik, latihan pernapasan, dan edukasi pasien serta keluarga tentang proses penyapihan.
- Rasional: Untuk memastikan kesiapan pasien dalam proses penyapihan ventilator dan mencegah komplikasi yang dapat timbul.
Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan perawatan yang komprehensif untuk mengatasi kondisi gangguan penyapihan ventilator ini, dengan berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai kemandirian dalam bernapas dan mempertahankan pertukaran gas yang adekuat. -
Article No. 7638 | 02 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci untuk diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
Gejala dan Tanda: Batuk berdahak, suara napas bronkial, sesak napas.
2. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
Gejala dan Tanda: Demam.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Gejala dan Tanda: Kehilangan nafsu makan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Membaik
- Tidak ada obstruksi jalan napas
- Frekuensi dan kedalaman napas dalam rentang normal
- Tidak ada ronki atau wheezing
2. Suhu Tubuh Membaik
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Tidak ada gejala dan tanda peningkatan suhu tubuh
3. Asupan Nutrisi Membaik
- Berat badan dalam rentang normal
- Tidak ada keluhan kehilangan nafsu makan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Kaji status pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama, dan suara napas)
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi dada
- Ajarkan teknik batuk efektif dan ekspektorasi
- Berikan nebulizer dengan bronkodilator atau mukolitik sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan sesuai kondisi pasien
2. Hipertermia
- Lakukan pemantauan suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi antipiretik sesuai indikasi
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Kaji status nutrisi pasien (asupan makanan, berat badan, dll.)
- Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang adekuat
- Berikan makanan bergizi dan sesuai dengan preferensi pasien
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian suplemen nutrisi jika diperlukan
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien pria, usia 45 tahun, dengan diagnosis awal tuberkulosis paru. Saya harap penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 7639 | 02 Dec 2024
Klinis : Ny. A, seorang wanita berusia 20 tahun, melahirkan anak pertama kemudian Setelah beberapa hari pasca melahirkan ibu mengalami demam dengan suhu 38,5°C, tampak pada perineum membengkak dan jahitan terbuka disertai keluarnya cairan berbau busuk.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang dialami oleh Ny. A, yaitu demam dengan suhu 38,5°C, tampak pada perineum membengkak dan jahitan terbuka disertai keluarnya cairan berbau busuk setelah beberapa hari pasca melahirkan anak pertama, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Resiko Infeksi Nifas
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan, yang dapat terjadi pada periode setelah melahirkan.
Penyebab:
- Adanya luka/robekan pada perineum yang tidak tertutup dengan baik
- Keluarnya cairan berbau busuk dari luka
- Peningkatan suhu tubuh (demam)
2. Gangguan Integritas Kulit
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
Penyebab:
- Adanya luka/robekan pada perineum dengan jahitan yang terbuka
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Resiko Infeksi Nifas:
a. Suhu tubuh dalam batas normal
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi (tidak ada kemerahan, pembengkakan, dan cairan berbau busuk)
c. Tidak ada komplikasi infeksi
2. Gangguan Integritas Kulit:
a. Luka/robekan pada perineum tertutup dengan baik
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka
c. Proses penyembuhan luka berjalan dengan baik
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Resiko Infeksi Nifas:
a. Pemantauan tanda-tanda vital, terutama suhu tubuh
b. Perawatan luka perineum secara aseptik
c. Pemberian antibiotik sesuai indikasi
d. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang tanda-tanda infeksi dan pentingnya kebersihan diri
e. Kolaborasi dengan dokter untuk pemantauan kondisi pasien dan pemberian terapi yang tepat
2. Gangguan Integritas Kulit:
a. Perawatan luka perineum secara aseptik
b. Aplikasi salep/obat-obatan sesuai indikasi untuk mempercepat penyembuhan luka
c. Penjahitan ulang luka jika diperlukan
d. Pemantauan perkembangan luka
e. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan luka dan menjaga kebersihan diri
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Resiko Infeksi Nifas" dan "Gangguan Integritas Kulit" dipilih karena kondisi pasien menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi, seperti demam, pembengkakan, dan keluarnya cairan berbau busuk dari luka perineum. Hal ini mengindikasikan adanya risiko infeksi nifas yang perlu diatasi segera. Selain itu, adanya robekan pada perineum yang tidak tertutup dengan baik juga dapat mengganggu integritas kulit dan memperlambat proses penyembuhan.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah tercapainya kondisi yang aman dan sehat bagi pasien, yaitu suhu tubuh normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, luka perineum tertutup dengan baik, dan proses penyembuhan luka berjalan dengan lancar. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan kondisi pasien, perawatan luka yang tepat, pemberian obat-obatan sesuai indikasi, dan edukasi kepada pasien serta keluarga untuk menjaga kebersihan dan memantau perkembangan luka. -
Article No. 7640 | 02 Dec 2024
Klinis : Ny. A, seorang wanita berusia 20 tahun melahirkan anak pertama, Setelah beberapa hari pasca melahirkan ibu mengalami demam dengan suhu 38,5°C, tampak pada perineum membengkak dan jahitan terbuka disertai keluarnya cairan berbau busuk.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda gambarkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk Ny. A:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Purulent Terkait Prosedur Pembedahan
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Risiko: Prosedur pembedahan, ketidakadekuatan sistem pertahanan tubuh, malnutrisi, dan paparan mikro-organisme patogen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tidak Terjadi Infeksi
2. Tidak Terjadi Komplikasi Infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka Bedah
2. Manajemen Demam
3. Manajemen Infeksi
Penjelasan Singkat:
Ny. A mengalami beberapa tanda dan gejala yang menunjukkan adanya risiko infeksi purulent terkait dengan prosedur pembedahan (episiotomi) saat melahirkan, seperti demam, perineum yang membengkak, dan keluarnya cairan berbau busuk dari luka. Perawat harus segera melakukan intervensi untuk mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut, seperti perawatan luka bedah, manajemen demam, dan manajemen infeksi. Tujuannya adalah mencegah terjadinya komplikasi infeksi dan memastikan luka Ny. A dapat sembuh dengan baik. -
Article No. 7641 | 02 Dec 2024
Klinis : Ny. A, seorang wanita berusia 20 tahun melahirkan anak pertama, Setelah beberapa hari pasca melahirkan ibu mengalami demam dengan suhu 38,5°C, tampak pada perineum membengkak dan jahitan terbuka disertai keluarnya cairan berbau busuk.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ny. A adalah:
1. Risiko Infeksi
Ny. A mengalami demam dengan suhu 38,5°C, tampak pada perineum membengkak, dan jahitan terbuka disertai keluarnya cairan berbau busuk, yang merupakan tanda-tanda infeksi pada luka perineum pasca melahirkan.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tidak Terjadi Infeksi
a. Kriteria hasil:
- Tanda-tanda infeksi (demam, bengkak, keluarnya cairan berbau busuk) berkurang atau hilang.
- Kultur/pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil negatif untuk infeksi.
- Pasien melaporkan tidak ada keluhan terkait infeksi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
a. Kaji tanda dan gejala infeksi (demam, pembengkakan, erythema, dan cairan berbau busuk)
b. Monitor suhu tubuh secara rutin
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antibiotik dan tindakan lainnya
d. Lakukan perawatan luka perineum secara aseptik
e. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
2. Manajemen Demam
a. Monitor suhu tubuh secara rutin
b. Berikan obat penurun demam sesuai dengan resep
c. Anjurkan istirahat yang cukup
d. Anjurkan pasien untuk minum air putih yang cukup
3. Edukasi Kesehatan
a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi serta pentingnya segera melaporkan kepada tenaga kesehatan
b. Ajarkan teknik perawatan luka perineum yang benar
c. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi" dipilih karena Ny. A menunjukkan tanda-tanda infeksi pada luka perineum pasca melahirkan, yaitu demam, pembengkakan, dan keluarnya cairan berbau busuk. Intervensi keperawatan yang dilakukan bertujuan untuk mencegah dan mengelola infeksi, mengendalikan demam, serta memberikan edukasi kesehatan kepada pasien agar dapat merawat dirinya dengan baik dan mencegah terjadinya komplikasi.
Luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi infeksi, yang ditandai dengan berkurangnya atau hilangnya tanda-tanda infeksi, hasil kultur/pemeriksaan laboratorium yang negatif, serta tidak adanya keluhan terkait infeksi dari pasien. Intervensi keperawatan yang dilakukan meliputi manajemen infeksi, manajemen demam, dan edukasi kesehatan yang komprehensif untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 7642 | 02 Dec 2024
Klinis : Ny. A, seorang wanita berusia 20 tahun melahirkan anak pertama, Setelah beberapa hari pasca melahirkan ibu mengalami demam dengan suhu 38,5°C, tampak pada perineum membengkak dan jahitan terbuka disertai keluarnya cairan berbau busuk dan adanya resiko ruptur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang dialami oleh Ny. A.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Infeksi Nifas
Definisi: Proses patologis yang disebabkan oleh mikroorganisme yang menginfeksi organ reproduksi wanita selama masa nifas.
Karakteristik Utama:
- Demam (suhu ≥38,5°C)
- Perineum membengkak
- Jahitan terbuka
- Keluarnya cairan berbau busuk
2. Risiko Ruptur
Definisi: Rentan terhadap kerusakan atau terpisahnya jaringan yang telah disatukan.
Faktor Risiko:
- Jahitan terbuka pada perineum
- Lokasi pembedahan atau insisi
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Infeksi Nifas
- Suhu tubuh dalam batas normal
- Tidak ada pembengkakan pada perineum
- Jahitan perineum tertutup dengan baik
- Tidak ada keluarnya cairan berbau busuk
2. Risiko Ruptur
- Tidak terjadi kerusakan atau terpisahnya jahitan pada perineum
- Proses penyembuhan luka perineum berjalan dengan baik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Infeksi Nifas
a. Kaji tanda dan gejala infeksi nifas secara komprehensif
b. Pantau tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernapasan, tekanan darah) secara rutin
c. Berikan terapi antibiotik sesuai instruksi dokter
d. Ajarkan kebersihan diri dan perawatan perineum yang benar
e. Dorong konsumsi makanan dan cairan yang cukup
f. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut jika terjadi komplikasi
2. Risiko Ruptur
a. Kaji kondisi jahitan perineum secara berkala
b. Pertahankan perineum tetap bersih dan kering
c. Anjurkan istirahat yang cukup dan hindari aktivitas berat
d. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan luka perineum
e. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan perineum yang benar
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan yang sesuai, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi Ny. A dengan pendekatan yang akademis dan dari sudut pandang seorang perawat ahli. Semoga informasi ini bermanfaat.