Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18858 | 21 Jun 2025
Klinis : Pasien datang ke igd dengan keluhan muntah darah, badan terasa lemas, hemoglobin 9 mg/dl.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Volume Cairan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00027
Definisi: Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraseluler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 01301
Definisi: Pasien menunjukkan peningkatan volume cairan sesuai dengan kebutuhan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 02703
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien.
2. Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00206
Definisi: Kerentanan terhadap pengurangan volume darah yang melebihi laju penggantian, yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 01601
Definisi: Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 02306
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan.
Dalam konteks persona Anda sebagai pakar dan perawat, diagnosa keperawatan di atas beserta penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI dapat digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien dengan keluhan muntah darah, badan terasa lemas, dan hemoglobin 9 mg/dl. -
Article No. 18859 | 21 Jun 2025
Klinis : Pasien datang ke igd dengan keluhan muntah darah, badan terasa lemas, hemoglobin 9 mg/dl. Pasien tampak pucat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda gambarkan. Sebagai seorang perawat, saya akan menyajikan informasi ini dalam nada akademis dan dengan perspektif seorang pakar.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu muntah darah, badan terasa lemas, hemoglobin rendah, dan tampak pucat, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Perdarahan Gastrointestinal Aktif
Definisi: Keluarnya darah dari saluran cerna yang dapat mengancam kehidupan.
Penyebab: Ulkus peptikum, varises esofagus, angiodisplasia, tumor, trauma.
Faktor risiko: Riwayat perdarahan gastrointestinal, penggunaan obat antiinflamasi non-steroid, sirosis hati, gagal jantung, koagulopati.
b. Ketidakseimbangan Volume Cairan
Definisi: Kelebihan atau kekurangan cairan intravaskular, interstitial, atau intrasellular.
Penyebab: Perdarahan, malabsorpsi, diare, muntah.
Faktor risiko: Kehilangan cairan akut, intake cairan tidak adekuat.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Perdarahan Gastrointestinal Aktif
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif
- Tidak terjadi komplikasi akibat perdarahan (misalnya syok hipovolemik)
- Pasien mampu mempertahankan kadar hemoglobin dalam batas normal
b. Keseimbangan Volume Cairan
- Tanda-tanda vital stabil (tekanan darah, nadi, respirasi)
- Output urin adekuat
- Tidak terjadi tanda-tanda dehidrasi (mukosa kering, turgor kulit menurun)
- Tidak terjadi kelebihan volume cairan (edema, distensi vena leher)
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Perdarahan Gastrointestinal Aktif
- Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu
- Kaji tanda-tanda perdarahan aktif (muntah darah, darah dalam feses)
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Pasang akses intravena dan berikan cairan/volume pengganti sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan hemostatik (misalnya proton pump inhibitor, octreotide)
- Siapkan pasien untuk tindakan endoskopi atau intervensi lainnya jika diperlukan
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyebab, pencegahan, dan penanganan perdarahan gastrointestinal
b. Keseimbangan Volume Cairan
- Monitor intake dan output cairan secara ketat
- Kaji tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan volume cairan
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mengganti kehilangan cairan
- Pantau elektrolit serum dan lakukan koreksi jika diperlukan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian diuretik atau obat-obatan lain jika diperlukan
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga keseimbangan cairan
Penanganan yang komprehensif, pemantauan yang ketat, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya sangat penting untuk mencapai luaran yang diharapkan dan menjamin pemulihan pasien. Saya berharap penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pendekatan keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan. -
Article No. 18860 | 21 Jun 2025
Klinis : Pasien datang ke igd dengan keluhan muntah darah, badan terasa lemas, hemoglobin 9 mg/dl. Pasien tampak pucat. Pasien didiagnosa hematemesis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang ke IGD dengan keluhan muntah darah, badan terasa lemas, hemoglobin 9 mg/dl, dan tampak pucat, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Perdarahan (00046): Kehilangan darah atau komponen darah dari pembuluh darah, yang dapat membahayakan kesehatan.
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami kehilangan darah yang dapat membahayakan kesehatan.
b. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (00002): Asupan makanan dan/atau zat gizi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami asupan makanan dan/atau zat gizi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Perdarahan (0413):
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Hemodinamik stabil
- Tidak ada tanda-tanda perdarahan aktif
- Peningkatan kadar hemoglobin
- Pasien melaporkan nyeri terkontrol
b. Status nutrisi (1009):
- Asupan nutrisi adekuat
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- Kadar hemoglobin dalam batas normal
- Berat badan stabil
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Perdarahan (4010):
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Lakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi perdarahan aktif
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena untuk mengganti volume darah yang hilang
- Berikan obat-obatan untuk menghentikan perdarahan, jika diindikasikan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab perdarahan
b. Manajemen nutrisi (1100):
- Lakukan pengkajian status nutrisi pasien
- Berikan makanan dan cairan yang sesuai dengan kondisi pasien
- Pantau asupan dan output cairan pasien
- Konsultasikan dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang tepat
- Berikan suplemen nutrisi, jika diperlukan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
Penjelasan yang lebih rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Perdarahan (00046): Kondisi pasien yang mengalami muntah darah menunjukkan adanya perdarahan gastrointestinal, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (00002): Kondisi pasien dengan hemoglobin rendah (9 mg/dl) dan tampak pucat mengindikasikan adanya defisiensi nutrisi, khususnya zat besi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Perdarahan (0413): Tujuan utama adalah menghentikan perdarahan, menjaga stabilitas hemodinamik, dan meningkatkan kadar hemoglobin sehingga pasien dapat pulih.
- Status nutrisi (1009): Tujuan lainnya adalah memastikan asupan nutrisi yang adekuat sehingga status gizi pasien dapat diperbaiki.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Perdarahan (4010): Intervensi berfokus pada pemantauan kondisi pasien, pemberian oksigen dan cairan, pemberian obat-obatan, serta kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab perdarahan.
- Manajemen nutrisi (1100): Intervensi berfokus pada pengkajian status nutrisi, pemberian makanan dan cairan yang sesuai, konsultasi dengan ahli gizi, pemberian suplemen, serta edukasi pasien dan keluarga.
Diharapkan dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai, kondisi pasien dapat segera stabil dan pemulihan nutrisi dapat tercapai. -
Article No. 18861 | 21 Jun 2025
Klinis : Pasien datang ke igd dengan keluhan muntah darah, badan terasa lemas, hemoglobin 9 mg/dl. Pasien tampak pucat. Pasien didiagnosa hematemesis. Pasien memiliki riwayat sirosis dan hepatitis b sejak 8 tahun lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
- Pasien datang ke IGD dengan keluhan muntah darah, badan terasa lemas, hemoglobin 9 mg/dl, dan tampak pucat.
- Pasien didiagnosa hematemesis.
- Pasien memiliki riwayat sirosis dan hepatitis B sejak 8 tahun lalu.
Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, diagnosa keperawatan yang sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Perdarahan aktif (00206)
- Definisi: Pengeluaran darah yang tidak terkontrol dari sistem vaskuler.
- Karakteristik definisi: Muntah darah, pucat, dan penurunan kadar hemoglobin.
b. Intoleransi aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Karakteristik definisi: Badan terasa lemas.
c. Risiko infeksi (00004)
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Karakteristik definisi: Riwayat sirosis dan hepatitis B.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pengendalian perdarahan (0413)
- Definisi: Tingkat kemampuan untuk mencegah, mengendalikan, dan menghentikan perdarahan.
- Indikator:
- Perdarahan terkendali
- Hemodinamik stabil
- Kadar hemoglobin membaik
b. Toleransi aktivitas (0005)
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Indikator:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik
- Tidak ada keluhan kelelahan yang berlebihan
c. Bebas infeksi (1902)
- Definisi: Tingkat bebas dari infeksi.
- Indikator:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Peningkatan kadar hemoglobin
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pengendalian perdarahan (4022)
- Definisi: Tindakan untuk mencegah, mengendalikan, dan menghentikan perdarahan.
- Aktivitas keperawatan:
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan anti perdarahan
- Lakukan tindakan hemostatik (seperti pemberian cairan intravena, transfusi darah) sesuai indikasi
- Lakukan perawatan luka (jika ada) untuk mencegah perdarahan lebih lanjut
b. Manajemen energi (0180)
- Definisi: Pengaturan sumber dan penggunaan energi untuk memelihara aktivitas hidup sehari-hari.
- Aktivitas keperawatan:
- Bantu pasien untuk mengatur aktivitas sesuai dengan toleransi
- Ajarkan teknik-teknik konservasi energi
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan yang sesuai
- Berikan dukungan emosional untuk meningkatkan motivasi pasien
c. Manajemen infeksi (6540)
- Definisi: Pencegahan dan pengendalian infeksi untuk mengurangi risiko infeksi pada pasien.
- Aktivitas keperawatan:
- Lakukan cuci tangan sesuai prosedur
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
- Pantau tanda-tanda infeksi secara berkala
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik sesuai indikasi
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, perawat harus mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kondisi klinis pasien, riwayat kesehatan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan. Dengan mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang tepat, menetapkan luaran yang diharapkan, dan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai, perawat dapat membantu pasien mencapai pemulihan yang optimal. -
Article No. 18862 | 21 Jun 2025
Klinis : Edukasi kehamilan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi edukasi kehamilan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Edukasi Kesehatan (SDKI: 00126)
Definisi:
Ketidakmampuan individu, keluarga, atau komunitas untuk memperoleh, memproses, dan memahami informasi kesehatan dasar dan layanan yang diperlukan untuk membuat keputusan kesehatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Perilaku Kesehatan Meningkat (SLKI: 1708)
Definisi:
Kemampuan individu, keluarga, atau komunitas untuk menerapkan tindakan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Edukasi Kesehatan (SIKI: 6650)
Definisi:
Pemberian informasi yang terstruktur dan terencana tentang masalah kesehatan dan cara meningkatkan kesehatan.
Kode dan Definisi:
- Ketidakefektifan Edukasi Kesehatan (SDKI: 00126)
- Perilaku Kesehatan Meningkat (SLKI: 1708)
- Edukasi Kesehatan (SIKI: 6650)
Dalam konteks ini, saya sebagai seorang pakar/perawat akan memberikan edukasi kehamilan secara akademis dan profesional. Tujuannya adalah untuk memastikan ibu hamil memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam merawat kehamilannya, sehingga dapat meningkatkan perilaku kesehatan yang mendukung kehamilan yang sehat. -
Article No. 18863 | 21 Jun 2025
Klinis : kaki nyeri habis jatuh
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan untuk kondisi kaki nyeri habis jatuh.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi kaki nyeri habis jatuh adalah Nyeri Akut. Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (PPNI, 2017). Pada kondisi ini, pasien mengalami nyeri pada kaki akibat jatuh, yang merupakan pengalaman sensorik yang tidak menyenangkan.
Luaran/Output SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Nyeri: Pasien mampu mengontrol rasa nyeri pada kaki dengan skor nyeri menurun dari awal 7 (nyeri berat) menjadi 3 (nyeri ringan).
2. Mobilitas Fisik: Pasien mampu melakukan mobilisasi dengan bantuan minimal, seperti berjalan dengan alat bantu jalan.
3. Pemulihan Cedera: Pasien menunjukkan tanda-tanda pemulihan cedera pada kaki, seperti berkurangnya bengkak, memar, dan gejala lainnya.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi nyeri.
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres dingin, untuk membantu mengelola nyeri.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapis, okupasi terapis) untuk intervensi tambahan dalam pengelolaan nyeri.
2. Peningkatan Mobilitas:
a. Ajarkan latihan-latihan untuk meningkatkan rentang gerak, kekuatan, dan keseimbangan kaki.
b. Berikan alat bantu jalan (kruk, walker) untuk memfasilitasi mobilisasi pasien.
c. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari (mandi, berpakaian, berjalan) sesuai dengan kemampuannya.
d. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang sesuai.
3. Perawatan Luka:
a. Lakukan pengkajian luka secara komprehensif, termasuk lokasi, ukuran, kedalaman, dan tanda-tanda infeksi.
b. Berikan perawatan luka sesuai dengan kondisi, seperti pembersihan, debridemen, dan aplikasi balutan yang tepat.
c. Pantau perkembangan penyembuhan luka secara berkala.
d. Kolaborasi dengan tim perawatan luka untuk intervensi yang lebih spesifik.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu kontrol nyeri yang membaik, peningkatan mobilitas fisik, dan pemulihan cedera pada kaki. -
Article No. 18864 | 21 Jun 2025
Klinis : tangan kanan susah di gerakkan post stroke
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi tangan kanan susah digerakkan pasca stroke adalah "Mobilitas Fisik Terganggu". Diagnosa ini mencerminkan adanya keterbatasan dalam kemampuan pasien untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah pada anggota tubuh tertentu, dalam hal ini tangan kanan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik: Pasien dapat melakukan pergerakan anggota tubuh secara mandiri dengan minimal bantuan.
2. Fungsi Sensorik-Motorik: Pasien menunjukkan peningkatan fungsi sensorik-motorik pada tangan kanan.
3. Pemulihan Pasca Stroke: Pasien menunjukkan kemajuan dalam proses pemulihan pasca stroke.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Latihan Motorik:
- Melakukan latihan gerak aktif dan pasif pada tangan kanan sesuai dengan kemampuan pasien.
- Menggunakan alat bantu seperti splint atau alat lainnya untuk memfasilitasi pergerakan.
- Melakukan latihan koordinasi dan keseimbangan.
2. Manajemen Nyeri:
- Mengidentifikasi dan mengelola nyeri yang mungkin timbul akibat keterbatasan pergerakan.
- Memberikan analgesik atau teknik lain untuk mengurangi nyeri.
3. Edukasi dan Konseling:
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, prognosis, dan perawatan tangan kanan yang terganggu pasca stroke.
- Mendorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam proses rehabilitasi.
- Membantu pasien dan keluarga mengembangkan strategi untuk memaksimalkan fungsi tangan kanan.
4. Kolaborasi Interdisipliner:
- Berkolaborasi dengan fisioterapis, okupasi terapis, dan tim rehabilitasi lainnya untuk mengoptimalkan intervensi.
- Memantau dan mendokumentasikan perkembangan pasien secara berkala.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Mobilitas Fisik Terganggu" menggambarkan kondisi pasien yang mengalami keterbatasan dalam melakukan pergerakan anggota tubuh, dalam hal ini tangan kanan, akibat komplikasi pasca stroke. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik, fungsi sensorik-motorik, dan pemulihan pasca stroke secara optimal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup terapi latihan motorik untuk memfasilitasi pergerakan tangan kanan, manajemen nyeri untuk mengurangi diskomfort, edukasi dan konseling untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan pasien serta keluarga, serta kolaborasi interdisipliner untuk mengoptimalkan proses rehabilitasi. Melalui pendekatan yang komprehensif ini, diharapkan pasien dapat mencapai kemajuan yang signifikan dalam pemulihan fungsi tangan kanan pasca stroke. -
Article No. 18865 | 21 Jun 2025
Klinis : tekanan darah 180/90 mm/hg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi tekanan darah 180/90 mmHg.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi tekanan darah 180/90 mmHg, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik ? 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ? 90 mmHg. Diagnosis ini menggambarkan masalah kesehatan klien yang memerlukan intervensi keperawatan untuk mengontrol dan menurunkan tekanan darah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Tekanan darah terkontrol: Klien mampu mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal (sistolik 120-139 mmHg dan diastolik 80-89 mmHg).
2. Pengetahuan tentang hipertensi meningkat: Klien dapat menjelaskan penyebab, tanda-tanda, komplikasi, dan tatalaksana hipertensi dengan benar.
3. Kepatuhan terhadap regimen pengobatan: Klien rutin mengonsumsi obat antihipertensi sesuai resep dan melakukan pemantauan tekanan darah secara teratur.
4. Manajemen stres efektif: Klien mampu mengidentifikasi dan mengelola faktor stres yang dapat memengaruhi tekanan darah.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Tanda Vital
- Mengukur tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh secara rutin
- Mencatat hasil pemantauan dan melaporkan kepada tenaga kesehatan
2. Edukasi Kesehatan
- Menjelaskan tentang hipertensi, penyebab, tanda-tanda, dan komplikasi
- Mengajarkan klien cara mengukur tekanan darah secara mandiri
- Memberikan informasi tentang gaya hidup sehat untuk mengendalikan hipertensi
3. Manajemen Regimen Pengobatan
- Memastikan klien minum obat antihipertensi sesuai resep
- Mengingatkan jadwal kontrol dan pemeriksaan laboratorium
- Mengidentifikasi dan mengatasi efek samping obat
4. Manajemen Stres
- Mengidentifikasi sumber stres klien
- Mengajarkan teknik relaksasi, seperti latihan napas dalam dan visualisasi
- Mendorong klien untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur
Penerapan intervensi keperawatan ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu klien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu terkontrolnya tekanan darah, peningkatan pengetahuan, kepatuhan terhadap pengobatan, dan manajemen stres yang efektif. -
Article No. 18866 | 21 Jun 2025
Klinis : hemoglobin 5
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi dengan hemoglobin 5:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi dengan hemoglobin 5 adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh". Kondisi ini ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin, yang dapat menyebabkan anemia. Anemia merupakan suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin dalam darah menurun, sehingga mengganggu kemampuan darah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin dalam batas normal (12-16 g/dL untuk wanita, 14-18 g/dL untuk pria).
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, nadi, dan pernapasan dalam batas normal.
3. Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari.
4. Pasien melaporkan peningkatan tingkat energi dan penurunan gejala kelelahan.
5. Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Nutrisi:
- Mengkaji asupan nutrisi pasien, terutama intake zat besi, protein, dan vitamin.
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi pasien.
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat untuk meningkatkan kadar hemoglobin.
2. Pemberian Suplemen:
- Memberikan suplemen zat besi sesuai dengan resep dokter untuk meningkatkan kadar hemoglobin.
- Memantau efek samping dan toleransi pasien terhadap suplemen zat besi.
- Mengevaluasi efektivitas pemberian suplemen zat besi dalam meningkatkan kadar hemoglobin.
3. Manajemen Aktivitas:
- Membantu pasien dalam mengatur aktivitas sehari-hari sesuai dengan toleransi dan kemampuan.
- Mengajarkan teknik-teknik untuk menghemat energi saat melakukan aktivitas.
- Mendorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik ringan secara bertahap untuk meningkatkan toleransi.
4. Edukasi dan Dukungan:
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang anemia, penyebabnya, dan pentingnya perawatan yang tepat.
- Mendorong pasien untuk aktif dalam perawatan diri dan mencapai tujuan pemulihan.
- Melibatkan keluarga dalam proses perawatan untuk memberikan dukungan.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan hemoglobin 5 dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan memperoleh peningkatan kesehatan yang optimal. -
Article No. 18867 | 21 Jun 2025
Klinis : pasien cemas gelisah dan tidak bisa tidur karna berhalusinasi ada yang ingin melukai dirinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang cemas, gelisah, dan tidak bisa tidur karena berhalusinasi akan adanya ancaman bahaya terhadap dirinya, berikut adalah diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan (Kode: 00155)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Perilaku Kekerasan adalah keadaan di mana individu memiliki potensi untuk melakukan tindakan yang dapat melukai diri sendiri dan/atau orang lain secara fisik, emosional, dan/atau seksual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Diri (Kode: 1405)
2. Perilaku Kekerasan Tidak Terjadi (Kode: 1406)
3. Stabilitas Emosi (Kode: 1408)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Marah (Kode: 5340)
2. Manajemen Perilaku Kekerasan (Kode: 5360)
3. Terapi Aktivitas Kelompok (Kode: 5100)
Penjelasan singkat:
Pasien dengan risiko perilaku kekerasan memiliki potensi untuk melakukan tindakan yang dapat melukai diri sendiri dan/atau orang lain. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen marah, manajemen perilaku kekerasan, dan terapi aktivitas kelompok. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai kontrol diri, mencegah terjadinya perilaku kekerasan, dan mencapai stabilitas emosi.