Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19979 | 23 Jul 2025
Klinis : DS : - Pasien merasa lemas DO : - Tampak pucat - Hemoglobin rendah 6,9 - Hematokrit rendah 19,6 vol% - Eritrosit rendah 2,33 juta /ul Penurunan Konsentrasi Hemoglobin Perfusi Perifer Tidak Efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi Pasien:**
- **Data Subjektif (DS):** Pasien mengeluh lemas.
- **Data Objektif (DO):** Tampak pucat, hemoglobin rendah (6,9 g/dL), hematokrit rendah (19,6 vol%), eritrosit rendah (2,33 juta/µl).
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Perfusi Perifer Tidak Efektif (SDKI Code: 00201)**
**Penjelasan Singkat:**
Perfusi perifer tidak efektif terjadi ketika aliran darah ke jaringan perifer tidak adekuat, mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi. Kondisi ini ditandai dengan tanda klinis seperti pucat, lemas, dan penurunan nilai hemoglobin, hematokrit, serta eritrosit, sebagaimana ditemukan pada pasien.
---
### **Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)**
**Kode: 00201 – Perfusi Perifer Tidak Efektif**
**Definisi:** Penurunan suplai darah ke jaringan perifer yang mengakibatkan gangguan pertukaran oksigen dan nutrisi.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Penurunan konsentrasi hemoglobin (anemia).
- Gangguan transport oksigen.
- Hipovolemia.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode: 0201 – Perbaikan Perfusi Perifer**
**Indikator:**
1. **Kulit hangat dan kering (SLKI 020101).**
2. **Nadi perifer teraba (SLKI 020102).**
3. **Warna kulit normal (SLKI 020103).**
4. **Tidak ada keluhan lemas (SLKI 020104).**
**Target Luaran:**
- Peningkatan hemoglobin dan hematokrit.
- Pasien melaporkan penurunan keluhan lemas.
- Kulit tidak pucat.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode: 2401 – Manajemen Anemia**
**Intervensi Utama:**
1. **Memantau tanda vital dan perfusi jaringan (SIKI 240101).**
2. **Memberikan terapi oksigen jika diperlukan (SIKI 240102).**
3. **Meningkatkan asupan nutrisi kaya zat besi (SIKI 240103).**
4. **Kolaborasi pemberian transfusi darah jika indikasi (SIKI 240104).**
**Intervensi Pendukung:**
- Edukasi pasien tentang penyebab anemia dan pencegahannya.
- Memonitor respons pasien terhadap terapi.
---
**Kesimpulan:**
Berdasarkan data klinis, diagnosa keperawatan utama adalah **Perfusi Perifer Tidak Efektif (SDKI 00201)** dengan luaran yang diharapkan berupa **Perbaikan Perfusi Perifer (SLKI 0201)** melalui intervensi **Manajemen Anemia (SIKI 2401)**. Pendekatan holistik diperlukan untuk mengatasi penyebab anemia dan memulihkan perfusi jaringan.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).* Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
*(Format RTF dapat disesuaikan sesuai kebutuhan dokumen klinis atau akademik.)* -
Article No. 19980 | 23 Jul 2025
Klinis : DS : - Pasien merasa lemas DO : - Tampak pucat - Hemoglobin rendah 6,9 - Hematokrit rendah 19,6 vol% - Eritrosit rendah 2,33 juta /ul Penurunan Konsentrasi Hemoglobin Perfusi Perifer Tidak Efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut adalah "Penurunan Konsentrasi Hemoglobin" dan "Perfusi Perifer Tidak Efektif".
1. Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
Definisi: Penurunan kadar hemoglobin di dalam darah yang dapat menyebabkan gangguan transportasi oksigen ke seluruh tubuh.
Penyebab: Kehilangan darah, penurunan produksi sel darah merah, atau peningkatan kebutuhan oksigen.
Tanda dan Gejala: Pasien merasa lemas, tampak pucat, hemoglobin rendah 6,9 g/dL, hematokrit rendah 19,6 vol%, dan eritrosit rendah 2,33 juta/uL.
2. Perfusi Perifer Tidak Efektif
Definisi: Aliran darah yang tidak adekuat ke jaringan perifer.
Penyebab: Penurunan konsentrasi hemoglobin yang menyebabkan gangguan transportasi oksigen ke jaringan.
Tanda dan Gejala: Pasien tampak pucat.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
- Kadar hemoglobin meningkat ke batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda anemia.
- Pasien tidak merasakan kelelahan atau kelemahan.
2. Perfusi Perifer Efektif
- Warna kulit kembali normal.
- Suhu ekstremitas dalam batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda gangguan perfusi perifer.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
a. Monitor kadar hemoglobin dan hematokrit secara berkala.
b. Berikan nutrisi yang kaya zat besi, seperti daging, hati, sayuran hijau, dan buah-buahan.
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian suplemen zat besi atau transfusi darah jika diperlukan.
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang kaya zat besi dan pentingnya pemantauan kadar hemoglobin.
2. Perfusi Perifer Tidak Efektif
a. Monitor tanda-tanda vital, terutama tekanan darah, nadi, dan suhu ekstremitas.
b. Pertahankan posisi tubuh yang memfasilitasi aliran darah, seperti posisi semi fowler atau fowler.
c. Berikan lingkungan yang hangat untuk meningkatkan vasodilatasi perifer.
d. Lakukan perawatan kulit dan ekstremitas untuk mencegah kerusakan jaringan.
e. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian oksigen atau terapi lain yang dapat meningkatkan perfusi perifer.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. Wassalamualaikum. -
Article No. 19982 | 23 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan gangguan mental
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk pasien dengan gangguan mental.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan gangguan mental, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Resiko Perilaku Kekerasan". Diagnosa ini mencerminkan kemungkinan pasien untuk berperilaku agresif atau berpotensi membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan mental yang dapat mempengaruhi kemampuan pasien dalam mengontrol emosi dan perilakunya.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pasien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang ditunjukkan dengan tidak adanya episode kekerasan selama perawatan.
2. Pasien dapat mengidentifikasi faktor pencetus perilaku kekerasan dan cara-cara untuk menghindarinya.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi yang efektif untuk mengelola kemarahan dan agresi.
4. Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam berkomunikasi secara asertif.
5. Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam memecahkan masalah dan pengambilan keputusan yang sehat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Monitoring perilaku pasien secara berkala untuk mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
2. Memberikan lingkungan yang aman dan terapeutik bagi pasien, termasuk membatasi akses terhadap benda-benda yang dapat membahayakan.
3. Melibatkan pasien dalam perencanaan asuhan keperawatan dan mendorong partisipasi aktif dalam proses pemulihan.
4. Mengajarkan teknik relaksasi, seperti teknik pernapasan dalam, distraksi, dan visualisasi positif, untuk membantu pasien mengelola kemarahan dan agresi.
5. Melatih pasien dalam keterampilan komunikasi asertif, termasuk cara menyampaikan perasaan dan kebutuhan secara efektif.
6. Memfasilitasi sesi konseling individual atau kelompok untuk membantu pasien mengidentifikasi faktor pencetus perilaku kekerasan dan mengembangkan strategi koping yang sehat.
7. Berkolaborasi dengan tim multidisiplin, termasuk psikolog, psikiater, dan pekerja sosial, untuk memberikan pendekatan komprehensif dalam penanganan gangguan mental pasien.
8. Memberikan edukasi dan dukungan kepada keluarga pasien dalam memahami dan mendukung proses pemulihan pasien.
Melalui pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mengendalikan perilaku kekerasan, meningkatkan kemampuan koping yang sehat, dan mencapai pemulihan yang optimal. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan berpusat pada pasien menjadi sangat penting dalam mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 19983 | 23 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan nyeri persendian dan pegal - pegal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: pasien datang dengan nyeri persendian dan pegal-pegal
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu pasien datang dengan nyeri persendian dan pegal-pegal, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
Nyeri Kronis (00133)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut; onset tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, berlangsung lebih dari tiga bulan.
Karakteristik Definisi:
- Menggambarkan nyeri sebagai kuat, menyiksa, atau tidak tertahankan
- Melaporkan nyeri berlangsung secara terus-menerus atau berulang
- Melaporkan aktivitas meningkatkan atau memperburuk nyeri
- Menunjukkan perilaku nyeri, seperti meringis, mengerang, atau berlindung
- Melaporkan gangguan tidur akibat nyeri
- Melaporkan penurunan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
Kontrol Nyeri (1605)
Definisi: Kemampuan untuk mengatur rasa nyeri.
Indikator:
- Melaporkan bahwa nyeri terkontrol
- Melaporkan bahwa obat penghilang nyeri efektif
- Menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang
- Melaporkan kepuasan dengan pengelolaan nyeri
Mobilitas (0208)
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mudah.
Indikator:
- Bergerak dengan mudah
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari
- Melaporkan ketidaknyamanan minimal saat bergerak
- Mempertahankan rentang gerak sendi
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Pemberian bantuan untuk mengenali, mengurangi, atau menghilangkan nyeri, sehingga pasien dapat mencapai tingkat kenyamanan yang diinginkan.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pemicu
- Observasi tanda-tanda nonverbal nyeri
- Kolaborasi dengan pasien untuk menentukan penanganan nyeri yang efektif
- Berikan analgesik sesuai dengan resep
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau terapi dingin/panas
- Pantau efektivitas penanganan nyeri dan lakukan tindakan lanjutan jika diperlukan
Peningkatan Mobilitas (0208)
Definisi: Memfasilitasi pergerakan mandiri dan kemampuan berpindah secara aman.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji kemampuan mobilitas pasien
- Berikan bantuan mobilisasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien
- Ajarkan teknik mobilisasi yang benar untuk mencegah cedera
- Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya
- Kolaborasi dengan tim terkait untuk mengoptimalkan mobilitas pasien
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu kontrol nyeri yang optimal dan peningkatan mobilitas, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 19984 | 23 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan batuk-batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk pasien dengan keluhan **batuk-batuk**, disajikan dalam format akademis dengan pendekatan profesional keperawatan:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.0006** – **Gangguan Pertukaran Gas** berhubungan dengan penurunan fungsi mukosiliar sekunder akibat inflamasi saluran napas (manifestasi: batuk produktif/non-produktif).
#### **Penjelasan Singkat**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
- **Kode SDKI: DX.0006**
- **Definisi**: Ketidakmampuan tubuh mempertahankan suplai oksigen dan eliminasi karbon dioksida secara adekuat.
- **Faktor Penyebab**:
- *Fisiologis*: Obstruksi jalan napas, peningkatan produksi sputum.
- *Lingkungan*: Paparan polutan/iritan.
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)****
- **Kode SLKI terkait**:
- **LO.0103** (Status Pernapasan: Pertukaran Gas) – *Kriteria evaluasi*:
- Frekuensi napas dalam rentang normal (16–20x/menit dewasa).
- Tidak ada sianosis atau penggunaan otot aksesori.
- **LO.0104** (Status Batuk) – *Kriteria evaluasi*:
- Batuk berkurang frekuensinya.
- Sekresi jalan napas dapat dikeluarkan.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
- **Kode SIKI yang direkomendasikan**:
- **II.08001** (Manajemen Jalan Napas) – *Tindakan*:
- Ajarkan teknik batuk efektif.
- Berikan posisi semi-Fowler untuk optimalkan ventilasi.
- **II.08003** (Suction Jalan Napas) – *Jika diperlukan*:
- Lakukan pengisapan lendir jika pasien tidak mampu mengeluarkan sekret.
---
### **Catatan Klinis**
- **Batuk** sebagai gejala memerlukan **assesmen komprehensif** (karakteristik, durasi, onset) untuk membedakan etiologi (infeksi, alergi, atau kronis).
- **Intervensi tambahan** seperti hidrasi adekuat dan humidifikasi udara dapat diintegrasikan sesuai kebutuhan pasien.
---
### **Referensi**
- *PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).*
Format ini memenuhi kriteria **akademis** dan **evidence-based practice** dengan pendekatan **patient-centered care**. -
Article No. 19985 | 23 Jul 2025
Klinis : pasien mengalami penurunan kesadaran dan mual muntah dan pasien mengorok, pasien akan dilakukan tindakan operasi intra cerebral hematom
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan penurunan kesadaran, mual-muntah, mengorok, dan rencana tindakan operasi intra cerebral hematom.
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan perfusi jaringan serebral** (SDKI Code: **00092**)
**Definisi:** Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak yang dapat mengakibatkan kerusakan neurologis.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Peningkatan tekanan intrakranial akibat hematoma intraserebral.
- Edema serebral.
- Gangguan aliran darah serebral.
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Perfusi jaringan serebral membaik** (SLKI Code: **0901**)
**Indikator:**
- Tingkat kesadaran meningkat (GCS mendekati normal).
- Tanda vital stabil (TD, nadi, pernapasan dalam batas normal).
- Tidak ada keluhan sakit kepala hebat atau mual-muntah berlebihan.
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**1. Manajemen perfusi serebral** (SIKI Code: **2620**)
**Tindakan:**
- Monitor status neurologis (GCS, pupil, refleks).
- Pertahankan posisi kepala elevasi 30° untuk mengurangi tekanan intrakranial.
- Hindari maneuver Valsalva (batuk, mengejan).
- Kolaborasi pemberian osmotik (mannitol) sesuai indikasi.
**2. Manajemen mual dan muntah** (SIKI Code: **1450**)
**Tindakan:**
- Berikan antiemetik sesuai resep.
- Posisikan pasien miring untuk mencegah aspirasi.
- Hindari stimulasi berlebihan (bau, gerakan tiba-tiba).
**3. Persiapan praoperatif** (SIKI Code: **7310**)
**Tindakan:**
- Jelaskan prosedur operasi kepada keluarga.
- Pastikan puasa sesuai protokol.
- Monitor tanda vital dan persiapan laboratorium praoperasi.
### **Catatan Tambahan:**
- **Mengorok (stridor)** dapat mengindikasikan obstruksi jalan napas, perlu pemantauan ketat dan persiaatan intubasi jika diperlukan.
- **Penurunan kesadaran** memerlukan evaluasi GCS serial dan tindakan emergensi jika terjadi deteriorasi.
Semoga informasi ini membantu dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan berikan data tambahan terkait kondisi pasien.
**Sumber:**
- Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 4.
- Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 3.
- Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 3. -
Article No. 19986 | 23 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan rambut rontok
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang mengalami keluhan rambut rontok.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan rambut rontok adalah "Perubahan pola tidur" (00198). Keluhan rambut rontok dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk stres dan gangguan pola tidur. Perubahan pola tidur dapat memengaruhi kesehatan dan pertumbuhan rambut, sehingga menyebabkan masalah seperti rambut rontok.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pola Tidur Teratasi (0004): Pasien menunjukkan pola tidur yang teratur, dengan lama tidur yang cukup, dan merasa segar saat bangun tidur.
2. Fungsi Rambut Membaik (2702): Pasien menunjukkan pertumbuhan rambut yang lebih baik, dengan berkurangnya keluhan rambut rontok.
3. Kesejahteraan Psikologis Membaik (1202): Pasien menunjukkan peningkatan dalam kesejahteraan psikologis, seperti perasaan tenang, percaya diri, dan mampu mengelola stres.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Tidur (1850):
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidur pasien.
- Berikan edukasi tentang pola tidur yang sehat, termasuk jadwal tidur yang teratur, teknik relaksasi, dan hindari stimulant sebelum tidur.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk menentukan intervensi yang tepat jika diperlukan.
2. Terapi Relaksasi (5880):
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan, meditasi, atau terapi musik, untuk membantu pasien mengelola stres.
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan dan meningkatkan kesejahteraan.
- Berikan dukungan emosional dan bimbingan untuk membantu pasien mengelola stres dan kecemasan.
3. Perawatan Rambut (2540):
- Kaji kondisi rambut dan kulit kepala pasien, termasuk tanda-tanda kerontokan.
- Berikan edukasi tentang perawatan rambut yang tepat, seperti penggunaan shampo yang lembut, pengaturan pola keramas, dan penggunaan pelindung rambut.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter kulit, untuk menentukan intervensi yang tepat jika diperlukan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu pola tidur yang teratasi, fungsi rambut yang membaik, dan kesejahteraan psikologis yang meningkat. -
Article No. 19988 | 23 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki, berusia 30 tahun, dirawat di ruang rawat inap dengan asma suspek TBC. Pasien tampak lemas, batuk berdahak yang sulit dikeluarkan, pernapasan gurgling, terdapat otot bantu pernapSeorang laki-laki, berusia 30 tahun, dirawat di ruang rawat inap dengan asma suspek TBC. Pasien tampak lemas, batuk berdahak yang sulit dikeluarkan, pernapasan gurgling, terdapat otot bantu pernapasan. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 22x/menit, suhu tubuh 37,5'C. Pasien akan direncanakan pengambilan sputum untuk pengecekan lab.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (kode 00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
- Kode: 00031
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: L07001
- Definisi: Pemulihan dan pemeliharaan fungsi pernapasan yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: I07001
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi pemulihan dan pemeliharaan fungsi pernapasan yang optimal.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami batuk berdahak yang sulit dikeluarkan, pernapasan gurgling, dan terdapat otot bantu pernapasan, maka Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Hal ini menunjukkan adanya ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga memerlukan intervensi keperawatan untuk memulihkan dan mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal. -
Article No. 19989 | 23 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki, berusia 30 tahun, dirawat di ruang rawat inap dengan asma suspek TBC. Pasien tampak lemas, batuk berdahak yang sulit dikeluarkan, pernapasan gurgling, terdapat otot bantu pernapSeorang laki-laki, berusia 30 tahun, dirawat di ruang rawat inap dengan asma suspek TBC. Pasien tampak lemas, batuk berdahak yang sulit dikeluarkan, pernapasan gurgling, terdapat otot bantu pernapasan. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 22x/menit, suhu tubuh 37,5'C. Pasien akan direncanakan pengambilan sputum untuk pengecekan lab.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan dengan kasus tersebut, sesuai dengan panduan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pertukaran Gas (SDKI Code: 00030)**
**Definisi:** Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida pada membran alveolus-kapiler.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Penumpukan sekret bronkus (dahak kental)
- Obstruksi jalan napas (asma + suspek TBC)
- Penggunaan otot bantu pernapasan
- Suara napas *gurgling* menunjukkan adanya sekret
### **2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Perbaikan Pertukaran Gas (SLKI Code: 0401)**
**Indikator:**
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal (16–20x/menit)
- Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
- Suara napas bersih (tidak ada *gurgling*)
- Saturasi O? ? 95% (jika diukur)
### **3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Manajemen Jalan Napas (SIKI Code: 3140)**
**Aktivitas Keperawatan:**
- Auskultasi suara napas setiap 4 jam
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam
- Berikan posisi semi-Fowler untuk optimalisasi ventilasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi
- Persiapan pengambilan sampel sputum untuk pemeriksaan laboratorium
---
### **Penjelasan Tambahan:**
- **Kaitan dengan Kondisi Pasien:**
- Asma dan dugaan TBC menyebabkan obstruksi jalan napas dan gangguan pertukaran gas.
- Batuk berdahak sulit dikeluarkan menunjukkan inefektifnya bersihan jalan napas.
- Penggunaan otot bantu napas dan *gurgling* mengindikasikan peningkatan kerja pernapasan.
- **Pemeriksaan Lanjutan:**
- Pengambilan sputum diperlukan untuk konfirmasi diagnosis TBC.
- Pemantauan tanda vital (terutama frekuensi napas dan suhu) penting untuk menilai progresi kondisi.
- **Tindakan Prioritas:**
- Mempertahankan oksigenasi adekuat.
- Memfasilitasi pengeluaran sekret.
- Mencegah komplikasi (misalnya atelektasis atau hipoksemia).
Jika diperlukan penyesuaian lebih spesifik berdasarkan perkembangan kondisi pasien, evaluasi berkala harus dilakukan.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
---
**Catatan:** Format ini mengikuti struktur akademis dengan pendekatan berbasis bukti (evidence-based practice) dan mengacu pada standar PPNI. -
Article No. 19990 | 23 Jul 2025
Klinis : nyeri perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi nyeri perut. Saya akan menjawab dengan nada akademis sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
Definisi SDKI:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah-istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Definisi SLKI:
Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
Definisi SIKI:
1. Mengkaji nyeri (00132.01)
2. Mengelola nyeri (00132.02)
3. Memantau nyeri (00132.03)
Kode Diagnosa, Intervensi, dan Hasil Keperawatan:
- Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut (00132)
- Intervensi Keperawatan:
1. Mengkaji nyeri (00132.01)
2. Mengelola nyeri (00132.02)
3. Memantau nyeri (00132.03)
- Hasil Keperawatan:
1. Tingkat nyeri terkontrol (1605)
2. Tingkat nyeri (2102)
Dalam praktik keperawatan, diagnosa, intervensi, dan hasil keperawatan yang terstandar ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada pasien dengan kondisi nyeri perut.