Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7785 | 03 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluh badan panas, tenggorokan sakit, lemas dan tidak nafsu makan serta merasakan linu pada tulang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J02.9
- Deskripsi: Faringitis akut, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.03
- Deskripsi: Pengukuran suhu tubuh
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu badan panas, tenggorokan sakit, lemas, tidak nafsu makan, dan linu pada tulang, diagnosis yang paling sesuai adalah faringitis akut, tidak spesifik (kode ICD-10: J02.9). Faringitis akut merupakan infeksi pada tenggorokan yang menyebabkan rasa sakit pada saat menelan, demam, dan gejala umum lainnya seperti yang Anda deskripsikan.
Sementara itu, kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai adalah pengukuran suhu tubuh (kode 99.03). Pengukuran suhu tubuh merupakan tindakan medis yang akan dilakukan untuk memastikan adanya demam dan memantau perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 7786 | 03 Dec 2024
Klinis : LP dan askep leukimia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Leukimia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan energi terkait kondisi Leukimia.
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun terkait kondisi Leukimia.
3. Nyeri akut berhubungan dengan efek samping pengobatan terkait kondisi Leukimia.
4. Kelelahan berhubungan dengan anemia dan penurunan energi terkait kondisi Leukimia.
5. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan efek samping pengobatan terkait kondisi Leukimia.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan. Standar ini dikembangkan oleh PPNI untuk memastikan keseragaman dalam praktik keperawatan di Indonesia.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi luaran keperawatan yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Standar ini membantu perawat dalam menetapkan tujuan dan evaluasi hasil asuhan keperawatan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. Standar ini membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan pada pasien Leukimia membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan berkualitas. -
Article No. 7787 | 03 Dec 2024
Klinis : ct scan kontras
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "CT Scan Kontras":
Diagnosa Keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi "CT Scan Kontras" adalah "Intoleransi Aktivitas". Hal ini dikarenakan prosedur CT Scan Kontras dapat menyebabkan klien mengalami intoleransi terhadap aktivitas selama dan setelah prosedur dilakukan.
Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen pada tingkat seluler". Klien yang menjalani CT Scan Kontras dapat mengalami kelelahan, kelemahan, dan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat efek samping dari penggunaan kontras.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan energi yang cukup.
- Klien dapat mempertahankan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Klien dapat beradaptasi dengan perubahan tingkat aktivitas.
2. Manajemen Energi Efektif
- Klien dapat mengatur energi untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
- Klien dapat mengidentifikasi aktivitas yang membutuhkan banyak energi dan menyesuaikannya.
- Klien dapat menggunakan teknik konservasi energi dengan tepat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
- Identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan klien dan yang membutuhkan bantuan.
- Bantu klien merencanakan dan menjadwalkan aktivitas sehari-hari.
- Ajarkan klien teknik konservasi energi, seperti menjadwalkan waktu istirahat yang cukup, mengatur pola aktivitas, dan menggunakan alat bantu jika diperlukan.
- Monitor tanda-tanda vital dan respon klien terhadap aktivitas.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menyesuaikan aktivitas klien.
2. Manajemen Energi
- Identifikasi kebutuhan energi klien berdasarkan hasil pemeriksaan.
- Bantu klien menyusun rencana manajemen energi yang sesuai dengan kondisinya.
- Ajarkan klien teknik manajemen energi, seperti pengaturan jadwal aktivitas, penggunaan alat bantu, dan teknik relaksasi.
- Monitor penggunaan energi klien selama aktivitas dan istirahat.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan klien mendapatkan asupan nutrisi dan cairan yang adekuat.
Dengan penerapan Diagnosa Keperawatan, Luaran, dan Intervensi yang tepat, diharapkan klien yang menjalani prosedur CT Scan Kontras dapat mempertahankan toleransi aktivitas dan manajemen energi yang efektif, sehingga dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari dengan optimal. -
Article No. 7788 | 03 Dec 2024
Klinis : anafilatik
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Anafilaktik
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi anafilaktik adalah "Respon Alergi" (SDKI, 2017). Respon Alergi didefinisikan sebagai "Reaksi abnormal terhadap substansi yang umumnya tidak berbahaya, yang dipicu oleh paparan atau kontak dengan agen spesifik". Kondisi anafilaktik merupakan bentuk reaksi alergi yang parah, yang ditandai dengan gejala seperti sulit bernapas, pembengkakan, dan penurunan tekanan darah yang dapat mengancam nyawa.
Luaran/Hasil yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan kondisi anafilaktik dapat mencapai luaran/hasil sebagai berikut:
1. Bebas gejala anafilaksis: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada pembengkakan, dan dapat bernapas dengan baik.
2. Pengetahuan tentang anafilaksis meningkat: Pasien dapat menjelaskan penyebab, gejala, dan penanganan anafilaksis dengan benar.
3. Kemampuan mengelola anafilaksis meningkat: Pasien dapat mengidentifikasi dan menghindari pemicu anafilaksis, serta melakukan tindakan pertolongan pertama yang tepat jika terjadi serangan.
4. Kepatuhan terhadap pengobatan meningkat: Pasien rutin mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan untuk mencegah dan mengatasi serangan anafilaksis.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/hasil yang diharapkan pada pasien dengan kondisi anafilaktik, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Pemantauan tanda-tanda vital: Lakukan pemantauan yang ketat terhadap tanda-tanda vital pasien, seperti tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh.
2. Pemberian oksigen: Berikan oksigen melalui kanula nasal atau masker oksigen untuk membantu pasien bernapas dengan lebih baik.
3. Pemberian epinefrin: Berikan injeksi epinefrin (adrenalin) sesuai dengan dosis yang direkomendasikan untuk mengatasi gejala anafilaksis.
4. Pengelolaan edema: Lakukan tindakan untuk mengurangi pembengkakan, seperti elevasi ekstremitas dan penggunaan kompres dingin.
5. Edukasi tentang anafilaksis: Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan tindakan penanganan anafilaksis.
6. Pelatihan manajemen anafilaksis: Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara menggunakan alat injeksi epinefrin dan langkah-langkah pertolongan pertama jika terjadi serangan.
7. Kolaborasi dengan tim kesehatan: Berkoordinasi dengan dokter, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan pengobatan yang tepat dan pemantauan yang efektif.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dengan kondisi anafilaktik dapat mencapai luaran/hasil yang diharapkan, yaitu bebas gejala anafilaksis, meningkatnya pengetahuan dan kemampuan mengelola kondisi, serta kepatuhan terhadap pengobatan. -
Article No. 7789 | 03 Dec 2024
Klinis : Klien datang ke Igd tanggal 01/12/2024 diantar keluarga dengan keluhan nyeri dada seperti tertindih beban berat, sesak napas dan badan terasa lemah, pusing sejak satu hari lalu setelah konsumsi bisiprolol 2 tab sekali minum. Klien mengatakan sejak 3 hari lalu bila jalan beberapa langkah mudah lelah, demam dan menggigil. Di Igd dilakukan pemasangan infus NS 0, 9 % 14 tetes permenit, O2 nasal kanul 4 liter per menit. Saat pengkajian klien mengatakan sesak napas, badan menggigil, demam badan terasa lemah, rasa berdebar, nyeri dada hilang timbul, sesekali batuk, mual dan kurang nafsu makan.TTV: TD: 110/90 mmHg, HR: 120 x/m, RR; 25 x/m, S: 38℃, SpO2: 96 %
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan nyeri dada dan sesak napas.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
3. Risiko ketidakstabilan tanda-tanda vital berhubungan dengan penggunaan obat (bisoprolol).
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan pola napas: Pola pernapasan yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
2. Intoleransi aktivitas: Tidak dapat bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
3. Risiko ketidakstabilan tanda-tanda vital: Ancaman terhadap stabilitas tanda-tanda vital.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola napas efektif: Kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai.
2. Toleransi aktivitas meningkat: Kemampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
3. Stabilitas tanda-tanda vital: Kemampuan untuk mempertahankan stabilitas tanda-tanda vital.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen jalan napas: Tindakan untuk mempertahankan atau memulihkan jalan napas yang efektif.
2. Manajemen energi: Tindakan untuk mengatur penggunaan energi individu.
3. Pemantauan tanda-tanda vital: Tindakan untuk memantau tanda-tanda vital.
Kesimpulan:
Berdasarkan kondisi klien, diagnosa keperawatan yang muncul adalah ketidakefektifan pola napas, intoleransi aktivitas, dan risiko ketidakstabilan tanda-tanda vital. Standar SDKI, SLKI, dan SIKI dapat digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 7790 | 03 Dec 2024
Klinis : Klien datang ke Igd tanggal 01/12/2024 diantar keluarga dengan keluhan nyeri dada seperti tertindih beban berat, sesak napas dan badan terasa lemah, pusing sejak satu hari lalu setelah konsumsi bisiprolol 2 tab sekali minum. Klien mengatakan sejak 3 hari lalu bila jalan beberapa langkah mudah lelah, demam dan menggigil. Di Igd dilakukan pemasangan infus NS 0, 9 % 14 tetes permenit, O2 nasal kanul 4 liter per menit. Saat pengkajian klien mengatakan sesak napas, badan menggigil, demam badan terasa lemah, rasa berdebar, nyeri dada hilang timbul, sesekali batuk, mual dan kurang nafsu makan.TTV: TD: 110/90 mmHg, HR: 120 x/m, RR; 25 x/m, S: 38℃, SpO2: 96 %
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan keterbatasan ekspansi paru dan kelelahan otot pernapasan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh.
3. Nyeri dada berhubungan dengan inflamasi atau iskemia miokard.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan keterbatasan ekspansi paru dan kelelahan otot pernapasan.
- SDKI: Karakteristik klinis: Dispnea, takipnea, penggunaan otot bantu pernapasan, dan adanya kesulitan bernapas.
- SLKI: Intervensi keperawatan: Memantau frekuensi, kedalaman, dan irama napas, berikan oksigen sesuai kebutuhan, lakukan latihan pernapasan, dan dorong klien untuk beristirahat.
- SIKI: Luaran keperawatan: Pola napas efektif, ekspansi dada membaik, dan frekuensi napas dalam batas normal.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh.
- SDKI: Karakteristik klinis: Kelelahan, lemah, dan mudah lelah saat beraktivitas.
- SLKI: Intervensi keperawatan: Bantu klien beraktivitas sesuai toleransi, berikan istirahat yang cukup, dan pantau tanda-tanda intoleransi aktivitas.
- SIKI: Luaran keperawatan: Toleransi aktivitas meningkat, tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas, dan klien dapat beraktivitas tanpa kelelahan.
3. Nyeri dada berhubungan dengan inflamasi atau iskemia miokard.
- SDKI: Karakteristik klinis: Nyeri dada seperti tertindih beban berat, nyeri yang hilang timbul, dan rasa berdebar.
- SLKI: Intervensi keperawatan: Berikan analgesik sesuai instruksi, ajarkan teknik relaksasi, dan pantau tanda-tanda vital.
- SIKI: Luaran keperawatan: Nyeri dada berkurang, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan klien dapat melakukan aktivitas tanpa nyeri.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.
- SDKI: Faktor risiko: Demam, menggigil, dan penurunan daya tahan tubuh.
- SLKI: Intervensi keperawatan: Pantau tanda-tanda infeksi, berikan obat sesuai instruksi, dan tingkatkan intake nutrisi.
- SIKI: Luaran keperawatan: Tidak ada tanda-tanda infeksi, suhu tubuh normal, dan sistem imun meningkat. -
Article No. 7791 | 03 Dec 2024
Klinis : e. Resiko Infeksi d/d Ketidakadekuatan Pertahanan tubuh Sekunder Penurunan Hemoglobin (SDKI D.0142 Hal.304) f. Resiko Jatuh d/d Anemia (SDKI D. 0143 Hal.306) untuk faktor resiko diatas jelaskan Untuk dapat mengangkat diagnosis nya, Perawat harus memastikan bahwa minimal 80% dari tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien, yaitu: Data subjektif:? Data Obyektif:?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sebutkan.
a. Risiko Infeksi d/d Ketidakadekuatan Pertahanan Tubuh Sekunder Penurunan Hemoglobin (SDKI D.0142 Hal.304)
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini berkaitan dengan kondisi pasien yang memiliki risiko meningkatnya kerentanan terhadap serangan infeksi yang disebabkan oleh penurunan hemoglobin. Penurunan hemoglobin dapat mempengaruhi fungsi sistem imun, sehingga meningkatkan risiko infeksi pada pasien.
Untuk dapat menegakkan diagnosa ini, perawat harus memastikan bahwa minimal 80% dari tanda dan gejala berikut muncul pada pasien:
Data Subjektif:
- Pasien mengeluhkan gejala-gejala infeksi seperti demam, menggigil, atau nyeri
- Pasien melaporkan adanya riwayat infeksi sebelumnya
Data Objektif:
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan kadar hemoglobin di bawah normal
- Hasil pemeriksaan fisik mengindikasikan adanya tanda-tanda infeksi, seperti peningkatan suhu tubuh, perubahan warna, atau pembengkakan pada area yang terinfeksi
- Pasien tampak lelah dan pucat
b. Risiko Jatuh d/d Anemia (SDKI D.0143 Hal.306)
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Jatuh
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini berkaitan dengan kondisi pasien yang memiliki risiko meningkat untuk mengalami jatuh akibat anemia. Anemia dapat menyebabkan penurunan oksigenasi ke otak dan otot, sehingga dapat menimbulkan rasa pusing, lemah, dan ketidakseimbangan, yang meningkatkan risiko jatuh pada pasien.
Untuk dapat menegakkan diagnosa ini, perawat harus memastikan bahwa minimal 80% dari tanda dan gejala berikut muncul pada pasien:
Data Subjektif:
- Pasien melaporkan riwayat jatuh sebelumnya
- Pasien mengeluhkan gejala-gejala anemia seperti pusing, lemah, atau mudah lelah
Data Objektif:
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan kadar hemoglobin di bawah normal
- Pasien tampak pucat dan lemah saat berdiri atau berjalan
- Pasien memiliki keseimbangan yang terganggu saat berjalan -
Article No. 7792 | 03 Dec 2024
Klinis : mohon buatkan analisa data subyektif dan obyektif pada pneumonia orang dewasa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan Pneumonia pada Orang Dewasa
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
2. Ketidakefektifan Pola Napas
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk menjaga jalan napas tetap bebas.
Ketidakefektifan Pola Napas: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk menunjang kebutuhan oksigen.
Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk mentolerir aktivitas fisik akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dan/atau energi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Efektif: Kemampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk menjaga jalan napas tetap bebas.
Pola Napas Efektif: Kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk menunjang kebutuhan oksigen.
Toleransi Aktivitas Meningkat: Kemampuan untuk mentolerir aktivitas fisik akibat keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dan/atau energi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Peningkatan Bersihan Jalan Napas, Pengaturan Posisi, Terapi Oksigen, Manajemen Jalan Napas.
Pemantauan Respirasi, Manajemen Oksigenasi, Terapi Pernapasan.
Manajemen Energi, Peningkatan Mobilitas, Manajemen Aktivitas.
Analisa Data:
Data Subyektif:
- Klien mengeluh sesak napas
- Klien mengeluh batuk berdahak
- Klien mengeluh nyeri dada saat bernapas
- Klien mengeluh lemah dan mudah lelah
Data Objektif:
- Suhu tubuh 38,5°C
- Frekuensi napas 28x/menit
- Terdengar suara ronki pada kedua lapangan paru
- Saturasi oksigen 92% dengan oksigen 2 liter/menit
- Wajah tampak pucat dan lemah
Dengan demikian, berdasarkan data subyektif dan objektif yang diperoleh, klien mengalami kondisi pneumonia yang ditandai dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas, ketidakefektifan pola napas, dan intoleransi aktivitas. -
Article No. 7793 | 03 Dec 2024
Klinis : mohon buatkan analisa data subyektif dan obyektif pada pneumonia orang dewasa1) Bersihan jalan nafas tidak efektif 2) Gangguan pertukaran gas 3) Pola nafas tidak efektif 4) Nyeri akut 5) Defisit nutrisi 6) Hipertermia 7) Intoleransi aktivitas 8) Resiko hipovolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
SDKI: Definisi - Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI: Intervensi - Manajemen Jalan Napas, Manajemen Ventilasi
SIKI: Luaran - Jalan Napas Terbuka, Suara Napas Bersih
2. Gangguan Pertukaran Gas
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pertukaran Gas
SDKI: Definisi - Ketidakmampuan membentuk atau mempertahankan oksigenasi atau eliminasi karbon dioksida dalam darah.
SLKI: Intervensi - Manajemen Oksigenasi, Manajemen Ventilasi
SIKI: Luaran - Kadar Oksigen Adekuat, Kadar Karbon Dioksida Adekuat
3. Pola Nafas Tidak Efektif
Diagnosa Keperawatan: Pola Nafas Tidak Efektif
SDKI: Definisi - Perubahan dalam frekuensi atau kedalaman pernapasan yang dapat mengganggu ventilasi.
SLKI: Intervensi - Manajemen Ventilasi, Manajemen Jalan Napas
SIKI: Luaran - Pola Napas Adekuat, Frekuensi Napas Adekuat
4. Nyeri Akut
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
SDKI: Definisi - Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SLKI: Intervensi - Manajemen Nyeri, Edukasi Pasien
SIKI: Luaran - Kontrol Nyeri, Toleransi Nyeri
5. Defisit Nutrisi
Diagnosa Keperawatan: Defisit Nutrisi
SDKI: Definisi - Asupan makanan dan cairan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Intervensi - Manajemen Nutrisi, Monitoring Nutrisi
SIKI: Luaran - Status Nutrisi Adekuat, Asupan Nutrisi Adekuat
6. Hipertermia
Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
SDKI: Definisi - Suhu tubuh di atas rentang normal.
SLKI: Intervensi - Manajemen Suhu Tubuh, Manajemen Lingkungan
SIKI: Luaran - Suhu Tubuh Normal, Peningkatan Toleransi Panas
7. Intoleransi Aktivitas
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
SDKI: Definisi - Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SLKI: Intervensi - Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi
SIKI: Luaran - Toleransi Aktivitas Meningkat, Kelelahan Berkurang
8. Risiko Hipovolemia
Diagnosa Keperawatan: Risiko Hipovolemia
SDKI: Definisi - Berisiko mengalami penurunan volume cairan intravaskular.
SLKI: Intervensi - Manajemen Cairan, Manajemen Syok
SIKI: Luaran - Volume Cairan Adekuat, Hemodinamik Stabil
Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 7794 | 03 Dec 2024
Klinis : pandangan mata buram
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pandangan mata buram.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pandangan mata buram adalah "Gangguan Penglihatan" (SDKI, 2017). Gangguan Penglihatan didefinisikan sebagai gangguan pada fungsi atau struktur mata yang menyebabkan penurunan kemampuan visual. Kondisi pandangan mata buram dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan refraktif, katarak, glaukoma, atau penyakit sistemik yang mempengaruhi mata.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Penglihatan: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan visual sesuai dengan kondisi yang dialami.
2. Pengetahuan Perawatan Penglihatan: Pasien menunjukkan pemahaman tentang perawatan mata yang tepat untuk mengatasi gangguan penglihatan.
3. Kepatuhan Pengobatan: Pasien menunjukkan kepatuhan dalam mengikuti regimen pengobatan yang diberikan untuk mengatasi gangguan penglihatan.
4. Adaptasi Gaya Hidup: Pasien menunjukkan kemampuan untuk menyesuaikan gaya hidup sesuai dengan kondisi penglihatan yang dialami.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemeriksaan Penglihatan: Melakukan pemeriksaan penglihatan secara komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab dan tingkat gangguan penglihatan.
2. Edukasi Perawatan Mata: Memberikan edukasi kepada pasien tentang cara merawat mata yang tepat, termasuk penggunaan obat-obatan, pengaturan pencahayaan, dan aktivitas sehari-hari.
3. Kolaborasi dengan Ahli Oftalmologi: Berkolaborasi dengan dokter spesialis mata (oftalmologi) untuk menentukan pengobatan yang sesuai, seperti pemberian kacamata, obat-obatan, atau tindakan bedah jika diperlukan.
4. Modifikasi Lingkungan: Melakukan modifikasi lingkungan untuk mendukung kemampuan visual pasien, seperti meningkatkan pencahayaan, mengurangi silau, dan menghilangkan hambatan visual.
5. Dukungan Psikologis: Memberikan dukungan psikologis kepada pasien untuk membantu mereka beradaptasi dengan gangguan penglihatan dan meningkatkan kualitas hidup.
6. Monitoring dan Evaluasi: Memantau perkembangan pasien secara berkala dan mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Sebagai perawat, saya akan menerapkan intervensi-intervensi tersebut secara komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan fungsi penglihatan secara optimal.