Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7773 | 03 Dec 2024
Klinis : Seorang pasien laki-laki bernama Tn. SY berusia 72 tahun datang ke IGD Rumah Sakit Sakinah dengan keluhan utama rasa nyeri dan berat di dada dan sesak napas, yang semakin memburuk dalam seminggu terakhir. Pasien melaporkan sering merasa lelah dan kehabisan tenaga, bahkan hanya dengan berjalan sebentar di dalam rumah. la juga merasakan jantung berdebar-debar dan kakinya bengkak hingga ke pergelangan. Riwayat penyakit pasien menunjukkan bahwa ia memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Saat pemeriksaan fisik, nyeri semakin bertambah, skala nyeri 9/10, tampak gelisah, tampak meringis, TD 150/90 mmHg, HR 120 kali per menit, dan terdapat distensi vena jugularis. Pemeriksaan paru-paru menunjukkan adanya bunyi crackles basal. Tungkai bawah terlihat bengkak, dengan edema pitting (+2), dan kulit tampak pucat serta dingin.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.9
- Deskripsi: Gagal jantung, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.07
- Deskripsi: Pemberian penyekat beta
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien Tn. SY, yaitu rasa nyeri dan berat di dada, sesak napas yang semakin memburuk, sering merasa lelah dan kehabisan tenaga, jantung berdebar-debar, serta pembengkakan pada kaki hingga pergelangan, diduga pasien mengalami kondisi gagal jantung (heart failure). Hal ini didukung oleh temuan pemeriksaan fisik seperti peningkatan tekanan darah, denyut jantung yang cepat, distensi vena jugularis, adanya crackles basal pada pemeriksaan paru-paru, serta edema pitting pada tungkai bawah.
Berdasarkan klasifikasi ICD-10, kode diagnosis yang sesuai adalah I50.9 (Gagal jantung, tidak diklasifikasikan di tempat lain). Kode ini mencakup gejala umum dari gagal jantung, seperti sesak napas, edema, dan intoleransi latihan.
Sementara itu, dalam penatalaksanaan gagal jantung, salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah pemberian obat penyekat beta (beta-blocker). Pada ICD-9-CM, kode prosedur yang sesuai untuk tindakan ini adalah 99.07 (Pemberian penyekat beta). -
Article No. 7775 | 03 Dec 2024
Klinis : Diare 6 kali air ada ampas , mual, badan panas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare Akut
2. Mual
3. Hipertermia
Penjelasan singkat:
1. Diare Akut
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Peningkatan frekuensi dan keenceran eliminasi feses, yang dapat disertai dengan nyeri abdomen.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pemulihan pola eliminasi feses normal, Keseimbangan cairan dan elektrolit terpenuhi, Tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen diare, Pemantauan tanda vital, Edukasi perawatan diare.
2. Mual
- SDKI: Sensasi tidak nyaman yang mendorong keinginan untuk memuntahkan isi lambung.
- SLKI: Tidak ada mual, Tidak ada muntah.
- SIKI: Manajemen mual dan muntah, Pemantauan tanda vital, Edukasi manajemen mual dan muntah.
3. Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
- SLKI: Suhu tubuh kembali normal.
- SIKI: Manajemen hipertermia, Pemantauan tanda vital, Edukasi manajemen hipertermia.
Dalam konteks ini, perawat berperan untuk melakukan pengkajian menyeluruh, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai, serta melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk memantau perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 7776 | 03 Dec 2024
Klinis : kornea mata tertusuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Kornea Mata Tertusuk:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi kornea mata tertusuk adalah "Integritas Jaringan Rusak". Integritas Jaringan Rusak didefinisikan sebagai kerusakan pada epidermis dan/atau dermis yang disebabkan oleh faktor-faktor internal dan/atau eksternal. Dalam kasus kornea mata tertusuk, terjadi kerusakan pada lapisan kornea mata akibat trauma dari benda asing yang menusuk.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Integritas Jaringan: Pasien menunjukkan perbaikan pada integritas jaringan kornea mata dengan adanya proses penyembuhan yang normal.
2. Kontrol Rasa Sakit: Pasien melaporkan berkurangnya rasa sakit pada area kornea mata yang tertusuk.
3. Tidak Terjadi Komplikasi: Tidak ditemukan tanda-tanda komplikasi, seperti infeksi, perdarahan, atau kerusakan jaringan yang semakin parah.
4. Peningkatan Fungsi Visus: Pasien menunjukkan peningkatan fungsi penglihatan setelah proses penyembuhan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Luka:
- Membersihkan luka kornea mata dengan cairan steril dan menghilangkan benda asing.
- Menutup luka kornea dengan perban atau penutup mata untuk melindungi dan mempertahankan kelembaban.
- Memantau tanda-tanda infeksi dan melakukan tindakan pencegahan.
2. Manajemen Nyeri:
- Memberikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi rasa sakit.
- Menggunakan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti kompres dingin, relaksasi, dan distraksi.
- Mengevaluasi efektivitas intervensi manajemen nyeri dan menyesuaikannya sesuai kebutuhan.
3. Edukasi dan Konseling Pasien:
- Menjelaskan proses penyembuhan luka kornea mata dan potensi komplikasi.
- Memberikan instruksi tentang perawatan luka, penggunaan obat-obatan, dan aktivitas yang diperbolehkan.
- Mendorong pasien untuk mematuhi rencana perawatan dan memantau perkembangan.
4. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain:
- Berkoordinasi dengan dokter oftalmologi untuk pemeriksaan dan pengobatan lanjutan.
- Berkolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi untuk membantu pemulihan fungsi visus.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu pemulihan integritas jaringan kornea, kontrol rasa sakit, pencegahan komplikasi, dan peningkatan fungsi visus. -
Article No. 7777 | 03 Dec 2024
Klinis : anafilaktik
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi anafilaktik berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi anafilaktik:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi anafilaktik adalah "Respon Alergi Akut". Respon Alergi Akut didefinisikan sebagai reaksi hipersensitivitas yang terjadi secara cepat akibat paparan terhadap alergen yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan ancaman pada kehidupan. Karakteristik utama dari diagnosa ini adalah adanya respons imunologis yang berlebihan terhadap alergen, yang dapat mengakibatkan penurunan fungsi organ vital dan ancaman pada kehidupan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Kardiovaskular: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan dalam batas normal.
2. Fungsi Pernapasan: Pasien menunjukkan pola pernapasan yang adekuat dan tidak ada tanda-tanda distress pernapasan.
3. Kontrol Nyeri: Pasien melaporkan nyeri yang terkontrol dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
4. Pengetahuan Manajemen Kondisi: Pasien dan keluarga memiliki pengetahuan yang baik tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan kondisi anafilaktik.
5. Partisipasi Perawatan Diri: Pasien dan keluarga aktif terlibat dalam perawatan dan pengambilan keputusan terkait kondisi anafilaktik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Memantau tanda-tanda vital secara berkala, termasuk tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu tubuh.
- Mengidentifikasi perubahan tanda-tanda vital yang dapat mengindikasikan penurunan fungsi kardiovaskular atau pernapasan.
2. Manajemen Airway
- Memastikan jalan napas pasien terbuka dan pernapasan yang adekuat.
- Menyiapkan alat-alat pendukung pernapasan, seperti oksigen, nebulizer, atau alat bantu pernapasan lainnya jika diperlukan.
3. Pemberian Terapi Farmakologis
- Memberikan obat-obatan yang sesuai, seperti epinefrin, kortikosteroid, atau antihistamin, sesuai dengan resep dokter.
- Memantau efek dan reaksi samping obat-obatan yang diberikan.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Memberikan edukasi tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan kondisi anafilaktik.
- Mengajarkan pasien dan keluarga tentang penggunaan alat-alat yang dibutuhkan, seperti epinefrin auto-injector.
- Membantu pasien dan keluarga dalam mengembangkan rencana tindakan darurat jika terjadi reaksi anafilaktik.
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain
- Berkolaborasi dengan dokter, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya dalam mengelola perawatan pasien dengan kondisi anafilaktik.
- Koordinasi tindakan, pemberian obat, dan pemantauan respons pasien terhadap pengobatan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dengan kondisi anafilaktik dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu stabilitas kardiovaskular, fungsi pernapasan yang adekuat, kontrol nyeri, peningkatan pengetahuan, dan partisipasi aktif dalam perawatan diri. -
Article No. 7778 | 03 Dec 2024
Klinis : leukemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi leukemia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
2. Nyeri Akut
3. Risiko Infeksi
4. Perubahan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu klien mencapai tingkat aktivitas yang optimal sesuai kemampuan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang komprehensif untuk memfasilitasi pemulihan atau adaptasi klien terhadap pembatasan aktivitas.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan seperti itu.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan klien.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan klien.
3. Risiko Infeksi
- SDKI: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi pada klien.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi pada klien.
4. Perubahan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu klien mencapai dan mempertahankan status nutrisi yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang komprehensif untuk membantu klien mencapai dan mempertahankan status nutrisi yang optimal.
Dalam konteks leukemia, diagnosa keperawatan di atas dapat muncul sebagai konsekuensi dari kondisi penyakit dan efek samping pengobatan. Perawat berperan penting dalam mengelola dan mengatasi masalah-masalah yang timbul, serta memfasilitasi proses pemulihan dan adaptasi klien. -
Article No. 7779 | 03 Dec 2024
Klinis : leukemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi leukemia.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Leukemia:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi leukemia adalah:
1. Penurunan Volume Cairan Tubuh
- Definisi: Penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
- Penyebab: Gangguan fungsi hematopoietik, penurunan asupan cairan, dan peningkatan kehilangan cairan.
- Tanda dan Gejala: Penurunan turgor kulit, kekeringan membran mukosa, oliguria, dan hipotensi.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Prosedur diagnostik dan terapeutik, infiltrasi sel ganas, dan komplikasi penyakit.
- Tanda dan Gejala: Ekspresi wajah yang menunjukkan rasa sakit, keluhan verbal tentang rasa sakit, dan perubahan tanda-tanda vital.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakcukupan energi fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
- Penyebab: Anemia, penurunan fungsi hematopoietik, dan kelelahan.
- Tanda dan Gejala: Kelelahan yang tidak hilang setelah istirahat, dispnea saat aktivitas, dan peningkatan nadi dan pernapasan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Volume Cairan Tubuh
- Definisi: Tercapainya volume cairan tubuh yang optimal.
- Kriteria Hasil:
- Turgor kulit membaik
- Membran mukosa lembab
- Produksi urin adekuat
- Tanda-tanda vital stabil
2. Pengurangan Nyeri
- Definisi: Tercapainya pengurangan rasa sakit hingga batas yang dapat diterima pasien.
- Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan pengurangan rasa sakit
- Ekspresi wajah menunjukkan penurunan rasa sakit
- Tanda-tanda vital stabil
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Definisi: Tercapainya kemampuan untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Tidak ada peningkatan tanda-tanda vital saat aktivitas
- Pasien melaporkan peningkatan energi dan kapasitas fisik
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Peningkatan Volume Cairan Tubuh:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemberian cairan intravena sesuai indikasi
- Pemberian makanan dan minuman yang kaya cairan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya peningkatan asupan cairan
2. Intervensi untuk Pengurangan Nyeri:
- Pemberian analgesik sesuai resep dokter
- Penerapan teknik relaksasi dan distraksi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk manajemen nyeri yang komprehensif
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri
3. Intervensi untuk Peningkatan Toleransi Aktivitas:
- Pemberian terapi fisik dan latihan aktivitas sesuai toleransi
- Manajemen kelelahan dengan teknik konservasi energi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk intervensi terkait anemia
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya aktivitas dan manajemen kelelahan
Dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan leukemia, penting untuk melakukan penilaian komprehensif, mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 7780 | 03 Dec 2024
Klinis : Klien Usia 35 tahun dibawa ke UGD salah satu rumah sakit. Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah, Kulit berwarna kuning, BB turun 10 kg dalam 3 bulan terakhir. Pengukuran tanda vital didapatkan: TD 140/90mmHg, N 102x/mnt, S 36C, RR 20x/menit. BB 60 TB 150. Dokter meresepkan ranitidin, kepada klien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, dan muntah, ditandai dengan penurunan berat badan 10 kg dalam 3 bulan terakhir.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi: Intake Nutrisi
a. Klien akan menunjukkan peningkatan berat badan sesuai tujuan yang ditetapkan.
b. Klien akan melaporkan peningkatan nafsu makan.
c. Klien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Nutrisi
a. Kaji riwayat makan, berat badan, dan tren penurunan berat badan.
b. Monitor asupan nutrisi dan intake cairan.
c. Timbang berat badan secara teratur.
2. Manajemen Mual dan Muntah
a. Kaji penyebab dan faktor yang memengaruhi mual dan muntah.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk memberikan antiemetik sesuai resep.
c. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual.
3. Edukasi Gizi
a. Jelaskan pentingnya asupan nutrisi yang adekuat untuk mencapai berat badan yang sehat.
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
c. Dorong klien untuk meningkatkan asupan makanan dan cairan yang bergizi.
Penjelasan:
Kondisi klien menunjukkan adanya defisit nutrisi yang disebabkan oleh anoreksia, mual, dan muntah. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Defisit Nutrisi. Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mencapai keseimbangan nutrisi dengan peningkatan berat badan, peningkatan nafsu makan, dan tanda-tanda vital yang normal. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan nutrisi, manajemen mual dan muntah, serta edukasi gizi untuk mendukung pemulihan kondisi klien. -
Article No. 7781 | 03 Dec 2024
Klinis : Klien Usia 35 tahun dibawa ke UGD salah satu rumah sakit. Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah, Kulit berwarna kuning, BB turun 10 kg dalam 3 bulan terakhir. Pengukuran tanda vital didapatkan: TD 140/90mmHg, N 102x/mnt, S 36C, RR 20x/menit. BB 60 TB 150. Dokter meresepkan ranitidin, kepada klien.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan gejala-gejala yang dialami oleh klien, serta hasil tanda vital yang diperoleh, maka dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan, sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Tanda dan Gejala:
- Penurunan berat badan (10 kg dalam 3 bulan terakhir)
- Kehilangan nafsu makan
- Mual dan muntah
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Volume Cairan
Definisi: Ketidakseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan yang keluar dari tubuh.
Tanda dan Gejala:
- Kulit berwarna kuning (tanda dehidrasi)
- Tanda vital: TD 140/90 mmHg, Nadi 102 x/menit
Selanjutnya, dalam konteks standar diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), terdapat tiga komponen utama, yaitu:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
SDKI merupakan pedoman dalam menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan gejala dan tanda yang ditemukan.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
SLKI adalah standar yang menggambarkan hasil atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
SIKI adalah pedoman dalam melaksanakan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil atau luaran yang diharapkan.
Dalam kasus ini, perawat dapat merujuk pada SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia. -
Article No. 7782 | 03 Dec 2024
Klinis : Klien Usia 35 tahun dibawa ke UGD salah satu rumah sakit. Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah, Kulit berwarna kuning, BB turun 10 kg dalam 3 bulan terakhir. Pengukuran tanda vital didapatkan: TD 140/90mmHg, N 102x/mnt, S 36C, RR 20x/menit. BB 60 TB 150. Dokter meresepkan ranitidin, kepada klien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keterbatasan energi yang ditandai dengan keluhan klien tidak nafsu makan, mual dan muntah, serta penurunan berat badan yang signifikan.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat yang ditandai dengan penurunan berat badan 10 kg dalam 3 bulan terakhir, kulit berwarna kuning, dan tanda-tanda vital yang memburuk (TD 140/90 mmHg, N 102x/mnt, RR 20x/mnt).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Klien dapat mempertahankan/meningkatkan status fisiologis yang stabil.
- Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas.
2. Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Klien dapat mempertahankan/meningkatkan berat badan sesuai target.
- Klien dapat mempertahankan/meningkatkan parameter laboratorium yang normal.
- Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Monitor tanda-tanda vital secara rutin.
- Atur aktivitas sesuai toleransi klien.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk memfasilitasi pemulihan.
2. Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Lakukan skrining/pemeriksaan nutrisi secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
- Fasilitasi asupan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan klien.
- Pantau parameter laboratorium terkait status nutrisi.
- Edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang seimbang.
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi klien yang mengalami keluhan tidak nafsu makan, mual dan muntah, penurunan berat badan yang signifikan, serta tanda-tanda vital yang memburuk, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah intoleransi aktivitas dan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Intoleransi aktivitas disebabkan oleh keterbatasan energi yang dimiliki klien akibat penurunan asupan nutrisi, sehingga menyebabkan klien tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal. Tujuan asuhan keperawatan adalah memfasilitasi klien untuk dapat melakukan aktivitas secara mandiri, mempertahankan stabilitas tanda-tanda vital, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak adekuat, yang ditandai dengan penurunan berat badan yang signifikan, perubahan warna kulit, serta adanya perburukan tanda-tanda vital. Tujuan asuhan keperawatan adalah memfasilitasi klien untuk mempertahankan atau meningkatkan berat badan sesuai target, mempertahankan parameter laboratorium yang normal, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi.
Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan aktivitas sesuai toleransi, identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas dan asupan nutrisi, kolaborasi dengan tim kesehatan, serta edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang seimbang. -
Article No. 7783 | 03 Dec 2024
Klinis : Klien (Ny. D) Usia 35 tahun dibawa ke UGD salah satu rumah sakit. Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah, Kulit berwarna kuning, BB turun 10 kg dalam 3 bulan terakhir. Pengukuran tanda vital didapatkan: TD 140/90mmHg, N 102x/mnt, S 36C, RR 20x/menit. BB 60 TB 150. Dokter meresepkan ranitidin, kepada klien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik Definisi: Nafsu makan menurun, mual dan muntah, penurunan berat badan, kulit berwarna kuning.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Indikator:
- Berat badan stabil atau meningkat
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi
- Asupan nutrisi adekuat
- Target:
- Klien mencapai berat badan ideal dalam 3-6 bulan
- Klien menunjukkan peningkatan nafsu makan dan menghilangnya mual dan muntah dalam 1 minggu
- Kulit klien kembali berwarna normal dalam 2 minggu
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Monitor asupan dan output nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan nutrisi
- Berikan makanan bergizi dengan frekuensi kecil namun sering
- Identifikasi dan atasi faktor-faktor yang menghambat asupan nutrisi
- Berikan antiemetik sesuai resep dokter untuk mengurangi mual dan muntah
- Edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
2. Manajemen Cairan
- Monitor intake dan output cairan
- Berikan cairan sesuai kebutuhan untuk menghindari dehidrasi
- Edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya hidrasi yang adekuat
3. Manajemen Aktivitas
- Batasi aktivitas sesuai toleransi klien untuk meminimalkan pengeluaran energi
- Anjurkan istirahat yang cukup
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi klien Ny. D yang menunjukkan gejala-gejala seperti tidak nafsu makan, mual dan muntah, penurunan berat badan yang signifikan, serta kulit berwarna kuning, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh.
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah Keseimbangan Nutrisi, di mana klien mencapai berat badan ideal, tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan nutrisi, dan asupan nutrisinya adekuat. Indikator keberhasilan tercapainya luaran ini adalah klien mencapai berat badan ideal dalam 3-6 bulan, menunjukkan peningkatan nafsu makan dan menghilangnya mual dan muntah dalam 1 minggu, serta kulit klien kembali berwarna normal dalam 2 minggu.
Untuk mencapai luaran tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Nutrisi, Manajemen Cairan, dan Manajemen Aktivitas. Intervensi-intervensi tersebut bertujuan untuk memantau dan memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan klien, serta mengatur aktivitas klien sesuai toleransinya untuk meminimalkan pengeluaran energi.