Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7711 | 03 Dec 2024
Klinis : Tn. P (56 tahun) datang ke rumah sakit untuk menjalani kemoterapi ABVD oral. Setelah kemo ke 2, pasien menolak makan, muntah 2x dan diare 2x dalam 2 jam. Hasil pengkajian muntah lebih kurang 110 cc, konsistensi BAB cair berserat, pasien tampak pucat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan faktor terapeutik (kemoterapi)
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit adalah keadaan yang menunjukkan adanya resiko terjadinya perubahan jumlah dan komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam batas normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen cairan, Pemantauan cairan dan elektrolit, Terapi pengganti cairan.
2. Risiko malnutrisi berhubungan dengan faktor terapeutik (kemoterapi)
Penjelasan:
- SDKI: Risiko malnutrisi adalah keadaan yang menunjukkan adanya resiko terjadinya kekurangan gizi, baik secara kuantitas maupun kualitas yang dapat memengaruhi status gizi.
- SLKI: Status gizi dalam batas normal.
- SIKI: Manajemen nutrisi, Konseling nutrisi, Terapi nutrisi.
3. Mual dan muntah efektif berhubungan dengan efek samping terapeutik (kemoterapi)
Penjelasan:
- SDKI: Mual dan muntah efektif adalah pengalaman subyektif dan objektif dari mual dan muntah yang dapat dikendalikan.
- SLKI: Tidak ada mual dan muntah.
- SIKI: Manajemen mual dan muntah, Terapi antiemetik, Informasi tentang mual dan muntah.
Dengan diagnosa keperawatan tersebut, perawat dapat melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah yang dialami oleh pasien Tn. P dalam menjalani kemoterapi. -
Article No. 7712 | 03 Dec 2024
Klinis : Ny. U (25 tahun) dirawat dengan collaps lung dextra ec pneumothoraks dextra hari pertama. Pasien mengeluh kesulitan bernafas tanpa ada pengaruh aktivitas sejak 3 hari yang lalu, sesak bertambah jika berbaring. Bahu pasien tampak naik turun, penggunaan otot nafas tambahan (+), frekuensi nafas 34x/menit regular.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi Ny. U yang mengalami collaps lung dextra ec pneumothoraks dextra, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola napas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ventilasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Ventilasi Paru Membaik
- Frekuensi Napas Membaik
- Penggunaan Otot Bantu Pernapasan Menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Ventilasi
- Terapi Oksigen
Penjelasan Singkat:
Ny. U mengalami kesulitan bernapas tanpa pengaruh aktivitas sejak 3 hari yang lalu. Hal ini ditandai dengan frekuensi napas yang meningkat (34x/menit) dan penggunaan otot bantu pernapasan. Kondisi ini menunjukkan adanya pola napas yang tidak efektif akibat collaps paru kanan (pneumothoraks). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, dan terapi oksigen untuk memperbaiki ventilasi paru, frekuensi napas, dan mengurangi penggunaan otot bantu pernapasan. -
Article No. 7713 | 03 Dec 2024
Klinis : Ny. S (79 tahun) dirawat dengan keluhan kelelahan. Saat dilakukan pemeriksaan ditemukan GDS 65 mg/dL dan EKG sinus takikardia. Pada pagi hari pasien diberikan injeksi D40% dan saat ini terpasang D5% selama 1 jam, saat dilakukan pemeriksaan ulang GDS menjadi 214 mg/dL. Beberapa saat kemudian, GDS turun lagi menjadi 100 mg/dL. Keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat DM tanpa pengobatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. S:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan dengan Diabetes Mellitus tidak terkontrol.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah: Keadaan di mana kadar glukosa darah berada di luar rentang normal secara berulang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah: Keadaan di mana kadar glukosa darah berada dalam rentang normal.
2. Pengetahuan tentang Pengelolaan Diabetes: Kemampuan pasien dan/atau keluarga dalam mengelola diabetes.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah: Tindakan pemantauan dan pencatatan kadar glukosa darah secara berkala.
2. Terapi Insulin: Pemberian insulin sebagai terapi untuk mengontrol kadar glukosa darah.
3. Edukasi Pengelolaan Diabetes: Pemberian informasi dan bimbingan terkait pengelolaan diabetes.
Keterangan:
- Ny. S (79 tahun) memiliki riwayat Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol, ditunjukkan dengan fluktuasi kadar glukosa darah yang drastis.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan kadar glukosa darah secara berkala, pemberian terapi insulin, dan edukasi pengelolaan diabetes kepada pasien dan keluarga.
- Tujuan akhir adalah mencapai stabilitas kadar glukosa darah dan meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang pengelolaan diabetes. -
Article No. 7714 | 03 Dec 2024
Klinis : keperawatan komunitas kasus hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) pada kasus keperawatan komunitas dengan hipertensi.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau memutuskan tindakan yang tepat untuk mempertahankan kesehatan.
- Karakteristik Definisi: Gagal mengikuti rencana pengobatan, kurangnya pemahaman tentang kondisi kesehatan, kurangnya partisipasi dalam perawatan kesehatan.
2. Risiko Komplikasi
- Definisi: Berisiko mengalami komplikasi akibat kondisi kesehatan yang ada.
- Karakteristik Definisi: Riwayat komplikasi, gejala komplikasi, faktor risiko yang meningkatkan komplikasi.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
- Karakteristik Definisi: Berat badan tidak sesuai, penurunan/peningkatan berat badan, gangguan pola makan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan Efektif
- Definisi: Kemampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/atau memutuskan tindakan yang tepat untuk mempertahankan kesehatan.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat menjelaskan kondisi kesehatannya, pasien mematuhi regimen pengobatan, pasien terlibat aktif dalam perawatan kesehatan.
2. Tidak Terjadi Komplikasi
- Definisi: Tidak mengalami komplikasi akibat kondisi kesehatan yang ada.
- Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda komplikasi, pasien dapat mengenali tanda-tanda komplikasi, pasien melakukan tindakan pencegahan komplikasi.
3. Status Gizi Adekuat
- Definisi: Asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
- Kriteria Hasil: Berat badan dalam batas normal, tidak ada penurunan/peningkatan berat badan yang signifikan, pola makan teratur.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Kesehatan:
- Identifikasi pemahaman pasien tentang kondisi kesehatan dan pengobatan
- Berikan edukasi tentang hipertensi, manajemen pengobatan, dan gaya hidup sehat
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memantau pengobatan dan efektivitasnya
- Dorong pasien untuk aktif terlibat dalam perawatan kesehatan
2. Pencegahan Komplikasi:
- Identifikasi faktor risiko komplikasi hipertensi
- Berikan edukasi tentang tanda-tanda komplikasi dan tindakan pencegahan
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala komplikasi secara berkala
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen komplikasi
3. Manajemen Nutrisi:
- Identifikasi pola makan dan asupan nutrisi pasien
- Berikan edukasi tentang diet hipertensi yang seimbang
- Dorong pasien untuk memperbaiki pola makan dan meningkatkan asupan nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memantau status gizi pasien
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan hipertensi di komunitas dapat mengelola kondisi kesehatannya secara efektif, mencegah komplikasi, dan mempertahankan status gizi yang adekuat. -
Article No. 7715 | 03 Dec 2024
Klinis : Tn. B (65 tahun) sedang dirawat diruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas dan kedua kaki bengkak. Sesak dirasakan memberat saat pasien beraktivitas. Hasil pengkajian pasien terlihat pucat dan sianosis, lemah tidak berdaya, JVP meningkat, TD 100/70 mmHg, N 100x/menit, RR 24x/menit dan dangkal, serta photo thoraks menunjukkan CTR 65%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, Tn. B (65 tahun) memiliki kondisi medis yang mengarah pada Gagal Jantung. Berikut adalah Diagnosa Keperawatan, Definisi, Faktor Terkait, Karakteristik Utama, dan Intervensi Keperawatan sesuai dengan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan
- Faktor Terkait: Penurunan fungsi kardiovaskular
- Karakteristik Utama: Melaporkan kelelahan yang tidak sebanding dengan aktivitas
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Aktivitas
- Manajemen Energi
- Manajemen Pernapasan
2. Diagnosa Keperawatan: Kelebihan Volume Cairan
- Definisi: Kelebihan cairan yang dimanifestasikan oleh pembengkakan jaringan dan adanya cairan yang berlebih dalam ruang intravaskular, interstitial, dan/atau intrakaviter
- Faktor Terkait: Penyakit kardiovaskular
- Karakteristik Utama: Edema, kenaikan berat badan
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Cairan
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Pernapasan
3. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Curah Jantung
- Definisi: Ketidakefektifan pemompaan jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh
- Faktor Terkait: Gangguan fungsi ventrikel kiri
- Karakteristik Utama: Takikardi, dispnea, edema, cyanosis
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Kardiovaskular
- Manajemen Pernapasan
- Manajemen Cairan
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan diagnosa di atas antara lain adalah memantau tanda-tanda vital, mengelola aktivitas dan energi pasien, mengatur asupan cairan dan nutrisi, serta memantau fungsi kardiovaskular dan pernapasan. Tujuannya adalah untuk membantu meningkatkan toleransi aktivitas, mengatasi kelebihan cairan, dan memperbaiki fungsi jantung pada pasien dengan kondisi gagal jantung. -
Article No. 7716 | 03 Dec 2024
Klinis : seoranag wanita usia 22 tahun mengeluhkan nyeri gigi bungsu sejak seminggu yang lalu, konsisi saat ini pasien sedanf mengalami batuk pilek
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien, yaitu seorang wanita usia 22 tahun yang mengeluhkan nyeri gigi bungsu sejak seminggu dan saat ini sedang mengalami batuk pilek, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penyebab: Adanya gangguan pada sistem stomatognati, yaitu gigi bungsu yang menyebabkan rasa nyeri.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab: Adanya batuk dan pilek yang dapat menyebabkan obstruksi pada jalan napas.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri
- Pasien dapat mengendalikan nyeri dengan menggunakan teknik non-farmakologis
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Pasien dapat batuk dan bernapas dengan mudah
- Pasien dapat mengeluarkan sekresi dengan efektif
- Pasien tidak mengeluhkan sesak napas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Manajemen Nyeri
- Kontrol Lingkungan
- Distraksi
- Pemberian Analgetik (sesuai resep dokter)
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Manajemen Jalan Napas
- Fisioterapi Dada
- Peningkatan Batuk
- Pemberian Oksigen (jika diperlukan)
Penjelasan:
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah diidentifikasi, intervensi keperawatan bertujuan untuk mengatasi nyeri gigi bungsu dan mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif. Manajemen nyeri dilakukan dengan menggunakan teknik non-farmakologis seperti distraksi, kontrol lingkungan, dan pemberian analgetik sesuai resep dokter. Sedangkan untuk mengatasi ketidakefektifan bersihan jalan napas, intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, fisioterapi dada, peningkatan batuk, dan pemberian oksigen (jika diperlukan). Tujuan dari intervensi ini adalah untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan intensitas nyeri, kemampuan mengeluarkan sekresi, dan tidak adanya keluhan sesak napas. -
Article No. 7717 | 03 Dec 2024
Klinis : Tn. A (58 tahun) sedang dirawat di ruang paru dengan diagnosa ARDS. Pasien saat ini terlihat mengantuk dan cenderung tertidur serta terpasang alat bantu nafas. Hasil pengkajian tampak sesak dengan frekuensi nafas 30x/menit, tampak penggunaan otot bantu nafas yang terus meningkat. Diketahui nilai PCO2 48 mmHg, PO2 90 mmHg dan SaO2 93%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola nafas tidak efektif
- SDKI: Pola Nafas Tidak Efektif
- SLKI: Perbaikan Pola Nafas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
Penjelasan Singkat:
Pola nafas tidak efektif ditandai dengan pasien mengalami sesak napas, penggunaan otot bantu napas yang meningkat, dan frekuensi napas yang tinggi (30x/menit). Hasil pengkajian menunjukkan nilai PCO2 yang tinggi (48 mmHg) dan nilai PO2 yang rendah (90 mmHg), serta saturasi oksigen yang menurun (93%). Kondisi ini menunjukkan adanya gangguan pertukaran gas yang dapat menyebabkan pola nafas tidak efektif.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Memantau status pernapasan pasien (frekuensi, kedalaman, dan irama napas)
- Mengatur posisi pasien untuk memfasilitasi ventilasi
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
- Melakukan suction untuk membersihkan jalan napas
- Mengajarkan teknik pernapasan yang efektif
- Mengevaluasi efektivitas intervensi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Tujuan akhir dari intervensi ini adalah untuk mempertahankan pola napas yang efektif, meningkatkan pertukaran gas, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 7718 | 03 Dec 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun yang mengalami demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, dengan kemungkinan diagnosis medis campak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi terkait sistem imun yang terganggu akibat infeksi virus campak.
Penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko infeksi ditandai dengan tanda dan gejala seperti demam, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, yang menunjukkan adanya infeksi virus campak.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan keperawatan yang ingin dicapai adalah mencegah komplikasi infeksi, mengelola gejala, dan memulihkan status kesehatan pasien.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen demam, pencegahan komplikasi, edukasi tentang pencegahan penularan, dan kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antivirus atau simptomatik.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim medis lainnya untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia, dengan tujuan untuk memulihkan kondisi pasien dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 7719 | 03 Dec 2024
Klinis : gatal gatal di seluruh badan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas Terkait Pruritus
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Intoleransi Aktivitas Terkait Pruritus adalah diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami gatal-gatal di seluruh badan. Pruritus atau gatal-gatal adalah sensasi tidak nyaman yang dapat menyebabkan keinginan untuk menggaruk, dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pasien.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menjabarkan luaran yang diharapkan dari penanganan diagnosa ini, seperti pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang meningkat, menunjukkan perilaku mengatasi gatal-gatal, dan mencapai perbaikan pada kondisi kulit.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan panduan intervensi yang dapat dilakukan, seperti manajemen gatal-gatal, perawatan kulit, edukasi tentang penyebab dan penanganan gatal-gatal, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian secara komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berpusat pada pasien, dengan tujuan membantu pasien mencapai kondisi yang optimal dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 7720 | 03 Dec 2024
Klinis : gatal gatal di seluruh badan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gatal-gatal di seluruh badan.
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik atau psikologis.
- Dalam kasus gatal-gatal di seluruh badan, intoleransi aktivitas dapat terjadi karena adanya gangguan fisik yang menyebabkan ketidaknyamanan dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah peningkatan toleransi aktivitas, yang ditandai dengan pasien dapat melakukan aktivitas harian tanpa keterbatasan atau gangguan yang signifikan.
- Indikator keberhasilan dapat berupa peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan atau nyeri yang berlebihan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Manajemen Gatal: Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab gatal, memberikan intervensi farmakologis atau non-farmakologis untuk mengurangi gatal.
b. Peningkatan Aktivitas: Mengatur aktivitas sesuai dengan toleransi pasien, memberikan latihan fisik yang sesuai, serta edukasi mengenai manajemen energi.
c. Manajemen Nyeri: Mengkaji, memantau, dan mengatasi nyeri yang mungkin timbul akibat gatal-gatal.
d. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan informasi mengenai penyebab, pengelolaan, dan pencegahan gatal-gatal.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan berfokus pada upaya mengatasi intoleransi aktivitas yang dialami pasien dengan gatal-gatal di seluruh badan, menggunakan pendekatan holistik sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI.