Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7880 | 04 Dec 2024
Klinis : Bapak Heru, seorang pria berusia 55 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa minggu dan tidak kunjung sembuh. Luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen, di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan. Selain itu, pasien juga mengeluhkan rasa sakit yang terus-menerus pada kaki kiri, serta mudah merasa lelah. Ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil. Pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat. KA
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.6
- Deskripsi: Diabetes Melitus tipe 2 dengan komplikasi vaskuler perifer
- Kode: L97.4
- Deskripsi: Ulkus kulit ekstremitas bawah, tidak diklasifikasikan di tempat lain
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.22
- Deskripsi: Debridemen luka, ekstremitas bawah
- Kode: 86.28
- Deskripsi: Perawatan luka lainnya, ekstremitas bawah
Penjelasan:
Pasien Tuan Heru, yang berusia 55 tahun, datang dengan keluhan luka pada kaki kiri yang belum sembuh selama beberapa minggu. Luka tampak luas dengan eksudat purulen, disertai kemerahan dan pembengkakan di sekitar luka. Pasien juga mengeluhkan nyeri yang terus-menerus pada kaki kiri, mudah lelah, sering haus dan sering berkemih, serta sesak napas saat berjalan jauh.
Berdasarkan gejala yang disampaikan, kemungkinan diagnosis yang sesuai adalah:
1. Diabetes Melitus tipe 2 dengan komplikasi vaskuler perifer (E11.6): Pasien memiliki gejala polidipsia, poliuria, dan sesak napas, yang dapat mengarah pada diabetes melitus tipe 2 dengan gangguan vaskular perifer pada ekstremitas bawah.
2. Ulkus kulit ekstremitas bawah (L97.4): Luka pada kaki kiri yang tidak sembuh-sembuh, disertai tanda-tanda infeksi seperti eksudat purulen, kemerahan, dan pembengkakan.
Untuk penatalaksanaan medis, kemungkinan tindakan yang dilakukan adalah:
1. Debridemen luka, ekstremitas bawah (86.22): Untuk membersihkan dan merawat luka pada kaki kiri.
2. Perawatan luka lainnya, ekstremitas bawah (86.28): Untuk melakukan perawatan lanjutan pada luka, seperti aplikasi obat-obatan, perban, dan pemantauan penyembuhan.
Evaluasi dan perawatan lanjutan akan diperlukan untuk memastikan penyembuhan luka, kontrol gula darah, serta penatalaksanaan komplikasi diabetes melitus yang mungkin muncul. -
Article No. 7881 | 04 Dec 2024
Klinis : Bapak Heru, seorang pria berusia 55 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa minggu dan tidak kunjung sembuh. Luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen, di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan. Selain itu, pasien juga mengeluhkan rasa sakit yang terus-menerus pada kaki kiri, serta mudah merasa lelah. Ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil. Pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat. KA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kasus Bapak Heru.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan infeksi sekunder dan gangguan sirkulasi
- SDKI: Kerusakan integritas kulit adalah ketidakutuhan struktur dan fungsi kulit yang disebabkan oleh agen internal atau eksternal.
- SLKI: Pemulihan integritas kulit, Kontrol infeksi, Perbaikan sirkulasi perifer
- SIKI: Perawatan luka, Manajemen infeksi, Terapi oksigen
2. Nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan dan gangguan sirkulasi
- SDKI: Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Kontrol nyeri, Peningkatan kenyamanan, Ketahanan terhadap nyeri
- SIKI: Manajemen nyeri, Distraksi, Terapi relaksasi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, sesak napas, dan kelelahan
- SDKI: Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas, Peningkatan mobilitas, Perbaikan respons kardiovaskular
- SIKI: Manajemen aktivitas, Terapi latihan, Edukasi aktivitas dan latihan
4. Risiko kadar glukosa darah tidak stabil berhubungan dengan polifagia dan poliuria
- SDKI: Risiko kadar glukosa darah tidak stabil adalah peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah melebihi batas normal.
- SLKI: Kontrol kadar glukosa darah, Pencegahan komplikasi diabetes, Peningkatan pengetahuan tentang diabetes
- SIKI: Manajemen diabetes, Terapi nutrisi, Edukasi manajemen diabetes
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan di atas dirumuskan berdasarkan gejala dan kondisi yang dialami oleh Bapak Heru, yaitu luka di kaki kiri dengan infeksi, nyeri kronis, intoleransi aktivitas, serta risiko kadar glukosa darah tidak stabil. Setiap diagnosa keperawatan memiliki standar luaran dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 7882 | 04 Dec 2024
Klinis : Bapak Heru, seorang pria berusia 55 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa minggu dan tidak kunjung sembuh. Luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen, di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan. Selain itu, pasien juga mengeluhkan rasa sakit yang terus-menerus pada kaki kiri, serta mudah merasa lelah. Ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil. Pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat. KA
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan luka pada kaki kiri yang tidak kunjung sembuh, ditandai dengan adanya eksudat purulen dan kemerahan di sekitar luka.
2. Nyeri kronik berhubungan dengan luka pada kaki kiri yang terus-menerus, ditandai dengan pasien mengeluhkan rasa sakit yang terus-menerus pada kaki kiri.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ditandai dengan pasien mudah merasa lelah dan sesak napas saat berjalan terlalu jauh.
4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan kemampuan ginjal, ditandai dengan pasien sering merasa haus dan sering buang air kecil.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko infeksi teratasi:
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka (eritema, pembengkakan, eksudat purulen).
b. Luka menunjukkan perbaikan (berkurangnya eksudat, terjadinya granulasi).
2. Nyeri kronik terkendali:
a. Pasien dapat mengenali dan melaporkan intensitas nyeri.
b. Pasien dapat menerapkan strategi untuk mengurangi nyeri.
3. Toleransi aktivitas meningkat:
a. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan atau sesak napas yang berlebihan.
b. Pasien dapat meningkatkan durasi dan intensitas aktivitas secara bertahap.
4. Keseimbangan cairan terpelihara:
a. Pasien tidak lagi merasa haus secara berlebihan.
b. Frekuensi buang air kecil kembali normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko infeksi:
a. Melakukan perawatan luka secara aseptik dan optimal.
b. Memantau tanda-tanda infeksi pada luka.
c. Mengatur regimen antibiotik sesuai indikasi.
d. Mengajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka yang benar.
2. Nyeri kronik:
a. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
b. Memberikan intervensi farmakologi dan non-farmakologi untuk mengurangi nyeri.
c. Mengajarkan pasien dan keluarga tentang strategi manajemen nyeri.
3. Intoleransi aktivitas:
a. Melakukan pengkajian tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
b. Menyusun rencana latihan aktivitas secara bertahap.
c. Mengajarkan pasien dan keluarga tentang teknik bernapas dan istirahat yang benar.
4. Kelebihan volume cairan:
a. Memantau intake dan output cairan pasien.
b. Mengatur pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
c. Mengajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen cairan yang tepat.
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada setiap diagnosa keperawatan, diharapkan dapat membantu pasien Bapak Heru mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 7883 | 04 Dec 2024
Klinis : bapak heru seorang pria berusia 55 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa Minggu dan tidak kunjung sembuh luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan selain itu pasien juga mengeluh rasa sakit yang terus menerus pada kaki kiri serta mudah merasa lelah ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
Faktor yang Berhubungan: Penurunan perfusi jaringan, infeksi, trauma.
2. Nyeri Kronis
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam bentuk kerusakan seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Faktor yang Berhubungan: Penyakit kronis, cidera.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Faktor yang Berhubungan: Kelemahan, malnutrisi, perubahan metabolisme.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit Membaik
- Luka akan tertutup
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Nyeri Terkendali
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat beraktivitas tanpa rasa nyeri yang berlebihan
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mudah lelah
- Pasien dapat berjalan tanpa sesak napas
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Integritas Kulit Terganggu
- Perawatan luka: Debridemen, irigasi, aplikasi balutan/dressing
- Pemberian antibiotik sesuai indikasi
- Peningkatan nutrisi untuk penyembuhan luka
2. Nyeri Kronis
- Manajemen nyeri: Pemberian analgesik, terapi kompres hangat/dingin
- Terapi relaksasi: Guided imagery, deep breathing
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri
3. Intoleransi Aktivitas
- Peningkatan aktivitas secara bertahap
- Pemberian oksigenasi sesuai indikasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen kelelahan dan sesak napas
Penjelasan Rinci:
Bapak Heru, seorang pria berusia 55 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang belum sembuh selama beberapa minggu. Luka tampak luas dengan eksudat purulen, disertai kemerahan dan pembengkakan di sekitar luka. Pasien juga mengeluh rasa sakit yang terus-menerus pada kaki kiri, mudah merasa lelah, sering merasa haus dan sering buang air kecil. Selain itu, pasien mengalami sesak napas saat berjalan terlalu jauh, yang semakin memberat.
Berdasarkan kondisi tersebut, terdapat tiga diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai, yaitu:
1. Integritas Kulit Terganggu, terkait dengan penurunan perfusi jaringan dan infeksi pada luka kaki.
2. Nyeri Kronis, terkait dengan penyakit kronis (kemungkinan diabetes mellitus) dan cidera pada luka kaki.
3. Intoleransi Aktivitas, terkait dengan kelemahan, malnutrisi, dan perubahan metabolisme (kemungkinan akibat diabetes mellitus).
Luaran/Output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) adalah:
1. Integritas Kulit Membaik: Luka akan tertutup dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
2. Nyeri Terkendali: Pasien melaporkan nyeri berkurang dan dapat beraktivitas tanpa rasa nyeri yang berlebihan.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mudah lelah dan dapat berjalan tanpa sesak napas.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) adalah:
1. Integritas Kulit Terganggu:
- Perawatan luka: Debridemen, irigasi, aplikasi balutan/dressing untuk mempercepat penyembuhan.
- Pemberian antibiotik sesuai indikasi untuk mengatasi infeksi.
- Peningkatan nutrisi untuk mendukung penyembuhan luka.
2. Nyeri Kronis:
- Manajemen nyeri: Pemberian analgesik, terapi kompres hangat/dingin untuk mengurangi nyeri.
- Terapi relaksasi: Guided imagery, deep breathing untuk membantu pasien mengelola nyeri.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri.
3. Intoleransi Aktivitas:
- Peningkatan aktivitas secara bertahap untuk meningkatkan toleransi.
- Pemberian oksigenasi sesuai indikasi untuk mengatasi sesak napas.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen kelelahan dan sesak napas.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan terukur, diharapkan kondisi Bapak Heru dapat membaik, luka kaki dapat sembuh, nyeri terkendali, dan toleransi aktivitasnya meningkat sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik. -
Article No. 7884 | 04 Dec 2024
Klinis : bapak heru seorang pria berusia 55 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa Minggu dan tidak kunjung sembuh luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan selain itu pasien juga mengeluh rasa sakit yang terus menerus pada kaki kiri serta mudah merasa lelah ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Bapak Heru. Berdasarkan keluhan yang Bapak sampaikan, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan pada kulit dan/atau jaringan yang mendasarinya.
- Penyebab: Luka pada kaki kiri yang tidak kunjung sembuh, disertai eksudat purulen, kemerahan, dan pembengkakan.
- SLKI: Tingkat Integritas Kulit Meningkat
- SIKI: Perawatan Luka, Manajemen Infeksi
2. Nyeri Kronis
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang potensial atau aktual yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Penyebab: Luka pada kaki kiri yang tidak kunjung sembuh, disertai rasa sakit yang terus-menerus.
- SLKI: Tingkat Nyeri Menurun
- SIKI: Manajemen Nyeri, Terapi Modalitas Nyeri
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi atau menoleransi aktivitas fisik.
- Penyebab: Mudah merasa lelah, sesak napas saat berjalan terlalu jauh, dan gejala yang semakin memberat.
- SLKI: Tingkat Toleransi Aktivitas Meningkat
- SIKI: Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi
4. Defisit Volume Cairan
- Definisi: Kekurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- Penyebab: Sering buang air kecil dan rasa haus.
- SLKI: Tingkat Keseimbangan Cairan Membaik
- SIKI: Terapi Cairan, Manajemen Poliuria
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang komprehensif kepada Bapak Heru, sesuai dengan standar praktek keperawatan yang berlaku. Kami akan memantau perkembangan kondisi Bapak Heru secara berkala dan melakukan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pemulihan Bapak Heru. Jika ada pertanyaan atau hal yang perlu kami diskusikan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Semoga Bapak Heru cepat pulih. -
Article No. 7885 | 04 Dec 2024
Klinis : Bapak Heru, seorang pria berusia 55 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa minggu dan tidak kunjung sembuh. Luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen, di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan. Selain itu, pasien juga mengeluhkan rasa sakit yang terus-menerus pada kaki kiri, serta mudah merasa lelah. Ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil. Pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat. Bapak Heru didiagnosis menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 yang telah dijalani selama 5 tahun, dengan riwayat hipertensi dan obesitas. Pada pemeriksaan fisik, diketahui bahwa tekanan darahnya tercatat 150/95 mmHg, suhu tubuh 37,2°C, nadi 96x/menit, dan pernapasan 22x/menit. Saturasi oksigen pasien berada pada 96% pada udara bebas. Berat badan pasien tercatat 95 kg. Luka pada kaki kiri menunjukkan tanda-tanda infeksi dengan pembengkakan lokal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
Faktor Risiko: Diabetes Mellitus, Luka Kronik, Obesitas.
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif
Definisi: Aliran darah ke jaringan perifer tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
Faktor Terkait: Diabetes Mellitus, Gangguan Sirkulasi.
3. Nyeri Kronis
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut, yang berlangsung terus-menerus atau intermiten.
Faktor Terkait: Luka Kronis, Diabetes Mellitus.
4. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Faktor Terkait: Disfungsi Neuromuskular, Penyakit Kardiovaskular.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Infeksi
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka.
- Kadar glukosa darah dalam batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi sistemik.
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif
- Ekstremitas hangat, warna normal, dan ada denyut nadi.
- Tidak ada tanda-tanda iskemia atau gangren.
- Kapileritas normal.
3. Nyeri Kronis
- Tingkat nyeri berkurang.
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa rasa nyeri yang bermakna.
- Mampu beradaptasi dengan nyeri yang tidak dapat dihilangkan.
4. Intoleransi Aktivitas
- Toleransi aktivitas meningkat.
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan sesak napas.
- Tingkat kelelahan berkurang.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Infeksi
- Perawatan Luka: Membersihkan dan merawat luka secara berkala.
- Manajemen Diabetes: Memantau dan mengontrol kadar glukosa darah.
- Pencegahan Infeksi: Menjaga higiene dan kebersihan.
2. Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif
- Terapi Aktivitas: Menganjurkan latihan fisik yang tepat.
- Perawatan Ekstremitas: Menjaga kesehatan dan kebersihan ekstremitas.
- Terapi Vaskuler: Pemberian obat-obatan atau intervensi medis yang sesuai.
3. Nyeri Kronis
- Manajemen Nyeri: Pemberian analgesik, terapi komplementer, dan teknik relaksasi.
- Edukasi Nyeri: Memberikan informasi tentang nyeri dan strategi penanganannya.
- Dukungan Psikososial: Memfasilitasi adaptasi pasien terhadap nyeri.
4. Intoleransi Aktivitas
- Manajemen Aktivitas: Mengatur aktivitas sesuai toleransi pasien.
- Terapi Oksigen: Pemberian oksigen sesuai kebutuhan.
- Edukasi Aktivitas: Mengajarkan teknik-teknik untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
Penjelasan yang Rinci:
Berdasarkan kondisi Bapak Heru, didapatkan beberapa diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai, yaitu Risiko Infeksi, Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif, Nyeri Kronis, dan Intoleransi Aktivitas. Masing-masing diagnosa memiliki definisi dan faktor terkait yang spesifik.
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan (SLKI), perawat perlu melakukan intervensi keperawatan (SIKI) yang komprehensif. Intervensi tersebut mencakup perawatan luka, manajemen diabetes, pencegahan infeksi, terapi aktivitas, perawatan ekstremitas, terapi vaskuler, manajemen nyeri, edukasi nyeri, dukungan psikososial, manajemen aktivitas, terapi oksigen, dan edukasi aktivitas.
Tujuan dari intervensi ini adalah untuk mencegah infeksi, meningkatkan perfusi jaringan perifer, mengurangi nyeri, dan meningkatkan toleransi aktivitas pada Bapak Heru. Perawat perlu melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa luaran/output yang diharapkan dapat tercapai. -
Article No. 7886 | 04 Dec 2024
Klinis : Bapak Heru didiagnosis menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 yang telah dijalani selama 5 tahun, dengan riwayat hipertensi dan obesitas. Pada pemeriksaan fisik, diketahui bahwa tekanan darahnya tercatat 150/95 mmHg, suhu tubuh 37,2°C, nadi 96x/menit, dan pernapasan 22x/menit. Saturasi oksigen pasien berada pada 96% pada udara bebas. Berat badan pasien tercatat 95 kg. Luka pada kaki kiri menunjukkan tanda-tanda infeksi dengan pembengkakan lokal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi Bapak Heru sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Berat Badan berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat dan aktivitas fisik yang kurang.
2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan infeksi pada luka kaki kiri.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan akibat penyakit.
4. Risiko Komplikasi: Neuropati, Retinopati, Nefropati berhubungan dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 yang tidak terkontrol.
5. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan berhubungan dengan kurangnya pemahaman mengenai manajemen perawatan diri.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan perawat dalam menentukan dan merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan respons pasien terhadap masalah kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan perawat dalam menentukan luaran keperawatan yang diharapkan dapat dicapai pada pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan perawat dalam menentukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI pada kasus Bapak Heru dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 yang disertai komplikasi. -
Article No. 7887 | 04 Dec 2024
Klinis : Bapak Heru, seorang pria berusia 55 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa minggu dan tidak kunjung sembuh. Luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen, di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan. Selain itu, pasien juga mengeluhkan rasa sakit yang terus-menerus pada kaki kiri, serta mudah merasa lelah. Ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil. Pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat. Bapak Heru didiagnosis menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 yang telah dijalani selama 5 tahun, dengan riwayat hipertensi dan obesitas. Pada pemeriksaan fisik, diketahui bahwa tekanan darahnya tercatat 150/95 mmHg, suhu tubuh 37,2°C, nadi 96x/menit, dan pernapasan 22x/menit. Saturasi oksigen pasien berada pada 96% pada udara bebas. Berat badan pasien tercatat 95 kg. Luka pada kaki kiri menunjukkan tanda-tanda infeksi dengan pembengkakan lokal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diuraikan, berikut diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk Bapak Heru:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis
- Penyebab: Infeksi, penyakit vaskuler perifer, dan diabetes mellitus
2. Nyeri Kronis
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan
- Penyebab: Kerusakan jaringan akibat infeksi, diabetes mellitus, dan disfungsi saraf
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin
- Penyebab: Kelelahan, disfungsi kardiovaskular, dan diabetes mellitus
4. Risiko Hipervolemia
- Definisi: Berisiko mengalami kelebihan cairan
- Penyebab: Diabetes mellitus dan pola makan/minum yang tidak tepat
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Integritas Kulit Membaik
- Kriteria hasil: Luka bersih, jumlah eksudat minimal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan penyembuhan luka progresif
2. Nyeri Terkontrol
- Kriteria hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, mampu menggunakan teknik pengurangan nyeri, dan aktivitas sehari-hari tidak terganggu
3. Toleransi Aktivitas Membaik
- Kriteria hasil: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan, tanda-tanda vital stabil saat beraktivitas, dan tidak ada keluhan sesak napas
4. Keseimbangan Cairan Terjaga
- Kriteria hasil: Intake dan output cairan seimbang, tidak ada tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan, dan tidak ada keluhan dari pasien terkait perubahan cairan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Integritas Kulit Terganggu:
- Perawatan luka: Bersihkan, irigasi, dan balut luka secara rutin
- Manajemen infeksi: Pantau tanda-tanda infeksi dan berikan antibiotik sesuai indikasi
- Edukasi: Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka dan pencegahan infeksi
2. Nyeri Kronis:
- Manajemen nyeri: Berikan analgesik sesuai indikasi, gunakan modalitas non-farmakologis (kompres hangat, relaksasi, distraksi)
- Edukasi: Ajarkan pasien dan keluarga tentang strategi pengurangan nyeri
3. Intoleransi Aktivitas:
- Manajemen kelelahan: Atur periode istirahat dan aktivitas secara terjadwal
- Peningkatan toleransi aktivitas: Lakukan latihan fisik yang bertahap dan disesuaikan dengan kondisi pasien
- Edukasi: Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen kelelahan dan pentingnya aktivitas fisik
4. Risiko Hipervolemia:
- Pemantauan cairan: Pantau intake dan output cairan, berat badan, dan tanda-tanda kelebihan cairan
- Manajemen cairan: Atur asupan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Edukasi: Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen cairan dan pola makan/minum yang tepat
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan kondisi Bapak Heru dapat membaik, luka pada kaki kiri dapat sembuh, nyeri terkontrol, toleransi aktivitas meningkat, dan keseimbangan cairan terjaga. -
Article No. 7888 | 04 Dec 2024
Klinis : bapak heru seorang pria berusia 55 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa Minggu dan tidak kunjung sembuh luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan selain itu pasien juga mengeluh rasa sakit yang terus menerus pada kaki kiri serta mudah merasa lelah ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan. Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Terkait luka kronis pada kaki kiri yang tidak kunjung sembuh dan tampak ada tanda-tanda infeksi seperti eksudat purulen, kemerahan, dan pembengkakan.
2. Nyeri Kronis Terkait luka pada kaki kiri yang menyebabkan rasa sakit yang terus-menerus.
3. Intoleransi Aktivitas Terkait dengan gejala sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan mudah merasa lelah, serta kemungkinan adanya gangguan sirkulasi.
4. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh Terkait dengan gejala sering merasa haus dan sering buang air kecil, yang dapat mengindikasikan adanya gangguan metabolisme.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan pasien. Diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan. Luaran keperawatan yang diharapkan dari diagnosa di atas antara lain penurunan tanda-tanda infeksi, penurunan nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, dan peningkatan status nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain perawatan luka, manajemen nyeri, rehabilitasi fisik, dan edukasi tentang manajemen diabetus mellitus.
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, perawat harus mempertimbangkan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam melakukan proses keperawatan yang berpusat pada pasien. -
Article No. 7889 | 04 Dec 2024
Klinis : bapak heru seorang pria berusia 55 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan luka pada kaki kiri yang sudah berlangsung selama beberapa Minggu dan tidak kunjung sembuh luka tersebut tampak luas dengan eksudat purulen di sekitar luka terdapat kemerahan dan pembengkakan selain itu pasien juga mengeluh rasa sakit yang terus menerus pada kaki kiri serta mudah merasa lelah ia juga sering merasa haus dan sering buang air kecil pasien mengaku sesak napas saat berjalan terlalu jauh dan merasakan gejala tersebut semakin memberat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan (luka pada kaki kiri yang tidak kunjung sembuh, tampak luas dengan eksudat purulen, dan kemerahan serta pembengkakan di sekitar luka).
2. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan (luka pada kaki kiri yang terus-menerus terasa sakit).
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan (mudah merasa lelah) dan gangguan pernafasan (sesak napas saat berjalan terlalu jauh).
4. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan peningkatan pengeluaran cairan (sering buang air kecil) dan peningkatan kebutuhan cairan (sering merasa haus).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi:
- Tidak terjadi tanda-tanda infeksi pada luka
- Luka menunjukkan proses penyembuhan yang adekuat
- Tidak ada komplikasi yang timbul akibat infeksi
2. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
- Pasien dapat beraktivitas tanpa mengalami peningkatan nyeri
3. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri secara mandiri
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas
- Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik
4. Defisit Volume Cairan:
- Pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Frekuensi buang air kecil menjadi normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi:
- Perawatan luka secara aseptik
- Pemantauan tanda-tanda infeksi
- Pemberian antibiotik sesuai indikasi
- Edukasi terkait perawatan luka yang benar
2. Nyeri Akut:
- Pemberian analgesik sesuai indikasi
- Manajemen nyeri non-farmakologi (kompres, distraksi, relaksasi)
- Evaluasi efektivitas penanganan nyeri
- Edukasi pasien dan keluarga terkait manajemen nyeri
3. Intoleransi Aktivitas:
- Pemberian oksigen sesuai indikasi
- Pengaturan aktivitas dan istirahat yang seimbang
- Evaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas
- Edukasi pasien dan keluarga terkait manajemen aktivitas
4. Defisit Volume Cairan:
- Pemantauan intake dan output cairan
- Pemberian cairan intravena sesuai indikasi
- Edukasi pasien dan keluarga terkait kebutuhan cairan dan pengenalan tanda dehidrasi
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang ditegakkan didasarkan pada gejala dan kondisi yang dialami oleh Bapak Heru, yaitu luka pada kaki kiri yang tidak kunjung sembuh, adanya tanda-tanda infeksi, keluhan nyeri yang terus-menerus, serta intoleransi aktivitas dan defisit volume cairan. Masing-masing diagnosa ini memiliki hubungan masalah yang sesuai, yaitu kerusakan jaringan untuk risiko infeksi dan nyeri akut, serta kelemahan dan gangguan pernafasan untuk intoleransi aktivitas, serta peningkatan pengeluaran cairan dan kebutuhan cairan untuk defisit volume cairan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) dirancang untuk memantau kemajuan perbaikan kondisi pasien pada masing-masing diagnosa. Untuk risiko infeksi, luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi tanda-tanda infeksi, luka menunjukkan penyembuhan yang adekuat, dan tidak ada komplikasi yang timbul. Untuk nyeri akut, luaran yang diharapkan adalah pasien melaporkan penurunan nyeri, dapat beristirahat dengan nyaman, dan dapat beraktivitas tanpa peningkatan nyeri. Untuk intoleransi aktivitas, luaran yang diharapkan adalah pasien dapat berpartisipasi dalam perawatan diri, melakukan aktivitas sehari-hari tanpa sesak napas, dan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik. Untuk defisit volume cairan, luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan frekuensi buang air kecil menjadi normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) mencakup tindakan-tindakan keperawatan yang ditujukan untuk mengatasi masing-masing diagnosa yang telah ditegakkan. Untuk risiko infeksi, intervensi mencakup perawatan luka secara aseptik, pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian antibiotik sesuai indikasi, dan edukasi terkait perawatan luka. Untuk nyeri akut, intervensi mencakup pemberian analgesik, manajemen nyeri non-farmakologi, evaluasi efektivitas penanganan nyeri, dan edukasi pasien dan keluarga. Untuk intoleransi aktivitas, intervensi mencakup pemberian oksigen, pengaturan aktivitas dan istirahat, evaluasi toleransi pasien, dan edukasi pasien dan keluarga. Untuk defisit volume cairan, intervensi mencakup pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan intravena sesuai indikasi, dan edukasi pasien dan keluarga.
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan dapat membantu Bapak Heru mencapai luaran yang diharapkan, sehingga dapat meningkatkan kesembuhan dan kualitas hidup pasien.