Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7840 | 04 Dec 2024
Klinis : siki slki diagnosis risiko perdarahan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling tepat untuk kondisi "risiko perdarahan" adalah "Risiko Perdarahan" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Risiko Perdarahan didefinisikan sebagai "Kerentanan terhadap kehilangan darah dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan yang belum terjadi".
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Sesuai dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), beberapa luaran yang diharapkan untuk mengatasi "Risiko Perdarahan" adalah:
1. Pemulihan Hemodinamik: Menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, perfusi perifer yang adekuat, dan tidak ada tanda-tanda hipovolemia.
2. Kontrol Perdarahan: Menunjukkan tidak ada perdarahan aktif, perdarahan terkendali, dan tidak ada komplikasi perdarahan.
3. Pengetahuan Manajemen Perdarahan: Pasien dan/atau keluarga dapat menjelaskan penyebab, tanda, dan cara mengatasi perdarahan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada kondisi "Risiko Perdarahan" adalah:
1. Pemantauan Hemodinamik:
- Memantau tanda-tanda vital secara berkala
- Memantau perfusi perifer (misalnya warna kulit, pengisian kapiler)
- Memantau intake dan output cairan
2. Pengendalian Perdarahan:
- Mengidentifikasi sumber perdarahan dan mengambil tindakan untuk menghentikannya
- Memberikan kompresi pada area perdarahan jika perlu
- Memantau tanda-tanda perdarahan aktif
3. Edukasi Manajemen Perdarahan:
- Menjelaskan penyebab, tanda, dan cara mengatasi perdarahan kepada pasien dan keluarga
- Mengajarkan teknik-teknik sederhana untuk mengendalikan perdarahan
- Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko perdarahan dan langkah-langkah pencegahannya
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada pemulihan hemodinamik, pengendalian perdarahan, serta edukasi manajemen perdarahan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu pemulihan hemodinamik, kontrol perdarahan, dan peningkatan pengetahuan manajemen perdarahan. -
Article No. 7841 | 04 Dec 2024
Klinis : Risiko perfusi renal tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Risiko perfusi renal tidak efektif" dalam nada akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Risiko perfusi renal tidak efektif" adalah "Risiko perfusi ginjal tidak efektif". Diagnosa ini menggambarkan adanya ancaman atau kemungkinan terjadinya penurunan aliran darah ke ginjal, yang dapat menyebabkan disfungsi atau kerusakan ginjal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti dehidrasi, hipovolemia, penyakit ginjal, atau gangguan kardiovaskular.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, luaran yang diharapkan adalah:
1. Perfusi ginjal yang efektif: Pasien menunjukkan tanda-tanda perfusi ginjal yang memadai, seperti volume urin yang adekuat, laju filtrasi glomerulus (GFR) yang normal, dan kadar kreatinin serum yang stabil.
2. Stabilitas hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda stabilitas hemodinamik, seperti tekanan darah, denyut nadi, dan nadi perifer yang stabil.
3. Absence of komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi akibat penurunan perfusi ginjal, seperti gagal ginjal akut, asidosis metabolik, atau kelebihan cairan.
4. Peningkatan pengetahuan: Pasien dan keluarga memahami faktor-faktor risiko, gejala, dan tindakan pencegahan terkait risiko perfusi ginjal tidak efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan status cairan: Mengukur dan memantau tekanan darah, laju nadi, respirasi, suhu, dan output urin secara teratur untuk mendeteksi perubahan dalam status hemodinamik dan perfusi ginjal.
2. Manajemen cairan: Mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat melalui pemberian cairan intravena, pembatasan cairan, atau diuretik jika diperlukan.
3. Terapi oksigen: Memberikan oksigen supplemental jika diperlukan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang optimal.
4. Monitoring fungsi ginjal: Memantau parameter fungsi ginjal, seperti kadar kreatinin serum, BUN, dan laju filtrasi glomerulus (GFR), untuk mendeteksi perubahan dalam fungsi ginjal.
5. Edukasi pasien dan keluarga: Memberikan edukasi tentang faktor-faktor risiko, gejala, dan tindakan pencegahan terkait risiko perfusi ginjal tidak efektif, serta pentingnya menjaga status hidrasi yang adekuat.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya: Berkoordinasi dengan dokter, ahli gizi, dan profesi kesehatan lain untuk mengoptimalkan manajemen perfusi ginjal dan mencegah komplikasi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu perfusi ginjal yang efektif, stabilitas hemodinamik, absence of komplikasi, dan peningkatan pengetahuan pasien serta keluarga. -
Article No. 7842 | 04 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan pilek, batuk, meriang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan informasi kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SDKI:
- Karakteristik Definitif: Suara napas tambahan, irama napas tidak teratur, frekuensi napas tidak normal, sputum berlebihan, sianosis, batuk tidak efektif.
- Faktor Terkait: Ketidakmampuan batuk/bersin, sekresi yang berlebihan, edema mukosa.
SLKI:
- Luaran: Bersihan Jalan Napas Efektif
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas normal, irama napas teratur, tidak ada suara napas tambahan, sputum minimal, tidak terjadi sianosis.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen Jalan Napas, Fisioterapi Dada, Terapi Oksigen.
Penjelasan singkat:
Pasien yang datang dengan keluhan pilek, batuk, dan meriang dapat mengalami masalah bersihan jalan napas tidak efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya sekret atau obstruksi di saluran napas yang mengganggu proses bersihan jalan napas. Perawat perlu melakukan intervensi untuk membantu membersihkan jalan napas, memberikan terapi oksigen, dan melakukan fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sekret. -
Article No. 7843 | 04 Dec 2024
Klinis : pasien datng dengan keluhan mencret dan sakit perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien dengan keluhan mencret dan sakit perut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare (SDKI)
Penjelasan: Diare adalah pengeluaran feses cair atau encer yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (>3 kali per hari).
2. Nyeri Abdomen (SDKI)
Penjelasan: Nyeri abdomen adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan di rongga perut.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan (SLKI)
Penjelasan: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan dalam tubuh yang adekuat.
2. Manajemen Nyeri (SLKI)
Penjelasan: Kemampuan untuk mengontrol pengalaman dan ekspresi nyeri serta penggunaan strategi pengurangan nyeri yang efektif.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Diare (SIKI)
Penjelasan: Serangkaian tindakan untuk mengatasi masalah pengeluaran feses cair atau encer yang frekuensinya lebih sering dari biasanya.
2. Manajemen Nyeri (SIKI)
Penjelasan: Serangkaian tindakan untuk mengontrol nyeri yang dirasakan oleh pasien.
Harapan saya, penjelasan singkat ini dapat membantu memberikan gambaran terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang digunakan oleh perawat di Indonesia dalam mengelola pasien dengan keluhan mencret dan sakit perut. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya akan senang untuk membahasnya. -
Article No. 7844 | 04 Dec 2024
Klinis : masalah keperawatan tranfusi darah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan masalah keperawatan transfusi darah, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi transfusi darah adalah:
1. Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan
Definisi: Berisiko mengalami peningkatan atau penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler, yang dapat membahayakan kesehatan.
Karakteristik Definisi: Pasien menjalani transfusi darah, yang dapat menyebabkan risiko ketidakseimbangan volume cairan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Sesuai Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan risiko ketidakseimbangan volume cairan akibat transfusi darah adalah:
1. Keseimbangan Cairan
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang sesuai.
Kriteria Hasil:
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Intake dan output cairan seimbang
- Tidak terjadi edema
- Tidak terjadi dehidrasi
- Tidak terjadi kelebihan cairan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran keseimbangan cairan pada pasien dengan risiko ketidakseimbangan volume cairan akibat transfusi darah adalah:
1. Pemantauan Cairan
Definisi: Pengumpulan dan analisis data terkait asupan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Aktivitas:
- Pantau intake dan output cairan
- Pantau tanda-tanda vital
- Pantau berat badan
- Pantau keadaan membran mukosa dan turgor kulit
- Pantau tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan
2. Manajemen Cairan
Definisi: Pengaturan asupan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Aktivitas:
- Atur intake dan output cairan sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan terkait pemberian cairan intravena atau transfusi darah
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan
Penjelasan Rinci dan Terperinci:
Transfusi darah dapat menyebabkan risiko ketidakseimbangan volume cairan, baik karena kelebihan cairan maupun kekurangan cairan. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan".
Luaran yang diharapkan adalah "Keseimbangan Cairan", yang ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, intake dan output cairan seimbang, serta tidak terjadi edema atau dehidrasi. Untuk mencapai luaran tersebut, diperlukan intervensi keperawatan berupa "Pemantauan Cairan" dan "Manajemen Cairan".
Pemantauan Cairan meliputi pemantauan intake dan output cairan, tanda-tanda vital, berat badan, serta keadaan membran mukosa dan turgor kulit. Sedangkan Manajemen Cairan meliputi pengaturan asupan dan pengeluaran cairan sesuai kebutuhan, kolaborasi dengan tim kesehatan terkait pemberian cairan intravena atau transfusi darah, serta edukasi kepada pasien dan keluarga.
Penerapan intervensi keperawatan ini secara komprehensif dan berkelanjutan diharapkan dapat membantu mencapai luaran keseimbangan cairan pada pasien yang menjalani transfusi darah. -
Article No. 7845 | 04 Dec 2024
Klinis : masalah keperawatan pada pasien chf
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan masalah keperawatan CHF (Congestive Heart Failure) dalam format akademis.
Diagnosis Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak
- Definisi: Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan jantung yang dapat mengakibatkan disfungsi jantung.
- Penyebab: Adanya gangguan pada jantung yang menyebabkan penurunan curah jantung, sehingga terjadi penurunan aliran darah ke jaringan jantung.
- Tanda dan Gejala: Nyeri dada, sesak napas, edema, fatigue, palpitasi.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari akibat keterbatasan energi.
- Penyebab: Penurunan curah jantung yang menyebabkan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen selama aktivitas.
- Tanda dan Gejala: Kelelahan, dispnea, palpitasi, nyeri dada.
3. Ketidakefektifan Pengelolaan Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kesehatan.
- Penyebab: Kurangnya pengetahuan atau kemampuan pasien dalam mengelola penyakit jantung.
- Tanda dan Gejala: Ketidakpatuhan dalam pengobatan, gaya hidup tidak sehat, kurangnya pemantauan kesehatan.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan Jantung Membaik
- Definisi: Kemampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan jantung.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi jantung dalam kisaran normal
- Tidak ada nyeri dada
- Tidak ada edema
- Tidak ada dispnea
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa kelelahan.
- Kriteria Hasil:
- Tidak ada dispnea saat aktivitas
- Tidak ada kelelahan yang berlebihan saat aktivitas
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan
3. Pengelolaan Kesehatan Efektif
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kesehatan.
- Kriteria Hasil:
- Pasien patuh dalam pengobatan
- Pasien melakukan diet dan gaya hidup sehat
- Pasien mampu memantau tanda-tanda vital dan gejala penyakit
Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi untuk Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Pemberian obat-obatan kardiovaskular
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit jantung dan pengelolaannya
2. Intervensi untuk Intoleransi Aktivitas:
- Pengkajian toleransi aktivitas pasien
- Perencanaan aktivitas sesuai kemampuan pasien
- Pemberian terapi latihan fisik yang bertahap
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen energi
3. Intervensi untuk Ketidakefektifan Pengelolaan Kesehatan:
- Identifikasi pengetahuan, sikap, dan keterampilan pasien terkait penyakit jantung
- Pemberian edukasi tentang penyakit jantung, pengobatan, dan gaya hidup sehat
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mendukung pengelolaan kesehatan pasien
- Monitoring kepatuhan pasien dalam pengobatan dan gaya hidup sehat
Setiap intervensi keperawatan yang dilakukan harus disertai dengan pemantauan, evaluasi, dan penyesuaian sesuai dengan respon pasien. Tujuan akhir dari asuhan keperawatan ini adalah untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan CHF. -
Article No. 7846 | 04 Dec 2024
Klinis : intervensi utama penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi penurunan curah jantung.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi penurunan curah jantung adalah "Penurunan Curah Jantung". Diagnosis ini menggambarkan kondisi di mana terjadi pengurangan volume darah yang dipompa oleh jantung per unit waktu, yang dapat mengakibatkan berbagai gejala dan komplikasi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Curah Jantung: Diharapkan pasien dapat mencapai curah jantung yang optimal sesuai dengan kebutuhan tubuhnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi jaringan.
2. Penurunan Tanda dan Gejala Ketidakseimbangan Perfusi Jaringan: Gejala-gejala seperti edema, sesak napas, dan kelelahan diharapkan dapat berkurang atau hilang seiring dengan peningkatan curah jantung.
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas: Pasien diharapkan dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik tanpa mengalami gejala-gejala penurunan curah jantung.
4. Pemahaman Pasien tentang Manajemen Penurunan Curah Jantung: Pasien diharapkan dapat memahami penyebab, gejala, dan pengelolaan penurunan curah jantung, sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan dirinya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital: Pemantauan tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi napas, dan suhu tubuh secara berkala untuk mendeteksi perubahan kondisi pasien.
2. Pemantauan Intake dan Output Cairan: Pemantauan asupan dan pengeluaran cairan untuk memastikan keseimbangan cairan yang adekuat.
3. Manajemen Cairan: Pemberian cairan intravena atau pembatasan asupan cairan sesuai dengan kondisi pasien untuk mempertahankan volume darah yang optimal.
4. Manajemen Obat-obatan: Pemberian obat-obatan yang dapat meningkatkan kontraktilitas jantung, mengurangi afterload, atau menurunkan preload, sesuai dengan resep dokter.
5. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi tentang penyebab, gejala, dan pengelolaan penurunan curah jantung, serta pentingnya kepatuhan terhadap regimen pengobatan dan modifikasi gaya hidup.
6. Aktivitas Fisik yang Terkontrol: Membantu pasien melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan kapasitasnya untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
7. Manajemen Kenyamanan: Intervensi untuk mengurangi gejala-gejala yang mengganggu kenyamanan pasien, seperti sesak napas, edema, dan kelelahan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memperoleh peningkatan curah jantung, penurunan tanda dan gejala, peningkatan toleransi aktivitas, serta pemahaman yang baik tentang pengelolaan kondisinya. -
Article No. 7847 | 04 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan dibawa kerumah sakit jiwa karena sudah 5 hari mengurung diri dan tidak mau makan. Saat dikaji perawat. Pasien menyampaikan malu keluar rumah karena sering ditagih hutang. Sebutkan diagnosa ICD, NANDA, SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang dan obat-obatan yang sesuai untuk pasien.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien ini memiliki kondisi yang dapat didiagnosis sebagai gangguan depresi mayor. Berikut adalah rincian kodenya:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F32.2
- Deskripsi: Gangguan depresi mayor, episode berat tanpa gejala psikotik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada tindakan/prosedur spesifik yang disebutkan, namun dapat dilakukan pemeriksaan penunjang dan intervensi medis yang sesuai.
Diagnosa Keperawatan (NANDA):
- Risiko ganggguan proses pikir: kode 00173
- Isolasi sosial: kode 00053
- Ketidakefektifan manajemen kesehatan: kode 00078
Rencana Keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI):
- Pemantauan proses pikir: kode I0104
- Peningkatan sosialisasi: kode S0110
- Manajemen kesehatan: kode K0105
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
- Pemeriksaan darah rutin (darah lengkap, elektrolit, fungsi hati dan ginjal)
- Pemeriksaan psikologis (wawancara, tes psikologi)
- Pemindaian neuroimaging (CT scan atau MRI otak)
Manajemen Pengobatan:
- Antidepresan golongan SSRI (misalnya fluoksetin, sertralin, paroksetin)
- Antipsikotik atipikal (misalnya olanzapin, risperidon) jika terdapat gejala psikotik
- Terapi psikologis (misalnya psikoterapi kognitif-perilaku)
- Terapi kelompok atau keluarga
Penanganan komprehensif dengan kolaborasi antara tim medis, keluarga, dan layanan kesehatan mental sangat penting dalam mengatasi kondisi ini. -
Article No. 7848 | 04 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan dibawa kerumah sakit jiwa karena sudah 5 hari mengurung diri dan tidak mau makan. Saat dikaji perawat. Pasien menyampaikan malu keluar rumah karena sering ditagih hutang. Sebutkan diagnosa ICD, NANDA, SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya. Sebutkan pula pemeriksaan penunjang dan obat-obatan yang sesuai untuk pasien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang diberikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Isolasi Sosial: Kesepian (10031)
Kode SDKI: 10031
Definisi: Pengalaman subyektif individu yang tidak menyenangkan akibat keinginan atau kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain yang tidak terpenuhi.
2. Gangguan Pola Makan (10016)
Kode SDKI: 10016
Definisi: Perubahan dalam jumlah dan jenis asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Diagnosa ICD:
1. F40.1 Agorafobia
Definisi: Ketakutan yang berlebihan terhadap situasi di mana individu merasa tidak dapat melarikan diri atau mendapatkan bantuan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Diagnosa NANDA:
1. Isolasi Sosial
Kode NANDA: 00053
Definisi: Pengalaman subyektif dan bersifat negatif yang dialami individu akibat keterbatasan dalam melakukan interaksi sosial.
2. Gangguan Pola Makan
Kode NANDA: 00002
Definisi: Pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi.
Pemeriksaan Penunjang:
1. Pemeriksaan laboratorium darah (hematologi, kimia darah, dll) untuk mengetahui kondisi kesehatan umum pasien.
2. Pemeriksaan psikologis (tes kepribadian, tes inteligensi, dll) untuk mengetahui kondisi psikologis pasien.
3. Pemeriksaan neurologi (CT Scan, MRI, dll) untuk mengecek kemungkinan adanya gangguan neurologis.
Obat-obatan:
1. Antidepresan (SSRI, SNRI, TCA, dll) untuk mengatasi gejala depresi dan kecemasan.
2. Antipsikotik (Risperidone, Olanzapine, dll) untuk menstabilkan kondisi mental.
3. Anxiolitik (Benzodiazepine, dll) untuk mengurangi kecemasan.
4. Suplemen nutrisi (vitamin, mineral, dll) untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain secara efektif (Interaksi Sosial: Efektif, 30008).
2. Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dengan baik (Perawatan Diri: Makan, 30020).
3. Pasien dapat mengendalikan kecemasan (Kontrol Kecemasan, 30004).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Kelompok (Terapi Kelompok, 7460) untuk meningkatkan interaksi sosial.
2. Konseling Nutrisi (Konseling Nutrisi, 7390) untuk memastikan asupan nutrisi yang adekuat.
3. Manajemen Kecemasan (Manajemen Kecemasan, 7320) untuk membantu pasien mengendalikan kecemasan.
4. Terapi Relaksasi (Terapi Relaksasi, 7400) untuk menurunkan kecemasan.
5. Dukungan Emosional (Dukungan Emosional, 7320) untuk membantu pasien mengekspresikan perasaan.
6. Monitor Nutrisi (Monitor Nutrisi, 6650) untuk memantau asupan dan status nutrisi pasien.
Penjelasan rinci untuk setiap poin:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI, ICD, NANDA, SLKI, SIKI:
- Diagnosa keperawatan SDKI mencerminkan masalah keperawatan yang dialami pasien berdasarkan standar SDKI.
- Diagnosa ICD menunjukkan klasifikasi masalah kesehatan berdasarkan Internasional Classification of Diseases.
- Diagnosa NANDA menggambarkan masalah keperawatan yang dialami pasien berdasarkan taksonomi NANDA.
- Luaran SLKI dan Intervensi SIKI merupakan rencana asuhan keperawatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan masalah yang diidentifikasi.
2. Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan laboratorium dan neurologi diperlukan untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan umum dan kemungkinan adanya gangguan neurologis.
- Pemeriksaan psikologis bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis pasien secara lebih komprehensif.
3. Obat-obatan:
- Obat-obatan diberikan sesuai dengan masalah yang dihadapi pasien, seperti antidepresan, antipsikotik, anxiolitik, dan suplemen nutrisi.
- Tujuan pemberian obat-obatan adalah untuk menstabilkan kondisi mental, mengurangi kecemasan, dan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
4. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Interaksi Sosial: Efektif, Perawatan Diri: Makan, dan Kontrol Kecemasan merupakan luaran yang diharapkan dapat dicapai setelah implementasi asuhan keperawatan.
5. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Intervensi keperawatan yang diberikan mencakup terapi kelompok, konseling nutrisi, manajemen kecemasan, terapi relaksasi, dukungan emosional, dan monitor nutrisi.
- Tujuan dari intervensi ini adalah untuk meningkatkan interaksi sosial, memastikan asupan nutrisi yang adekuat, dan membantu pasien dalam mengendalikan kecemasan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi pasien dan rencana asuhan keperawatannya. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 7849 | 04 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan menyesak di dada, pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan menyesak di dada dan pusing, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
2. Pusing
Definisi: Sensasi berputar, bergoyang, atau tidak seimbang yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
- Gejala: Napas cepat, dangkal, atau mengi, adanya hambatan pada saluran napas.
- Penyebab: Masalah pada sistem kardiovaskular, paru-paru, atau neuromuskular.
- Intervensi Keperawatan: Memantau tanda-tanda vital, memberikan oksigen, mengatur posisi yang nyaman, dan latihan pernapasan.
2. Pusing
- Gejala: Rasa berputar, tidak seimbang, atau pening.
- Penyebab: Masalah pada sistem vestibular, neurologis, kardiovaskular, atau gangguan metabolik.
- Intervensi Keperawatan: Mengevaluasi faktor penyebab, memberikan lingkungan yang aman, dan mengajarkan teknik manajemen pusing.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif
- Luaran: Pasien dapat bernapas dengan mudah dan lancar.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas normal, irama napas teratur, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan.
2. Kontrol Pusing
- Luaran: Pasien dapat mengendalikan pusing yang dialami.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan pusing berkurang, dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
- Intervensi: Mempertahankan jalan napas yang terbuka, memfasilitasi pertukaran gas, dan mencegah komplikasi.
2. Manajemen Pusing
- Intervensi: Mengevaluasi penyebab pusing, memberikan lingkungan yang aman, dan mengajarkan teknik manajemen pusing.
Dengan demikian, berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI, diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien adalah Gangguan Pola Napas Tidak Efektif dan Pusing, dengan penjelasan singkat seperti yang telah dipaparkan.