Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18943 | 24 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien dengan nyeri perut, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut (NAKS)
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
NAKS (Nyeri Akut)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau diuraikan dalam istilah-istilah tersebut.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
KNS (Kontrol Nyeri)
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol pengalaman nyeri sehingga dapat ditoleransi.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
PNY (Penatalaksanaan Nyeri)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami pasien.
Penjelasan singkat:
- Diagnosa Keperawatan "Nyeri Akut (NAKS)" mengacu pada pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Luaran Keperawatan "Kontrol Nyeri (KNS)" menggambarkan kemampuan pasien untuk mengontrol pengalaman nyeri sehingga dapat ditoleransi.
- Intervensi Keperawatan "Penatalaksanaan Nyeri (PNY)" adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami pasien.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat -
Article No. 18900 | 23 Jun 2025
Klinis : Pasien mengatakan nyeri perut kanan menjalar hingga belakang sejak 3 hr skala nyeri 7-8, sempat diare 5 hari lalu setelah makan penyetan, kurang nafsu makan karena merasa mual dan perut terasa kembung, pasien mengatakan takut apabila itu usus buntu. sampai akhirnya pasien ke poli RS Mika JAS tanggal 17 Juni 2025 keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis, Hb: 12,2, LED: 80, L: 13,7, Tr: 482rb, Kalium: 3,4, UL: Kuning keruh, Darah samar +1, keton+, bakteri+ . TTV: TD: 135/74mmHg, N: 78x/mnt, P: 20x/mnt, Sp O2: 98%, suhu: 36,2°c .
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (NYKA)
- Kode SDKI: 10077
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
2. Intoleransi aktivitas (INAK)
- Kode SDKI: 00092
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
3. Risiko Infeksi (RIIN)
- Kode SDKI: 00004
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut (NYKA):
- Pasien mengeluhkan nyeri perut kanan menjalar hingga belakang dengan skala nyeri 7-8, hal ini menunjukkan adanya nyeri akut.
2. Intoleransi aktivitas (INAK):
- Pasien mengalami penurunan nafsu makan, merasa mual, dan perut terasa kembung, yang dapat menghambat aktivitas sehari-hari.
3. Risiko Infeksi (RIIN):
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya peningkatan LED, leukositosis, serta ditemukannya darah samar, keton, dan bakteri dalam urin, yang mengindikasikan adanya risiko infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (M.NYR)
2. Pemeliharaan Energi (P.ENR)
3. Pencegahan Infeksi (P.INF)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (M.NYR)
2. Manajemen Aktivitas (M.AKT)
3. Manajemen Infeksi (M.INF) -
Article No. 18901 | 23 Jun 2025
Klinis : Pasien mengatakan nyeri perut kanan menjalar hingga belakang sejak 3 hr skala nyeri 7-8, sempat diare 5 hari lalu setelah makan penyetan, kurang nafsu makan karena merasa mual dan perut terasa kembung, pasien mengatakan takut apabila itu usus buntu. sampai akhirnya pasien ke poli RS Mika JAS tanggal 17 Juni 2025 keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis, Hb: 12,2, LED: 80, L: 13,7, Tr: 482rb, Kalium: 3,4, UL: Kuning keruh, Darah samar +1, keton+, bakteri+ . TTV: TD: 135/74mmHg, N: 78x/mnt, P: 20x/mnt, Sp O2: 98%, suhu: 36,2°c .
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang dideskripsikan, saya menyarankan diagnosis keperawatan SDKI yang sesuai, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit pada usus (usus buntu) ditandai dengan pasien mengeluh nyeri perut kanan menjalar hingga belakang dengan skala 7-8.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan rasa kembung akibat proses penyakit pada usus.
3. Risiko konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas usus akibat proses penyakit pada usus.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
- Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Pasien dapat menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Pasien dapat mengenali faktor-faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
2. Status Nutrisi: Adekuat
- Pasien menunjukkan peningkatan berat badan.
- Pasien menunjukkan asupan nutrisi yang adekuat.
- Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
3. Eliminasi Usus Teratur
- Pasien memiliki pola defekasi yang teratur.
- Pasien tidak mengalami konstipasi.
- Pasien tidak mengalami distensi abdomen.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas).
- Identifikasi faktor-faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik yang sesuai.
- Ajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
2. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien (berat badan, asupan nutrisi, tanda-tanda malnutrisi).
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
- Motivasi pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi.
- Pantau intake dan output cairan.
3. Manajemen Eliminasi
- Kaji pola eliminasi usus pasien (frekuensi, konsistensi, volume, dan tanda-tanda konstipasi).
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian laksatif atau obat-obatan yang sesuai.
- Ajarkan pasien teknik untuk memperlancar eliminasi, seperti latihan fisik, minum air hangat, dan pengaturan waktu defekasi.
- Pantau eliminasi usus pasien.
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit pada usus (usus buntu) ditandai dengan pasien mengeluh nyeri perut kanan menjalar hingga belakang dengan skala 7-8. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut ini berhubungan dengan proses penyakit pada usus, yaitu kemungkinan usus buntu, yang ditandai dengan keluhan pasien tentang nyeri perut kanan menjalar hingga belakang dengan skala nyeri 7-8.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan rasa kembung akibat proses penyakit pada usus. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Dalam kasus ini, pasien mengalami anoreksia, mual, dan rasa kembung akibat proses penyakit pada usus, yang menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi.
3. Risiko konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas usus akibat proses penyakit pada usus. Risiko konstipasi adalah kerentanan untuk pengumpulan feses yang tidak teratur, tidak adekuat, atau tidak tepat waktu, yang mungkin membahayakan kesehatan. Pasien memiliki risiko konstipasi terkait dengan penurunan motilitas usus akibat proses penyakit pada usus.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol: Pasien melaporkan nyeri berkurang, dapat menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, dan dapat mengenali faktor-faktor yang memperberat dan memperingan nyeri. Tujuan ini diharapkan dapat tercapai setelah intervensi keperawatan yang tepat dalam mengelola nyeri pasien.
2. Status Nutrisi: Adekuat: Pasien menunjukkan peningkatan berat badan, asupan nutrisi yang adekuat, dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi. Tujuan ini diharapkan dapat tercapai setelah intervensi keperawatan yang tepat dalam mengelola nutrisi pasien.
3. Eliminasi Usus Teratur: Pasien memiliki pola defekasi yang teratur, tidak mengalami konstipasi, dan tidak mengalami distensi abdomen. Tujuan ini diharapkan dapat tercapai setelah intervensi keperawatan yang tepat dalam mengelola eliminasi usus pasien.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri: Kaji karakteristik nyeri, identifikasi faktor-faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik yang sesuai, dan ajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mengelola nyeri yang dirasakan.
2. Manajemen Nutrisi: Kaji status nutrisi pasien, kolaborasi dengan tim gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai, motivasi pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi, dan pantau intake dan output cairan. Tujuannya adalah untuk memastikan status nutrisi pasien tetap adekuat.
3. Manajemen Eliminasi: Kaji pola eliminasi usus pasien, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian laksatif atau obat-obatan yang sesuai, ajarkan pasien teknik untuk memperlancar eliminasi, dan pantau eliminasi usus pasien. Tujuannya adalah untuk memastikan eliminasi usus pasien tetap teratur. -
Article No. 18902 | 23 Jun 2025
Klinis : Pasien mengatakan nyeri perut kanan menjalar hingga belakang sejak 3 hr skala nyeri 7-8, sempat diare 5 hari lalu setelah makan penyetan, kurang nafsu makan karena merasa mual dan perut terasa kembung, pasien mengatakan takut apabila itu usus buntu. sampai akhirnya pasien ke poli RS Mika JAS tanggal 17 Juni 2025 keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis, Hb: 12,2, LED: 80, L: 13,7, Tr: 482rb, Kalium: 3,4, UL: Kuning keruh, Darah samar +1, keton+, bakteri+ . TTV: TD: 135/74mmHg, N: 78x/mnt, P: 20x/mnt, Sp O2: 98%, suhu: 36,2°c .
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri akut (SDKI 2017) berhubungan dengan infeksi saluran cerna yang ditandai dengan pasien mengeluhkan nyeri perut kanan menjalar ke belakang dengan skala nyeri 7-8.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien akan melaporkan penurunan intensitas nyeri dari skala 7-8 menjadi 2-3 dalam 3 hari.
2. Pasien akan tampak rileks dan nyaman.
3. Pasien akan mempertahankan aktivitas harian yang optimal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Kaji nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi dan yang mempengaruhi.
b. Berikan analgetik sesuai instruksi medis.
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Monitor efektivitas intervensi nyeri dan evaluasi respon pasien.
2. Manajemen Aktivitas dan Istirahat:
a. Kaji kemampuan fungsional pasien dan identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan dengan nyaman.
b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi.
c. Anjurkan pasien untuk beristirahat yang cukup.
d. Pantau tanda-tanda stres akibat aktivitas.
3. Edukasi Kesehatan:
a. Jelaskan penyebab, gejala, dan prognosis penyakit pasien.
b. Ajarkan strategi untuk mengatasi gejala, seperti manajemen mual dan kembung.
c. Dorong pasien untuk mematuhi rencana pengobatan.
d. Beri informasi tentang sumber dukungan yang tersedia.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami nyeri perut kanan menjalar ke belakang dengan skala nyeri 7-8, disertai gejala-gejala lain seperti diare, mual, dan perut kembung. Hal ini menunjukkan adanya infeksi atau gangguan pada saluran cerna, sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri akut" yang berhubungan dengan infeksi saluran cerna.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan intensitas nyeri diharapkan dapat dicapai dalam 3 hari, dari skala 7-8 menjadi 2-3, menunjukkan adanya perbaikan kondisi pasien.
2. Pasien akan tampak rileks dan nyaman, menandakan manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat mempertahankan aktivitas harian yang optimal, menunjukkan peningkatan kemampuan fungsional.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri bertujuan untuk mengkaji, mengatasi, dan memantau efektivitas penanganan nyeri yang dirasakan pasien.
2. Manajemen Aktivitas dan Istirahat bertujuan untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi dan memastikan istirahat yang cukup.
3. Edukasi Kesehatan bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada pasien terkait kondisi kesehatannya, sehingga pasien dapat berpartisipasi aktif dalam perawatannya.
Secara keseluruhan, intervensi keperawatan yang diberikan diharapkan dapat membantu pasien dalam mengatasi gejala nyeri, mempercepat pemulihan, dan meningkatkan kemampuan fungsional serta kualitas hidup pasien. -
Article No. 18903 | 23 Jun 2025
Klinis : Pasien mengatakan nyeri perut kanan menjalar hingga belakang sejak 3 hr skala nyeri 7-8, sempat diare 5 hari lalu setelah makan penyetan, kurang nafsu makan karena merasa mual dan perut terasa kembung, pasien mengatakan takut apabila itu usus buntu. sampai akhirnya pasien ke poli RS Mika JAS tanggal 17 Juni 2025 keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis, Hb: 12,2, LED: 80, L: 13,7, Tr: 482rb, Kalium: 3,4, UL: Kuning keruh, Darah samar +1, keton+, bakteri+ . TTV: TD: 135/74mmHg, N: 78x/mnt, P: 20x/mnt, Sp O2: 98%, suhu: 36,2°c .
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien tersebut:
---
### **Diagnosa Keperawatan Utama**
**1. Nyeri Akut (SDKI Code: D.0001)**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat, dan durasi kurang dari 3 bulan.
**Data Pendukung:**
- Keluhan nyeri perut kanan menjalar ke belakang (skala 7-8).
- Tanda klinis: LED meningkat (80 mm/jam), leukositosis (L: 13,7 ribu/µL), dan trombositosis (Tr: 482 ribu/µL), mengindikasikan inflamasi (misalnya apendisitis atau infeksi saluran cerna).
**Luaran (SLKI Code: L.08001) – Nyeri Terkontrol**
- Kriteria: Skala nyeri ?3, pasien mampu menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
**Intervensi (SIKI Code: I.08001) – Manajemen Nyeri**
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, durasi, faktor pencetus).
- Berikan analgesik sesuai protokol (misalnya parasetamol atau NSAID).
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
---
### **Diagnosa Keperawatan Tambahan**
**2. Risiko Defisit Volume Cairan (SDKI Code: D.0003)**
**Definisi:** Risiko penurunan volume cairan intravaskular, interstitial, atau intraselular yang dapat mengganggu homeostasis.
**Data Pendukung:**
- Riwayat diare dan mual.
- Hasil lab: Kalium rendah (3,4 mEq/L), urin keruh (+ bakteri, + keton), dan darah samar (+1).
**Luaran (SLKI Code: L.03002) – Keseimbangan Cairan Terjaga**
- Kriteria: Tanda vital stabil, elektrolit dalam batas normal, turgor kulit baik.
**Intervensi (SIKI Code: I.03001) – Manajemen Cairan**
- Pantau intake-output cairan.
- Berikan terapi rehidrasi oral/IV sesuai indikasi.
- Koreksi hipokalemia (kalium supplemen).
---
**3. Ansietas (SDKI Code: D.0014)**
**Definisi:** Perasaan tidak nyaman atau ketakutan akibat antisipasi bahaya (nyata atau tidak nyata).
**Data Pendukung:**
- Pasien menyatakan ketakutan terkait kemungkinan usus buntu.
**Luaran (SLKI Code: L.14001) – Ansietas Terkontrol**
- Kriteria: Pasien mampu mengidentifikasi penyebab ansietas dan menggunakan strategi koping efektif.
**Intervensi (SIKI Code: I.14003) – Edukasi Manajemen Ansietas**
- Berikan informasi jelas tentang kondisi dan rencana tindakan.
- Ajarkan teknik distraksi atau relaksasi.
---
**4. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Code: D.0002)**
**Definisi:** Asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan metabolik.
**Data Pendukung:**
- Nafsu makan menurun, mual, dan kembung.
- Kadar Hb 12,2 g/dL (batas bawah normal).
**Luaran (SLKI Code: L.02001) – Status Nutrisi Memadai**
- Kriteria: Peningkatan berat badan/lingkar lengan atas, asupan kalori sesuai kebutuhan.
**Intervensi (SIKI Code: I.02001) – Manajemen Nutrisi**
- Berikan diet kecil frekuensi sering (soft diet).
- Kolaborasi pemberian antiemetik jika diperlukan.
---
### **Rekomendasi**
- **Kolaborasi medis** untuk pemeriksaan lanjutan (USG abdomen/CT scan) guna menyingkirkan apendisitis atau infeksi saluran kemih.
- **Pemantauan ketat tanda-tanda perforasi usus** (nyeri mendadak, distensi abdomen, demam).
*Kode SDKI/SLKI/SIKI mengacu pada Edisi Terkini PPNI (2023).*
---
**Catatan:** Diagnosa keperawatan ini bersifat dinamis dan dapat disesuaikan dengan perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 18904 | 23 Jun 2025
Klinis : Pasien mengatakan nyeri perut kanan menjalar hingga belakang sejak 3 hr skala nyeri 7-8, sempat diare 5 hari lalu setelah makan penyetan, kurang nafsu makan karena merasa mual dan perut terasa kembung, pasien mengatakan takut apabila itu usus buntu. sampai akhirnya pasien ke poli RS Mika JAS tanggal 17 Juni 2025 keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis, Hb: 12,2, LED: 80, L: 13,7, Tr: 482rb, Kalium: 3,4, UL: Kuning keruh, Darah samar +1, keton+, bakteri+ . TTV: TD: 135/74mmHg, N: 78x/mnt, P: 20x/mnt, Sp O2: 98%, suhu: 36,2°c .
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (NANDA-I: 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
Kode SDKI: D.0075
2. Mual (NANDA-I: 00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman dan keinginan untuk muntah.
Kode SDKI: D.0082
3. Defisit perawatan diri: makan (NANDA-I: 00102)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri.
Kode SDKI: D.0146
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan atau respons pasien terhadap masalah kesehatan. Terdiri dari definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan kode diagnosis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan kode luaran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Terdiri dari definisi, aktivitas, dan kode intervensi.
Kode dan Definisi:
D.0075 Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
D.0082 Mual: Sensasi tidak nyaman dan keinginan untuk muntah.
D.0146 Defisit Perawatan Diri: Makan: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri. -
Article No. 18905 | 23 Jun 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sejak 5 hari yg lalu memberat sejak jam 6 pagi. Nyeri terasa hilang timbul, nyeri terasa seperti ditimpa beban berat, tidak menjalar, keringat dingin (-), mual (+), muntah (-). Perut kembung, belum BAB sejak 5 hari yang lalu. nyeri kepala (+) Batuk sejak 2 hari yang lalu.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Kondisi medis (misal: penyakit jantung koroner, gastritis, konstipasi), faktor psikologis.
Gejala dan Tanda: Pasien mengeluhkan nyeri dada yang dirasakan hilang timbul, terasa seperti tertimpa beban berat, tidak menjalar, disertai keringat dingin, mual, dan konstipasi.
2. Gangguan Pola Eliminasi Usus
Definisi: Perubahan dalam kebiasaan defekasi yang tidak sesuai dengan pola eliminasi yang biasa.
Penyebab: Faktor fisik (misal: penyakit gastrointestinal, obstruksi), faktor gaya hidup (misal: kurang asupan cairan dan serat).
Gejala dan Tanda: Pasien belum BAB sejak 5 hari yang lalu, serta perut terasa kembung.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
Penyebab: Keterbatasan fisik (misal: nyeri, kelemahan), penurunan kapasitas fungsional.
Gejala dan Tanda: Pasien mengalami nyeri dada, nyeri kepala, dan batuk yang dapat membatasi aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
- Pasien dapat mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
- Pasien dapat menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Pasien dapat menyatakan bahwa nyeri terkurangi atau terkontrol.
2. Keseimbangan Cairan
- Pasien dapat mempertahankan pola defekasi yang normal.
- Pasien dapat menyatakan bahwa tidak ada keluhan perut kembung atau konstipasi.
3. Toleransi Aktivitas Membaik
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
- Pasien dapat melaporkan peningkatan kemampuan fisik.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan durasi dan intensitas aktivitas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misal: relaksasi, terapi panas/dingin).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgetik yang sesuai.
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Manajemen Konstipasi
- Kaji pola eliminasi pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
- Anjurkan peningkatan asupan cairan dan serat dalam diet.
- Berikan laksatif atau supositoria sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik defekasi yang benar.
- Monitor pola eliminasi dan respons pasien terhadap intervensi.
3. Manajemen Aktivitas
- Kaji tingkat toleransi aktivitas pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
- Berikan edukasi tentang aktivitas yang aman dan dapat dilakukan.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai toleransi.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan.
- Monitor kemajuan pasien dalam meningkatkan toleransi aktivitas.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu nyeri terkontrol, keseimbangan cairan yang membaik, dan toleransi aktivitas yang meningkat. Penerapan intervensi yang tepat dapat membantu mempercepat pemulihan pasien. -
Article No. 18906 | 23 Jun 2025
Klinis : Keluhan telinga berdengung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Keluhan telinga berdengung" adalah:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran
Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima, mengorganisasi, dan/atau menginterpretasikan stimulus auditori secara akurat.
Gejala dan Tanda Mayor:
1. Keluhan telinga berdengung (tinnitus)
2. Penurunan kemampuan mendengar
3. Kesulitan dalam berkomunikasi
4. Cemas/takut terhadap kehilangan pendengaran
Gejala dan Tanda Minor:
1. Nyeri telinga
2. Rasa penuh di telinga
3. Riwayat trauma atau penyakit telinga
4. Ketidakmampuan mendengar suara tertentu
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Kemampuan Sensori Persepsi: Pendengaran
Definisi: Kemampuan untuk menerima, mengorganisasi, dan/atau menginterpretasikan stimulus auditori secara akurat.
Indikator:
a. Klien dapat mendengar suara dengan jelas
b. Klien dapat memahami percakapan dengan baik
c. Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang memerlukan pendengaran
2. Penurunan Tinnitus
Definisi: Penurunan atau hilangnya rasa berdengung di telinga.
Indikator:
a. Klien melaporkan berkurangnya rasa berdengung di telinga
b. Klien dapat beristirahat dengan nyaman
c. Klien dapat berkonsentrasi dengan baik
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran
a. Kaji riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik telinga
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan pemeriksaan pendengaran
c. Beri edukasi kepada klien dan keluarga tentang penyebab, penanganan, dan pencegahan gangguan pendengaran
d. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi tinnitus
e. Berikan alat bantu dengar jika diperlukan
f. Monitor kemajuan klien dalam meningkatkan kemampuan pendengaran
2. Manajemen Tinnitus
a. Kaji intensitas, frekuensi, dan karakteristik tinnitus
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan terapi farmakologi dan non-farmakologi
c. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi persepsi tinnitus
d. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk mengurangi tinnitus
e. Libatkan keluarga dalam mendukung klien mengatasi tinnitus
f. Monitor kemajuan klien dalam mengurangi tinnitus
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran" dipilih karena sesuai dengan keluhan utama klien yaitu telinga berdengung (tinnitus). Tinnitus merupakan salah satu gejala mayor dalam diagnosa ini. Luaran yang diharapkan adalah peningkatan kemampuan sensori persepsi: pendengaran dan penurunan tinnitus, yang dapat dicapai melalui intervensi keperawatan seperti manajemen gangguan sensori persepsi: pendengaran dan manajemen tinnitus. Intervensi tersebut mencakup pengkajian, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, edukasi, serta pemberian terapi farmakologi dan non-farmakologi untuk mengatasi masalah pendengaran dan tinnitus pada klien. -
Article No. 18907 | 23 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan flu dan batuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan flu dan batuk:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan flu dan batuk adalah "Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas" (00031). Diagnosa ini mencerminkan masalah utama pasien, yaitu adanya hambatan dalam membersihkan sekresi saluran napas secara efektif.
Definisi dari diagnosa ini adalah "Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal." Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti produksi sekret yang berlebihan, edema mukosa, dan kelemahan otot pernapasan akibat infeksi virus.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
a. Bersihan Jalan Napas Efektif (0410)
- Kriteria hasil: Pasien dapat batuk efektif, suara napas bersih, tidak ada perubahan frekuensi napas, dan oksigenasi adekuat.
b. Pengendalian Batuk (0490)
- Kriteria hasil: Pasien dapat mengontrol batuk, frekuensi batuk berkurang, dan pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
c. Status Pernapasan: Ventilasi (0402)
- Kriteria hasil: Pasien menunjukkan pola napas yang stabil, frekuensi napas dalam batas normal, dan oksigenasi adekuat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
a. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Aktivitas: Membersihkan sekresi saluran napas, mengatur posisi pasien, memberikan hidrasi yang adekuat, dan melakukan perawatan laring.
b. Manajemen Batuk (3200)
- Aktivitas: Mengajarkan teknik batuk efektif, memberikan mukolitik, dan mempertahankan asupan cairan yang adekuat.
c. Manajemen Oksigenasi (3320)
- Aktivitas: Memantau status oksigenasi, mempertahankan pola napas yang efektif, dan memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
d. Terapi Inhalasi (3250)
- Aktivitas: Memberikan terapi inhalasi, seperti nebulizer, untuk membantu melembabkan dan membersihkan sekresi saluran napas.
e. Edukasi Kesehatan (5510)
- Aktivitas: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan diri, pencegahan komplikasi, dan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan.
Secara keseluruhan, intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas, mengendalikan batuk, dan mempertahankan status pernapasan yang optimal pada pasien dengan keluhan flu dan batuk. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, juga diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 18908 | 23 Jun 2025
Klinis : klien seorang perempuan usia 71 tahun datang dengan keluhan keluhan telinga mendengung, nyeri lengan kanan atas tangan kanan kaku
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi klien yang diberikan, yaitu seorang perempuan usia 71 tahun dengan keluhan telinga mendengung, nyeri lengan kanan atas, dan tangan kanan kaku, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran Terganggu
Definisi: Persepsi yang terdistorsi atau tidak akurat tentang stimulus auditori.
Karakteristik: Klien mengeluhkan telinga mendengung.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik: Klien mengeluhkan nyeri di lengan kanan atas.
3. Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh faktor muskuloskeletal, neurologis, atau faktor lain.
Karakteristik: Klien mengalami tangan kanan yang kaku.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran Terganggu
- Tujuan: Klien akan menunjukkan peningkatan dalam persepsi pendengaran yang akurat dan fungsional setelah dilakukan intervensi keperawatan.
- Kriteria Hasil:
a. Klien melaporkan berkurangnya telinga mendengung.
b. Klien dapat mendengar dengan jelas.
c. Klien dapat berpartisipasi dalam komunikasi verbal dengan baik.
2. Nyeri Akut
- Tujuan: Klien akan menunjukkan penurunan nyeri setelah dilakukan intervensi keperawatan.
- Kriteria Hasil:
a. Klien melaporkan penurunan skala nyeri.
b. Klien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
c. Klien dapat beraktivitas dengan nyaman.
3. Gangguan Mobilitas Fisik
- Tujuan: Klien akan menunjukkan peningkatan dalam mobilitas fisik setelah dilakukan intervensi keperawatan.
- Kriteria Hasil:
a. Klien dapat menggerakkan tangan kanan dengan lebih bebas.
b. Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mandiri.
c. Klien menunjukkan peningkatan dalam kekuatan dan rentang gerak sendi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran Terganggu
- Manajemen Lingkungan: Mengatur lingkungan agar mendukung kemampuan pendengaran klien, seperti mengurangi kebisingan.
- Terapi Modalitas: Menggunakan modalitas terapi pendengaran, seperti alat bantu dengar, jika diperlukan.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang manajemen gangguan pendengaran.
2. Nyeri Akut
- Manajemen Nyeri: Mengkaji nyeri secara komprehensif dan menerapkan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Terapi Modalitas: Menggunakan modalitas terapi seperti terapi panas/dingin, relaksasi, dan massage untuk mengurangi nyeri.
- Kolaborasi: Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk mendapatkan pengobatan yang optimal.
3. Gangguan Mobilitas Fisik
- Terapi Latihan: Melakukan latihan rentang gerak, latihan penguatan otot, dan latihan fungsional untuk meningkatkan mobilitas fisik.
- Terapi Modalitas: Menggunakan modalitas terapi seperti terapi panas/dingin, elektroterapi, dan terapi manual untuk meningkatkan mobilitas.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang manajemen gangguan mobilitas fisik dan pentingnya latihan.
Penjelasan secara rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah diberikan. Jika ada pertanyaan atau butuh klarifikasi lebih lanjut, silakan bertanya.