Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20931 | 20 Aug 2025
Klinis : Tentukan evaluasi untuk diagnosis gangguan mobilitas fisik dengan kasus Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri setelah jatuh dari tangga setinggi sekitar 2 meter. Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan tungkai kirinya dan merasa sangat nyeri bila mencoba digerakkan. Saat pemeriksaan, pasien dalam kondisi sadar penuh, tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, suhu 36,8°C). Pada ekstremitas bawah kiri tampak deformitas pada paha, bengkak, disertai keterbatasan pergerakan. Tidak tampak luka terbuka pada kulit. Sirkulasi perifer, motorik, dan sensorik distal masih baik. Hasil foto rontgen menunjukkan adanya fraktur tertutup pada femur kiri bagian tengah. Pasien kemudian direncanakan untuk dilakukan operasi open reduction internal fixation (ORIF).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta evaluasi untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan fraktur femur tertutup, ditandai dengan keterbatasan pergerakan tungkai kiri.
Kode SDKI: 00085
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang bertujuan dan terkoordinasi dari satu atau lebih ekstremitas.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00085
- Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang bertujuan dan terkoordinasi dari satu atau lebih ekstremitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 1805
- Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan gerakan tubuh yang terkoordinasi dan terarah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 4420
- Definisi: Pemberian bantuan untuk meningkatkan atau mempertahankan kemampuan individu dalam melakukan gerakan tubuh yang terkoordinasi dan terarah.
Evaluasi:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Menunjukkan peningkatan kemampuan pergerakan tungkai kiri setelah dilakukan ORIF.
2. Menunjukkan penurunan nyeri pada tungkai kiri.
3. Menunjukkan peningkatan kemampuan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
Catatan:
Pasien akan membutuhkan perawatan dan rehabilitasi yang komprehensif untuk memulihkan mobilitas fisiknya setelah operasi ORIF. Evaluasi harus dilakukan secara berkala untuk memantau kemajuan pasien. -
Article No. 20849 | 19 Aug 2025
Klinis : penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai kondisi penurunan curah jantung, mulai dari diagnosis keperawatan SDKI, luaran atau output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI). Saya akan menggunakan nada akademis dan berbicara dari sudut pandang seorang perawat profesional.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi penurunan curah jantung:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi penurunan curah jantung berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Penurunan Curah Jantung". Penurunan curah jantung didefinisikan sebagai ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Karakteristik definisi penurunan curah jantung mencakup:
- Adanya penurunan volume sekuncup
- Peningkatan frekuensi jantung
- Penurunan isi sekuncup
- Peningkatan tekanan darah
- Peningkatan tekanan vena
- Penurunan perfusi jaringan
- Tanda dan gejala ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen di jaringan
Diagnosa ini menggambarkan kondisi klinis pasien dengan penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif, sehingga dapat menyebabkan gangguan pada perfusi jaringan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran atau output yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) untuk kondisi penurunan curah jantung adalah:
a. Stabilitas Hemodinamik
- Frekuensi jantung dalam rentang normal
- Tekanan darah dalam rentang normal
- Isi sekuncup dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda kegagalan jantung
b. Perfusi Jaringan yang Adekuat
- Capillary refill time normal
- Tidak ada tanda-tanda hipoperfusi (seperti pucat, dingin, sianosis)
- Tidak ada edema
- Tidak ada keluhan gejala kekurangan oksigen (seperti sesak napas, kelelahan, pusing)
c. Tidak Ada Komplikasi
- Tidak terjadi komplikasi akibat penurunan curah jantung (seperti gagal jantung, syok kardiogenik)
- Tidak terjadi komplikasi akibat penanganan (seperti efek samping obat-obatan)
Luaran ini menggambarkan kondisi ideal yang diharapkan dicapai setelah pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien dengan penurunan curah jantung.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan penurunan curah jantung, beberapa intervensi keperawatan yang perlu dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
a. Pemantauan Hemodinamik
- Pemantauan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
- Pemantauan output jantung (isi sekuncup, curah jantung)
- Pemantauan status cairan (intake, output, balance cairan)
- Pemantauan status elektrolit (natrium, kalium, kalsium)
b. Manajemen Perfusi Jaringan
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Pengaturan posisi (seperti posisi semi-fowler)
- Manajemen edema (misalnya elevasi ekstremitas)
- Kolaborasi pemberian obat-obatan vasoaktif (jika diperlukan)
c. Pencegahan Komplikasi
- Pencegahan komplikasi kardiovaskular (misalnya monitoring tanda-tanda gagal jantung)
- Pencegahan komplikasi terkait penanganan (misalnya efek samping obat-obatan)
- Edukasi pasien dan keluarga tentang gejala komplikasi dan tindakan yang harus dilakukan
Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk menstabilkan kondisi hemodinamik, mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat, serta mencegah terjadinya komplikasi yang dapat memperburuk kondisi pasien dengan penurunan curah jantung.
Secara keseluruhan, pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif, termasuk diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, merupakan upaya untuk membantu pasien dengan penurunan curah jantung mencapai stabilitas kondisi dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi. -
Article No. 20850 | 19 Aug 2025
Klinis : berat badan pasien turun, pasien dipasang nasal kanul dan ngt, pasien tidak muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Malnutrisi Berhubungan dengan Penurunan Berat Badan
Kode: 00194 (NANDA-I)
Penjelasan Singkat:
Diagnosa ini menggambarkan kondisi pasien yang mengalami penurunan berat badan yang dapat mengakibatkan risiko malnutrisi. Hal ini dapat disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak adekuat atau perubahan metabolisme.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Malnutrisi
Kode: 10025
Definisi: Kerentanan terhadap ketidakseimbangan nutrisi yang dapat menyebabkan malnutrisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Status Gizi
Kode: 10037
Definisi: Keadaan yang menggambarkan tingkat pemenuhan kebutuhan nutrisi individu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi
Kode: 10049
Definisi: Upaya untuk mempertahankan atau memperbaiki status nutrisi individu.
Dengan kondisi pasien yang dipasang nasal kanul dan NGT, serta tidak muntah, intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah:
- Memantau asupan dan output nutrisi pasien
- Memastikan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi melalui pemberian nutrisi enteral (melalui NGT)
- Mengoptimalkan toleransi nutrisi enteral
- Memberikan edukasi dan konseling terkait nutrisi kepada pasien dan keluarga
Diharapkan intervensi ini dapat membantu meningkatkan status gizi pasien dan mencegah risiko malnutrisi. -
Article No. 20851 | 19 Aug 2025
Klinis : pasien datang ingin melakukan kontrol ulang post op jari tangan kiri ke rumah sakit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Berdasarkan informasi yang diberikan, di mana pasien datang untuk melakukan kontrol ulang post op jari tangan kiri, maka diagnosa keperawatan yang sesuai dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
Pasien yang menjalani operasi jari tangan memiliki risiko infeksi yang perlu diidentifikasi dan ditangani dengan tepat. Pemantauan tanda-tanda infeksi, perawatan luka, dan pemberian terapi antibiotik yang sesuai menjadi sangat penting untuk mencegah komplikasi dan memfasilitasi proses penyembuhan yang optimal.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
Luaran: Bebas Infeksi
Definisi: Tidak adanya tanda-tanda dan gejala infeksi pada jaringan.
Indikator:
a. Tidak ada kemerahan, pembengkakan, atau peningkatan suhu pada area luka operasi.
b. Tidak ada drainase atau eksudasi cairan purulent dari luka.
c. Tidak ada nyeri atau rasa tidak nyaman pada area luka.
d. Tidak ada demam atau tanda-tanda infeksi sistemik.
Pencapaian luaran ini menunjukkan bahwa proses penyembuhan luka berjalan dengan baik dan tidak terjadi komplikasi infeksi, sehingga pasien dapat kembali ke kondisi yang optimal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran "Bebas Infeksi" pada pasien pasca operasi jari tangan, diperlukan intervensi keperawatan yang komprehensif berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), antara lain:
a. Perawatan Luka
- Melakukan penilaian luka secara berkala (misalnya warna, suhu, eksudat, dan tanda-tanda infeksi)
- Membersihkan luka dengan teknik aseptik dan menggunakan larutan antiseptik yang sesuai
- Mengganti balutan luka secara teratur sesuai kebutuhan
- Memantau tanda-tanda infeksi dan mengkomunikasikan temuan kepada tenaga kesehatan yang bertanggung jawab
b. Pemberian Terapi Antibiotik
- Memantau pemberian antibiotik sesuai dengan resep dokter
- Memantau efek samping dan interaksi obat yang mungkin terjadi
- Memastikan kepatuhan pasien dalam mengonsumsi antibiotik
c. Edukasi dan Konseling Pasien
- Memberikan edukasi tentang perawatan luka dan tanda-tanda infeksi
- Mengajarkan pasien teknik perawatan luka yang tepat
- Memotivasi pasien untuk mematuhi regimen pengobatan dan perawatan
d. Pemantauan dan Evaluasi
- Melakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
- Melakukan evaluasi perkembangan penyembuhan luka secara teratur
- Mengkomunikasikan temuan dan rencana tindak lanjut kepada tenaga kesehatan yang bertanggung jawab
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran "Bebas Infeksi" dan proses penyembuhan luka dapat berlangsung dengan baik. -
Article No. 20852 | 19 Aug 2025
Klinis : pergerakan tangan dan kaki tidak terkendali
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pergerakan tangan dan kaki yang tidak terkendali adalah "Ketidakstabilan Neuromuskular". Diagnosis ini mengacu pada gangguan pada sistem saraf dan otot yang menyebabkan pergerakan yang tidak terkontrol.
Penjelasan:
Ketidakstabilan Neuromuskular merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi ketidakmampuan individu untuk mengontrol pergerakan anggota gerak, seperti tangan dan kaki, akibat gangguan pada sistem saraf dan otot. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera otak, penyakit neurologis, atau efek samping obat-obatan tertentu.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Stabilitas Neuromuskular Meningkat
2. Mobilitas Fisik Membaik
3. Risiko Cedera Menurun
Penjelasan:
1. Stabilitas Neuromuskular Meningkat
Indikator dari luaran ini adalah pasien mampu mengontrol pergerakan tangan dan kaki secara lebih stabil, serta adanya penurunan frekuensi gerakan tidak terkendali.
2. Mobilitas Fisik Membaik
Indikator luaran ini adalah pasien dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari dengan lebih baik, seperti berjalan, menggenggam, dan melakukan aktivitas lainnya.
3. Risiko Cedera Menurun
Indikator luaran ini adalah pasien memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami cedera akibat pergerakan tidak terkendali, seperti terjatuh atau benturan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Neuromuskular
2. Terapi Aktivitas
3. Pencegahan Risiko Cedera
Penjelasan:
1. Manajemen Neuromuskular
Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien dalam mengontrol pergerakan anggota gerak melalui berbagai teknik, seperti:
- Latihan kontrol pergerakan
- Pemberian obat-obatan sesuai resep dokter
- Terapi fisik untuk meningkatkan kekuatan dan koordinasi
2. Terapi Aktivitas
Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan mobilitas fisik dan kemampuan fungsional melalui:
- Latihan aktivitas sehari-hari yang terstruktur
- Penggunaan alat bantu mobilitas jika diperlukan
- Modifikasi lingkungan untuk memfasilitasi aktivitas
3. Pencegahan Risiko Cedera
Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi risiko cedera yang mungkin terjadi akibat pergerakan tidak terkendali, seperti:
- Penggunaan alat pelindung (misalnya bantalan, pengaman)
- Pengawasan ketat saat pasien melakukan aktivitas
- Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai risiko cedera dan cara pencegahannya
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu peningkatan stabilitas neuromuskular, perbaikan mobilitas fisik, dan penurunan risiko cedera. -
Article No. 20853 | 19 Aug 2025
Klinis : communicating hydrocephalus cerebral edma plagiocephaly cerebral palsy-mild hyponatremia artinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menjabarkan hal-hal yang Anda minta secara rinci dan terperinci dengan tone akademis dan persona sebagai pakar keperawatan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi:
a. Communicating hydrocephalus: Diagnosa yang sesuai adalah "Peningkatan tekanan intrakranial". Kondisi ini ditandai dengan adanya gangguan sirkulasi cairan serebrospinal yang menyebabkan peningkatan tekanan di dalam rongga kranium.
b. Cerebral edema: Diagnosa yang sesuai adalah "Peningkatan tekanan intrakranial". Cerebral edema merupakan akumulasi cairan di dalam jaringan otak yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial.
c. Plagiocephaly: Diagnosa yang sesuai adalah "Gangguan bentuk kepala". Plagiocephaly adalah kondisi deformitas kepala yang menyebabkan asimetri pada bentuk kepala.
d. Cerebral palsy-mild: Diagnosa yang sesuai adalah "Gangguan mobilitas fisik". Cerebral palsy adalah kondisi gangguan motorik yang disebabkan oleh kerusakan pada otak, yang dapat menyebabkan gangguan pada pergerakan dan koordinasi tubuh.
e. Hyponatremia: Diagnosa yang sesuai adalah "Ketidakseimbangan cairan". Hyponatremia adalah kondisi penurunan kadar natrium dalam darah yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Peningkatan tekanan intrakranial:
- Tekanan intrakranial dalam batas normal
- Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial terkendali
- Gejala penurunan tekanan intrakranial teratasi
b. Gangguan bentuk kepala:
- Bentuk kepala menjadi simetris
- Tidak ada deformitas pada kepala
- Fungsi perkembangan otak optimal
c. Gangguan mobilitas fisik:
- Mobilitas fisik meningkat
- Kemampuan fungsional meningkat
- Tidak ada komplikasi terkait gangguan mobilitas
d. Ketidakseimbangan cairan:
- Kadar natrium dalam batas normal
- Tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan teratasi
- Tidak ada komplikasi terkait ketidakseimbangan cairan
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Peningkatan tekanan intrakranial:
- Pemantauan tanda-tanda vital dan neurologi secara berkala
- Pemberian obat-obatan untuk menurunkan tekanan intrakranial
- Pengaturan posisi kepala dan leher untuk memfasilitasi drainase cairan serebrospinal
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli terapi fisik, dll.) untuk penanganan komprehensif
b. Gangguan bentuk kepala:
- Perawatan khusus untuk mempertahankan dan memperbaiki bentuk kepala
- Pemberian alat bantu untuk menjaga posisi kepala (misal: topi pelindung)
- Edukasi dan konseling bagi keluarga tentang perawatan dan stimulasi perkembangan anak
c. Gangguan mobilitas fisik:
- Terapi latihan untuk meningkatkan kekuatan, koordinasi, dan mobilitas
- Penggunaan alat bantu mobilitas sesuai kebutuhan (kursi roda, walker, dll.)
- Kolaborasi dengan ahli terapi fisik dan okupasi untuk intervensi komprehensif
d. Ketidakseimbangan cairan:
- Pemantauan intake dan output cairan secara ketat
- Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Edukasi bagi pasien dan keluarga tentang manajemen cairan dan elektrolit
Setiap intervensi keperawatan yang dilakukan harus didasarkan pada diagnosa keperawatan yang tepat dan bertujuan untuk mencapai luaran/output yang diharapkan. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sangat penting untuk menangani kondisi-kondisi yang kompleks. -
Article No. 20854 | 19 Aug 2025
Klinis : communicating hydrocephalus cerebral edma plagiocephaly cerebral palsy-mild hyponatremia, diagnosa keperawatan yang dapat diambil
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan hydrocephalus dan edema serebral.
2. Mobilitas Fisik Terganggu berhubungan dengan plagiocephaly dan cerebral palsy-mild.
3. Ketidakseimbangan Elektrolit berhubungan dengan hyponatremia.
Penjelasan:
a. Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan hydrocephalus dan edema serebral. Hydrocephalus dan edema serebral dapat menyebabkan gangguan pada fungsi kognitif, motorik, dan sensorik yang dapat menghambat kemampuan pasien dalam berkomunikasi secara verbal.
b. Mobilitas Fisik Terganggu berhubungan dengan plagiocephaly dan cerebral palsy-mild. Plagiocephaly dapat menyebabkan keterbatasan pada pergerakan kepala dan leher, sedangkan cerebral palsy-mild dapat mengganggu koordinasi dan kontrol otot, sehingga mempengaruhi mobilitas fisik pasien.
c. Ketidakseimbangan Elektrolit berhubungan dengan hyponatremia. Hyponatremia dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti mual, muntah, kebingungan, kelelahan, dan bahkan koma, yang perlu segera diatasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Komunikasi Verbal Membaik
2. Mobilitas Fisik Membaik
3. Keseimbangan Elektrolit Membaik
Penjelasan:
a. Komunikasi Verbal Membaik: Pasien dapat berkomunikasi secara verbal dengan lebih baik, seperti mampu menyampaikan kebutuhan dan pemikirannya dengan jelas.
b. Mobilitas Fisik Membaik: Pasien dapat bergerak dan berpindah-pindah dengan lebih leluasa, seperti dapat menggerakkan kepala dan leher dengan lebih baik, serta meningkatkan koordinasi dan kontrol otot.
c. Keseimbangan Elektrolit Membaik: Kadar elektrolit dalam darah, khususnya natrium, berada dalam rentang normal, sehingga gejala-gejala yang timbul akibat hyponatremia dapat teratasi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Komunikasi
2. Terapi Aktivitas
3. Manajemen Cairan
Penjelasan:
a. Manajemen Komunikasi: Intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi pasien, seperti menggunakan alat bantu komunikasi, menyediakan lingkungan yang mendukung, dan melibatkan keluarga dalam proses komunikasi.
b. Terapi Aktivitas: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan mobilitas fisik pasien, seperti melakukan latihan pergerakan kepala dan leher, serta latihan koordinasi dan kontrol otot.
c. Manajemen Cairan: Intervensi ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, seperti memantau asupan dan output cairan, serta mengatur pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan pasien.
Secara keseluruhan, penanganan kondisi ini membutuhkan pendekatan yang komprehensif, melibatkan berbagai intervensi keperawatan untuk mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 20855 | 19 Aug 2025
Klinis : communicating hydrocephalus cerebral edma plagiocephaly cerebral palsy-mild hyponatremia, diagnosa keperawatan yang dapat diambil
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
a. Communicating hydrocephalus: Gangguan Pengaturan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
b. Cerebral edema: Gangguan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
c. Plagiocephaly: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan perubahan struktur kranium
d. Cerebral palsy-mild: Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan disfungsi neuromuskular
e. Hyponatremia: Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Gangguan Pengaturan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial:
- Keseimbangan Cairan dan Elektrolit: Cairan tubuh tetap dalam batas normal
- Tekanan Darah: Tekanan darah dalam batas normal
- Keseimbangan Asam-Basa: pH, PCO2, dan HCO3 dalam batas normal
b. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial:
- Fungsi Neurologis: Fungsi neurologis tetap stabil atau membaik
- Perfusi Jaringan: Perfusi jaringan serebral tetap adekuat
- Nyeri: Pasien bebas dari nyeri kepala
c. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan perubahan struktur kranium:
- Fungsi Neurologis: Fungsi neurologis tetap stabil atau membaik
- Perkembangan: Perkembangan motorik dan kognitif sesuai dengan usia
- Integritas Struktur Kranium: Struktur kranium menunjukkan perbaikan
d. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan disfungsi neuromuskular:
- Mobilitas Fisik: Mobilitas fisik meningkat
- Fungsi Neuromuskular: Fungsi neuromuskular membaik
- Kekuatan Otot: Kekuatan otot meningkat
e. Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat:
- Keseimbangan Cairan: Keseimbangan cairan tetap dalam batas normal
- Hidrasi: Tanda-tanda hidrasi adekuat
- Fungsi Organ: Fungsi organ tetap stabil atau membaik
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Gangguan Pengaturan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial:
- Pemantauan Cairan dan Elektrolit: Memantau intake, output, dan status cairan dan elektrolit pasien
- Manajemen Cairan: Memberikan cairan sesuai kebutuhan pasien untuk menjaga keseimbangan cairan
- Terapi Obat: Memberikan obat-obatan yang dapat menurunkan tekanan intrakranial
b. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial:
- Pemantauan Neurologis: Memantau tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial dan fungsi neurologis
- Manajemen Nyeri: Memberikan terapi analgesik untuk mengurangi nyeri kepala
- Posisioning: Memposisikan pasien untuk memfasilitasi perfusi serebral yang adekuat
c. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan perubahan struktur kranium:
- Pemantauan Perkembangan: Memantau perkembangan motorik dan kognitif pasien
- Stimulasi Perkembangan: Memberikan stimulasi perkembangan yang sesuai dengan usia pasien
- Perawatan Kranium: Memantau dan merawat struktur kranium pasien
d. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan disfungsi neuromuskular:
- Terapi Fisik: Memberikan terapi fisik untuk meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot
- Pelatihan Aktivitas: Melatih pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
- Manajemen Nyeri: Memberikan terapi analgesik untuk mengurangi nyeri yang menghambat mobilitas
e. Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat:
- Pemantauan Cairan: Memantau intake, output, dan status hidrasi pasien
- Manajemen Cairan: Memberikan cairan sesuai kebutuhan pasien untuk menjaga keseimbangan cairan
- Edukasi Asupan Cairan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat.
Penjelasan di atas memberikan rincian mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien yang dideskripsikan. Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 20856 | 19 Aug 2025
Klinis : communicating hydrocephalus cerebral edma plagiocephaly cerebral palsy-mild hyponatremia, diagnosa keperawatan yang dapat diambil
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
a. Communicating hydrocephalus: Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
b. Cerebral edema: Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Peningkatan Tekanan Intrakranial berhubungan dengan edema serebri.
c. Plagiocephaly: Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan struktur kepala.
d. Cerebral palsy-mild: Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan kelemahan otot pernapasan.
e. Hyponatremia: Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan penurunan natrium serum.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial:
- Klien akan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang ditandai dengan peningkatan durasi dan frekuensi aktivitas.
- Klien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil selama aktivitas.
b. Peningkatan Tekanan Intrakranial berhubungan dengan edema serebri:
- Klien akan menunjukkan penurunan tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, seperti penurunan nyeri kepala, mual, dan perubahan kesadaran.
- Klien akan menunjukkan stabilitas tanda-tanda vital selama perawatan.
c. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan struktur kepala:
- Klien akan mengungkapkan penerimaan terhadap perubahan struktur kepala.
- Klien akan menunjukkan peningkatan harga diri dan kepercayaan diri.
d. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan kelemahan otot pernapasan:
- Klien akan menunjukkan peningkatan kekuatan otot pernapasan yang ditandai dengan peningkatan volume dan pola pernapasan.
- Klien akan menunjukkan peningkatan saturasi oksigen selama istirahat dan aktivitas.
e. Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan penurunan natrium serum:
- Klien akan menunjukkan peningkatan kadar natrium serum dalam rentang normal.
- Klien akan menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang baik, seperti turgor kulit yang baik dan mukosa lembab.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial:
- Pantau tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
- Atur aktivitas sesuai dengan toleransi klien, mulai dari aktivitas ringan dan progresif.
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya aktivitas dan manajemen gejala.
b. Peningkatan Tekanan Intrakranial berhubungan dengan edema serebri:
- Pantau tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, seperti nyeri kepala, mual, dan perubahan kesadaran.
- Posisikan kepala klien pada sudut 30-45 derajat untuk menurunkan tekanan intrakranial.
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi untuk menurunkan edema serebri.
c. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan struktur kepala:
- Lakukan terapi bermain dan seni untuk membantu klien mengekspresikan perasaannya.
- Libatkan klien dalam perawatan diri untuk meningkatkan harga diri.
- Berikan dukungan psikologis dan berdiskusi dengan klien tentang perubahan struktur kepala.
d. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan kelemahan otot pernapasan:
- Lakukan latihan pernapasan dan teknik relaksasi untuk meningkatkan kekuatan otot pernapasan.
- Pantau saturasi oksigen dan berikan oksigen tambahan jika diperlukan.
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya latihan pernapasan.
e. Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan penurunan natrium serum:
- Pantau kadar natrium serum dan gejala terkait hiponatremia.
- Berikan cairan infus dan elektrolit sesuai indikasi untuk mengoreksi ketidakseimbangan.
- Edukasi klien dan keluarga tentang manajemen cairan dan elektrolit.
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi yang Anda berikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 20857 | 19 Aug 2025
Klinis : demam sejak 3 hari yang lalu, tinggi terus menerus. klinis perdarahan disangkal oleh pasien. mengeluhkan batuk berdahak bersamaan dengan demam. badan terasa lemas, nafsu makan dan minum menurun karena keluhan yang dirasakan. keluhan mual (+) muntah (-) diare (-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah jawaban saya:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
Penyebab utama: Infeksi, peradangan, dehidrasi.
Karakteristik Mayor: Suhu tubuh lebih dari 38°C, menggigil, kulit kemerahan.
Karakteristik Minor: Kelelahan, nafsu makan menurun, perubahan pola tidur.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab utama: Produksi sekret yang meningkat, letargi.
Karakteristik Mayor: Batuk produktif, bunyi napas tambahan, sesak napas.
Karakteristik Minor: Sputum berwarna, napas cuping hidung.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia
- Suhu tubuh kembali normal (36,5-37,5°C)
- Tidak ada tanda-tanda peningkatan suhu tubuh
- Pasien tidak lagi mengeluh demam
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Jalan napas tetap terbuka
- Tidak ada produksi sekret yang berlebihan
- Tidak ada bunyi napas tambahan
- Pasien dapat batuk dan bernapas dengan mudah
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Hipertermia
- Pantau suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh
- Berikan cairan dan elektrolit secukupnya
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian obat penurun demam, jika diperlukan
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya bunyi tambahan
- Bantu pasien untuk melakukan batuk efektif dan latihan napas dalam
- Berikan humidifikasi oksigen, jika diperlukan
- Berikan tindakan suction, jika diperlukan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian terapi bronkodilator atau mukolitik, jika diperlukan
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosis keperawatan Hipertermia dan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas dipilih berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien, yaitu demam yang tinggi dan terus-menerus, serta keluhan batuk berdahak. Kedua diagnosis ini saling terkait, karena demam dapat menyebabkan peningkatan produksi sekret di saluran napas, sehingga dapat menghambat bersihan jalan napas.
Luaran yang diharapkan adalah agar suhu tubuh pasien kembali normal, tidak ada lagi tanda-tanda peningkatan suhu, dan pasien tidak lagi mengeluh demam. Selain itu, diharapkan jalan napas pasien tetap terbuka, tidak ada produksi sekret yang berlebihan, tidak ada bunyi napas tambahan, dan pasien dapat batuk dan bernapas dengan mudah.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan suhu tubuh, pemberian kompres hangat, pemberian cairan dan elektrolit, serta pengaturan istirahat untuk mengatasi hipertermia. Untuk mengatasi ketidakefektifan bersihan jalan napas, dilakukan auskultasi suara napas, bantuan batuk efektif dan latihan napas dalam, pemberian humidifikasi oksigen, tindakan suction, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian terapi bronkodilator atau mukolitik, jika diperlukan.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan kondisi pasien dapat segera membaik dan mencapai luaran yang diharapkan.