Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 7946 | 05 Dec 2024
Klinis : ibu pasien mengatakan perut anak kembun hari ini tidak bab cair, kentut tidak tau.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang disampaikan, yaitu perut anak kembung dan tidak bab cair serta tidak ada kentut, maka diagnosis yang mungkin adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R14.0
- Deskripsi: Distension of abdomen
Penjelasan:
- Kode R14.0 dalam ICD-10 merujuk pada kondisi distension atau kembungnya perut, yang merupakan salah satu gejala umum dari gangguan gastrointestinal.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti konstipasi, gas dalam usus, atau bahkan obstruksi usus.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Diagnostic procedures on intestines, not elsewhere classified
Penjelasan:
- Kode 45.23 dalam ICD-9-CM merujuk pada prosedur diagnostik pada usus yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
- Prosedur ini dapat mencakup pemeriksaan fisik, tes laboratorium, atau modalitas pencitraan untuk mengetahui penyebab dari gejala kembungnya perut dan tidak adanya buang air besar.
Catatan:
Untuk mendapatkan diagnosis dan rencana penatalaksanaan yang tepat, disarankan agar pasien dapat diperiksa lebih lanjut oleh tenaga kesehatan yang berwenang, seperti dokter umum atau pediatrik. -
Article No. 7947 | 05 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan demam sudah 8 hari,dan terasa nyeri dibagian dada dan punggung serta pasien sesak napas dan tampak terpasang oksigen 3 liter
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi, berdasarkan keluhan pasien yang mengatakan demam sudah 8 hari.
2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis, terbukti dengan keluhan nyeri di dada dan punggung.
3. Gangguan pola napas berhubungan dengan proses penyakit, ditandai dengan sesak napas dan pasien terpasang oksigen.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan panduan yang berisi daftar diagnosa keperawatan, definisi, penyebab, gejala dan tanda, serta faktor yang berhubungan. Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan pengkajian, analisis data, dan perumusan masalah keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah panduan yang berisi luaran (outcome) keperawatan, definisi, kriteria hasil, dan target pencapaian. Luaran keperawatan merupakan pernyataan yang menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah panduan yang berisi intervensi keperawatan, definisi, tujuan, aktivitas, dan rasional. Intervensi keperawatan adalah serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Ketiga standar ini (SDKI, SLKI, SIKI) merupakan acuan dalam praktik keperawatan di Indonesia, yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menjamin kualitas dan standarisasi asuhan keperawatan. -
Article No. 7948 | 05 Dec 2024
Klinis : klien mengatakan demam sudah 8 hari, klien juga mengatakan demam disertai nyeri di bagian punggung dan dada dan terasa sesak napas, klien tampak terpasang oksigen 3 liter
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
2. Nyeri akut
3. Gangguan pertukaran gas
Penjelasan singkat:
1. Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas normal
- SLKI: Pemantauan suhu tubuh, manajemen demam
- SIKI: Identifikasi penyebab demam, pemberian obat antipiretik, terapi cairan
2. Nyeri akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
- SLKI: Pengkajian nyeri, manajemen nyeri
- SIKI: Identifikasi penyebab nyeri, pemberian analgesik, terapi non-farmakologis
3. Gangguan pertukaran gas
- SDKI: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di alveoli
- SLKI: Pemantauan respirasi, terapi oksigen
- SIKI: Identifikasi penyebab, pemberian terapi oksigen, manajemen kelelahan pernapasan
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, klien mengalami demam yang sudah berlangsung selama 8 hari, disertai nyeri di bagian punggung dan dada, serta sesak napas. Klien tampak terpasang oksigen 3 liter, menunjukkan adanya gangguan pertukaran gas. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah hipertermia, nyeri akut, dan gangguan pertukaran gas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen demam, manajemen nyeri, dan terapi oksigen. -
Article No. 7949 | 05 Dec 2024
Klinis : demam sejak tadi pagi, kejang 2 kali
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi demam sejak tadi pagi dan kejang 2 kali.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi, ditandai dengan suhu tubuh di atas 38,5°C.
2. Risiko cidera berhubungan dengan kejang, ditandai dengan kejang yang terjadi 2 kali.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas 38,5°C yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas.
2. Risiko cidera: Keadaan yang rentan terhadap cedera fisik akibat interaksi antara individu dengan lingkungannya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Suhu tubuh kembali dalam kisaran normal, dengan tanda-tanda vital yang stabil.
2. Risiko cidera: Tidak terjadi cedera fisik selama dan setelah kejang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Intervensi yang dilakukan meliputi pemantauan suhu tubuh, pemberian kompres dingin, dan pemberian obat penurun demam.
2. Risiko cidera: Intervensi yang dilakukan meliputi pengamatan tanda-tanda awal kejang, pencegahan trauma selama kejang, dan pemberian obat antikonvulsan.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi bagi pasien dengan kondisi demam dan kejang. -
Article No. 7950 | 05 Dec 2024
Klinis : Saat dikaji pasien menggunakan kontak mata secara baik, mata melotot, suara jelas tapi kacau dan ketika ada orang yang bisik-bisik depan dia langsung tidak suka karena tidak diajakin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Halusinasi Pendengaran
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Halusinasi Pendengaran adalah persepsi sensori palsu berupa suara yang didengar oleh pasien, tanpa adanya rangsangan eksternal yang sesuai.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien dapat mengenali halusinasi yang dialami.
2. Pasien dapat mengatasi halusinasi yang dialami.
3. Pasien dapat mengontrol perilaku yang disebabkan oleh halusinasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi halusinasi yang dialami pasien.
2. Ajarkan pasien teknik mengontrol halusinasi.
3. Berikan dukungan emosional kepada pasien.
4. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis jika diperlukan.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami halusinasi pendengaran yang ditandai dengan sikap tidak suka saat ada orang yang berbisik-bisik di dekatnya. Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami persepsi sensori palsu berupa suara yang didengar, tanpa adanya rangsangan eksternal yang sesuai. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi halusinasi yang dialami pasien, mengajarkan teknik mengontrol halusinasi, memberikan dukungan emosional, serta berkolaborasi pemberian terapi farmakologis jika diperlukan, agar pasien dapat mengenali, mengatasi, dan mengontrol perilaku yang disebabkan oleh halusinasi. -
Article No. 7951 | 05 Dec 2024
Klinis : perilaku kekerasan siki
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi perilaku kekerasan fisik sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi perilaku kekerasan fisik adalah "Risiko Kekerasan Fisik" (00148). Diagnosa ini didefinisikan sebagai "Susceptibility to acts of physical violence resulting in physical harm" atau kerentanan terhadap tindakan kekerasan fisik yang mengakibatkan cedera fisik. Faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap risiko ini antara lain, riwayat perilaku kekerasan, penggunaan zat, masalah kesehatan mental, dan kondisi lingkungan yang tidak aman.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai beberapa luaran, di antaranya:
1. Kontrol Perilaku (1405): Kemampuan pasien untuk mengendalikan perilaku kekerasan fisik yang ditunjukkan dengan pasien mampu mengidentifikasi pemicu perilaku, menggunakan strategi de-eskalasi, dan tidak terlibat dalam tindakan kekerasan fisik.
2. Keamanan Diri (1911): Pasien dapat mempertahankan keselamatan diri dengan tidak terlibat dalam tindakan kekerasan fisik yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain.
3. Integritas Fisik (1902): Pasien dapat mempertahankan kondisi fisik yang utuh dan tidak mengalami cedera akibat perilaku kekerasan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan, antara lain:
1. Manajemen Perilaku (4390): Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mengidentifikasi pemicu perilaku kekerasan, menggunakan teknik relaksasi dan strategi de-eskalasi, serta meningkatkan kemampuan kontrol diri.
2. Pembatasan Lingkungan (6480): Intervensi ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien dan orang lain dengan membatasi akses terhadap objek yang dapat digunakan untuk melakukan kekerasan.
3. Pemberian Obat (2380): Intervensi ini dapat berupa pemberian obat-obatan sesuai resep untuk mengelola gejala atau kondisi yang menyebabkan perilaku kekerasan, seperti gangguan psikiatri atau penggunaan zat.
4. Dukungan Emosional (5270): Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mengungkapkan perasaan dan emosi, serta mengembangkan strategi koping yang efektif dalam menghadapi situasi yang memicu perilaku kekerasan.
Secara keseluruhan, pendekatan yang komprehensif dengan melibatkan intervensi psikososial, lingkungan, dan farmakologis diperlukan untuk mengelola risiko perilaku kekerasan fisik dan mencapai luaran yang diharapkan bagi pasien. -
Article No. 7952 | 05 Dec 2024
Klinis : Klien mengatakan bahwa dirinya tau bahwa sedang dirumah sakit, tapi tidak mengetahui bahwa dirinya ada gangguan jiwa hanya mengetahui bahwa dia di rumah sakit karena habis kecelakaan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi klien yang mengatakan dirinya tahu sedang di rumah sakit, tetapi tidak mengetahui adanya gangguan jiwa, hanya mengetahui bahwa dia di rumah sakit karena habis kecelakaan adalah "Ketidaksesuaian Persepsi" (SDKI, 2017).
Ketidaksesuaian Persepsi didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk mempertahankan gambaran mental yang akurat tentang diri sendiri, orang lain, atau situasi" (SDKI, 2017). Dalam kasus ini, klien memiliki persepsi yang tidak sesuai dengan kondisi kesehatannya, dimana klien tidak menyadari adanya gangguan jiwa yang dialaminya.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk mengatasi Diagnosa Keperawatan "Ketidaksesuaian Persepsi" adalah:
a. Peningkatan Kemampuan Koping (SLKI, 2019)
- Klien mampu mengidentifikasi sumber masalah yang menyebabkan ketidaksesuaian persepsi.
- Klien mampu menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi ketidaksesuaian persepsi.
b. Peningkatan Orientasi (SLKI, 2019)
- Klien mampu mempertahankan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang.
- Klien mampu menyadari kondisi kesehatannya saat ini.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Terapi Realitas (SIKI, 2018)
- Mengeksplorasi persepsi klien terhadap kondisi kesehatannya saat ini.
- Memberikan umpan balik yang objektif mengenai kondisi klien.
- Membantu klien menyadari ketidaksesuaian antara persepsinya dengan kondisi nyata.
- Mendorong klien untuk menerima realitas kondisi kesehatannya saat ini.
b. Manajemen Lingkungan (SIKI, 2018)
- Menciptakan lingkungan yang nyaman dan menenangkan bagi klien.
- Memastikan ketersediaan informasi yang akurat mengenai kondisi klien.
- Melibatkan keluarga dalam proses asuhan keperawatan untuk mendukung pemulihan klien.
c. Terapi Orientasi Realitas (SIKI, 2018)
- Membantu klien untuk mempertahankan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang.
- Menggunakan strategi yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mempertahankan orientasi.
- Melibatkan keluarga dalam proses terapi untuk mendukung pemulihan klien.
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan, perawat harus memahami kondisi klien secara komprehensif, membangun hubungan terapeutik yang baik, dan melibatkan keluarga untuk mendukung proses pemulihan klien. Intervensi yang diberikan harus dievaluasi secara berkala untuk memastikan tercapainya tujuan Luaran yang diharapkan. -
Article No. 7953 | 05 Dec 2024
Klinis : DS : - Klien mengatakan sulit tidur - Klien mengatakan sering terjaga karena mengerjakan skripsi dan deadline tugas - Klien mengatakan sering kelelahan karena pola tidur yang berubah - Klien mengatakan kesulitan untuk berkonsentrasi karena waktu istirahat yang kurang DO : - Terlihat adanya kantong mata yang menghitam dibawah mata. - Klien terlihat mengantuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Pola Tidur (00198)
Definisi: Gangguan dalam kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Tidur (0004)
- Kriteria Hasil:
a. Klien dapat tidur selama waktu yang cukup.
b. Klien melaporkan kualitas tidur yang baik.
c. Klien terlihat segar dan tidak mengantuk saat bangun tidur.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Pola Tidur (5850)
- Aktivitas Keperawatan:
a. Kaji pola tidur klien, termasuk durasi tidur, kualitas tidur, dan gangguan tidur.
b. Identifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi pola tidur klien, seperti stres, lingkungan, dan aktivitas sehari-hari.
c. Berikan edukasi kepada klien mengenai pentingnya pola tidur yang baik dan strategi untuk meningkatkan kualitas tidur, seperti menjaga konsistensi jam tidur, menghindari stimulasi sebelum tidur, dan melakukan aktivitas relaksasi.
d. Bantu klien menyusun rencana untuk meningkatkan kualitas dan durasi tidur, sesuai dengan kebutuhan dan preferensi klien.
e. Pantau perkembangan pola tidur klien secara berkala dan lakukan evaluasi terhadap intervensi yang diberikan.
Penjelasan rinci:
Berdasarkan data subjektif yang diperoleh, klien mengeluhkan sulit tidur, sering terjaga karena aktivitas akademik, kelelahan, dan kesulitan berkonsentrasi akibat kurang istirahat. Selain itu, data objektif menunjukkan adanya kantung mata yang menghitam dan klien tampak mengantuk. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada pola tidur klien.
Diagnosa keperawatan "Gangguan Pola Tidur" sesuai dengan kondisi klien karena terdapat perubahan dalam kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari. Luaran yang diharapkan adalah klien dapat tidur dengan durasi yang cukup, memiliki kualitas tidur yang baik, dan merasa segar saat bangun tidur.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Pola Tidur, yang meliputi pengkajian terhadap pola tidur, identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi, pemberian edukasi, penyusunan rencana untuk meningkatkan kualitas tidur, dan pemantauan serta evaluasi secara berkala. Tujuannya adalah untuk membantu klien mengatasi gangguan pola tidur yang dialami dan mencapai pola tidur yang sehat. -
Article No. 7954 | 05 Dec 2024
Klinis : klien mengatakan belum mengetahui senam nifas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu klien belum mengetahui senam nifas, maka dapat diberikan kode dan deskripsi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z76.89
- Deskripsi: Konsultasi dan observasi lainnya untuk alasan lain
Penjelasan:
Kode ICD-10 Z76.89 (Konsultasi dan observasi lainnya untuk alasan lain) dapat digunakan dalam situasi ini karena klien belum mengetahui tentang senam nifas, yang merupakan salah satu aspek penting dalam perawatan pascapersalinan. Kode ini mencakup situasi di mana seorang individu membutuhkan konsultasi atau observasi untuk alasan-alasan lain yang tidak termasuk dalam kategori lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.19
- Deskripsi: Terapi latihan lainnya
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 93.19 (Terapi latihan lainnya) dapat digunakan untuk mencatat tindakan medis yang dilakukan, seperti konseling atau edukasi terkait senam nifas. Kode ini mencakup berbagai jenis terapi latihan selain tindakan rehabilitasi spesifik yang tercantum dalam kode-kode lain.
Dalam situasi ini, dokumentasi kode ICD-9-CM 93.19 dapat digunakan untuk mencatat intervensi yang diberikan kepada klien, seperti pemberian edukasi atau instruksi mengenai pentingnya senam nifas dan manfaatnya bagi pemulihan pascapersalinan. -
Article No. 7955 | 05 Dec 2024
Klinis : klien mengatakan belum mengetahui senam nifas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi klien yang belum mengetahui senam nifas.
Diagnosa Keperawatan:
Kurang Pengetahuan Terkait Senam Nifas
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keterbatasan kognitif yang ditandai dengan pernyataan atau perilaku yang menunjukkan kekurangan informasi, interpretasi yang salah, atau ketidakmampuan dalam mengelola informasi terkait senam nifas.
- Penyebab: Kurang terpapar informasi, kemampuan belajar rendah, salah interpretasi informasi.
- Gejala dan Tanda: Klien mengatakan belum mengetahui tentang senam nifas, tidak dapat menyebutkan manfaat dan prosedur senam nifas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mengetahui dan memahami tujuan, manfaat, serta prosedur pelaksanaan senam nifas dengan benar.
- Kriteria hasil: Klien dapat menyebutkan tujuan, manfaat, dan prosedur senam nifas dengan benar.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
a. Pendidikan Kesehatan tentang Senam Nifas
- Tujuan: Meningkatkan pengetahuan klien terkait senam nifas.
- Aktivitas: Memberikan informasi tentang definisi, tujuan, manfaat, dan prosedur pelaksanaan senam nifas.
b. Bimbingan Praktik Senam Nifas
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan senam nifas.
- Aktivitas: Mendemonstrasikan dan membimbing klien dalam melakukan senam nifas.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan karakteristik klien, seperti usia, budaya, dan preferensi untuk memastikan intervensi yang diberikan sesuai dan efektif.