Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10052 | 29 Dec 2024
Klinis : manajemen kejang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang komprehensif terkait diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi manajemen kejang.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Manajemen Kejang:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi manajemen kejang berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Risiko Cedera". Diagnosa ini mencerminkan potensi terjadinya cedera fisik pada pasien selama kejang berlangsung. Pasien dalam kondisi manajemen kejang memiliki risiko tinggi untuk mengalami cedera, seperti terjatuh, membentur benda keras, atau menggigit lidah saat kejang.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan manajemen kejang dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien tidak mengalami cedera selama episode kejang.
2. Pasien dapat mempertahankan fungsi vital selama dan setelah episode kejang.
3. Pasien dan keluarga memahami strategi manajemen kejang.
4. Pasien dan keluarga dapat mengenali tanda-tanda awal kejang dan melakukan tindakan yang tepat.
5. Pasien dan keluarga dapat mengidentifikasi faktor pencetus kejang dan mencegah terjadinya episode berikutnya.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
1. Perlindungan terhadap bahaya: Memposisikan pasien dengan aman, menjauhkan dari benda-benda keras, dan menjaga agar jalan napas tetap terbuka selama kejang.
2. Manajemen airway: Memastikan jalan napas pasien tetap terbuka, memberikan oksigen jika dibutuhkan, dan mencegah terjadinya aspirasi.
3. Manajemen tanda vital: Memantau tanda-tanda vital pasien secara berkala, seperti tekanan darah, denyut nadi, dan saturasi oksigen.
4. Manajemen obat: Memberikan obat-obatan antikonvulsan sesuai dengan resep dokter untuk menghentikan atau mencegah episode kejang.
5. Edukasi pasien dan keluarga: Memberikan edukasi terkait manajemen kejang, termasuk pengenalan tanda-tanda awal, tindakan yang harus dilakukan, serta identifikasi dan pencegahan faktor pencetus.
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain: Berkoordinasi dengan dokter, ahli gizi, dan terapis lain untuk mengelola kondisi pasien secara komprehensif.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan manajemen kejang dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, sehingga dapat mengurangi risiko cedera dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 10053 | 29 Dec 2024
Klinis : Demam sejak 3 hari yang lalu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi demam sejak 3 hari yang lalu, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia): Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal akibat kegagalan mekanisme termoregulasi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan antara lain suhu tubuh kembali normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan pasien merasa nyaman.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain mengobservasi tanda-tanda vital, memberikan kompres hangat/dingin, memberikan obat penurun panas, dan menjaga asupan cairan.
Diagnosa dan penjelasan di atas disajikan dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, sesuai dengan permintaan Anda. -
Article No. 9984 | 28 Dec 2024
Klinis : Pasien datang dengan keadaan lemas dan mudah lelah, pasien mengalami mentruasi lebih dari 21 hari, pasein wanita usia 12 tahun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan (00093)
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman terus-menerus merasa lelah dan tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Faktor yang Berhubungan: Anemia, Perdarahan, Kekurangan asupan nutrisi.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat mengatasi kelelahan dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Kelelahan, Peningkatan Aktivitas, Peningkatan Nutrisi.
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan lemas dan mudah lelah, serta mengalami menstruasi yang berkepanjangan (lebih dari 21 hari). Sesuai dengan kondisi tersebut, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kelelahan (00093). Hal ini disebabkan oleh kemungkinan adanya anemia, perdarahan, atau kekurangan asupan nutrisi yang menyebabkan pasien merasa terus-menerus lelah dan tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Kelelahan, Peningkatan Aktivitas, dan Peningkatan Nutrisi, dengan tujuan agar pasien dapat mengatasi kelelahan dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. -
Article No. 9985 | 28 Dec 2024
Klinis : Pasien datang dengan keadaan lemas dan mudah lelah, pasien mengalami mentruasi lebih dari 21 hari, pasein wanita usia 12 tahun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
Pasien datang dengan keadaan lemas dan mudah lelah, pasien mengalami mentruasi lebih dari 21 hari, pasien wanita usia 12 tahun.
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu keadaan lemas, mudah lelah, dan menstruasi lebih dari 21 hari pada pasien wanita usia 12 tahun, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Defisiensi Nutrisi
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Gejala yang muncul pada pasien adalah keadaan lemas dan mudah lelah, yang dapat disebabkan oleh defisiensi nutrisi.
b. Perdarahan
Definisi: Kehilangan darah yang berlebihan melalui saluran atau jaringan tubuh.
Gejala yang muncul pada pasien adalah menstruasi lebih dari 21 hari, yang merupakan indikasi dari perdarahan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang tepat untuk kondisi pasien ini adalah Defisiensi Nutrisi dan Perdarahan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
a. Defisiensi Nutrisi
- Pasien dapat mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi sesuai dengan kebutuhan.
- Pasien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda peningkatan energi dan tidak lagi merasa lemas.
b. Perdarahan
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda perdarahan yang berlebihan.
- Pasien dapat melakukan manajemen perdarahan yang efektif.
- Pasien menunjukkan jumlah dan durasi menstruasi yang normal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
a. Defisiensi Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien, termasuk asupan makanan, berat badan, dan tanda-tanda defisiensi nutrisi.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan konseling nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang makanan yang kaya nutrisi dan pola makan yang sehat.
- Pantau asupan makanan dan cairan pasien secara rutin.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab defisiensi nutrisi, jika diperlukan.
b. Perdarahan
- Kaji tanda-tanda perdarahan, seperti durasi dan jumlah perdarahan menstruasi.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen perdarahan, termasuk penggunaan pembalut/tampon yang sesuai.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk menentukan penyebab perdarahan yang berlebihan dan memberikan intervensi yang tepat.
- Pantau tanda-tanda vital pasien dan berikan dukungan cairan jika diperlukan.
- Berikan intervensi untuk menghentikan perdarahan, seperti pemberian obat-obatan atau prosedur medis, berdasarkan rekomendasi dokter.
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melakukan pengkajian yang komprehensif, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 9986 | 28 Dec 2024
Klinis : Klien, Ny. E, berusia 35 tahun, dibawa ke UGD salah satu rumah sakit. Ny. E mengeluh sesak napas dan telah batuk selama 3 bulan tanpa sembuh. Ia merasa lelah dan lesu karena tidurnya tidak nyenyak, sering terbangun akibat batuk dan sesak napas. Ny. E tampak gelisah, kesulitan bernapas, terlihat sputum berlebihan, dan terdengar bunyi napas tambahan berupa mengi. Kulit, bibir, dan kuku tampak membiru. Pengukuran tanda vital menunjukkan: TD 140/90mmHg. N 102x/mnt, S 36C, RR 30x/menit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Terima kasih atas pertanyaan yang detail dan terstruktur. Berdasarkan gejala dan temuan yang dituliskan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk tindakan medis yang dapat diberikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.0
- Deskripsi: Penyakit paru obstruktif kronik dengan eksaserbasi akut, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 96.01
- Deskripsi: Pemberian oksigen, tidak spesifik
Penjelasan:
- Kode ICD-10 J44.0 menggambarkan kondisi Ny. E yang mengalami penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dengan eksaserbasi akut. Gejala yang ditunjukkan, seperti sesak napas, batuk yang berkepanjangan, dan suara napas tambahan berupa mengi, sesuai dengan diagnosis PPOK.
- Kode ICD-9-CM 96.01 untuk pemberian oksigen merupakan tindakan yang kemungkinan besar akan dilakukan untuk membantu Ny. E dalam mengatasi sesak napasnya. Pemberian oksigen dapat membantu meningkatkan saturasi oksigen dan memperbaiki gejala sesak napas.
Dalam penanganan kasus ini, selain pemberian oksigen, dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan penunjang lain, seperti rontgen dada atau spirometri, untuk menegakkan diagnosis dan menentukan rencana tatalaksana yang sesuai. -
Article No. 9987 | 28 Dec 2024
Klinis : Klien, Ny. E, berusia 35 tahun, dibawa ke UGD salah satu rumah sakit. Ny. E mengeluh sesak napas dan telah batuk selama 3 bulan tanpa sembuh. Ia merasa lelah dan lesu karena tidurnya tidak nyenyak, sering terbangun akibat batuk dan sesak napas. Ny. E tampak gelisah, kesulitan bernapas, terlihat sputum berlebihan, dan terdengar bunyi napas tambahan berupa mengi. Kulit, bibir, dan kuku tampak membiru. Pengukuran tanda vital menunjukkan: TD 140/90mmHg. N 102x/mnt, S 36C, RR 30x/menit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi yang dialami oleh pasien Ny. E dapat didiagnosis dan dikodekan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.9
- Deskripsi: Asma, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Pemberian oksigen, lainnya
Penjelasan:
Pasien Ny. E, usia 35 tahun, mengeluhkan sesak napas dan batuk selama 3 bulan tanpa sembuh. Ia juga merasa lelah, lesu, dan sering terbangun karena batuk dan sesak napas. Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak gelisah, kesulitan bernapas, ada sputum berlebihan, dan terdengar bunyi napas tambahan berupa mengi. Selain itu, kulit, bibir, dan kuku pasien tampak membiru, menunjukkan hipoksemia.
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu sesak napas, batuk yang tidak kunjung sembuh, dan bunyi napas tambahan berupa mengi, serta tanda klinis hipoksemia, dapat ditegakkan diagnosis Asma (Kode ICD-10: J45.9) sebagai penyebab utama.
Untuk tatalaksana, kemungkinan akan diberikan oksigen (Kode ICD-9-CM Procedure: 96.04) untuk membantu mengatasi hipoksemia dan memperbaiki kerja pernapasan pasien. -
Article No. 9988 | 28 Dec 2024
Klinis : Klien, Ny. E, berusia 35 tahun, dibawa ke UGD salah satu rumah sakit. Ny. E mengeluh sesak napas dan telah batuk selama 3 bulan tanpa sembuh. Ia merasa lelah dan lesu karena tidurnya tidak nyenyak, sering terbangun akibat batuk dan sesak napas. Ny. E tampak gelisah, kesulitan bernapas, terlihat sputum berlebihan, dan terdengar bunyi napas tambahan berupa mengi. Kulit, bibir, dan kuku tampak membiru. Pengukuran tanda vital menunjukkan: TD 140/90mmHg. N 102x/mnt, S 36C, RR 30x/menit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.9
- Deskripsi: Asma, tidak spesifik
Penjelasan:
Ny. E mengeluh sesak napas dan batuk berkepanjangan selama 3 bulan, disertai rasa lelah, tidur yang tidak nyenyak, dan gejala pernapasan seperti mengi serta sianosis. Berdasarkan gejala-gejala yang dilaporkan, diagnosis yang paling sesuai adalah asma, tanpa spesifikasi lebih lanjut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Pemberian oksigen, lain-lain
Penjelasan:
Kondisi Ny. E dengan sesak napas dan sianosis mengindikasikan kemungkinan adanya pemberian oksigen sebagai tindakan medis di Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk mengatasi hipoksemia. -
Article No. 9989 | 28 Dec 2024
Klinis : Klien, Ny. E, berusia 35 tahun, dibawa ke UGD salah satu rumah sakit. Ny. E mengeluh sesak napas dan telah batuk selama 3 bulan tanpa sembuh. Ia merasa lelah dan lesu karena tidurnya tidak nyenyak, sering terbangun akibat batuk dan sesak napas. Ny. E tampak gelisah, kesulitan bernapas, terlihat sputum berlebihan, dan terdengar bunyi napas tambahan berupa mengi. Kulit, bibir, dan kuku tampak membiru. Pengukuran tanda vital menunjukkan: TD 140/90mmHg. N 102x/mnt, S 36C, RR 30x/menit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala dan temuan klinis yang disampaikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.9
- Deskripsi: Asma, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
- Ny. E mengeluh sesak napas dan batuk yang berlangsung selama 3 bulan tanpa sembuh, disertai dengan gejala sulit bernapas, mengi, dan sputum berlebihan.
- Temuan tanda vital menunjukkan takipnea (RR 30x/menit) dan takikardi (N 102x/mnt), serta adanya sianosis pada kulit, bibir, dan kuku, yang menandakan gangguan pertukaran gas.
- Berdasarkan gejala dan temuan klinis tersebut, diagnosis yang paling sesuai adalah asma, tanpa spesifikasi lebih lanjut (J45.9).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Pemberian oksigen lainnya
Penjelasan:
- Pada kondisi Ny. E yang mengalami sesak napas dan gangguan pertukaran gas, tindakan medis yang sesuai adalah pemberian oksigen (kode ICD-9-CM 93.08) untuk membantu oksigenasi.
- Tindakan lain yang mungkin dilakukan adalah pemberian bronkodilator, kortikosteroid, atau terapi suportif lainnya sesuai dengan kondisi Ny. E dan penilaian klinis dokter. -
Article No. 9990 | 28 Dec 2024
Klinis : Klien, Ny. E, berusia 35 tahun, dibawa ke UGD salah satu rumah sakit. Ny. E mengeluh sesak napas dan telah batuk selama 3 bulan tanpa sembuh. Ia merasa lelah dan lesu karena tidurnya tidak nyenyak, sering terbangun akibat batuk dan sesak napas. Ny. E tampak gelisah, kesulitan bernapas, terlihat sputum berlebihan, dan terdengar bunyi napas tambahan berupa mengi. Kulit, bibir, dan kuku tampak membiru. Pengukuran tanda vital menunjukkan: TD 140/90mmHg. N 102x/mnt, S 36C, RR 30x/menit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis pasien Ny. E dapat diberikan kode ICD-10 sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.9
- Deskripsi: Asma, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Ny. E memiliki gejala sesak napas yang berlangsung lama selama 3 bulan, disertai dengan batuk yang tidak sembuh-sembuh, dan ditemukan adanya mengi saat pemeriksaan fisik. Tanda-tanda ini mengarah pada diagnosis asma, yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Untuk tindakan medis yang mungkin dilakukan, tidak terdapat cukup informasi untuk memberikan kode ICD-9-CM. Namun, beberapa tindakan yang mungkin dilakukan di UGD untuk menangani kondisi Ny. E antara lain:
- Pemberian oksigen
- Pemberian bronkodilator (misalnya salbutamol) melalui nebulizer
- Pemberian kortikosteroid (misalnya prednison) secara oral atau parenteral
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pencitraan diagnostik (misalnya foto toraks) untuk menyingkirkan penyebab lain
Secara keseluruhan, informasi yang disediakan cukup untuk menegakkan diagnosis asma pada pasien Ny. E berdasarkan gejala dan tanda-tanda klinis yang ditemukan. -
Article No. 9991 | 28 Dec 2024
Klinis : Klien, Ny. E, berusia 35 tahun, dibawa ke UGD salah satu rumah sakit. Ny. E mengeluh sesak napas dan telah batuk selama 3 bulan tanpa sembuh. Ia merasa lelah dan lesu karena tidurnya tidak nyenyak, sering terbangun akibat batuk dan sesak napas. Ny. E tampak gelisah, kesulitan bernapas, terlihat sputum berlebihan, dan terdengar bunyi napas tambahan mengi. Kulit, bibir, dan kuku tampak membiru. Pengukuran tanda vital menunjukkan: TD 140/90mmHg. N 102x/mnt, S 36C, RR 30x/menit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala dan tanda yang dipaparkan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.0
- Deskripsi: Penyakit paru obstruktif kronik dengan eksaserbasi akut, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Oksigenasi, termasuk pemberian oksigen tambahan
Penjelasan:
- Kode ICD-10 J44.0 (Penyakit paru obstruktif kronik dengan eksaserbasi akut, tidak dispesifikasi) sesuai karena Ny. E mengalami sesak napas dan batuk yang persisten selama 3 bulan, disertai dengan tanda-tanda klinis seperti pernapasan cepat, perubahan warna kulit, bibir, dan kuku, serta bunyi napas tambahan mengi, yang menunjukkan eksaserbasi akut dari penyakit paru obstruktif kronik.
- Kode ICD-9-CM 96.04 (Oksigenasi, termasuk pemberian oksigen tambahan) sesuai karena Ny. E membutuhkan terapi oksigen tambahan untuk mengatasi sesak napas dan hipoksemia yang terjadi.
Penatalaksanaan yang perlu dilakukan untuk Ny. E meliputi:
1. Pemberian oksigen suplemental untuk mengoreksi hipoksemia.
2. Pemberian bronkodilator, kortikosteroid, dan antibiotik sesuai indikasi untuk mengatasi eksaserbasi akut PPOK.
3. Pemantauan tanda vital dan status klinis secara ketat.
4. Evaluasi lebih lanjut untuk menentukan faktor pencetus dan riwayat penyakit paru sebelumnya.