Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8068 | 06 Dec 2024
Klinis : Pasien mengatakan matanya merah dan sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan persona seorang pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan mata merah dan sakit:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan penglihatan
Definisi: Perubahan pada fungsi mata atau penglihatan yang menghambat aktivitas sehari-hari.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Tanda dan gejala: Mata merah, nyeri mata, penglihatan kabur.
- Penyebab: Iritasi mata, peradangan mata, infeksi.
- Risiko yang mungkin terjadi: Penurunan kemampuan fungsional, gangguan aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengidentifikasi penyebab dan faktor risiko gangguan penglihatan, pasien mendemonstrasikan perawatan mata yang tepat, pasien melaporkan perbaikan kondisi mata.
- Kriteria hasil: Keluhan mata berkurang, tidak ada tanda-tanda infeksi, kemampuan fungsional meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pengkajian mata, pemberian kompres hangat/dingin, pemberian obat tetes mata, edukasi perawatan mata, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
- Rasional: Untuk mengurangi iritasi, mengatasi infeksi, memperbaiki fungsi penglihatan, dan mencegah komplikasi.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah gangguan penglihatan, dengan intervensi keperawatan yang difokuskan pada pengkajian, pemberian kompres, pemberian obat tetes mata, edukasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi kondisi mata merah dan sakit pada pasien. -
Article No. 8069 | 06 Dec 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi virus campak, ditandai dengan demam tinggi selama 3 hari.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan reaksi infeksi virus campak, ditandai dengan ruam merah di kulit.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh akibat infeksi virus campak.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
2. Kerusakan integritas kulit: Kerusakan pada lapisan epidermis, dermis, atau lapisan kulit lainnya.
3. Risiko infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Anak menunjukkan penurunan suhu tubuh ke dalam rentang normal.
2. Kerusakan integritas kulit: Anak menunjukkan perbaikan integritas kulit.
3. Risiko infeksi: Anak tidak mengalami infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Manajemen demam, pemberian obat antipiretik, dan tindakan pendinginan.
2. Kerusakan integritas kulit: Perawatan luka, pencegahan infeksi, dan tindakan peningkatan penyembuhan.
3. Risiko infeksi: Pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian antibiotik jika diperlukan, dan edukasi pencegahan infeksi.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan langkah-langkah keperawatan sesuai dengan diagnosa dan standar SDKI-SLKI-SIKI untuk memberikan perawatan yang optimal bagi pasien anak perempuan dengan kemungkinan infeksi virus campak. -
Article No. 8070 | 06 Dec 2024
Klinis : Pasien hamil Pro sc terjadi ido
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda paparkan, yaitu pasien hamil Pro sc yang mengalami ido (intrapartum fetal distress), maka diagnosa keperawatan yang sesuai mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Fetus
Definisi: Penurunan suplai oksigen dan/atau nutrisi ke janin yang dapat mengancam kesejahteraan janin.
Karakteristik Definisi: Penurunan denyut jantung janin, perubahan pola napas janin, perubahan warna kulit janin.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Perfusi Jaringan Fetus Membaik
Kriteria hasil:
a. Denyut jantung janin dalam batas normal
b. Pola napas janin stabil
c. Warna kulit janin membaik
d. Tidak ada tanda-tanda distress fetal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Pemantauan Kesejahteraan Janin
a. Lakukan pemantauan denyut jantung janin secara terus-menerus
b. Lakukan pemantauan pola napas janin
c. Lakukan pemantauan warna kulit janin
2. Penanganan Distress Fetal
a. Berikan oksigen pada ibu sesuai indikasi
b. Posisikan ibu dalam posisi miring kiri untuk meningkatkan aliran darah ke janin
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (bidan/dokter) untuk pemberian terapi medis yang tepat
3. Edukasi dan Dukungan Keluarga
a. Berikan edukasi kepada keluarga mengenai kondisi janin dan pentingnya pemantauan
b. Libatkan keluarga dalam proses asuhan keperawatan
c. Berikan dukungan emosional kepada keluarga
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Perfusi Jaringan Fetus" dipilih karena kondisi pasien yang mengalami ido (intrapartum fetal distress), yang menunjukkan adanya penurunan suplai oksigen dan/atau nutrisi ke janin. Hal ini dapat mengancam kesejahteraan janin, sehingga perlu dilakukan intervensi keperawatan yang tepat.
Luaran/output yang diharapkan adalah "Perfusi Jaringan Fetus Membaik", dengan kriteria hasil yang menunjukkan stabilitas denyut jantung janin, pola napas janin, warna kulit janin, serta tidak adanya tanda-tanda distress fetal. Pencapaian luaran ini akan menunjukkan bahwa kondisi janin telah membaik setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan kesejahteraan janin, penanganan distress fetal, serta edukasi dan dukungan keluarga. Pemantauan kesejahteraan janin dilakukan untuk mendeteksi perubahan pada denyut jantung, pola napas, dan warna kulit janin. Penanganan distress fetal bertujuan untuk meningkatkan perfusi jaringan fetus, seperti pemberian oksigen dan pengaturan posisi ibu. Selain itu, edukasi dan dukungan keluarga juga penting untuk memastikan keterlibatan dan pemahaman keluarga dalam proses asuhan keperawatan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, sehingga kondisi janin dapat membaik dan kesejahteraan ibu dan janin dapat terjaga. -
Article No. 8071 | 06 Dec 2024
Klinis : Pasien Post SC mengalami infeksi luka operasi superfisial
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien post SC yang mengalami infeksi luka operasi superfisial.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien post SC yang mengalami infeksi luka operasi superfisial, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Risiko: Prosedur pembedahan, imunosupresi, malnutrisi, usia lanjut, diabetes melitus, obesitas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien post SC dengan infeksi luka operasi superfisial dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tidak terjadi peningkatan tanda-tanda infeksi
- Tidak ada peningkatan suhu tubuh
- Tidak ada peningkatan jumlah leukosit
- Luka operasi tampak bersih, tidak ada kemerahan, pembengkakan, atau drainase purulent
2. Pengetahuan pasien tentang perawatan luka operasi meningkat
- Pasien dapat menjelaskan cara perawatan luka operasi yang benar
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda infeksi luka operasi
3. Pasien menunjukkan perilaku pencegahan infeksi yang adekuat
- Pasien menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Pasien mematuhi regimen pengobatan yang diberikan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Infeksi
- Observasi tanda-tanda infeksi secara berkala (suhu tubuh, jumlah leukosit, kondisi luka)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antibiotik atau tindakan lain yang diperlukan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang tanda-tanda infeksi dan pentingnya mematuhi regimen pengobatan
2. Perawatan Luka
- Bersihkan luka operasi sesuai prosedur dengan teknik aseptik
- Lakukan perawatan luka operasi secara teratur dan terjadwal
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara perawatan luka yang benar
3. Manajemen Kebersihan
- Bantu pasien untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Dorong pasien untuk mematuhi perilaku hidup bersih dan sehat
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengaturan lingkungan yang bersih dan aman
Dengan pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan terintegrasi, diharapkan pasien post SC dengan infeksi luka operasi superfisial dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan terhindar dari komplikasi yang lebih berat. -
Article No. 8072 | 06 Dec 2024
Klinis : Pasien Pro SC cito dengan fetas distres
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci sesuai dengan kondisi yang Anda sebutkan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan Pro SC cito dan fetas distres:
Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
Penjelasan:
Kondisi pasien pro SC cito dengan fetas distres menggambarkan adanya permasalahan pada perfusi jaringan. Fetas distres menunjukkan bahwa ada gangguan pada suplai oksigen dan nutrisi ke janin, yang dapat berdampak pada penurunan perfusi jaringan pada janin. Diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer sesuai karena menggambarkan kondisi di mana tidak ada cukup oksigen dan nutrisi yang disalurkan ke jaringan, sehingga dapat membahayakan kesehatan janin.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran: Perfusi Jaringan: Kardiopulmoner
Penjelasan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran Perfusi Jaringan: Kardiopulmoner yang optimal. Ini berarti suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan, khususnya jantung dan paru-paru, dapat berjalan dengan baik, sehingga memenuhi kebutuhan metabolik janin. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari tanda-tanda vital janin yang stabil, tidak ada tanda-tanda fetas distres, dan kesejahteraan janin yang terjaga.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi:
a. Pemantauan Fisiologis
b. Manajemen Oksigen
c. Manajemen Cairan
d. Terapi Respirasi
e. Manajemen Nyeri
Penjelasan:
a. Pemantauan Fisiologis: Memantau tanda-tanda vital janin, kontraksi uterus, dan kesejahteraan janin secara berkala untuk mendeteksi perubahan yang mungkin terjadi.
b. Manajemen Oksigen: Memastikan suplai oksigen yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan janin, misalnya dengan pengaturan aliran oksigen.
c. Manajemen Cairan: Mempertahankan status cairan dan elektrolit yang optimal untuk mendukung perfusi jaringan janin.
d. Terapi Respirasi: Memberikan intervensi untuk membantu meningkatkan ventilasi dan oksigenasi, seperti latihan pernapasan dan pengaturan posisi.
e. Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri atau ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan oleh ibu, untuk mendukung relaksasi dan mengurangi stres.
Dengan melakukan intervensi-intervensi di atas, diharapkan dapat mempertahankan perfusi jaringan kardiopulmoner janin yang optimal, sehingga luaran yang diharapkan dapat tercapai. -
Article No. 8073 | 06 Dec 2024
Klinis : Nyeri kronis mata merah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronis Mata Merah
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Kronis Mata Merah adalah kondisi di mana pasien mengalami rasa sakit yang terus-menerus pada mata yang tampak merah.
- Penyebab umum dapat termasuk iritasi, infeksi, sindrom kering mata, atau penyakit lainnya.
- Tanda dan gejala dapat mencakup rasa sakit, sensasi terbakar, photophobia, dan perubahan penglihatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan utama pengelolaan nyeri kronis mata merah adalah mengurangi atau menghilangkan nyeri, meningkatkan fungsi visual, dan mencegah komplikasi.
- Luaran yang diharapkan meliputi pengurangan nyeri, peningkatan kemampuan dalam aktivitas sehari-hari, dan perbaikan fungsi visual.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup:
- Pengkajian nyeri secara komprehensif
- Pemberian analgesik atau obat tetes mata sesuai resep
- Kompres hangat/dingin pada mata
- Edukasi tentang penyebab dan manajemen nyeri mata
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (oftalmolog, dll) jika diperlukan
Sebagai pakar keperawatan, saya memberikan penjelasan singkat mengenai standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang dapat diterapkan untuk kondisi nyeri kronis mata merah sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 8074 | 06 Dec 2024
Klinis : Pasien Post SC cito dengan infeksi luka operasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien post seksio sesarea (SC) cito dengan infeksi luka operasi:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Diagnosa Keperawatan: Risiko infeksi
Penjelasan: Pasien post SC cito memiliki risiko tinggi mengalami infeksi luka operasi karena adanya insisi pada kulit dan jaringan yang mengakibatkan terbukanya akses bagi mikroorganisme untuk masuk dan berkolonisasi. Kondisi ini dapat menyebabkan tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, pembengkakan, peningkatan suhu, dan nyeri pada luka operasi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Luaran: Kontrol Infeksi
Penjelasan: Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengendalikan infeksi pada luka operasi. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur luaran ini antara lain:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi (seperti kemerahan, pembengkakan, peningkatan suhu, dan nyeri)
- Hasil pemeriksaan kultur bakteri negatif
- Tidak ada peningkatan leukosit
- Tidak ada demam
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi: Manajemen Infeksi
Penjelasan: Beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran kontrol infeksi pada pasien post SC cito dengan infeksi luka operasi antara lain:
- Observasi tanda-tanda infeksi pada luka operasi secara berkala (misalnya mengukur suhu tubuh, memeriksa adanya kemerahan, pembengkakan, dan nyeri)
- Melakukan perawatan luka operasi sesuai standar aseptik, termasuk membersihkan luka dan mengganti balutan secara teratur
- Memberikan antibiotik sesuai indikasi dan memantau efektivitasnya
- Mendorong pasien untuk menjaga kebersihan diri dan mobilisasi dini untuk mencegah komplikasi
- Memantau hasil pemeriksaan laboratorium (misalnya kultur bakteri, kadar leukosit) untuk mendeteksi adanya infeksi
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai tanda-tanda infeksi, pentingnya menjaga kebersihan, dan kepatuhan terhadap terapi
- Berkoordinasi dengan tim kesehatan lain (misalnya dokter, ahli gizi) untuk memberikan perawatan yang komprehensif.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien post SC cito dengan infeksi luka operasi dapat mencapai luaran kontrol infeksi yang optimal. -
Article No. 8075 | 06 Dec 2024
Klinis : Pasien terpasang infus terjadi flebitis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan terpasang infus yang mengalami flebitis adalah:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, seperti yang diharapkan.
Penyebab: Aktivitas yang membatasi, seperti pembatasan pergerakan karena terpasang infus.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan luaran/output yang akan dicapai adalah:
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin yang diinginkan tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
Kriteria hasil:
a. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
b. Pasien melaporkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas.
c. Pasien menunjukkan peningkatan kapasitas fungsional.
Intervensi Keperawatan SIKI
Untuk mencapai tujuan luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Manajemen Aktivitas
Definisi: Pengaturan, pemberian, dan evaluasi aktivitas fisik untuk meningkatkan toleransi dan meminimalkan risiko.
Aktivitas Keperawatan:
a. Kaji tingkat keterbatasan aktivitas pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b. Kaji tanda-tanda vital pasien sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
c. Buat rencana aktivitas yang sesuai dengan toleransi pasien.
d. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai rencana.
e. Monitor respons pasien terhadap aktivitas dan laporkan perubahan.
f. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya aktivitas dan manajemen aktivitas yang tepat.
Penjelasan Rinci
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, seperti yang diharapkan.
- Penyebab: Aktivitas yang membatasi, seperti pembatasan pergerakan karena terpasang infus. Pada kasus ini, pasien tidak dapat melakukan aktivitas secara optimal karena adanya infus yang terpasang, sehingga menyebabkan intoleransi aktivitas.
2. Luaran/Output yang Diharapkan SLKI: Toleransi Aktivitas Meningkat
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin yang diinginkan tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Kriteria hasil:
a. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
b. Pasien melaporkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas.
c. Pasien menunjukkan peningkatan kapasitas fungsional.
- Dengan adanya intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
3. Intervensi Keperawatan SIKI: Manajemen Aktivitas
- Definisi: Pengaturan, pemberian, dan evaluasi aktivitas fisik untuk meningkatkan toleransi dan meminimalkan risiko.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Kaji tingkat keterbatasan aktivitas pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b. Kaji tanda-tanda vital pasien sebelum, selama, dan setelah aktivitas.
c. Buat rencana aktivitas yang sesuai dengan toleransi pasien.
d. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai rencana.
e. Monitor respons pasien terhadap aktivitas dan laporkan perubahan.
f. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya aktivitas dan manajemen aktivitas yang tepat.
- Intervensi ini bertujuan untuk mengatur, memberikan, dan mengevaluasi aktivitas fisik pasien sehingga dapat meningkatkan toleransi aktivitas dan meminimalkan risiko yang mungkin terjadi.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan kondisi pasien dengan terpasang infus yang mengalami flebitis dapat ditangani secara komprehensif dan efektif. -
Article No. 8076 | 06 Dec 2024
Klinis : Pasien terpasang infus terjadi flebitis kemerahan bengkak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci terkait kondisi pasien yang anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami flebitis dengan tanda-tanda kemerahan, bengkak, dan terpasang infus, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan atau perubahan pada epidermis dan/atau dermis.
Batasan karakteristik: Kemerahan, bengkak, nyeri, hangat pada daerah pemasangan infus.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Integritas Kulit Membaik
Kriteria hasil:
a. Tidak ada perubahan warna kulit
b. Tidak ada bengkak
c. Tidak ada nyeri
d. Suhu normal
e. Tidak ada kerusakan lebih lanjut pada kulit
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang perlu dilakukan antara lain:
1. Perawatan Luka
a. Membersihkan area infus dengan lembut menggunakan larutan saline
b. Melakukan observasi tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak, nyeri, dan suhu
c. Mengganti balutan infus sesuai prosedur aseptik
d. Memantau tanda-tanda infiltrasi atau ekstravasasi
2. Manajemen Nyeri
a. Menilai lokasi, karakteristik, durasi, dan intensitas nyeri
b. Memberikan analgesik sesuai instruksi medis
c. Mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri seperti kompres hangat
3. Edukasi Pasien dan Keluarga
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan area infus
b. Mengajarkan tanda-tanda infeksi yang harus dilaporkan
c. Memberikan informasi tentang perawatan luka dan manajemen nyeri
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada perawatan luka, manajemen nyeri, serta edukasi pasien dan keluarga, diharapkan dapat meningkatkan integritas kulit pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Evaluasi yang ketat terhadap hasil intervensi juga diperlukan untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 8077 | 06 Dec 2024
Klinis : klien mengatakan mual dan nafsu makan berkurang, mampu menghabiskan makanan hanya 2-3 sendok makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu klien mengatakan mual dan nafsu makan berkurang, serta mampu menghabiskan makanan hanya 2-3 sendok makan, maka dapat disimpulkan bahwa klien mengalami:
Diagnosa Keperawatan: Penurunan Berat Badan
Penjelasan singkat sesuai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Berat Badan adalah keadaan di mana klien mengalami penurunan berat badan yang tidak disengaja dan tidak dapat dikontrol, yang ditandai dengan kehilangan berat badan tubuh yang berlebih.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan pada klien dengan Penurunan Berat Badan adalah:
1. Klien mencapai berat badan yang diinginkan
2. Klien menunjukkan peningkatan nafsu makan
3. Klien menunjukkan peningkatan asupan nutrisi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada klien dengan Penurunan Berat Badan meliputi:
1. Pemantauan status nutrisi
2. Manajemen mual dan muntah
3. Peningkatan asupan nutrisi
4. Konseling gizi
5. Pemberian suplemen nutrisi
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi klien secara holistik, menjalin kerja sama dengan tim kesehatan lainnya, serta melibatkan keluarga dalam proses perawatan.