Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18904 | 23 Jun 2025
Klinis : Pasien mengatakan nyeri perut kanan menjalar hingga belakang sejak 3 hr skala nyeri 7-8, sempat diare 5 hari lalu setelah makan penyetan, kurang nafsu makan karena merasa mual dan perut terasa kembung, pasien mengatakan takut apabila itu usus buntu. sampai akhirnya pasien ke poli RS Mika JAS tanggal 17 Juni 2025 keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis, Hb: 12,2, LED: 80, L: 13,7, Tr: 482rb, Kalium: 3,4, UL: Kuning keruh, Darah samar +1, keton+, bakteri+ . TTV: TD: 135/74mmHg, N: 78x/mnt, P: 20x/mnt, Sp O2: 98%, suhu: 36,2°c .
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (NANDA-I: 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
Kode SDKI: D.0075
2. Mual (NANDA-I: 00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman dan keinginan untuk muntah.
Kode SDKI: D.0082
3. Defisit perawatan diri: makan (NANDA-I: 00102)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri.
Kode SDKI: D.0146
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan atau respons pasien terhadap masalah kesehatan. Terdiri dari definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan kode diagnosis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan kode luaran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Terdiri dari definisi, aktivitas, dan kode intervensi.
Kode dan Definisi:
D.0075 Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
D.0082 Mual: Sensasi tidak nyaman dan keinginan untuk muntah.
D.0146 Defisit Perawatan Diri: Makan: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri. -
Article No. 18905 | 23 Jun 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sejak 5 hari yg lalu memberat sejak jam 6 pagi. Nyeri terasa hilang timbul, nyeri terasa seperti ditimpa beban berat, tidak menjalar, keringat dingin (-), mual (+), muntah (-). Perut kembung, belum BAB sejak 5 hari yang lalu. nyeri kepala (+) Batuk sejak 2 hari yang lalu.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Kondisi medis (misal: penyakit jantung koroner, gastritis, konstipasi), faktor psikologis.
Gejala dan Tanda: Pasien mengeluhkan nyeri dada yang dirasakan hilang timbul, terasa seperti tertimpa beban berat, tidak menjalar, disertai keringat dingin, mual, dan konstipasi.
2. Gangguan Pola Eliminasi Usus
Definisi: Perubahan dalam kebiasaan defekasi yang tidak sesuai dengan pola eliminasi yang biasa.
Penyebab: Faktor fisik (misal: penyakit gastrointestinal, obstruksi), faktor gaya hidup (misal: kurang asupan cairan dan serat).
Gejala dan Tanda: Pasien belum BAB sejak 5 hari yang lalu, serta perut terasa kembung.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
Penyebab: Keterbatasan fisik (misal: nyeri, kelemahan), penurunan kapasitas fungsional.
Gejala dan Tanda: Pasien mengalami nyeri dada, nyeri kepala, dan batuk yang dapat membatasi aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
- Pasien dapat mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
- Pasien dapat menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Pasien dapat menyatakan bahwa nyeri terkurangi atau terkontrol.
2. Keseimbangan Cairan
- Pasien dapat mempertahankan pola defekasi yang normal.
- Pasien dapat menyatakan bahwa tidak ada keluhan perut kembung atau konstipasi.
3. Toleransi Aktivitas Membaik
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
- Pasien dapat melaporkan peningkatan kemampuan fisik.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan durasi dan intensitas aktivitas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misal: relaksasi, terapi panas/dingin).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgetik yang sesuai.
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Manajemen Konstipasi
- Kaji pola eliminasi pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
- Anjurkan peningkatan asupan cairan dan serat dalam diet.
- Berikan laksatif atau supositoria sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik defekasi yang benar.
- Monitor pola eliminasi dan respons pasien terhadap intervensi.
3. Manajemen Aktivitas
- Kaji tingkat toleransi aktivitas pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
- Berikan edukasi tentang aktivitas yang aman dan dapat dilakukan.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai toleransi.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan.
- Monitor kemajuan pasien dalam meningkatkan toleransi aktivitas.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu nyeri terkontrol, keseimbangan cairan yang membaik, dan toleransi aktivitas yang meningkat. Penerapan intervensi yang tepat dapat membantu mempercepat pemulihan pasien. -
Article No. 18906 | 23 Jun 2025
Klinis : Keluhan telinga berdengung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Keluhan telinga berdengung" adalah:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran
Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima, mengorganisasi, dan/atau menginterpretasikan stimulus auditori secara akurat.
Gejala dan Tanda Mayor:
1. Keluhan telinga berdengung (tinnitus)
2. Penurunan kemampuan mendengar
3. Kesulitan dalam berkomunikasi
4. Cemas/takut terhadap kehilangan pendengaran
Gejala dan Tanda Minor:
1. Nyeri telinga
2. Rasa penuh di telinga
3. Riwayat trauma atau penyakit telinga
4. Ketidakmampuan mendengar suara tertentu
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Kemampuan Sensori Persepsi: Pendengaran
Definisi: Kemampuan untuk menerima, mengorganisasi, dan/atau menginterpretasikan stimulus auditori secara akurat.
Indikator:
a. Klien dapat mendengar suara dengan jelas
b. Klien dapat memahami percakapan dengan baik
c. Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang memerlukan pendengaran
2. Penurunan Tinnitus
Definisi: Penurunan atau hilangnya rasa berdengung di telinga.
Indikator:
a. Klien melaporkan berkurangnya rasa berdengung di telinga
b. Klien dapat beristirahat dengan nyaman
c. Klien dapat berkonsentrasi dengan baik
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran
a. Kaji riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik telinga
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan pemeriksaan pendengaran
c. Beri edukasi kepada klien dan keluarga tentang penyebab, penanganan, dan pencegahan gangguan pendengaran
d. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi tinnitus
e. Berikan alat bantu dengar jika diperlukan
f. Monitor kemajuan klien dalam meningkatkan kemampuan pendengaran
2. Manajemen Tinnitus
a. Kaji intensitas, frekuensi, dan karakteristik tinnitus
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan terapi farmakologi dan non-farmakologi
c. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi persepsi tinnitus
d. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk mengurangi tinnitus
e. Libatkan keluarga dalam mendukung klien mengatasi tinnitus
f. Monitor kemajuan klien dalam mengurangi tinnitus
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran" dipilih karena sesuai dengan keluhan utama klien yaitu telinga berdengung (tinnitus). Tinnitus merupakan salah satu gejala mayor dalam diagnosa ini. Luaran yang diharapkan adalah peningkatan kemampuan sensori persepsi: pendengaran dan penurunan tinnitus, yang dapat dicapai melalui intervensi keperawatan seperti manajemen gangguan sensori persepsi: pendengaran dan manajemen tinnitus. Intervensi tersebut mencakup pengkajian, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, edukasi, serta pemberian terapi farmakologi dan non-farmakologi untuk mengatasi masalah pendengaran dan tinnitus pada klien. -
Article No. 18907 | 23 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan flu dan batuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan flu dan batuk:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan flu dan batuk adalah "Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas" (00031). Diagnosa ini mencerminkan masalah utama pasien, yaitu adanya hambatan dalam membersihkan sekresi saluran napas secara efektif.
Definisi dari diagnosa ini adalah "Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal." Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti produksi sekret yang berlebihan, edema mukosa, dan kelemahan otot pernapasan akibat infeksi virus.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
a. Bersihan Jalan Napas Efektif (0410)
- Kriteria hasil: Pasien dapat batuk efektif, suara napas bersih, tidak ada perubahan frekuensi napas, dan oksigenasi adekuat.
b. Pengendalian Batuk (0490)
- Kriteria hasil: Pasien dapat mengontrol batuk, frekuensi batuk berkurang, dan pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
c. Status Pernapasan: Ventilasi (0402)
- Kriteria hasil: Pasien menunjukkan pola napas yang stabil, frekuensi napas dalam batas normal, dan oksigenasi adekuat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
a. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Aktivitas: Membersihkan sekresi saluran napas, mengatur posisi pasien, memberikan hidrasi yang adekuat, dan melakukan perawatan laring.
b. Manajemen Batuk (3200)
- Aktivitas: Mengajarkan teknik batuk efektif, memberikan mukolitik, dan mempertahankan asupan cairan yang adekuat.
c. Manajemen Oksigenasi (3320)
- Aktivitas: Memantau status oksigenasi, mempertahankan pola napas yang efektif, dan memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
d. Terapi Inhalasi (3250)
- Aktivitas: Memberikan terapi inhalasi, seperti nebulizer, untuk membantu melembabkan dan membersihkan sekresi saluran napas.
e. Edukasi Kesehatan (5510)
- Aktivitas: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan diri, pencegahan komplikasi, dan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan.
Secara keseluruhan, intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas, mengendalikan batuk, dan mempertahankan status pernapasan yang optimal pada pasien dengan keluhan flu dan batuk. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, juga diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 18908 | 23 Jun 2025
Klinis : klien seorang perempuan usia 71 tahun datang dengan keluhan keluhan telinga mendengung, nyeri lengan kanan atas tangan kanan kaku
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi klien yang diberikan, yaitu seorang perempuan usia 71 tahun dengan keluhan telinga mendengung, nyeri lengan kanan atas, dan tangan kanan kaku, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran Terganggu
Definisi: Persepsi yang terdistorsi atau tidak akurat tentang stimulus auditori.
Karakteristik: Klien mengeluhkan telinga mendengung.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik: Klien mengeluhkan nyeri di lengan kanan atas.
3. Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh faktor muskuloskeletal, neurologis, atau faktor lain.
Karakteristik: Klien mengalami tangan kanan yang kaku.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran Terganggu
- Tujuan: Klien akan menunjukkan peningkatan dalam persepsi pendengaran yang akurat dan fungsional setelah dilakukan intervensi keperawatan.
- Kriteria Hasil:
a. Klien melaporkan berkurangnya telinga mendengung.
b. Klien dapat mendengar dengan jelas.
c. Klien dapat berpartisipasi dalam komunikasi verbal dengan baik.
2. Nyeri Akut
- Tujuan: Klien akan menunjukkan penurunan nyeri setelah dilakukan intervensi keperawatan.
- Kriteria Hasil:
a. Klien melaporkan penurunan skala nyeri.
b. Klien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
c. Klien dapat beraktivitas dengan nyaman.
3. Gangguan Mobilitas Fisik
- Tujuan: Klien akan menunjukkan peningkatan dalam mobilitas fisik setelah dilakukan intervensi keperawatan.
- Kriteria Hasil:
a. Klien dapat menggerakkan tangan kanan dengan lebih bebas.
b. Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mandiri.
c. Klien menunjukkan peningkatan dalam kekuatan dan rentang gerak sendi.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Sensori Persepsi: Pendengaran Terganggu
- Manajemen Lingkungan: Mengatur lingkungan agar mendukung kemampuan pendengaran klien, seperti mengurangi kebisingan.
- Terapi Modalitas: Menggunakan modalitas terapi pendengaran, seperti alat bantu dengar, jika diperlukan.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang manajemen gangguan pendengaran.
2. Nyeri Akut
- Manajemen Nyeri: Mengkaji nyeri secara komprehensif dan menerapkan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Terapi Modalitas: Menggunakan modalitas terapi seperti terapi panas/dingin, relaksasi, dan massage untuk mengurangi nyeri.
- Kolaborasi: Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk mendapatkan pengobatan yang optimal.
3. Gangguan Mobilitas Fisik
- Terapi Latihan: Melakukan latihan rentang gerak, latihan penguatan otot, dan latihan fungsional untuk meningkatkan mobilitas fisik.
- Terapi Modalitas: Menggunakan modalitas terapi seperti terapi panas/dingin, elektroterapi, dan terapi manual untuk meningkatkan mobilitas.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang manajemen gangguan mobilitas fisik dan pentingnya latihan.
Penjelasan secara rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah diberikan. Jika ada pertanyaan atau butuh klarifikasi lebih lanjut, silakan bertanya. -
Article No. 18909 | 23 Jun 2025
Klinis : klien seorang perempuan usia 71 tahun datang dengan keluhan keluhan telinga mendengung, nyeri lengan kanan atas tangan kanan kaku
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan yang dialami oleh klien, berikut adalah beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin dapat diterapkan, beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa: Gangguan Sensori Persepsi: Gangguan Pendengaran (Kode: 00124)
Definisi SDKI: Gangguan dalam kemampuan untuk menerima, mengolah, dan/atau menginterpretasikan stimulus auditori.
SLKI: Peningkatan Fungsi Pendengaran (Kode: 00124)
SIKI: Manajemen Gangguan Pendengaran (Kode: 6420)
2. Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa: Nyeri Akut (Kode: 00132)
Definisi SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI: Kontrol Nyeri (Kode: 00132)
SIKI: Manajemen Nyeri (Kode: 1400)
3. Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa: Mobilitas Fisik Terganggu (Kode: 00085)
Definisi SDKI: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dan mandiri pada tubuh atau satu atau lebih ekstremitas.
SLKI: Peningkatan Mobilitas Fisik (Kode: 00085)
SIKI: Peningkatan Mobilitas (Kode: 0200)
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Gangguan Pendengaran - Klien mengalami keluhan telinga mendengung, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti usia, paparan kebisingan, atau masalah medis lainnya.
2. Nyeri Akut - Klien mengalami nyeri pada lengan kanan atas, yang dapat disebabkan oleh kondisi muskuloskeletal atau neurologi.
3. Mobilitas Fisik Terganggu - Klien mengalami tangan kanan yang kaku, yang dapat menghambat pergerakan dan mobilitas fisik.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, diharapkan penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai diagnosa keperawatan dan kaitannya dengan SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 18910 | 23 Jun 2025
Klinis : klien seorang perempuan usia 71 tahun datang dengan keluhan keluhan telinga mendengung, nyeri lengan kanan atas tangan kanan kaku
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci untuk kondisi klien yang anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan klien yang meliputi telinga mendengung, nyeri lengan kanan atas, dan tangan kanan kaku, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Gangguan Pendengaran Berhubungan Dengan Perubahan Fisiologis.
Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima atau menginterpretasikan stimulus auditori secara akurat.
Faktor yang Berhubungan: Perubahan fisiologis akibat usia lanjut.
2. Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Cedera Biologis.
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Faktor yang Berhubungan: Agen cedera biologis, seperti penyakit muskuloskeletal.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Gangguan Sensori Persepsi: Gangguan Pendengaran
- Klien melaporkan perbaikan dalam kemampuan mendengar.
- Klien mengungkapkan peningkatan dalam kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari yang berhubungan dengan pendengaran.
- Klien menunjukkan peningkatan dalam penggunaan strategi kompensasi untuk mengatasi gangguan pendengaran.
2. Kontrol Nyeri
- Klien melaporkan penurunan dalam intensitas nyeri.
- Klien menunjukkan peningkatan dalam kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan nyeri.
- Klien mengungkapkan peningkatan dalam kemampuan mengelola nyeri.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Gangguan Sensori Persepsi: Gangguan Pendengaran
- Asesmen pendengaran: Evaluasi fungsi pendengaran klien.
- Manajemen Lingkungan: Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan paparan stimulus yang mengganggu.
- Terapi Modalitas: Pemberian terapi seperti pemeriksaan telinga, pembersihan serumen, dan penggunaan alat bantu dengar.
- Edukasi Kesehatan: Edukasi kepada klien dan keluarga mengenai gangguan pendengaran dan strategi kompensasi.
2. Manajemen Nyeri
- Asesmen Nyeri: Evaluasi karakteristik, lokasi, dan faktor yang memengaruhi nyeri.
- Manajemen Farmakologis: Pemberian analgesik sesuai dengan resep.
- Terapi Modalitas: Terapi non-farmakologis seperti kompres hangat, masase, dan relaksasi.
- Edukasi Kesehatan: Edukasi kepada klien dan keluarga mengenai strategi manajemen nyeri.
Penjelasan:
Pada kasus ini, klien mengalami gangguan pendengaran yang ditandai dengan telinga mendengung, serta nyeri pada lengan kanan atas dan tangan kanan yang kaku. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Sensori Persepsi: Gangguan Pendengaran dan Nyeri Akut.
Luaran yang diharapkan adalah klien dapat melaporkan perbaikan dalam kemampuan mendengar, peningkatan dalam kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, serta penurunan dalam intensitas nyeri dan peningkatan dalam kemampuan mengelola nyeri.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup asesmen pendengaran dan nyeri, manajemen lingkungan, pemberian terapi modalitas, serta edukasi kesehatan kepada klien dan keluarga. Tujuannya adalah untuk membantu klien mengatasi gangguan pendengaran dan nyeri serta meningkatkan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 18911 | 23 Jun 2025
Klinis : klien seorang perempuan usia 71 tahun datang dengan keluhan keluhan telinga mendengung, nyeri lengan kanan atas tangan kanan kaku
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk kasus yang Anda ajukan:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Persepsi Sensorik: Pendengaran (SDKI Code: 00176)**
**Penjelasan:**
Klien mengalami telinga mendengung (*tinnitus*), yang mengindikasikan gangguan persepsi pendengaran. Kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup, komunikasi, dan keseimbangan.
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **Kode SLKI 1701**: Persepsi sensorik pendengaran membaik.
- **Indikator**: Klien melaporkan penurunan intensitas dengungan, mampu berkomunikasi dengan jelas, dan tidak menunjukkan tanda cemas akibat gangguan pendengaran.
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **Kode SIKI 4200**: Manajemen Sensori.
- **Intervensi**:
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi stres akibat tinnitus.
- Anjurkan menghindari paparan suara keras.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan audiometri atau terapi medis.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan**
**Nyeri Akut (SDKI Code: 00132)**
**Penjelasan:**
Klien mengeluh nyeri pada lengan kanan atas dan kekakuan tangan kanan, yang dapat disebabkan oleh gangguan muskuloskeletal (misalnya: arthritis, cedera, atau neuropati).
**SLKI:**
- **Kode SLKI 1401**: Tingkat nyeri berkurang.
- **Indikator**: Skala nyeri menurun (misal dari skala 7/10 ke ?3/10), klien mampu menggerakkan lengan dengan nyaman.
**SIKI:**
- **Kode SIKI 3600**: Manajemen Nyeri.
- **Intervensi:**
- Ajarkan teknik non-farmakologis (kompres hangat/dingin, relaksasi).
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai resep dokter.
- Pantau skala nyeri menggunakan *Numeric Rating Scale (NRS)*.
---
### **3. Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Mobilitas Fisik (SDKI Code: 00085)**
**Penjelasan:**
Kekakuan tangan kanan dan nyeri lengan dapat membatasi aktivitas fungsional klien, seperti ADL (*Activities of Daily Living*).
**SLKI:**
- **Kode SLKI 0403**: Kemampuan mobilitas ekstremitas membaik.
- **Indikator**: Klien menunjukkan peningkatan ROM (*Range of Motion*), mampu menggunakan tangan kanan untuk aktivitas sederhana.
**SIKI:**
- **Kode SIKI 0800**: Latihan Rentang Gerak (ROM).
- **Intervensi:**
- Bantu latihan ROM pasif/aktif pada lengan kanan.
- Rujuk ke fisioterapi jika diperlukan.
---
### **Catatan Tambahan:**
- **Tone Akademis/Pakar**: Diagnosa ini didasarkan pada *evidence-based practice* dan mengacu pada klasifikasi PPNI.
- **Persona Perawat**: Rekomendasi intervensi bersifat holistik (fisik, psikologis, dan sosial) dengan pendekatan kolaboratif.
Jika diperlukan penyesuaian atau penambahan diagnosa (misalnya terkait ansietas akibat gejala), informasikan data lebih lanjut.
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 5, PPNI (2023)*.
- *Standar Luaran & Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI/SIKI) Edisi 3, PPNI (2022)*.
Semoga membantu. -
Article No. 18912 | 23 Jun 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 30 tahun mengalami perdarahan pasca persalinan. Tekanan darah 80/50 mmHg, nadi 130x/menit, RR 28x/menit, kulit dingin dan lembab, keluaran urin <20 ml/jam.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kondisi seorang perempuan usia 30 tahun yang mengalami perdarahan pasca persalinan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Risiko Hipovolemia". Hipovolemia merupakan kondisi kekurangan volume cairan dalam tubuh, yang ditandai dengan penurunan tekanan darah, peningkatan nadi, penurunan laju aliran urin, dan kulit yang dingin dan lembab. Perdarahan pasca persalinan merupakan salah satu penyebab utama hipovolemia.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Efektif: Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal, yaitu tekanan darah 100-140/60-90 mmHg, nadi 60-100 x/menit, dan laju napas 12-20 x/menit.
2. Volume Cairan Seimbang: Menunjukkan peningkatan output urin menjadi minimal 30 ml/jam, tidak ada tanda-tanda hipovolemia (kulit kering dan hangat, capillary refill time ? 2 detik).
3. Perdarahan Terkendali: Menunjukkan penurunan perdarahan hingga berhenti total.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Monitoring tanda-tanda vital secara ketat, minimal setiap 15 menit.
2. Pemberian cairan intravena secara agresif untuk mengganti volume darah yang hilang, seperti infus cairan kristaloid (Ringer Laktat atau Normal Saline) dengan laju yang tinggi.
3. Pemberian oksigen melalui kanula nasal atau masker, dengan laju aliran 4-6 L/menit.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan uterotonika (seperti oksitosin, metilergometrin, atau prostaglandin) untuk mengontrol perdarahan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan medis lanjutan jika perdarahan tidak terkendali, seperti penjahitan luka, kompresi uterus, atau tindakan histerektomi.
6. Monitoring output urin secara ketat dan catat setiap jam.
7. Observasi tanda-tanda hipovolemia seperti kapiler lambat, pucat, dan gelisah.
8. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi saat ini, rencana perawatan, dan pentingnya pemantauan tanda-tanda vital.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi yang baik dengan tim medis, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu perfusi jaringan yang efektif, volume cairan yang seimbang, dan perdarahan yang terkendali. -
Article No. 18913 | 23 Jun 2025
Klinis : Tekanan darah 80/50 mmHg, nadi 130x/menit, RR 28x/menit, kulit dingin dan lembab, keluaran urin <20 ml/jam.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum, salam sejahtera.
Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis dan rekomendasi terkait kondisi yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi yang ditampilkan, yaitu tekanan darah 80/50 mmHg, nadi 130x/menit, RR 28x/menit, kulit dingin dan lembab, serta keluaran urin <20 ml/jam, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Penurunan Curah Jantung
Definisi: Penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Penyebab: Perdarahan, syok, gagal jantung.
Gejala: Tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, kulit dingin dan lembab, oliguria.
b. Risiko Syok
Definisi: Berisiko mengalami penurunan perfusi jaringan yang mengancam jiwa.
Penyebab: Perdarahan, dehidrasi, sepsis.
Gejala: Tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, kulit dingin dan lembab, oliguria.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Penurunan Curah Jantung
- Hemodinamik stabil: Tekanan darah normal, nadi regular dan kuat, perfusi perifer baik.
- Curah jantung adekuat: Keluaran urin >0,5 ml/kgBB/jam.
- Tidak ada tanda-tanda syok.
b. Risiko Syok
- Tidak terjadi syok.
- Tanda-tanda vital stabil: Tekanan darah, nadi, dan respirasi dalam batas normal.
- Perfusi perifer baik: Ekstremitas hangat, tidak ada tanda-tanda sianosis.
- Keluaran urin >0,5 ml/kgBB/jam.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Penurunan Curah Jantung
- Monitor tanda-tanda vital secara ketat.
- Identifikasi penyebab penurunan curah jantung (perdarahan, syok, gagal jantung).
- Berikan cairan intravena sesuai indikasi untuk mempertahankan volume cairan.
- Pertahankan posisi tidur yang tepat (posisi trendelenburg) untuk meningkatkan aliran balik vena.
- Pantau intake dan output cairan, serta keseimbangan cairan.
- Berikan oksigen sesuai indikasi untuk mempertahankan saturasi oksigen.
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian obat-obatan yang dapat meningkatkan curah jantung.
b. Risiko Syok
- Monitor tanda-tanda vital secara ketat.
- Identifikasi penyebab risiko syok (perdarahan, dehidrasi, sepsis).
- Berikan cairan intravena sesuai indikasi untuk mempertahankan volume cairan.
- Pertahankan posisi tidur yang tepat (posisi trendelenburg) untuk meningkatkan aliran balik vena.
- Pantau intake dan output cairan, serta keseimbangan cairan.
- Berikan oksigen sesuai indikasi untuk mempertahankan saturasi oksigen.
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian obat-obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah.
- Lakukan tindakan pencegahan komplikasi syok (misalnya, dekubitus, pneumonia, trombosis).
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamu'alaikum.