Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8038 | 06 Dec 2024
Klinis : Nyeri b.d Proses kanker yang menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru atau struktur di sekitarnya Gejala dan tanda mayor : - Pasien melaporkan rasa sakit yang terus-menerus atau berulang di area dada atau sekitar paru-paru. - Tingkat nyeri dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, tergantung pada stadium kanker dan area yang terkena. Gejala dan tanda minor : - Keterbatasan aktivitas fisik karena rasa sakit yang kuat. - Meningkatkan rasa nyeri saat batuk, bernapas dalam, atau saat bergerak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronis b.d Proses Kanker yang Menyebabkan Kerusakan pada Jaringan Paru-Paru atau Struktur di Sekitarnya
Penjelasan Singkat:
SDKI:
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu, yang disebabkan oleh proses kanker yang menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru atau struktur di sekitarnya.
- Faktor Yang Berhubungan: Proses kanker yang menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru atau struktur di sekitarnya.
SLKI:
- Hasil yang Diharapkan: Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri, pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan tanpa hambatan nyeri yang signifikan, dan pasien dapat menggunakan manajemen nyeri yang efektif.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, Terapi Relaksasi, Distraksi, Terapi Musik, Pemberian Analgesik, Konseling Nyeri, Edukasi Manajemen Nyeri.
Dalam pendekatan ini, perawat akan fokus pada upaya mengurangi intensitas nyeri, meningkatkan kemampuan pasien untuk beraktivitas, dan mengajarkan manajemen nyeri yang efektif kepada pasien. Intervensi keperawatan yang komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mengatasi nyeri kronis yang disebabkan oleh proses kanker. -
Article No. 8039 | 06 Dec 2024
Klinis : Gejala dan tanda mayor : - Pasien melaporkan rasa sakit yang terus-menerus atau berulang di area dada atau sekitar paru-paru. - Tingkat nyeri dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, tergantung pada stadium kanker dan area yang terkena. Gejala dan tanda minor : - Keterbatasan aktivitas fisik karena rasa sakit yang kuat. - Meningkatkan rasa nyeri saat batuk, bernapas dalam, atau saat bergerak.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Nyeri Kronis berhubungan dengan penyakit neoplastik (kanker) ditandai dengan gejala dan tanda mayor: pasien melaporkan rasa sakit yang terus-menerus atau berulang di area dada atau sekitar paru-paru, dengan tingkat nyeri yang bervariasi dari ringan hingga berat, serta gejala dan tanda minor: keterbatasan aktivitas fisik karena rasa sakit yang kuat, dan meningkatnya rasa nyeri saat batuk, bernapas dalam, atau saat bergerak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Terkuranginya Nyeri: Pasien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri yang dirasakan dan mampu mengelola nyeri secara efektif.
2. Peningkatan Toleransi Aktivitas: Pasien akan mampu meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik tanpa mengalami peningkatan nyeri yang signifikan.
3. Peningkatan Koping: Pasien akan menunjukkan kemampuan koping yang efektif dalam menghadapi nyeri kronik yang dialami.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, intensitas, durasi, faktor yang memperberat dan meringankan nyeri).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli farmasi, fisioterapis) untuk memperoleh terapi farmakologis dan non-farmakologis yang tepat.
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri mandiri (relaksasi, distraksi, terapi musik, kompres hangat/dingin).
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Peningkatan Toleransi Aktivitas:
- Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Ajarkan teknik pengaturan energi dan energi konservasi saat melakukan aktivitas.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap.
3. Peningkatan Koping:
- Kaji strategi koping yang sudah dilakukan pasien dalam menghadapi nyeri kronik.
- Identifikasi sumber daya internal dan eksternal yang dapat membantu pasien dalam beradaptasi.
- Ajarkan teknik koping efektif (relaksasi, visualisasi, latihan spiritual).
- Libatkan keluarga dalam mendukung proses adaptasi pasien terhadap nyeri.
- Berikan konseling dan dukungan psikologis secara berkala.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terarah, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu terkuranginya nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, dan peningkatan kemampuan koping dalam menghadapi nyeri kronik akibat penyakit neoplastik (kanker). -
Article No. 8040 | 06 Dec 2024
Klinis : Penurunan kesadaran, lemah, tidak dapat berbicara, nafsu makan berkurang, gelisah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Penurunan Kesadaran
Definisi: Kemampuan individu untuk merespon secara adekuat terhadap stimulus internal dan eksternal yang menurun.
Faktor yang Berhubungan: Cedera otak, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, perubahan metabolik, gangguan oksigenasi.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
Definisi: Ketidakcukupan aliran darah dan oksigen ke jaringan perifer.
Faktor yang Berhubungan: Penurunan curah jantung, vasokonstriksi perifer, hipovolemia.
3. Gangguan Komunikasi Verbal
Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima, memproses, membentuk, dan/atau mengekspresikan bahasa secara lisan.
Faktor yang Berhubungan: Cedera otak, gangguan neurologis, kelemahan otot.
4. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang Berhubungan: Anoreksia, depresi, disfagia, mual, muntah.
5. Kecemasan
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau ancaman yang disebabkan oleh persepsi sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak spesifik.
Faktor yang Berhubungan: Perubahan status kesehatan, perubahan lingkungan, ketidakpastian.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Tingkat Kesadaran Membaik
- Indikator: Respon terhadap stimulus verbal dan sentuhan membaik, skor GCS meningkat.
2. Perfusi Jaringan Membaik
- Indikator: Tanda-tanda vital stabil, warna kulit membaik, kapiler refill <3 detik.
3. Komunikasi Verbal Membaik
- Indikator: Pasien dapat mengekspresikan kebutuhan dasar, memahami percakapan sederhana.
4. Intake Nutrisi Membaik
- Indikator: Asupan kalori dan protein sesuai kebutuhan, tidak ada penurunan berat badan.
5. Kecemasan Menurun
- Indikator: Ekspresi wajah rileks, menunjukkan perilaku kooperatif, tidak ada gejala kecemasan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Penurunan Kesadaran:
- Monitor tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran secara berkala.
- Pertahankan jalan napas yang efektif dan berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Lakukan stimulasi taktil dan verbal untuk mempertahankan/meningkatkan kesadaran.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk identifikasi dan penanganan penyebab penurunan kesadaran.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan:
- Monitor tanda-tanda vital, intake-output cairan, dan status hidrasi.
- Berikan cairan intravena sesuai indikasi untuk mempertahankan perfusi jaringan.
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi aliran darah.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan penyebab gangguan perfusi.
3. Gangguan Komunikasi Verbal:
- Identifikasi kemampuan komunikasi verbal pasien dan gaya belajarnya.
- Gunakan komunikasi non-verbal (isyarat, tulisan, gambar) untuk memfasilitasi komunikasi.
- Libatkan keluarga dalam proses komunikasi.
- Kolaborasi dengan terapis wicara untuk intervensi spesifik.
4. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Assess kebutuhan nutrisi pasien dan monitor asupan oral.
- Berikan makanan/nutrisi enteral sesuai indikasi untuk memenuhi kebutuhan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai.
- Edukasi pasien dan keluarga terkait pentingnya nutrisi.
5. Kecemasan:
- Identifikasi penyebab dan tingkat kecemasan pasien.
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi kecemasan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan mental jika diperlukan.
Harapan saya, penjelasan yang saya berikan dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi yang Anda sampaikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 8041 | 06 Dec 2024
Klinis : ckd on hd
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi chronic kidney disease (CKD) yang menjalani hemodialisis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Akumulasi cairan dan elektrolit yang berlebihan akibat gagal ginjal.
2. Kekurangan Volume Cairan
- Definisi: Kehilangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- Penyebab: Peningkatan kehilangan cairan melalui dialisis dan/atau penurunan intake cairan.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Penyebab: Penurunan fungsi ginjal dan anemia yang terkait dengan CKD.
4. Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengintegrasikan pengobatan dengan gaya hidup yang diinginkan.
- Penyebab: Kompleksitas regimen terapeutik pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis.
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menyediakan terminologi yang standar dan terstruktur untuk diagnosa keperawatan yang dapat digunakan dalam praktik keperawatan. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyediakan terminologi yang standar dan terstruktur untuk hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan terminologi yang standar dan terstruktur untuk intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan secara sistematis dan terstandar, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 8042 | 06 Dec 2024
Klinis : meriang, demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan persona sebagai pakar/perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi meriang dan demam:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Penjelasan singkat:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas suhu normal (36,5-37,5°C) yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh. Pasien dengan keluhan meriang dan demam dapat mengalami hipertermia.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat gangguan termoregulasi.
- Karakteristik Mayor: Suhu tubuh meningkat, merinding, kulit hangat, dan wajah kemerahan.
- Faktor Terkait: Infeksi, trauma, lingkungan panas, dan gangguan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Suhu tubuh kembali normal, sensasi merinding hilang, dan kulit terasa nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen hipertermia, pemberian antipiretik, dan pengaturan lingkungan.
Jadi, pasien dengan keluhan meriang dan demam dapat didiagnosis dengan Hipertermia, dan perawat dapat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 8043 | 06 Dec 2024
Klinis : nyeri akses cdl
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset yang tiba-tiba atau lambat dan intensitas ringan hingga berat, yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut adalah:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku dalam mengatasi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut antara lain:
1. Manajemen nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, memberikan analgesik, dan mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri.
2. Edukasi: Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, manajemen, dan prognosis nyeri.
3. Kolaborasi: Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk penanganan nyeri yang efektif.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terstuktur dalam mengatasi masalah nyeri akut pada pasien. -
Article No. 8044 | 06 Dec 2024
Klinis : sudah cuci darah 8 tahun, tidak pernah BAK, makan setengah porsi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, Penjelasan Singkat, serta Standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Eliminasi Urine (Retensi Urin)
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Kelelahan
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Eliminasi Urine (Retensi Urin)
- Klien tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara lengkap, sehingga terjadi penumpukan urin di dalam kandung kemih.
- Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, obstruksi pada saluran kemih, atau gangguan saraf pada kandung kemih.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Klien mengonsumsi makanan dalam jumlah yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- Hal ini dapat menyebabkan penurunan berat badan, kelelahan, dan masalah kesehatan lainnya.
3. Kelelahan
- Klien mengalami penurunan energi, kapasitas, dan kemampuan untuk beraktivitas.
- Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit kronis, malnutrisi, atau masalah psikologis.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
- Gangguan Eliminasi Urine (Kode: 00016)
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (Kode: 00002)
- Kelelahan (Kode: 00093)
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran Keperawatan yang sesuai adalah:
- Pengendalian Eliminasi
- Keseimbangan Nutrisi
- Pemulihan Energi
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi Keperawatan yang sesuai adalah:
- Manajemen Retensi Urin
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Kelelahan
Penting untuk diingat bahwa diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi klien yang spesifik dan dievaluasi secara berkala oleh perawat. -
Article No. 8045 | 06 Dec 2024
Klinis : tidak mau makan 2 hari, BAB encer kehitaman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, yaitu: tidak mau makan selama 2 hari, BAB encer kehitaman, maka dapat ditentukan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Defisit Volume Cairan yang berhubungan dengan diare.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Defisit Volume Cairan: keadaan di mana individu mengalami kekurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
- Penyebab: Kehilangan cairan yang berlebihan melalui diare.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Outcome yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- Indikator: Tanda-tanda vital dalam rentang normal, intake dan output cairan seimbang, turgor kulit baik, mukosa lembab.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pantau tanda-tanda vital, catat intake dan output cairan, berikan cairan iv sesuai indikasi, berikan nutrisi sesuai kebutuhan, edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga hidrasi dan nutrisi.
Sebagai perawat profesional, saya akan melakukan pengkajian lebih lanjut, menetapkan diagnosis keperawatan, dan merencanakan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien untuk membantu pemulihan kondisi pasien. -
Article No. 8046 | 06 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan (40 tahun) masuk rumah sakit dengan diagnosa anemia. Pasien mengeluh pusing. Hasil pemeriksaan fisik wajah tampak pucat, mukosa bibir pucat, CRT > 3 detik. Hasil laboratorium Hb 6 gr/dL. Pasien akan mendapatkan transfusi PRC 2 kolf / 8 jam.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan hasil analisis untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Penurunan Volume Cairan" (00027). Pasien mengalami penurunan volume cairan akibat anemia yang ditunjukkan dengan tanda-tanda seperti wajah pucat, mukosa bibir pucat, dan capillary refill time (CRT) > 3 detik. Selain itu, hasil laboratorium menunjukkan kadar hemoglobin (Hb) yang rendah yaitu 6 gr/dL, yang mengindikasikan kondisi anemia yang memerlukan transfusi produk darah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan cairan yang memadai (0601)
- Indikator:
a. Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Mempertahankan intake dan output cairan sesuai kebutuhan
c. Mempertahankan nilai laboratorium dalam batas normal
2. Perfusi Jaringan Memadai (0400)
- Indikator:
a. Mempertahankan warna kulit dan membran mukosa yang normal
b. Mempertahankan pengisian kapiler dalam batas normal
c. Mempertahankan tingkat energi yang memadai
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Cairan (6580)
- Pantau intake dan output cairan
- Pantau tanda-tanda vital
- Pantau hasil laboratorium
2. Manajemen Anemia (3040)
- Berikan transfusi produk darah (PRC) sesuai dengan kebutuhan
- Pantau respon pasien terhadap transfusi
- Edukasi pasien tentang anemia dan pentingnya manajemen anemia
3. Peningkatan Nutrisi (1100)
- Evaluasi status nutrisi pasien
- Berikan diet yang sesuai untuk meningkatkan kadar hemoglobin
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang tepat
4. Manajemen Nyeri (1400)
- Identifikasi faktor yang mempengaruhi nyeri (misalnya pusing)
- Berikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi nyeri
- Evaluasi efektivitas intervensi yang diberikan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Penurunan Volume Cairan" dipilih karena pasien menunjukkan tanda-tanda penurunan volume cairan akibat anemia, seperti wajah pucat, mukosa bibir pucat, dan CRT yang memanjang. Selain itu, hasil laboratorium menunjukkan kadar Hb yang sangat rendah, sehingga pasien memerlukan transfusi produk darah untuk mengatasi kondisi anemisnya.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah keseimbangan cairan yang memadai dan perfusi jaringan yang memadai. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengevaluasi pencapaian luaran tersebut mencakup stabilitas tanda-tanda vital, keseimbangan intake-output cairan, hasil laboratorium yang normal, serta kondisi kulit dan membran mukosa yang normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi pemantauan cairan, manajemen anemia, peningkatan nutrisi, dan manajemen nyeri. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan, meningkatkan status hematologi, menjaga asupan nutrisi yang adekuat, serta mengatasi gejala pusing yang dialami oleh pasien.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu keseimbangan cairan yang memadai dan perfusi jaringan yang memadai, sehingga dapat mengatasi kondisi anemisnya dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 8047 | 06 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan (40 tahun) masuk rumah sakit dengan diagnosa anemia. Pasien mengeluh pusing. Hasil pemeriksaan fisik wajah tampak pucat, mukosa bibir pucat, CRT > 3 detik. Hasil laboratorium Hb 6 gr/dL. Pasien akan mendapatkan transfusi PRC 2 kolf / 8 jam.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah akibat anemia.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Penurunan volume cairan adalah kondisi di mana individu mengalami pengurangan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat, ditandai dengan peningkatan Hb, peningkatan CRT, dan penurunan keluhan pusing.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemberian transfusi PRC, pengkajian tanda-tanda vital, pemantauan asupan dan pengeluaran cairan, serta edukasi tentang pentingnya transfusi dan pemantauan nutrisi.
Kesimpulan:
Pasien perempuan usia 40 tahun dengan diagnosa anemia memerlukan intervensi keperawatan untuk mengatasi penurunan volume cairan yang terjadi. Pemberian transfusi PRC, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi merupakan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola kondisi pasien.