Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20904 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dnegan keluhan pusing, tremor, kesemutan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan pusing, tremor, dan kesemutan adalah:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan.
Penyebab yang mungkin: Kelemahan, kelelahan, dan perubahan fungsi kognitif.
Tanda dan Gejala: Pusing, tremor, dan kesemutan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
Definisi: Kemampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan.
Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat melakukan aktivitas harian tanpa rasa pusing, tremor, atau kesemutan.
b. Pasien dapat mempertahankan aktivitas harian selama periode yang diharapkan.
c. Pasien dapat meningkatkan jenis dan/atau durasi aktivitas yang dapat dilakukan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Energi
Definisi: Membantu pasien untuk mengatur dan menggunakan energi secara efektif.
Aktivitas Keperawatan:
a. Mengidentifikasi pola aktivitas dan istirahat pasien.
b. Membantu pasien menyusun jadwal aktivitas dan istirahat yang seimbang.
c. Mengajarkan teknik penghematan energi pada pasien.
d. Memantau tanda-tanda kelelahan pasien selama aktivitas.
2. Manajemen Gejala
Definisi: Membantu pasien untuk mengenali, mencegah, dan mengelola gejala yang dialami.
Aktivitas Keperawatan:
a. Mengkaji tanda dan gejala pusing, tremor, dan kesemutan yang dialami pasien.
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gejala pasien.
c. Mengajarkan teknik manajemen gejala, seperti relaksasi, terapi panas/dingin, dan penggunaan obat-obatan sesuai resep.
d. Memantau efektivitas intervensi dalam mengurangi gejala pasien.
3. Peningkatan Mobilitas
Definisi: Membantu pasien untuk meningkatkan kemampuan bergerak secara mandiri.
Aktivitas Keperawatan:
a. Mengevaluasi kemampuan mobilitas pasien.
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas pasien.
c. Memberikan latihan dan bantuan untuk meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi.
d. Mengajarkan penggunaan alat bantu mobilitas yang sesuai.
e. Memantau kemajuan pasien dalam meningkatkan mobilitas.
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitas, mengelola gejala yang dialami, dan meningkatkan mobilitas, sehingga dapat kembali beraktivitas harian secara optimal. -
Article No. 20905 | 20 Aug 2025
Klinis : Tolong buat kan laporan penyuluhan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan, Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI, dan Laporan Penyuluhan untuk Kondisi Berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1102
Judul: Status Gizi
Definisi: Keadaan kesehatan yang dipengaruhi oleh konsumsi dan penggunaan zat gizi dalam tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1804
Judul: Manajemen Nutrisi
Definisi: Pengaturan pemberian nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Laporan Penyuluhan:
Judul: Pentingnya Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Tubuh
Pendahuluan:
Sebagai seorang pakar di bidang keperawatan, saya akan menyampaikan informasi penting tentang pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Kondisi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai dan dapat berdampak serius jika tidak ditangani dengan baik.
Isi:
1. Definisi Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah kondisi di mana asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pola makan yang tidak seimbang, keterbatasan akses terhadap makanan bergizi, atau kondisi medis tertentu yang menghambat penyerapan nutrisi.
2. Dampak Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Jika kondisi ini tidak segera ditangani, dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti penurunan berat badan, kelelahan, penurunan daya tahan tubuh, gangguan sistem imun, hingga komplikasi yang lebih serius. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi dengan baik.
3. Strategi Meningkatkan Asupan Nutrisi
Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan asupan nutrisi antara lain:
a. Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, seperti sayuran, buah-buahan, protein, karbohidrat, dan lemak sehat.
b. Mengatur pola makan secara teratur dan menjaga porsi yang sesuai.
c. Mengonsumsi suplemen gizi jika diperlukan, atas saran tenaga kesehatan.
d. Memperhatikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi penyerapan nutrisi, seperti kondisi kesehatan dan obat-obatan yang dikonsumsi.
Kesimpulan:
Memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh merupakan hal yang penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah berbagai masalah kesehatan. Sebagai pakar keperawatan, saya sangat menekankan pentingnya memperhatikan asupan nutrisi dan menerapkan strategi yang tepat untuk memastikan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan baik. -
Article No. 20906 | 20 Aug 2025
Klinis : - nyeri dada tengah dan ulu hati sejak 5 hari yang lalu, hari ini terasa begah di perut tiap makan - ngongsrong dan sesak saat aktivitas dirasakan sejak 4 hari yang lalu, 2 hari terakhir tidur posisi miring disangga bantal - muntah muntah kemarin - keringat dingin (-) - riwayat kaki bengkak (-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit jantung, ditandai dengan nyeri dada tengah dan ulu hati sejak 5 hari yang lalu.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penyakit jantung, ditandai dengan ngongsrong dan sesak saat aktivitas yang dirasakan sejak 4 hari yang lalu.
3. Mual berhubungan dengan penyakit gastro-intestinal, ditandai dengan muntah-muntah kemarin.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri terkontrol: Pasien melaporkan nyeri dada tengah dan ulu hati berkurang secara bertahap, dengan skor nyeri tidak melebihi 3 pada skala 0-10.
2. Toleransi aktivitas meningkat: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami ngongsrong dan sesak napas.
3. Tidak ada mual/muntah: Pasien tidak lagi mengalami mual atau muntah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, intensitas)
b. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
c. Anjurkan posisi tidur yang nyaman
d. Ajarkan teknik non-farmakologis mengatasi nyeri (relaksasi, kompres hangat)
2. Manajemen Aktivitas:
a. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas
b. Tetapkan rencana aktivitas bertahap sesuai kemampuan
c. Anjurkan istirahat yang cukup
d. Ajarkan teknik pengaturan energi saat beraktivitas
3. Manajemen Mual dan Muntah:
a. Identifikasi penyebab mual/muntah
b. Kolaborasi pemberian antiemetik sesuai indikasi
c. Anjurkan makan dalam porsi kecil dan sering
d. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi mual
Penjelasan tambahan:
Berdasarkan gejala yang disampaikan, kemungkinan besar pasien mengalami gangguan kardiovaskular dan gastrointestinal. Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan gejala utama yang dialami pasien. Luaran/output yang diharapkan mencerminkan target atau hasil yang ingin dicapai setelah pemberian asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan dirancang untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, dengan mempertimbangkan pendekatan farmakologis dan non-farmakologis. -
Article No. 20907 | 20 Aug 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci untuk kondisi nyeri akut:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Nyeri akut (00132) didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut. Nyeri akut dicirikan oleh timbulnya secara tiba-tiba atau bertahap, intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung dalam waktu yang terbatas, kurang dari 3 bulan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien akan melaporkan penurunan nyeri dalam skala 0-10 (misalnya dari 8 menjadi 4) setelah intervensi keperawatan.
2. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal (misalnya tekanan darah, nadi, pernapasan) setelah nyeri terkontrol.
3. Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan nyeri.
4. Pasien akan menunjukkan ekspresi wajah yang lebih rileks dan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap nyeri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri) untuk memperoleh data dasar.
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, fisioterapis) untuk menentukan strategi penanganan nyeri yang tepat.
3. Berikan analgesik sesuai resep dokter untuk mengurangi nyeri.
4. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis seperti relaksasi, distraksi, terapi panas/dingin.
5. Pantau tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi nyeri.
6. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional dan membantu pasien mengatasi nyeri.
7. Evaluasi efektivitas intervensi nyeri dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Nyeri akut" dipilih karena sesuai dengan kondisi yang dipaparkan, yaitu pasien mengalami nyeri yang timbul secara tiba-tiba atau bertahap, dengan intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung kurang dari 3 bulan. Tujuan luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, menunjukkan tanda-tanda vital normal, peningkatan kemampuan melakukan aktivitas, dan ekspresi wajah yang lebih rileks. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan meliputi pengkajian nyeri, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, pemberian analgesik, pengajaran teknik manajemen nyeri non-farmakologis, pemantauan tanda-tanda vital, pelibatan keluarga, serta evaluasi dan modifikasi intervensi. Semua intervensi ini bertujuan untuk mengatasi nyeri akut yang dialami pasien secara komprehensif. -
Article No. 20908 | 20 Aug 2025
Klinis : berdebar + nyeri dada mengeluh berdebar dan nyeri dada sejak pagi ini minum isdn 5mg dirumah 3x, SL 2x, oral 1x muntah (-) demam (-) batuk (-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien dengan keluhan berdebar dan nyeri dada.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Intoleransi Aktivitas" (00092). Pasien mengalami keluhan berdebar dan nyeri dada, yang menandakan adanya ketidakmampuan untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari akibat keterbatasan fisik. Diagnosa ini mencerminkan masalah kesehatan yang dialami pasien terkait keterbatasan aktivitas karena gejala yang dirasakan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat (0005)
- Kriteria hasil: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami keluhan berdebar dan nyeri dada.
- Indikator: Frekuensi denyut jantung dalam batas normal selama aktivitas, pasien tidak mengalami nyeri dada selama aktivitas, pasien dapat melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
2. Kontrol Nyeri (1605)
- Kriteria hasil: Pasien dapat mengontrol nyeri dada yang dirasakan.
- Indikator: Pasien dapat mengenali tanda dan gejala nyeri dada, pasien dapat menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, pasien dapat melaporkan pengurangan intensitas nyeri dada.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas (0200)
- Kaji aktivitas dan toleransi pasien terhadap aktivitas.
- Bantu pasien merencanakan aktivitas sehari-hari yang sesuai dengan kapasitas fisiknya.
- Ajarkan teknik-teknik aktivitas yang dapat membantu mengurangi kelelahan, seperti pengaturan irama dan istirahat yang cukup.
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala yang muncul selama aktivitas.
2. Manajemen Nyeri (1400)
- Kaji karakteristik nyeri dada yang dirasakan pasien, seperti lokasi, durasi, intensitas, dan kualitas.
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat memicu atau memperberat nyeri dada.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi farmakologis yang sesuai, seperti pemberian ISDN.
- Ajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi kompres hangat.
- Motivasi pasien untuk secara aktif terlibat dalam manajemen nyeri.
Penjelasan yang rinci di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien dengan keluhan berdebar dan nyeri dada. Pendekatan yang digunakan bersifat akademis dan berdasarkan perspektif seorang pakar perawat. -
Article No. 20909 | 20 Aug 2025
Klinis : hiperglikemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi hiperglikemia.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hiperglikemia adalah:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik tubuh.
Karakteristik Definisi:
- Kadar glukosa darah meningkat
- Poliuria
- Polidipsia
- Polifagia
- Kelelahan
- Perubahan berat badan
Faktor Berhubungan:
- Kurangnya pengetahuan tentang diet yang sesuai
- Pola makan yang tidak tepat
- Penyakit kronik (diabetes melitus)
- Stres
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kadar glukosa darah membaik
Kriteria Hasil:
- Kadar glukosa darah dalam rentang normal
- Tidak ada gejala hiperglikemia (poliuria, polidipsia, polifagia)
- Tidak ada perubahan berat badan yang signifikan
2. Pengetahuan Manajemen Penyakit Meningkat
Kriteria Hasil:
- Pasien dapat menjelaskan penyebab, tanda-tanda, dan penanganan hiperglikemia
- Pasien dapat menjelaskan diet yang sesuai untuk mengelola hiperglikemia
- Pasien dapat menjelaskan pentingnya pemantauan glukosa darah secara teratur
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hiperglikemia
Aktivitas:
- Pantau kadar glukosa darah secara teratur
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pengobatan yang sesuai
- Ajarkan pasien tentang diet yang sesuai untuk mengelola hiperglikemia
- Berikan edukasi tentang pentingnya pemantauan glukosa darah
- Bantu pasien mengembangkan strategi untuk mengelola hiperglikemia
2. Edukasi Kesehatan
Aktivitas:
- Identifikasi kebutuhan belajar pasien terkait hiperglikemia
- Berikan informasi tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan hiperglikemia
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang diet yang sesuai untuk mengelola hiperglikemia
- Motivasi pasien untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan diri
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh" dipilih karena kondisi hiperglikemia ditandai dengan asupan nutrisi, terutama karbohidrat, yang melebihi kebutuhan metabolik tubuh. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah, yang kemudian dapat memicu gejala-gejala hiperglikemia seperti poliuria, polidipsia, polifagia, dan perubahan berat badan. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini antara lain kurangnya pengetahuan tentang diet yang sesuai, pola makan yang tidak tepat, dan penyakit kronik seperti diabetes melitus.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kadar glukosa darah membaik: Tujuan utama dari asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperglikemia adalah untuk menormalkan kadar glukosa darah, menghilangkan gejala hiperglikemia, dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul.
2. Pengetahuan Manajemen Penyakit Meningkat: Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan hiperglikemia sangat penting agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan diri dan mencegah terjadinya episode hiperglikemia di masa mendatang.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hiperglikemia: Intervensi ini bertujuan untuk memantau dan mengelola kadar glukosa darah pasien, serta membantu pasien mengembangkan strategi untuk mengelola hiperglikemia.
2. Edukasi Kesehatan: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang hiperglikemia, sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan diri dan mengelola kondisi tersebut dengan baik.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai, diharapkan pasien dengan hiperglikemia dapat memperoleh perawatan yang komprehensif dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 20910 | 20 Aug 2025
Klinis : ketidakstabilan kadar gula
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi ketidakstabilan kadar gula, sesuai dengan perspektif keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ketidakstabilan kadar gula adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh". Diagnosa ini mengacu pada SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) dan menggambarkan ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi, khususnya terkait dengan kadar gula darah yang tidak stabil.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah menerima asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu:
1. Stabilitas Kadar Gula Darah: Pasien menunjukkan kadar gula darah yang stabil dan berada dalam rentang normal sesuai dengan kondisi kesehatannya.
2. Peningkatan Pengetahuan: Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang pengelolaan kadar gula darah, termasuk diet, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan yang tepat.
3. Kepatuhan Pengobatan: Pasien menunjukkan kepatuhan yang baik dalam mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan oleh tim kesehatan.
4. Manajemen Diri yang Efektif: Pasien mampu melakukan manajemen diri yang efektif dalam memantau dan mengendalikan kadar gula darahnya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Kadar Gula Darah: Melakukan pemantauan kadar gula darah secara rutin, baik melalui pemeriksaan laboratorium maupun penggunaan alat pemantau gula darah portable.
2. Edukasi Manajemen Diabetes: Memberikan edukasi komprehensif kepada pasien dan keluarga mengenai pengelolaan diabetes, termasuk diet, aktivitas fisik, penggunaan obat-obatan, dan pemantauan gula darah.
3. Kolaborasi Pengobatan: Berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter dan ahli gizi, untuk menetapkan regimen pengobatan yang tepat bagi pasien.
4. Dukungan Manajemen Diri: Memfasilitasi pasien dalam mengembangkan kemampuan manajemen diri, seperti pemantauan gula darah, pengaturan diet, dan aktivitas fisik.
5. Evaluasi dan Modifikasi Intervensi: Melakukan evaluasi secara berkala terhadap efektivitas intervensi dan melakukan modifikasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan.
Penjelasan yang lebih rinci dan terperinci dapat diberikan jika diperlukan. Sebagai perawat, saya berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, dengan tujuan mencapai hasil yang optimal bagi kesehatan dan kesejahteraan pasien. -
Article No. 20911 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien mengeluh sesak nafas dan gelisah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi pasien yang mengeluh sesak nafas dan gelisah, berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
2. Kecemasan (00146)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Pola Napas (00032)
- Kode SDKI: 00032
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
- Tanda dan gejala: Napas dangkal, napas cepat, penggunaan otot bantu pernapasan, sesak napas.
2. Kecemasan (00146)
- Kode SDKI: 00146
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
- Tanda dan gejala: Gelisah, takut, khawatir, sulit berkonsentrasi.
Kode SLKI dan SIKI:
1. Ketidakefektifan Pola Napas (00032)
- Kode SLKI: 04030 Pola Napas Efektif
- Kode SIKI: 3210 Manajemen Jalan Napas
2. Kecemasan (00146)
- Kode SLKI: 04101 Tingkat Kecemasan Terkontrol
- Kode SIKI: 5820 Pengurangan Kecemasan
Tone = akademis, persona = pakar, nurse:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluh sesak napas dan gelisah, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan adalah Ketidakefektifan Pola Napas (00032) dan Kecemasan (00146). Kedua diagnosa tersebut memiliki definisi, tanda dan gejala, serta kode SLKI dan SIKI yang telah ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Pemahaman tentang diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan yang ada di Indonesia merupakan hal penting bagi seorang pakar atau perawat profesional dalam memberikan perawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien. -
Article No. 20914 | 20 Aug 2025
Klinis : Seorang remaja putri, masuk ke rumah jiwa dengan keluhan tidak bisa tidur, saat diperiksa perawat tampak lesu, ngamuk, dan sering menyendiri. Sebutkan diagnosa ICD, SDKI, SLKI, SIKi, Nanda. Dan pemeriksaan penunjang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosis yang dapat diberikan adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F32.9
- Deskripsi: Gangguan depresi mayor, episode tunggal, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.31
- Deskripsi: Perawatan jiwa, Rawat inap
3. Diagnosis Keperawatan NANDA:
- Kode: 00069
- Judul: Insomnia
- Kode: 00148
- Judul: Kecemasan
4. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Kode: 13031
- Judul: Insomnia
- Kode: 13006
- Judul: Kecemasan
5. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Kode: 30002
- Judul: Istirahat Tidur
- Kode: 30013
- Judul: Tingkat Kecemasan
6. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Kode: 80001
- Judul: Manajemen Insomnia
- Kode: 80002
- Judul: Manajemen Kecemasan
7. Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan darah rutin (hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit)
- Pemeriksaan psikologis: Wawancara, skala depresi, skala kecemasan
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 F32.9 menunjukkan bahwa pasien mengalami gangguan depresi mayor, episode tunggal, tidak dispesifikasi. Hal ini sesuai dengan keluhan pasien yang mengalami masalah tidur, lesu, mudah marah, dan sering menyendiri.
2. Kode ICD-9-CM 94.31 menunjukkan bahwa pasien mendapatkan perawatan jiwa di rumah sakit jiwa.
3. Diagnosis keperawatan NANDA yang sesuai adalah Insomnia (00069) dan Kecemasan (00148).
4. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) yang sesuai adalah Insomnia (13031) dan Kecemasan (13006).
5. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang sesuai adalah Istirahat Tidur (30002) dan Tingkat Kecemasan (30013).
6. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang sesuai adalah Manajemen Insomnia (80001) dan Manajemen Kecemasan (80002).
7. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin untuk mengetahui kondisi umum pasien dan pemeriksaan psikologis seperti wawancara, skala depresi, dan skala kecemasan untuk mengevaluasi kondisi mental pasien. -
Article No. 20915 | 20 Aug 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, yaitu pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan adanya lesi di paru, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab: Sekresi, edema, spasme, dan kelemahan otot pernapasan.
2. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Keterbatasan fisiologis, seperti penyakit pernapasan.
3. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Anoreksia, malabsorpsi, dan peningkatan kebutuhan metabolik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif (0410)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas terbuka dan bebas dari sekresi.
Kriteria hasil:
- Pasien dapat mengeluarkan sekresi dengan efektif.
- Tidak ada suara napas tambahan.
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
2. Toleransi Aktivitas (0005)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
Kriteria hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa sesak napas.
- Pasien memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal saat beraktivitas.
3. Status Nutrisi: Kebutuhan Terpenuhi (1009)
Definisi: Asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Kriteria hasil:
- Pasien tidak mengalami penurunan berat badan.
- Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan.
- Hasil laboratorium menunjukkan status gizi yang memadai.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Untuk Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- Auskultasi suara napas
- Fasilitasi batuk efektif
- Manajemen jalan napas
- Manajemen oksigen
- Terapi inhalasi
2. Untuk Intoleransi Aktivitas:
- Asesmen toleransi aktivitas
- Atur aktivitas dan istirahat
- Manajemen energi
- Terapi oksigen
- Terapi pernapasan
3. Untuk Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Asesmen status nutrisi
- Manajemen nutrisi
- Konseling gizi
- Monitoring asupan dan output cairan
- Terapi nutrisi enteral atau parenteral, jika diperlukan
Penjelasan rinci untuk setiap intervensi keperawatan diperlukan agar dapat dilaksanakan secara komprehensif dan efektif untuk mencapai luaran/output yang diharapkan.