Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10236 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan ST elevasi . riwayat penyakit sebelunya di sangkal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk menarik atau menghembuskan napas dengan lancar.
Gejala: Sesak napas, napas cepat, napas dangkal.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Gejala: Mual, keringat dingin.
3. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Gejala: Nyeri dada, EKG menunjukkan ST elevasi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan gejala dan tanda yang ditemukan pada pasien.
- Diagnosa keperawatan digunakan sebagai dasar untuk merencanakan dan memberikan intervensi keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi keperawatan yang diberikan.
- Luaran keperawatan mencakup perubahan kondisi pasien, perilaku, dan pengetahuan setelah intervensi dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan.
- Intervensi keperawatan meliputi tindakan mandiri perawat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan berpusat pada pasien. -
Article No. 10237 | 02 Jan 2025
Klinis : dua kebutuhan intoleransi aktivitas intuk hematemesis melena
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau yang dibutuhkan akibat keterbatasan fisik atau psikologis.
Faktor yang Berhubungan: Penurunan suplai oksigen, penurunan energi, nyeri, mual, dan gejala lain yang berhubungan dengan hematemesis dan melena.
2. Risiko Kekurangan Volume Cairan
Definisi: Rentan mengalami pengurangan jumlah cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler, yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor yang Berhubungan: Kehilangan darah dan cairan akibat hematemesis dan melena.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri sesuai kemampuan.
- Klien dapat beristirahat tanpa mengalami rasa lelah yang berlebihan.
- Klien melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
2. Keseimbangan Cairan
- Klien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Klien tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.
- Klien melaporkan peningkatan rasa haus yang terpenuhi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi klien.
- Bantu klien dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuan.
- Anjurkan klien untuk beristirahat secara teratur.
- Pantau tanda-tanda vital dan respons klien terhadap aktivitas.
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang manajemen aktivitas.
2. Risiko Kekurangan Volume Cairan
- Pantau intake dan output cairan klien.
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan.
- Pantau tanda-tanda dehidrasi, seperti bibir kering, turgor kulit, dan kelemahan.
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya asupan cairan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengatasi penyebab kehilangan cairan.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi dengan gejala hematemesis dan melena adalah Intoleransi Aktivitas dan Risiko Kekurangan Volume Cairan. Intoleransi Aktivitas disebabkan oleh penurunan suplai oksigen, penurunan energi, nyeri, mual, dan gejala lain yang berhubungan dengan hematemesis dan melena. Risiko Kekurangan Volume Cairan disebabkan oleh kehilangan darah dan cairan akibat gejala tersebut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah peningkatan toleransi aktivitas, stabilitas tanda-tanda vital, dan pemenuhan kebutuhan cairan. Intervensi Keperawatan (SIKI) yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut meliputi pengkajian, pemberian bantuan dalam aktivitas, pengaturan istirahat, pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena, edukasi, dan kolaborasi dengan tim kesehatan. -
Article No. 10238 | 02 Jan 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan ST elevasi . riwayat penyakit sebelunya di sangkal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, yaitu wanita berusia 60 tahun dengan gejala sesak napas, mual, dan keringat dingin serta hasil EKG menunjukkan ST elevasi, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan disfungsi neuromuskular (jantung) yang ditandai dengan sesak napas dan keringat dingin.
Penjelasan: Ketidakefektifan pola napas adalah kemampuan bernapas yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan ventilasi. Pada kasus ini, sesak napas dan keringat dingin merupakan tanda-tanda adanya disfungsi neuromuskular (jantung) yang menyebabkan ketidakefektifan pola napas.
2. Mual berhubungan dengan iskemia miokard yang ditandai dengan mual.
Penjelasan: Mual merupakan gejala yang sering terjadi pada kondisi iskemia miokard, di mana aliran darah ke otot jantung terganggu, sehingga menyebabkan mual.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang dicapai adalah:
1. Pasien menunjukkan pola napas yang efektif, ditandai dengan:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal (12-20 x/menit)
b. Irama napas teratur
c. Tidak ada tanda-tanda sesak napas atau distress pernapasan
d. Saturasi oksigen dalam rentang normal (>95%)
2. Pasien mencapai kontrol mual, ditandai dengan:
a. Frekuensi mual menurun
b. Pasien dapat mempertahankan asupan oral yang adekuat
c. Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
1. Intervensi terkait Ketidakefektifan pola napas:
a. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, terutama frekuensi napas, saturasi oksigen, dan tanda-tanda distres pernapasan.
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam rentang normal.
c. Anjurkan pasien untuk melakukan latihan napas dalam dan relaksasi untuk meningkatkan efektivitas pola napas.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk pemberian obat-obatan atau tindakan medis yang diperlukan.
2. Intervensi terkait Mual:
a. Lakukan pengkajian terhadap tingkat mual dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b. Berikan antiemetik sesuai dengan resep dokter untuk mengatasi mual.
c. Berikan intervensi nonfarmakologis seperti kompres dingin, akupresur, atau aromaterapi untuk mengurangi mual.
d. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat meredakan mual, seperti makanan ringan dan minuman hangat.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk penatalaksanaan mual yang lebih komprehensif.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian secara komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai, menetapkan luaran/output yang diharapkan, dan menyusun rencana intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran tersebut. Perawat juga harus berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan perawatan yang holistik dan optimal bagi pasien. -
Article No. 10239 | 02 Jan 2025
Klinis : Diagnosa nya nausea
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci terkait kondisi nausea berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nausea berdasarkan SDKI adalah "Nausea". Nausea didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Nausea dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping pengobatan, gangguan gastrointestinal, stres, atau kondisi medis lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan SLKI, luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan nausea adalah:
1. Kontrol Gejala: Pasien dapat mengendalikan gejala nausea yang dirasakan.
2. Kenyamanan: Pasien merasakan kenyamanan selama mengalami nausea.
3. Status Nutrisi: Pasien mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
4. Toleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan pada pasien dengan nausea, beberapa intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan SIKI adalah:
1. Manajemen Nausea:
- Identifikasi faktor penyebab nausea
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nausea
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nausea
- Berikan antiemetik sesuai dengan indikasi dan rencana pengobatan
2. Manajemen Nutrisi:
- Monitor asupan nutrisi dan cairan pasien
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan dapat ditoleransi
- Ajarkan teknik makan yang dapat membantu mengurangi nausea
3. Manajemen Aktivitas:
- Bantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi
- Ajarkan teknik pengaturan aktivitas untuk mengurangi kelelahan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memfasilitasi aktivitas yang tepat
Penjelasan rinci untuk setiap poin di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memahami pendekatan keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi nausea pada pasien. Sebagai perawat, kami berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien. -
Article No. 10136 | 01 Jan 2025
Klinis : DS : - Keluarga klien mengatakan klien tidak menghbiskan makanannya saat makan - Keluarga klien mengatakan klien hanya mau makan makanan lembut - Keluarga klien mengatakan klien belum BAB selama masuk rumah sakit. DO : - BB sebelum sakit : 30kg - BB setelah sakit : 25kg - TB : 142cm - IMT : 12,4 - Rambut tampak rontok
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Malnutrisi Berhubungan dengan Penurunan Asupan Makanan
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Malnutrisi adalah keadaan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang dapat menyebabkan perubahan komposisi tubuh dan fungsi tubuh.
- Faktor yang berhubungan dengan kondisi ini adalah penurunan asupan makanan, yang terlihat dari klien yang tidak menghabiskan makanannya dan hanya mau makan makanan lembut.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai, asupan nutrisi yang adekuat, dan tidak terjadi komplikasi terkait malnutrisi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengevaluasi kebutuhan nutrisi, meningkatkan asupan makanan, dan memantau perubahan berat badan.
2. Konstipasi Berhubungan dengan Perubahan Pola Eliminasi
Penjelasan:
- SDKI: Konstipasi adalah pengalaman defekasi yang tidak teratur, sulit, atau tidak lengkap.
- Faktor yang berhubungan dengan kondisi ini adalah perubahan pola eliminasi, yang terlihat dari klien yang belum BAB selama masuk rumah sakit.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mempertahankan pola eliminasi yang normal, tidak mengalami komplikasi terkait konstipasi, dan merasa nyaman.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengevaluasi pola eliminasi, memberikan edukasi tentang pentingnya pola eliminasi yang normal, dan memberikan intervensi untuk memperlancar eliminasi.
Dengan menggunakan kerangka SDKI, SLKI, dan SIKI, saya telah memberikan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien dan penjelasan singkatnya. Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan meningkatkan kualitas hidup klien. -
Article No. 10137 | 01 Jan 2025
Klinis : defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi defisit nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Nutrisi didefinisikan sebagai ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi untuk memelihara proses biologis. Karakteristik definisi ini mencakup ketidakmampuan untuk makan, ketidakcukupan nutrisi, dan penurunan berat badan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis Defisit Nutrisi adalah pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan asupan nutrisi, mempertahankan berat badan ideal, dan menunjukkan tanda-tanda perbaikan status nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Defisit Nutrisi meliputi:
1. Pengkajian nutrisi secara komprehensif
2. Pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan
3. Edukasi tentang kebutuhan nutrisi dan manajemen diet
4. Monitoring status nutrisi dan berat badan
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet yang tepat
Dalam pendekatan akademis, perawat sebagai pakar harus memastikan bahwa diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang diterapkan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang sistematis, terukur, dan berpusat pada pasien. -
Article No. 10138 | 01 Jan 2025
Klinis : S: -pasien mengatakan mengeluh sesak nafas dan lemas, pasien - pasien mengatakan BAB berwana hitam sejak 1 minggu yang lalu O: compos mentis, TD: 148/65, Nadi: 68 x/menit, RR: 12x/menit, Suhu: 36,7 Celcius terpasang chimino di tangan kiri hematome dari rumah, CDL di jugularis kanan, terpasang infus DI VMD no. 22 tanggal 31/12/2024 bengkak dan vena pedis sinestra no.22 tanggal 01/01/2025. cairan infus Nacl 0,9 % 500 ml/24 jam dan drip Pantoprazole 8 mg/jam. BAK spontan, urine minimal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien ini, yaitu:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Gastrointestinal
- S: Pasien mengeluh BAB berwarna hitam sejak 1 minggu yang lalu.
- O: Pasien terpasang chimino di tangan kiri dengan hematoma, dan CDL di jugularis kanan.
- Diagnosa Keperawatan SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan Gastrointestinal
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- S: Pasien mengeluh sesak napas dan lemas.
- O: RR pasien 12x/menit.
- Diagnosa Keperawatan SDKI: Ketidakefektifan Pola Napas
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Perfusi Jaringan Gastrointestinal:
- Perubahan Warna Kulit: Membaik
- Perdarahan Gastrointestinal: Terkendali
- Rasa Tidak Nyaman Saluran Cerna: Terkurangi
2. Ketidakefektifan Pola Napas:
- Frekuensi Napas: Membaik
- Upaya Napas: Membaik
- Oksigenasi: Membaik
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Perfusi Jaringan Gastrointestinal:
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Observasi perdarahan atau hematemesis
- Atur posisi pasien untuk memaksimalkan aliran darah ke saluran cerna
- Kolaborasi pemberian obat-obatan antihemoragik sesuai indikasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya pemantauan gejala dan tanda-tanda perdarahan
2. Ketidakefektifan Pola Napas:
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Bantu pasien dengan teknik pernapasan yang efektif
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi pemberian obat-obatan bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga pola napas yang efektif
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI dipilih berdasarkan tanda dan gejala yang dialami pasien, yaitu keluhan sesak napas, lemas, dan BAB berwarna hitam. Gangguan perfusi jaringan gastrointestinal dan ketidakefektifan pola napas merupakan diagnosa yang sesuai dengan kondisi pasien.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mengacu pada penggunaan SLKI, yakni memantau perbaikan kondisi pasien terkait perubahan warna kulit, perdarahan gastrointestinal, rasa tidak nyaman saluran cerna, frekuensi napas, upaya napas, dan oksigenasi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran menggunakan SIKI, yaitu pemantauan tanda-tanda vital, observasi gejala, pengaturan posisi pasien, kolaborasi pemberian obat-obatan, serta edukasi kepada pasien dan keluarga. Intervensi ini bertujuan untuk mengendalikan perdarahan, memperbaiki pola napas, dan meningkatkan kenyamanan pasien. -
Article No. 10139 | 01 Jan 2025
Klinis : Pasien mengatakan pusing, mual dan muntah (+)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk permintaan Anda:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: Pasien mengatakan pusing, mual dan muntah (+)
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.
Penjelasan:
Pasien mengeluhkan pusing, mual, dan muntah, yang merupakan gejala-gejala dari ketidakseimbangan nutrisi karena asupan makanan dan cairan yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Mual dan muntah dapat menyebabkan pasien kehilangan nafsu makan, sehingga asupan nutrisi terganggu. Hal ini mengarah pada diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah".
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah:
Keseimbangan Cairan: Adekuat
Penjelasan:
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output "Keseimbangan Cairan: Adekuat". Ini berarti pasien dapat mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat mencegah dehidrasi dan memfasilitasi proses penyembuhan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran "Keseimbangan Cairan: Adekuat" adalah:
1. Manajemen Cairan
2. Manajemen Mual
3. Manajemen Nutrisi
Penjelasan:
1. Manajemen Cairan
- Pantau status cairan pasien, termasuk intake dan output, berat badan, dan tanda-tanda dehidrasi.
- Berikan cairan intravena atau enteral sesuai kebutuhan untuk mengganti cairan yang hilang akibat mual dan muntah.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan kebutuhan cairan pasien.
2. Manajemen Mual
- Identifikasi faktor penyebab mual, seperti efek samping obat, infeksi, atau ketidakseimbangan elektrolit.
- Berikan antiemetik sesuai resep untuk mengurangi mual.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi mual.
3. Manajemen Nutrisi
- Hitung kebutuhan kalori dan nutrisi pasien, serta berikan makanan/suplemen yang mudah dicerna.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Pantau asupan makanan dan cairan pasien, serta berikan dukungan nutrisi sesuai kebutuhan.
Dengan penerapan Intervensi Keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output "Keseimbangan Cairan: Adekuat", sehingga dapat membantu proses pemulihan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 10140 | 01 Jan 2025
Klinis : Pasien mengatakan badan pegel (+)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang mengeluhkan badan pegel.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien yang mengatakan badan pegel, diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah Nyeri Akut. Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut. Pasien yang mengeluhkan badan pegel umumnya mengalami nyeri akut, yang ditandai dengan gejala seperti rasa tidak nyaman, kaku, dan keterbatasan dalam pergerakan.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagaimana tercantum dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), yaitu Kontrol Nyeri. Kontrol Nyeri didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk mengendalikan pengalaman nyeri yang dirasakan. Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk menilai Kontrol Nyeri meliputi: (1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang memperberat dan meringankan nyeri, (2) Menerapkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, (3) Melaporkan penurunan intensitas nyeri, dan (4) Melaporkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output Kontrol Nyeri, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
1. Manajemen Nyeri
- Kaji nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor pencetus nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi farmakologis yang sesuai.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat/dingin, relaksasi, distraksi, dan terapi musik.
- Dorong pasien untuk menggunakan strategi manajemen nyeri yang telah dipelajari.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi rencana asuhan sesuai kebutuhan.
2. Peningkatan Mobilitas Fisik
- Kaji tingkat mobilitas fisik pasien saat ini.
- Bantu pasien melakukan latihan gerak dan pergerakan sesuai toleransi.
- Ajarkan teknik mobilisasi yang tepat untuk mengurangi nyeri.
- Kolaborasi dengan tim terapeutik untuk menyusun program rehabilitasi yang sesuai.
- Evaluasi progres pasien dan modifikasi rencana asuhan jika diperlukan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output Kontrol Nyeri, di mana pasien mampu mengendalikan pengalaman nyeri yang dirasakan dan meningkatkan kemampuan beraktivitas. -
Article No. 10141 | 01 Jan 2025
Klinis : plasenta akreta
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko perdarahan terkait implantasi plasenta yang abnormal (plasenta akreta)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko perdarahan adalah kondisi individu yang memiliki kemungkinan mengalami kehilangan darah yang berlebihan dari saluran genital.
- Faktor yang berkontribusi pada risiko perdarahan pada kasus plasenta akreta meliputi implantasi plasenta yang abnormal, anomali uterus, dan riwayat bedah uterus sebelumnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan volume cairan tubuh yang adekuat, tidak terjadi komplikasi perdarahan, dan tidak terjadi syok hipovolemik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan perdarahan, pemberian cairan intravena, serta kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan operatif jika diperlukan.