Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20894 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah kanan tiba tiba sejak 12 jam smrs , lemah tiba tiba, tidak bisa diajak komunikasi, plika nasolabialis asimetris, nyeri kepala (-) mual (-) muntah (-) kejang (-) penurunan kesadaran (+) nyeri dada menjalar ke punggung menjalar ke pungggung sejak 1 minggu ini, sesak nafas (+) doe (+) oertopnue (-) riw nyeri dada (-) bab dan bak dbn rpd : ht (+) dm (-) jantung(-)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data klinis yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Berjalan Terganggu (SDKI: 00088)
- Definisi: Keterbatasan yang disebabkan oleh gangguan neuromuskular, muskuloskeletal, atau persepsi, yang menghambat mobilitas individu.
- Kode SLKI: Ambulasi Mandiri (0701)
- Kode SIKI: Manajemen Aktivitas (I0106)
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Komunikasi Verbal (SDKI: 00051)
- Definisi: Keterbatasan dalam penggunaan atau pemahaman simbol-simbol lisan.
- Kode SLKI: Komunikasi Efektif (1403)
- Kode SIKI: Manajemen Komunikasi (I0102)
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral (SDKI: 00022)
- Definisi: Penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengancam kesehatan.
- Kode SLKI: Perfusi Jaringan Adekuat (0803)
- Kode SIKI: Manajemen Perfusi Serebral (I0402)
4. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut (SDKI: 00132)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Kode SLKI: Kontrol Nyeri (1605)
- Kode SIKI: Manajemen Nyeri (I0209)
5. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Curah Jantung (SDKI: 00029)
- Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- Kode SLKI: Perfusi Jaringan Adekuat (0803)
- Kode SIKI: Manajemen Hemodinamik (I0401)
Penjelasan singkat:
1. Berjalan Terganggu: Pasien mengalami kelemahan pada satu sisi tubuh yang menyebabkan gangguan mobilitas.
2. Gangguan Komunikasi Verbal: Pasien tidak dapat diajak berkomunikasi akibat gangguan neuromuskular.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral: Adanya gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan gejala seperti penurunan kesadaran.
4. Nyeri Akut: Pasien mengalami nyeri kepala yang menjalar ke punggung.
5. Penurunan Curah Jantung: Adanya gejala sesak napas dan tanda-tanda ketidakstabilan hemodinamik. -
Article No. 20895 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah kanan tiba tiba sejak 12 jam smrs , lemah tiba tiba, tidak bisa diajak komunikasi, plika nasolabialis asimetris, nyeri kepala (-) mual (-) muntah (-) kejang (-) penurunan kesadaran (+) nyeri dada menjalar ke punggung menjalar ke pungggung sejak 1 minggu ini, sesak nafas (+) doe (+) oertopnue (-) riw nyeri dada (-) bab dan bak dbn rpd : ht (+) dm (-) jantung(-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kelemahan Neuromuskular ditandai dengan Hemiparesis Kanan, Asimetris Plika Nasolabialis.
2. Gangguan Komunikasi Verbal Berhubungan dengan Penurunan Kesadaran ditandai dengan Tidak Dapat Diajak Komunikasi.
3. Nyeri Akut Berhubungan dengan Proses Penyakit ditandai dengan Nyeri Kepala, Nyeri Dada Menjalar ke Punggung.
4. Penurunan Curah Jantung Berhubungan dengan Penyakit Kardiovaskular ditandai dengan Sesak Nafas, Ortopnea, Edema.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik Membaik: Pasien mampu menggerakkan ekstremitas kanan secara mandiri, plika nasolabialis simetris.
2. Komunikasi Verbal Membaik: Pasien mampu berkomunikasi secara verbal dan responsif terhadap pertanyaan.
3. Nyeri Terkontrol: Pasien melaporkan nyeri kepala dan dada terkontrol, skala nyeri menurun.
4. Perfusi Jaringan Kardiak Membaik: Pasien menunjukkan tanda-tanda perbaikan kardiovaskular, seperti penurunan sesak nafas, edema, dan peningkatan toleransi aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kelemahan Neuromuskular:
a. Lakukan pemeriksaan fisik secara komprehensif, termasuk pengkajian neurologis.
b. Berikan latihan fisik dan terapi okupasi untuk meningkatkan kemampuan mobilitas.
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat-obatan dan terapi yang sesuai.
d. Ajarkan teknik penggunaan alat bantu, seperti walker atau kursi roda, jika diperlukan.
e. Dorong keluarga untuk terlibat dalam perawatan dan membantu latihan pasien.
2. Gangguan Komunikasi Verbal Berhubungan dengan Penurunan Kesadaran:
a. Lakukan pemeriksaan neurologis secara berkala untuk memantau tingkat kesadaran.
b. Berikan stimulasi sensorik dan lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan respons pasien.
c. Gunakan alat bantu komunikasi, seperti papan komunikasi, jika pasien tidak dapat berbicara.
d. Libatkan keluarga dalam proses komunikasi dan interaksi dengan pasien.
e. Kolaborasi dengan terapis wicara untuk evaluasi dan intervensi yang sesuai.
3. Nyeri Akut Berhubungan dengan Proses Penyakit:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, intensitas, kualitas, dan durasi nyeri.
b. Berikan terapi analgesik sesuai dengan resep dokter.
c. Terapkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan terapi nyeri.
e. Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri mandiri.
4. Penurunan Curah Jantung Berhubungan dengan Penyakit Kardiovaskular:
a. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital dan status hemodinamik secara berkala.
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
c. Anjurkan pasien untuk beristirahat dan membatasi aktivitas sesuai toleransi.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi dan pemberian terapi kardiovaskular yang sesuai.
e. Ajarkan pasien dan keluarga tentang gaya hidup sehat dan manajemen penyakit kardiovaskular.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda paparkan. Saya harap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 20896 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah kanan tiba tiba sejak 12 jam smrs , lemah tiba tiba, tidak bisa diajak komunikasi, plika nasolabialis asimetris, nyeri kepala (-) mual (-) muntah (-) kejang (-) penurunan kesadaran (+) nyeri dada menjalar ke punggung menjalar ke pungggung sejak 1 minggu ini, sesak nafas (+) doe (+) oertopnue (-) riw nyeri dada (-) bab dan bak dbn rpd : ht (+) dm (-) jantung(-)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Perfusi Serebral Berhubungan dengan Stroke Iskemik
Pasien datang dengan keluhan lemah mendadak pada satu sisi tubuh, gangguan komunikasi, dan asimetris plika nasolabialis, yang menunjukkan adanya indikasi stroke iskemik. Hal ini dapat menyebabkan gangguan perfusi serebral.
2. Nyeri Akut Berhubungan dengan Infark Miokard
Pasien mengalami nyeri dada yang menjalar ke punggung sejak 1 minggu terakhir, yang merupakan gejala khas dari infark miokard. Nyeri ini dapat diklasifikasikan sebagai nyeri akut.
3. Penurunan Cardiac Output Berhubungan dengan Infark Miokard
Kondisi infark miokard yang dialami pasien dapat menyebabkan penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif, sehingga dapat mengakibatkan penurunan cardiac output.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Serebral Membaik
Setelah mendapatkan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien akan mengalami perbaikan dalam perfusi serebral, sehingga fungsi neurologisnya juga membaik.
2. Nyeri Terkontrol
Melalui intervensi keperawatan yang adekuat, diharapkan pasien dapat mengendalikan rasa nyeri dada yang dirasakan, sehingga dapat mengurangi tingkat keparahan dan mempertahankan kenyamanan.
3. Cardiac Output Meningkat
Dengan penanganan yang komprehensif, diharapkan kondisi pasien dapat stabil dan cardiac outputnya meningkat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan perfusi jaringan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Gangguan Perfusi Serebral Berhubungan dengan Stroke Iskemik:
a. Monitoring tanda-tanda vital dan status neurologis secara berkala
b. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi trombolitik atau penanganan lainnya
d. Latihan mobilisasi bertahap sesuai kemampuan pasien
e. Edukasi dan dukungan psikologis bagi pasien dan keluarga
2. Intervensi untuk Nyeri Akut Berhubungan dengan Infark Miokard:
a. Penilaian nyeri secara komprehensif
b. Pemberian analgesik sesuai indikasi
c. Teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri
d. Pengaturan posisi yang nyaman bagi pasien
e. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan infark miokard
3. Intervensi untuk Penurunan Cardiac Output Berhubungan dengan Infark Miokard:
a. Monitoring tanda-tanda vital dan status hemodinamik pasien
b. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi inotropik atau intervensi lainnya
d. Pengaturan aktivitas dan istirahat yang seimbang
e. Edukasi dan dukungan bagi pasien dan keluarga mengenai manajemen kondisi jantung
Penjelasan di atas disusun secara akademis dan komprehensif, dengan menggunakan persona seorang pakar atau perawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang mendalam dalam bidang keperawatan. -
Article No. 20897 | 20 Aug 2025
Klinis : diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi diare sesuai dengan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa Keperawatan: Diare (00013)
Definisi:
Pengeluaran feses yang tidak normal, berlebihan, dan tidak terkontrol.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00013
Judul: Diare
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, berlebihan, dan tidak terkontrol.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1608
Judul: Kontrol Eliminasi
Definisi: Kemampuan untuk mengatur pola pengeluaran urin dan feses.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3160
Judul: Manajemen Diare
Definisi: Tindakan untuk mengatasi masalah diare, mencegah komplikasi, dan memulihkan status kesehatan.
Sebagai seorang perawat, saya berharap penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami Diagnosa Keperawatan dan standar-standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi diare. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 20898 | 20 Aug 2025
Klinis : diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi diare, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Diare (D-003)
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)
- Kode: D-003
- Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, yaitu lebih cair dan/atau lebih sering dari biasanya.
2. Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan Indonesia (SKLI)
- Kode: P-0040
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang ditujukan untuk memulihkan atau mempertahankan fungsi pencernaan yang optimal pada pasien dengan diare.
3. Sistem Klasifikasi Hasil Keperawatan Indonesia (SKHI)
- Kode: H-0402
- Definisi: Tingkat pemulihan atau pemeliharaan fungsi pencernaan yang optimal pada pasien dengan diare.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan "Diare (D-003)" mengacu pada kondisi pasien yang mengalami pengeluaran feses yang tidak normal, lebih cair dan/atau lebih sering dari biasanya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan (SKLI P-0040) meliputi serangkaian tindakan untuk memulihkan atau mempertahankan fungsi pencernaan yang optimal pada pasien dengan diare. Sedangkan hasil keperawatan yang diharapkan (SKHI H-0402) adalah tingkat pemulihan atau pemeliharaan fungsi pencernaan yang optimal pada pasien dengan diare. -
Article No. 20899 | 20 Aug 2025
Klinis : diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi diare.
Diagnosa Keperawatan:
Diare (00013)
Definisi: Eliminasi feses yang tidak terkendali, dengan peningkatan frekuensi, volume, dan kelonggaran konsistensi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Resiko Dehidrasi (10019)
Definisi: Peningkatan risiko kehilangan cairan dan elektrolit yang melebihi asupan.
2. Perawatan Diri: Toileting Terganggu (11002)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan (10001)
Definisi: Tercapainya keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan.
2. Status Hidrasi (10004)
Definisi: Tercapainya status hidrasi yang optimal.
3. Pemulihan Buang Air Besar (10013)
Definisi: Tercapainya pola buang air besar yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan (6650)
Definisi: Pengaturan asupan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
2. Perawatan Diare (7046)
Definisi: Upaya untuk memulihkan pola buang air besar yang normal dan mengurangi komplikasi.
3. Perawatan Higiene (1801)
Definisi: Upaya untuk mempertahankan kebersihan tubuh.
Dalam kondisi diare, perawat akan fokus pada penanganan cairan dan elektrolit, pemulihan pola buang air besar, serta perawatan higiene untuk mencegah dehidrasi dan komplikasi lainnya. Intervensi keperawatan yang dilakukan akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan mengacu pada standar praktik keperawatan yang berlaku. -
Article No. 20900 | 20 Aug 2025
Klinis : hipovolemik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi hipovolemik yang Anda tanyakan.
Diagnosa Keperawatan:
Kekurangan Volume Cairan (00027)
Definisi: Kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang melebihi asupan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00027
Definisi: Kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang melebihi asupan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS - 00027
Definisi: Individu mencapai keseimbangan cairan yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: NI - 00027
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan dan mempertahankan volume cairan tubuh yang sesuai.
Penjelasan singkat:
Kondisi hipovolemik menggambarkan kekurangan volume cairan dalam tubuh, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti perdarahan, dehidrasi, atau kehilangan cairan yang berlebihan. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Kekurangan Volume Cairan", yang bertujuan untuk memulihkan keseimbangan cairan tubuh yang adekuat melalui intervensi keperawatan yang sesuai, seperti pemberian cairan intravena, pemantauan tanda-tanda vital, dan evaluasi status cairan.
Diharapkan penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan standar keperawatan terkait kondisi hipovolemik. Sebagai perawat, saya akan bekerja dengan tim kesehatan lain untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang optimal. -
Article No. 20901 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri perut menyesak kedada sejak 7 jam smrs ,nyeri rasa terhimpit dan menjalar sampai ke punggung dan lengan kiri,keringat dingin (+)sesak (+)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang dialami pasien, yaitu nyeri perut menyesak ke dada, nyeri rasa terhimpit dan menjalar sampai ke punggung dan lengan kiri, serta disertai keringat dingin dan sesak, maka diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Nyeri akut (Acute Pain)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Agen cedera fisik (misal: inflamasi, iskemia, trauma).
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Kontrol Nyeri (Pain Management)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencapai tingkat rasa nyaman yang diterima oleh individu.
Kriteria Hasil:
1) Melaporkan nyeri terkontrol
2) Menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
3) Mengenali dan mengungkapkan faktor pencetus nyeri
4) Mendemonstrasikan perilaku untuk mengurangi nyeri
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Nyeri (Pain Management)
Definisi: Tindakan untuk memperbaiki dan mengurangi nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima oleh pasien.
Aktivitas Keperawatan:
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri.
2) Identifikasi skala nyeri pasien dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.
3) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi farmakologis yang tepat.
4) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin, dan teknik lainnya.
5) Pantau efektivitas intervensi dan respon pasien terhadap intervensi yang diberikan.
6) Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan pasien terkait manajemen nyeri.
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Nyeri akut" dipilih karena pasien mengeluhkan nyeri yang menyesak ke dada, nyeri rasa terhimpit dan menjalar sampai ke punggung dan lengan kiri, serta disertai keringat dingin dan sesak, yang merupakan gejala-gejala khas dari nyeri akut. Penyebabnya dapat berasal dari agen cedera fisik, seperti inflamasi atau iskemia.
Luaran/output yang diharapkan adalah "Kontrol Nyeri", di mana pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, mengenali dan mengungkapkan faktor pencetus nyeri, serta mendemonstrasikan perilaku untuk mengurangi nyeri.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Nyeri", di mana perawat akan melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, mengidentifikasi skala nyeri, berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi farmakologis yang tepat, mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, memantau efektivitas intervensi, serta memberikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan pasien terkait manajemen nyeri. -
Article No. 20902 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan post op sinusitis 2 minggu lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan keluhan post op sinusitis 2 minggu lalu.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah "Nyeri Akut" (SDKI 2017). Pasien dengan post op sinusitis 2 minggu lalu dapat mengalami nyeri akut pada area sinusnya akibat proses penyembuhan yang masih berlangsung.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri: Pasien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan pada area sinusnya.
2. Pemulihan Luka: Luka operasi pada sinus pasien dapat sembuh dengan baik tanpa komplikasi.
3. Pengetahuan: Pasien memahami proses penyembuhan dan perawatan luka operasi sinus yang tepat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Mengkaji nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan faktor yang mempengaruhi).
b. Memberikan analgesik sesuai indikasi dan evaluasi efektivitasnya.
c. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, kompres hangat/dingin, dan distraksi.
d. Memantau efektivitas intervensi dalam menurunkan nyeri.
2. Perawatan Luka:
a. Melakukan observasi luka operasi pada sinus untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi atau komplikasi.
b. Melakukan perawatan luka secara aseptik sesuai prosedur.
c. Mengajarkan pasien dan keluarga cara perawatan luka yang benar.
d. Memantau proses penyembuhan luka.
3. Edukasi Kesehatan:
a. Memberikan informasi terkait proses penyembuhan dan perawatan luka operasi sinus.
b. Mengajarkan pasien dan keluarga tindakan pencegahan komplikasi, seperti menjaga kebersihan luka, menghindari aktivitas berat, dan mematuhi terapi.
c. Memastikan pasien dan keluarga memahami informasi yang diberikan dan dapat melakukan perawatan dengan benar.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" dipilih karena pasien dengan post op sinusitis 2 minggu lalu kemungkinan masih mengalami nyeri pada area sinusnya akibat proses penyembuhan yang sedang berlangsung. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri, perawatan luka, dan edukasi kesehatan. Tujuan luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengontrol nyeri, luka operasi dapat sembuh dengan baik, dan pasien serta keluarga memahami proses penyembuhan dan perawatan luka yang tepat. -
Article No. 20903 | 20 Aug 2025
Klinis : mata kabur sejak 1 tahun yang lalu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi mata kabur sejak 1 tahun yang lalu.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Gangguan Penglihatan" (Impaired Vision). Gangguan Penglihatan didefinisikan sebagai penurunan kemampuan visual yang mengakibatkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah melakukan asuhan keperawatan yang tepat, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Pasien dapat mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal.
2. Pasien dapat beradaptasi dengan perubahan penglihatan.
3. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman dan mandiri.
4. Pasien dapat mengelola gejala dan komplikasi yang terkait dengan gangguan penglihatan.
5. Pasien dapat meningkatkan kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemeriksaan Fisik:
a. Melakukan pemeriksaan mata secara komprehensif, termasuk visus, lapang pandang, dan fungsi mata lainnya.
b. Mengidentifikasi penyebab atau faktor yang berkontribusi terhadap gangguan penglihatan.
2. Manajemen Gejala:
a. Memberikan edukasi kepada pasien tentang gangguan penglihatan yang dialami dan cara pengelolaannya.
b. Mengajarkan teknik kompensasi dan adaptasi untuk mengatasi keterbatasan penglihatan.
c. Membantu pasien dalam menggunakan alat bantu penglihatan, jika diperlukan.
3. Promosi Kesehatan:
a. Memberikan edukasi tentang gaya hidup sehat dan pencegahan komplikasi yang dapat mempengaruhi penglihatan.
b. Mendorong pasien untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin.
c. Menghubungkan pasien dengan sumber daya dan layanan pendukung yang tersedia.
4. Perawatan Kolaboratif:
a. Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter spesialis mata, untuk menentukan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat.
b. Memantau dan mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan, serta melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terarah untuk membantu pasien dengan kondisi mata kabur sejak 1 tahun yang lalu.