Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10329 | 04 Jan 2025
Klinis : Hasil CT-Scan menunjukkan adanya chronic infarct di lobus frontalis sinistra dan di lobus parietotemporalis posterior sinistra Hasil EKG menunjukkan Infark Miokard Akut (IMA) Anteroseptal
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, kami akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis dalam format yang terstruktur seperti yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I63.5
- Deskripsi: Infark serebri kronik akibat oklusi atau stenosis arteri serebri
Penjelasan:
- Kode I63.5 dalam ICD-10 menggambarkan adanya infark serebri kronik yang disebabkan oleh oklusi atau stenosis arteri serebri.
- Dalam kasus ini, hasil CT-Scan menunjukkan adanya chronic infarct di lobus frontalis sinistra dan di lobus parietotemporalis posterior sinistra, yang sesuai dengan diagnosis infark serebri kronik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.41
- Deskripsi: Pemindaian komputer otak tanpa bahan kontras (CT Scan otak tanpa kontras)
Penjelasan:
- Kode 87.41 dalam ICD-9-CM menunjukkan bahwa telah dilakukan pemindaian komputer otak tanpa menggunakan bahan kontras, yaitu CT Scan otak tanpa kontras.
- Prosedur ini sesuai dengan hasil pemeriksaan CT-Scan yang diperoleh untuk mendiagnosis adanya infark serebri kronik pada pasien.
Selain itu, berdasarkan informasi yang diberikan, hasil EKG juga menunjukkan adanya Infark Miokard Akut (IMA) Anteroseptal. Namun, tidak ada kode ICD-9-CM yang secara spesifik menyebutkan tentang pemeriksaan EKG. Untuk diagnosis Infark Miokard Akut (IMA) Anteroseptal, kode ICD-10 yang sesuai adalah:
3. Kode ICD-10:
- Kode: I21.0
- Deskripsi: Infark miokard akut dinding anterior
Penjelasan:
- Kode I21.0 dalam ICD-10 menggambarkan adanya infark miokard akut pada dinding anterior, yang sesuai dengan diagnosis Infark Miokard Akut (IMA) Anteroseptal berdasarkan hasil pemeriksaan EKG. -
Article No. 10330 | 04 Jan 2025
Klinis : Hasil CT-Scan menunjukkan adanya chronic infarct di lobus frontalis sinistra dan di lobus parietotemporalis posterior sinistra Hasil EKG menunjukkan Infark Miokard Akut (IMA) Anteroseptal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan perubahan neurologis akibat infark otak kronis di lobus frontalis sinistra dan lobus parietotemporalis posterior sinistra.
2. Risiko Perfusi Jaringan Kardiak Tidak Efektif berhubungan dengan Infark Miokard Akut Anteroseptal.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah, secara mandiri, dari satu titik ke titik lain.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat melakukan mobilisasi secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi latihan fisik, penggunaan alat bantu, dan perawatan postur.
2. Risiko Perfusi Jaringan Kardiak Tidak Efektif
- SDKI: Berisiko mengalami gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan kardiak.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan perfusi jaringan kardiak yang optimal.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan manajemen obat-obatan.
Dengan kondisi tersebut, pasien memerlukan perawatan yang komprehensif untuk mengatasi permasalahan mobilitas fisik akibat infark otak kronis dan risiko perfusi jaringan kardiak tidak efektif akibat infark miokard akut. Perawat harus berfokus pada intervensi yang sesuai dengan standar SDKI-SLKI-SIKI untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 10331 | 04 Jan 2025
Klinis : infark miokard akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi infark miokard akut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Penyebab: Disfungsi neuromuskuler, nyeri, kecemasan, edema paru, dan lain-lain.
- Gejala: Perubahan frekuensi, kedalaman, dan irama napas, penggunaan otot bantu pernapasan, dan napas cuping hidung.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Keterbatasan fisik, keletihan, dan nyeri.
- Gejala: Kelelahan, kelemahan, dan sesak napas saat beraktivitas.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Iskemia miokard, inflamasi, dan lain-lain.
- Gejala: Nyeri dada, menjalar ke lengan, dan dapat disertai dengan mual, diaphoresis, dan kecemasan.
Penjelasan Singkat:
SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar yang dikembangkan oleh PPNI untuk memberikan panduan bagi perawat dalam melakukan praktik keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. Standar ini mencakup diagnosa keperawatan, luaran atau hasil yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Pada kasus infark miokard akut, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah pola napas tidak efektif, intoleransi aktivitas, dan nyeri akut. Perawat dapat menggunakan standar ini sebagai acuan dalam melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa, menetapkan luaran, dan memilih intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pasien dalam proses pemulihan. -
Article No. 10332 | 04 Jan 2025
Klinis : 1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu "Pola napas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru", berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi SDKI:
Pola napas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigenasi tubuh.
Faktor Berhubungan SDKI:
1. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
2. Penyakit/kondisi yang menyebabkan ketidakmampuan mengatur pola napas
3. Nyeri
4. Kecemasan
Gejala/Definisi SLKI:
1. Frekuensi napas tidak dalam rentang normal
2. Penggunaan otot bantu pernapasan
3. Irama napas tidak teratur
4. Perubahan kedalaman napas
Intervensi SIKI:
1. Monitor pola napas
2. Atur posisi tubuh untuk memfasilitasi ekspansi paru
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
4. Latih teknik pernapasan
5. Manajemen rasa nyeri
6. Manajemen kecemasan
Dalam konteks ini, pasien mengalami pola napas tidak efektif yang disebabkan oleh posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru. Perawat harus melakukan intervensi untuk mengatur posisi tubuh, memantau pola napas, memberikan oksigen, dan mengajarkan teknik pernapasan untuk memfasilitasi perbaikan pola napas pasien. -
Article No. 10333 | 04 Jan 2025
Klinis : infark
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi infark.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Curah Jantung
Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas harian.
3. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Curah Jantung
Definisi: Peningkatan kemampuan jantung untuk memompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
2. Peningkatan Toleransi Aktivitas
Definisi: Peningkatan kemampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas harian.
3. Penurunan Nyeri
Definisi: Pengurangan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kardiovaskular
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan fungsi kardiovaskular yang optimal.
2. Manajemen Aktivitas
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan toleransi aktivitas.
3. Manajemen Nyeri
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Dalam menerapkan intervensi keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien, respons terhadap pengobatan, dan preferensi pasien untuk memastikan perawatan yang optimal. -
Article No. 10334 | 04 Jan 2025
Klinis : infark miokard
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi infark miokard.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
- Penjelasan: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan sumber energi.
2. Nyeri Akut
- Penjelasan: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
3. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
- Penjelasan: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah dan oksigen ke jantung yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan jantung.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan mendokumentasikan masalah kesehatan klien. Dalam kasus infark miokard, SDKI yang sesuai adalah:
- Intoleransi Aktivitas
- Nyeri Akut
- Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan. Untuk kasus infark miokard, luaran yang diharapkan adalah:
- Toleransi Aktivitas Meningkat
- Nyeri Terkontrol
- Perfusi Jaringan Kardiak Efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang menggambarkan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus infark miokard adalah:
- Manajemen Aktivitas
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Perfusi Jaringan
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien dengan infark miokard. -
Article No. 10335 | 04 Jan 2025
Klinis : stroke
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi stroke, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan neuromuskular sebagai akibat dari stroke.
Penjelasan: Pasien stroke mengalami penurunan kemampuan untuk bergerak secara mandiri dan efektif akibat kelemahan neuromuskular yang disebabkan oleh kerusakan pada sistem saraf pusat.
2. Risiko Jatuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan dan sensori.
Penjelasan: Pasien stroke berisiko tinggi mengalami jatuh karena gangguan keseimbangan, koordinasi, dan fungsi sensorik yang terganggu akibat lesi pada sistem saraf pusat.
3. Gangguan Komunikasi berhubungan dengan kerusakan korteks serebri.
Penjelasan: Pasien stroke dapat mengalami gangguan komunikasi, seperti afasia, disartria, atau disfagia, sebagai akibat dari kerusakan pada area berbahasa di korteks serebri.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan mengembangkan rencana perawatan yang sesuai. Dalam konteks stroke, SDKI mencakup definisi, penyebab, tanda dan gejala, serta kriteria diagnostik untuk setiap diagnosa keperawatan yang relevan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Untuk pasien stroke, SLKI dapat mencakup luaran seperti peningkatan mobilitas, pencegahan jatuh, dan perbaikan komunikasi sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang menggambarkan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Dalam kasus stroke, SIKI dapat mencakup intervensi seperti pelatihan mobilisasi, pencegahan jatuh, dan terapi wicara, yang disesuaikan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan perawatan.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan terstandar untuk pasien stroke, sehingga dapat memberikan perawatan yang optimal dan berpusat pada pasien. -
Article No. 10336 | 04 Jan 2025
Klinis : snh, infark miokard, penurunan kesadaran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Sindrom nyeri iskemik jantung (SNI)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya gangguan aliran darah ke jantung.
2. Penurunan Kesadaran (PK)
Definisi: Perubahan kemampuan merespon terhadap lingkungan secara normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. SNI
- Faktor penyebab: Infark miokard, aterosklerosis, spasme arteri koroner
- Karakteristik Mayor: Nyeri dada, menyebar ke lengan, leher, atau punggung
- Gejala Pendukung: Keringat dingin, mual, muntah, sesak napas
2. PK
- Faktor penyebab: Gangguan perfusi otak, trauma kepala, stroke, hipoksia, hipoglikemia
- Karakteristik Mayor: Tidak responsif terhadap rangsangan, penurunan tingkat kesadaran
- Gejala Pendukung: Pupil tidak bereaksi, tidak ada gerakan spontan, tidak ada refleks rotularis
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. SNI
- Outcome: Nyeri berkurang, tanda-tanda vital stabil, aktivitas jantung membaik
2. PK
- Outcome: Kesadaran membaik, refleks normal, pupil reaktif, gerakan spontan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. SNI
- Intervensi: Identifikasi penyebab dan faktor risiko, manajemen nyeri, pemantauan tanda vital dan EKG, edukasi pasien dan keluarga
2. PK
- Intervensi: Pemantauan tanda vital, evaluasi tingkat kesadaran, manajemen jalan napas, oksigenasi, dan sirkulasi, manajemen lingkungan yang aman
Sebagai seorang pakar perawat, saya berharap penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas terkait diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi snh, infark miokard, dan penurunan kesadaran. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lain yang ingin Anda ketahui. -
Article No. 10337 | 04 Jan 2025
Klinis : gangguan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan integritas kulit dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), risiko kerusakan integritas kulit didefinisikan sebagai rentang respons manusia yang menggambarkan kerentanan terhadap kerusakan pada lapisan epidermis dan/atau dermis kulit. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti usia, kondisi kesehatan, nutrisi, mobilitas, dan faktor lingkungan.
Menurut SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko kerusakan integritas kulit meliputi:
1. Integritas kulit tetap utuh
2. Tidak terjadi kerusakan kulit
3. Tidak terjadi komplikasi akibat kerusakan kulit
Selanjutnya, berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko kerusakan integritas kulit antara lain:
1. Perawatan kulit: Menjaga kebersihan, kelembapan, dan nutrisi kulit
2. Manajemen faktor risiko: Mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan kulit
3. Edukasi pasien dan keluarga: Memberikan edukasi tentang perawatan kulit dan pencegahan kerusakan kulit
Dengan pendekatan komprehensif yang mencakup diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan, diharapkan pasien dengan risiko kerusakan integritas kulit dapat diberikan perawatan yang optimal untuk mencegah terjadinya komplikasi dan mempertahankan integritas kulit. -
Article No. 10338 | 04 Jan 2025
Klinis : ansietas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Ansietas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak menyenangkan terhadap sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak diketahui secara pasti.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat kecemasan menurun
2. Mampu mengenali penyebab kecemasan
3. Mampu menggunakan teknik relaksasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
2. Identifikasi penyebab dan tingkat kecemasan
3. Berikan informasi yang akurat dan dapat dipahami
4. Ajarkan teknik relaksasi (seperti napas dalam, distraksi, visualisasi)
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan (misalnya pemberian obat anti-cemas)
Sebagai perawat, saya memahami bahwa ansietas merupakan kondisi yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang tepat. Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, saya dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu pasien mengelola dan menurunkan tingkat kecemasannya.