Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10319 | 04 Jan 2025
Klinis : Limfadenopati dan dioperasi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait limfadenopati dan operasi:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R59
- Deskripsi: Limfadenopati
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 40.11
- Deskripsi: Eksisi nodul atau massa limfonodus, leher
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R59 (Limfadenopati) digunakan untuk menegakkan diagnosis limfadenopati, yang merupakan kondisi pembengkakan kelenjar getah bening. Ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti infeksi, malignitas, atau kondisi autoimun.
2. Jika pasien menjalani operasi untuk pengangkatan nodul atau massa limfonodus di leher, maka kode ICD-9-CM Procedure 40.11 (Eksisi nodul atau massa limfonodus, leher) dapat digunakan untuk mengkodekan tindakan medis yang dilakukan. Prosedur ini dilakukan untuk mendiagnosis atau mengobati kondisi limfadenopati yang dialami pasien.
Dengan demikian, kode-kode tersebut dapat digunakan untuk mencatat diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan limfadenopati yang dioperasi. -
Article No. 10320 | 04 Jan 2025
Klinis : dm
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi DM (Diabetes Mellitus):
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.9
- Deskripsi: Diabetes mellitus tipe 2 tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemantauan kadar gula darah
Penjelasan:
Dalam klasifikasi ICD-10, kode E11.9 digunakan untuk mewakili diagnosis Diabetes Mellitus tipe 2 tanpa komplikasi. Ini merupakan salah satu kode yang paling umum digunakan untuk melaporkan kasus DM tipe 2 tanpa adanya komplikasi yang spesifik.
Sementara itu, untuk tindakan medis yang berkaitan dengan diabetes, kode ICD-9-CM 99.15 digunakan untuk melaporkan pemantauan kadar gula darah. Prosedur ini sangat penting dalam pengelolaan diabetes, memungkinkan dokter dan pasien untuk memantau dan mengendalikan kadar gula darah secara rutin.
Pemantauan kadar gula darah dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti pengukuran glukosa darah menggunakan alat pemantau kadar gula darah, tes laboratorium, atau pemantauan mandiri oleh pasien. Tindakan ini memungkinkan penyesuaian pengobatan dan perubahan gaya hidup yang diperlukan untuk mencapai kontrol glikemik yang optimal. -
Article No. 10321 | 04 Jan 2025
Klinis : askep pasien dm
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi asuhan keperawatan pasien dengan diabetes melitus (DM):
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.9
- Deskripsi: Diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Perawatan diabetes melitus, lainnya
Penjelasan:
Pasien dengan kondisi diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi akan diklasifikasikan dengan kode ICD-10 E11.9. Ini menunjukkan bahwa pasien memiliki diabetes melitus tipe 2 yang tidak disertai dengan komplikasi.
Dalam manajemen asuhan keperawatan pasien dengan diabetes melitus, tindakan yang biasanya dilakukan adalah perawatan diabetes melitus secara umum, yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 99.15. Tindakan ini dapat mencakup edukasi mengenai perawatan diri, pemantauan kadar glukosa darah, pemberian instruksi terkait diet, latihan, dan pengelolaan obat-obatan.
Selain itu, tindakan keperawatan lain yang mungkin dilakukan, namun tidak tercakup dalam kode ICD-9-CM prosedur, adalah pengkajian kondisi pasien, perencanaan asuhan keperawatan, intervensi keperawatan sesuai dengan masalah yang diidentifikasi, serta evaluasi dan monitoring terhadap perkembangan pasien. -
Article No. 10322 | 04 Jan 2025
Klinis : askep pasien dm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan Diabetes Mellitus (DM).
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Perubahan kadar glukosa darah di atas atau di bawah rentang normal.
- Penyebab: Asupan makanan, aktivitas fisik, dan/atau kondisi medis yang tidak sesuai.
- Tanda dan Gejala: Poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, dan/atau hipoglikemia.
2. Risiko Komplikasi
- Definisi: Berada dalam bahaya untuk mengalami komplikasi akibat penyakit kronis.
- Penyebab: Manajemen penyakit yang tidak efektif, kurangnya pengetahuan, dan/atau gaya hidup yang tidak sehat.
- Tanda dan Gejala: Adanya komplikasi atau ancaman komplikasi, seperti neuropati, nefropati, retinopati, dan penyakit kardiovaskular.
3. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mengambil tindakan untuk mempertahankan kesehatan.
- Penyebab: Kurangnya pengetahuan, keterampilan, motivasi, dan/atau dukungan.
- Tanda dan Gejala: Perilaku kesehatan yang tidak sesuai, seperti tidak mematuhi diet, aktivitas fisik, atau pengobatan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan berpusat pada pasien untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien dengan Diabetes Mellitus. -
Article No. 10323 | 04 Jan 2025
Klinis : askep pasien dm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan Diabetes Mellitus (DM).
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi: Keadaan tidak terkendalinya kadar glukosa darah, baik hiperglikemia maupun hipoglikemia.
Faktor Risiko: Pola makan yang tidak sesuai, aktivitas fisik yang tidak teratur, stres, dan ketidakpatuhan terhadap regimen pengobatan.
2. Ketidakefektifan Pengelolaan Kesehatan Diri
Definisi: Ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi, mengatur, dan melakukan aktivitas yang bertujuan untuk mengatur kondisi kesehatan.
Faktor Risiko: Kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan perawatan diri, kondisi sosial ekonomi yang kurang mendukung, dan kurangnya motivasi.
3. Gangguan Citra Tubuh
Definisi: Gangguan persepsi individu terhadap ukuran, bentuk, atau penampilan tubuhnya yang menimbulkan perasaan tidak nyaman.
Faktor Risiko: Perubahan fisik akibat penyakit, kurangnya dukungan sosial, dan gangguan emosional.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan diagnosa keperawatan yang tepat. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang perlu dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam asuhan keperawatan pasien dengan DM bertujuan untuk memberikan perawatan yang terstandar, komprehensif, dan berpusat pada pasien. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar perawatan yang digunakan untuk pasien dengan DM. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 10324 | 04 Jan 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.9
- Deskripsi: Infark miokard akut, tidak dinyatakan sebagai ST elevasi atau non-ST elevasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.10
- Deskripsi: Elektrokardiogram [EKG]
Penjelasan detail:
Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami gejala yang khas untuk infark miokard akut, yaitu nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. Temuan EKG juga menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki faktor risiko yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, yaitu hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
Kode ICD-10 I21.9 (Infark miokard akut, tidak dinyatakan sebagai ST elevasi atau non-ST elevasi) sesuai dengan gejala dan temuan EKG yang menunjukkan infark miokard akut tanpa klasifikasi spesifik. Kode ICD-9-CM 99.10 (Elektrokardiogram [EKG]) adalah kode untuk prosedur yang dilakukan pada pasien ini untuk menegakkan diagnosis infark miokard akut. -
Article No. 10325 | 04 Jan 2025
Klinis : Pasien hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait asuhan keperawatan untuk pasien dengan kondisi hipertensi.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi hipertensi adalah:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiovaskular
Definisi: Ketidakcukupan aliran darah dan oksigen ke jaringan jantung dan pembuluh darah, yang dapat mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tersebut.
Penyebab: Peningkatan tekanan darah, penyakit arteri koroner, disfungsi ventrikel, penyempitan pembuluh darah.
Tanda dan Gejala: Nyeri dada, dispnea, edema perifer, perubahan kadar gas darah, peningkatan tekanan darah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Tekanan Darah Terkontrol
Definisi: Tekanan darah pasien berada dalam batas normal sesuai usia dan kondisi kesehatan.
Kriteria Hasil:
- Tekanan darah sistolik antara 120-139 mmHg
- Tekanan darah diastolik antara 80-89 mmHg
- Tidak ada tanda-tanda komplikasi hipertensi (kerusakan organ target)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipertensi
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk menurunkan dan mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.
Aktivitas Keperawatan:
- Atur posisi pasien untuk menurunkan tekanan darah
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Anjurkan pasien untuk mengurangi konsumsi garam, makanan berlemak, dan alkohol
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antihipertensi
- Edukasi terkait gaya hidup sehat untuk kontrol hipertensi
2. Monitoring Perfusi Jaringan
Definisi: Pengamatan dan pencatatan terkait aliran darah dan oksigen ke jaringan tubuh.
Aktivitas Keperawatan:
- Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
- Observasi tanda-tanda perubahan perfusi seperti perubahan warna kulit, edema, nyeri dada
- Auskultasi bunyi jantung dan paru-paru
- Lakukan pemeriksaan diagnostik terkait fungsi kardiovaskular (EKG, echokardiografi)
- Kolaborasi dengan dokter untuk intervensi medis yang diperlukan
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim medis, diharapkan dapat mencapai luaran/output berupa terkontrolnya tekanan darah pasien sehingga dapat mencegah komplikasi hipertensi lebih lanjut. -
Article No. 10326 | 04 Jan 2025
Klinis : Nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai kondisi "Nyeri" dalam format Asuhan Keperawatan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi nyeri adalah "Nyeri Akut" (00132) atau "Nyeri Kronis" (00133). Nyeri Akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, dengan onset yang tiba-tiba atau lambat dan intensitas ringan hingga berat. Nyeri Kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berlangsung lebih dari 3 bulan dan dapat menetap atau berulang.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Tingkat Nyeri Terkontrol (1605): Individu melaporkan pengurangan persepsi nyeri hingga pada tingkat yang dapat ditoleransi.
b. Kenyamanan Fisik (1992): Individu melaporkan rasa nyaman secara fisik.
c. Kepuasan Terhadap Manajemen Nyeri (2109): Individu menyatakan kepuasan terhadap upaya-upaya yang dilakukan untuk mengendalikan nyeri.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Nyeri (1400):
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, seperti psikologis, fisiologis, sosiokultural, dan perilaku.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis yang tepat.
- Ajarkan teknik-teknik manajemen nyeri nonfarmakologis, seperti distraksi, relaksasi, dan terapi dingin/hangat.
- Monitor efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
b. Manajemen Lingkungan: Kenyamanan (6482):
- Sediakan lingkungan yang tenang, privat, dan nyaman untuk mengurangi stimulasi yang dapat memperberat nyeri.
- Pertahankan posisi yang nyaman bagi individu dan gunakan alat bantu mobilisasi jika perlu.
- Dukung dan dorong individu untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatirannya terkait nyeri.
c. Dukungan Emosional (5270):
- Dengarkan dengan aktif dan empati untuk memahami pengalaman nyeri individu.
- Berikan validasi terhadap respon emosional individu terhadap nyeri.
- Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran terkait nyeri.
- Berikan informasi yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan individu untuk mengurangi kecemasan.
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada individu diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diharapkan, yaitu tingkat nyeri yang terkontrol, peningkatan kenyamanan fisik, dan kepuasan terhadap manajemen nyeri yang diberikan. -
Article No. 10327 | 04 Jan 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, SLKI, DIKI beserta kodenya.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan lesi di paru
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan bakteriologis spesimen dari saluran pernafasan
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan hasil rontgen yang menunjukkan adanya lesi di paru, maka diagnosis awal yang dapat diberikan adalah tuberkulosis paru.
Kode ICD-10 untuk tuberkulosis paru dengan lesi di paru adalah A15.0. Kode ini mencakup diagnosis tuberkulosis paru dengan lesi radiologis.
Selanjutnya, untuk tindakan diagnostik yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan bakteriologis spesimen dari saluran pernapasan, yang memiliki kode ICD-9-CM 87.44. Pemeriksaan ini dilakukan untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis paru.
Dalam konteks keperawatan, diagnosis keperawatan yang mungkin muncul berdasarkan kondisi ini antara lain:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Pola Nafas (00030)
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pola Napas Efektif (0401)
- DIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Jalan Napas (3120)
Diagnosis dan intervensi keperawatan ini akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 10328 | 04 Jan 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Sebutkan diagnosa ICD dan SDKI, SLKI, DIKI beserta kodenya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031)
- Berhubungan dengan sekresi berlebih di jalan napas dan kelemahan batuk.
- Ditandai dengan bunyi napas bronkial, sesak napas, dan dahak berlebih.
2. Intoleransi aktivitas (00092)
- Berhubungan dengan kelemahan umum dan penurunan kapasitas fungsional.
- Ditandai dengan pasien merasa cepat lelah dan kehilangan nafsu makan.
3. Risiko infeksi (00004)
- Berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat penyakit yang diderita.
- Ditandai dengan demam dan hasil rontgen menunjukkan lesi di paru.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan jalan napas efektif (0410)
- Indikator:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Tidak ada suara napas tambahan
- Tidak ada sputum yang tertahan
2. Toleransi aktivitas membaik (0005)
- Indikator:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Pasien memiliki nafsu makan yang membaik
- Pasien tidak mengalami sesak napas saat beraktivitas
3. Bebas infeksi (1823)
- Indikator:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (demam, malaise, leukositosis)
- Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal
- Lesi di paru menunjukkan perbaikan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen jalan napas (4140)
- Monitor status pernapasan
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
- Latih teknik batuk efektif
- Berikan nebulisasi dan suction jika diperlukan
2. Manajemen energi (0180)
- Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari sesuai toleransi
- Atur jadwal istirahat dan tidur yang adekuat
- Berikan nutrisi yang seimbang untuk meningkatkan stamina
3. Manajemen infeksi (6540)
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk terapi antibiotik yang sesuai
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang optimal, yakni bersihan jalan napas yang efektif, peningkatan toleransi aktivitas, serta bebas dari infeksi. Intervensi keperawatan yang diberikan akan berfokus pada manajemen jalan napas, manajemen energi, dan manajemen infeksi untuk mendukung pemulihan pasien.