Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10294 | 04 Jan 2025
Klinis : mata sakit dan tidak bisa melihat dengan jelas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu mata sakit dan tidak bisa melihat dengan jelas, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H54.9
- Deskripsi: Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.02
- Deskripsi: Pemeriksaan oftalmologi, mendeteksi gangguan visual
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 H54.9 (Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi) merupakan kode yang sesuai untuk mendeskripsikan kondisi mata sakit dan tidak bisa melihat dengan jelas. Kode ini digunakan ketika tidak ada informasi spesifik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis gangguan penglihatan yang lebih terperinci.
2. Kode ICD-9-CM 95.02 (Pemeriksaan oftalmologi, mendeteksi gangguan visual) adalah kode prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk mengevaluasi dan mendiagnosis penyebab dari gejala mata sakit dan tidak bisa melihat dengan jelas. Pemeriksaan oftalmologi ini dapat mencakup pengujian ketajaman penglihatan, pemeriksaan lapang pandang, tes refraksi, dan evaluasi struktural serta fungsional mata.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter atau perekam medis dapat menentukan diagnosis yang lebih spesifik dan rencana penanganan yang sesuai untuk pasien. -
Article No. 10295 | 04 Jan 2025
Klinis : abses pada kaki
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi abses pada kaki, disertai penjelasan yang rinci.
1. Kode ICD-10:
- Kode: L02.4
- Deskripsi: Abses pada ekstremitas bawah
Berdasarkan Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah-Masalah Terkait Kesehatan Revisi Kesepuluh (ICD-10), kode L02.4 digunakan untuk menggambarkan kondisi abses pada ekstremitas bawah, termasuk abses pada kaki.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.04
- Deskripsi: Insisi dan drainase abses, selain pada kulit dan jaringan subkutan
Dalam Klasifikasi Internasional Penyakit, Revisi Kesembilan, Modifikasi Klinis (ICD-9-CM), kode 86.04 mencakup tindakan insisi dan drainase abses, selain pada kulit dan jaringan subkutan. Ini dapat mencakup prosedur drainase abses pada kaki.
Penjelasan detail:
- Kode ICD-10 L02.4 menggambarkan kondisi abses pada ekstremitas bawah, yang mencakup abses pada kaki.
- Kode ICD-9-CM 86.04 merujuk pada tindakan insisi dan drainase abses, tidak termasuk abses pada kulit dan jaringan subkutan. Ini dapat mencakup prosedur untuk menangani abses pada kaki, seperti insisi dan drainase.
Dokter atau perekam medis dapat menggunakan kode-kode ini untuk mencatat diagnosis dan prosedur yang terkait dengan kondisi abses pada kaki pasien. -
Article No. 10296 | 04 Jan 2025
Klinis : struma nodosa
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi struma nodosa:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E04.1
- Deskripsi: Struma nodosa nontoksik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 06.2
- Deskripsi: Lobektomi tiroid atau subtotal tiroidektomi
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 E04.1 (Struma nodosa nontoksik):
- Ini merupakan kode untuk kondisi di mana terdapat pembesaran atau pembengkakan kelenjar tiroid yang tidak disertai dengan efek toksik atau hormon tiroid yang berlebih.
- Struma nodosa nontoksik adalah kondisi di mana terdapat satu atau lebih nodul atau benjolan pada kelenjar tiroid, tanpa disertai dengan hipertiroidisme.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk defisiensi iodium, genetik, atau faktor-faktor lainnya.
- Pemeriksaan fisik, pencitraan, dan pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis struma nodosa nontoksik.
2. Kode ICD-9-CM Prosedur 06.2 (Lobektomi tiroid atau subtotal tiroidektomi):
- Kode ini mengacu pada prosedur bedah untuk pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid.
- Lobektomi tiroid melibatkan pengangkatan satu loba (setengah) kelenjar tiroid, sedangkan subtotal tiroidektomi melibatkan pengangkatan sebagian besar kelenjar tiroid.
- Prosedur ini dapat diindikasikan untuk menangani kondisi struma nodosa nontoksik, terutama jika terdapat nodul yang berukuran besar atau menyebabkan gejala.
- Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengurangi ukuran kelenjar tiroid dan mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh struma nodosa. -
Article No. 10297 | 04 Jan 2025
Klinis : suhu 37c , nyeri di pinggung ,pusing dan mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Penjelasan:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut (SDKI, 2017). Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu adanya nyeri di pinggung, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri
2. Manajemen Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Relaksasi
3. Terapi Distraksi
2. Mual
Penjelasan:
Mual adalah sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah (SDKI, 2017). Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu adanya mual, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Mual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Mual
2. Toleransi terhadap Mual
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Mual
2. Manajemen Obat Anti-mual
3. Terapi Relaksasi
3. Gangguan Sensori Persepsi: Pusing
Penjelasan:
Gangguan sensori persepsi: pusing adalah pengalaman subyektif individu yang merasakan adanya pergerakan atau putaran di kepala atau tubuhnya, atau lingkungan sekitarnya (SDKI, 2017). Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu adanya pusing, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Sensori Persepsi: Pusing.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Pusing
2. Stabilitas Tanda Vital
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Pusing
2. Manajemen Lingkungan
3. Terapi Relaksasi
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ajukan. -
Article No. 10298 | 04 Jan 2025
Klinis : suhu 39 c , nyeri di pinggung ,pusing dan mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia Berhubungan dengan Proses Infeksi
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas tubuh.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
a. Suhu tubuh dalam rentang normal
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
a. Observasi tanda-tanda vital secara regular
b. Manajemen pemberian cairan dan elektrolit
c. Pemberian antipiretik sesuai indikasi
d. Edukasi pasien dan keluarga mengenai hipertermia dan penanganannya
Dalam kondisi ini, pasien mengalami suhu tubuh tinggi (39°C), disertai dengan gejala nyeri di pinggung, pusing, dan mual, yang mengarah pada adanya proses infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan dan elektrolit, pemberian antipiretik, serta edukasi kepada pasien dan keluarga. -
Article No. 10299 | 04 Jan 2025
Klinis : suhu 39 c , nyeri di di area kaki , pusing kalau berjalan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (Kode SDKI: 00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme termoregulasi.
Nyeri Akut (Kode SDKI: 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
Ketidakstabilan Perfusi Jaringan Perifer (Kode SDKI: 00203)
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke area tubuh perifer.
Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI:
1. Hipertermia (SDKI)
- Definisi, Batasan Karakteristik, Faktor yang Berhubungan
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Hipertermia, Manajemen Lingkungan, Pemantauan Tanda Vital
- Hasil Keperawatan: Tercapainya Suhu Tubuh dalam Rentang Normal
2. Nyeri Akut (SDKI)
- Definisi, Batasan Karakteristik, Faktor yang Berhubungan
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, Edukasi Pasien, Kolaborasi Pemberian Analgetik
- Hasil Keperawatan: Terkontrolnya Nyeri, Peningkatan Kemampuan Pasien Mengatasi Nyeri
3. Ketidakstabilan Perfusi Jaringan Perifer (SDKI)
- Definisi, Batasan Karakteristik, Faktor yang Berhubungan
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan Tanda Vital, Manajemen Cairan, Posisioning
- Hasil Keperawatan: Stabilnya Perfusi Jaringan Perifer
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami kondisi yang Anda deskripsikan. Silakan tanyakan jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 10300 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengakatan nyeri di area punggung sudah 3 hari , pasien mengatakan kepala pusing ,pasien mengatakan kalau di buat makan sering mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda gambarkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Penjelasan:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain, 1994). Nyeri akut yang dialami pasien ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera otot, stres, atau kondisi medis lainnya.
2. Mual
Penjelasan:
Mual adalah pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan di bagian belakang tenggorokan dan perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah (NANDA-I, 2018). Mual yang dialami pasien ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti obat-obatan, gangguan pencernaan, atau kondisi medis lainnya.
3. Pusing
Penjelasan:
Pusing adalah sensasi tidak nyaman dalam kepala yang dapat dirasakan sebagai ringan, berat, atau berputar (NANDA-I, 2018). Pusing yang dialami pasien ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti dehidrasi, stres, atau kondisi medis lainnya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan menggunakan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sebagai panduan dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 10301 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengakatan nyeri di area punggung sudah 3 hari , pasien mengatakan kepala pusing ,pasien mengatakan kalau di buat makan sering mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang timbul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan jaringan tersebut. Pasien mengeluhkan nyeri di area punggung selama 3 hari.
2. Pusing: Sensasi berputar atau tidak seimbang yang dialami individu. Pasien mengeluhkan pusing.
3. Mual: Sensasi ketidaknyamanan di perut yang dapat memicu keinginan untuk muntah. Pasien mengeluhkan sering merasa mual saat makan.
Luaran/Output SLKI:
1. Nyeri akut:
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien mendemonstrasikan strategi manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien mendemonstrasikan perilaku yang menunjukkan kontrol nyeri.
2. Pusing:
- Pasien melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas pusing.
- Pasien mendemonstrasikan strategi untuk mengatasi pusing.
- Pasien melaporkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Mual:
- Pasien melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual.
- Pasien mendemonstrasikan strategi manajemen mual yang efektif.
- Pasien melaporkan peningkatan kemampuan untuk makan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Nyeri akut:
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas).
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).
- Pantau respons pasien terhadap intervensi yang diberikan.
2. Pusing:
- Kaji penyebab dan tipe pusing yang dialami pasien.
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pusing.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi sesuai penyebab.
- Ajarkan teknik manajemen pusing (posisi berbaring, gerakan berhati-hati, distraksi).
- Pantau respons pasien terhadap intervensi yang diberikan.
3. Mual:
- Kaji tipe, durasi, dan frekuensi mual yang dialami pasien.
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mual.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antiemetik.
- Ajarkan teknik manajemen mual (diit rendah lemak, hindari makanan pemicu, relaksasi).
- Pantau respons pasien terhadap intervensi yang diberikan.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan intensitas nyeri, penurunan frekuensi dan intensitas pusing, serta penurunan frekuensi dan intensitas mual. Hal ini akan meningkatkan kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan mempertahankan intake nutrisi yang adekuat. -
Article No. 10302 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengakatan nyeri di area punggung sudah 3 hari , pasien mengatakan kepala pusing ,pasien mengatakan kalau di buat makan sering mual diagnosa apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas pertanyaan Anda. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi yang Anda paparkan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu nyeri di area punggung, pusing, dan mual, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Nyeri Akut (00132): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
b. Mual (00134): Perasaan tidak nyaman yang menyebabkan dorongan untuk muntah.
c. Intoleransi Aktivitas (00092): Ketidakmampuan untuk mentolerir atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau persepsi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Untuk Nyeri Akut (00132):
- Tingkat Nyeri: Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Kontrol Nyeri: Pasien mampu mengontrol nyeri.
- Kepuasan Pasien terhadap Pengelolaan Nyeri: Pasien merasa puas dengan pengelolaan nyerinya.
b. Untuk Mual (00134):
- Kontrol Mual: Pasien mampu mengontrol mual.
- Toleransi terhadap Makanan: Pasien mampu mengkonsumsi makanan tanpa mengalami mual.
c. Untuk Intoleransi Aktivitas (00092):
- Toleransi Aktivitas: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Energi: Pasien memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas.
- Pemulihan Setelah Aktivitas: Pasien dapat pulih dengan cepat setelah melakukan aktivitas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Untuk Nyeri Akut (00132):
- Manajemen Nyeri: Mengidentifikasi penyebab nyeri, mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, dan memantau efektivitas intervensi.
- Terapi Komplementer: Memberikan intervensi komplementer seperti terapi pijat, aroma terapi, atau relaksasi untuk mengurangi nyeri.
- Edukasi Pasien: Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyebab nyeri, cara mengelola nyeri, dan strategi untuk mengatasi nyeri.
b. Untuk Mual (00134):
- Manajemen Mual: Mengidentifikasi penyebab mual, memberikan antiemetik jika diperlukan, dan memantau efektivitas intervensi.
- Manajemen Nutrisi: Menyediakan makanan dan minuman yang dapat ditoleransi pasien, serta mengatur jadwal pemberian makanan.
- Edukasi Pasien: Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyebab mual, cara mengelola mual, dan strategi untuk mengatasi mual.
c. Untuk Intoleransi Aktivitas (00092):
- Manajemen Energi: Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan intoleransi aktivitas, dan mengatur jadwal aktivitas untuk mencegah kelelahan.
- Peningkatan Aktivitas Fisik: Memberikan latihan fisik yang sesuai dengan kemampuan pasien untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
- Edukasi Pasien: Memberikan edukasi kepada pasien mengenai pentingnya aktivitas fisik dan strategi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan penjelasan atau informasi tambahan. -
Article No. 10303 | 04 Jan 2025
Klinis : Pasien sesak napas dan perasaan berat didada, napas dangkal dan tidak teratur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami sesak napas, perasaan berat di dada, serta napas yang dangkal dan tidak teratur adalah "Pola Napas Tidak Efektif" (SDKI, 2016). Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar, yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi" (SDKI, 2016).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pola Napas: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif, dengan frekuensi napas yang normal, kedalaman napas yang adekuat, serta tidak ada retraksi dinding dada.
2. Status Oksigenasi: Kadar oksigen dalam darah dalam batas normal, ditandai dengan saturasi oksigen yang memadai.
3. Rasa Nyaman: Pasien mengekspresikan rasa nyaman dengan pernapasannya, tanpa keluhan sesak napas atau perasaan berat di dada.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Monitoring Tanda-Tanda Vital: Melakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital pasien, seperti frekuensi napas, kedalaman napas, dan saturasi oksigen, secara berkala.
2. Pengaturan Posisi: Memposisikan pasien dalam posisi yang nyaman dan memfasilitasi ekspansi dada, seperti posisi semi-Fowler atau posisi duduk.
3. Terapi Oksigen: Memberikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien, untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
4. Edukasi Napas Dalam: Mengajarkan pasien teknik napas dalam dan latihan pernapasan, untuk meningkatkan ventilasi dan oksigenasi.
5. Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri atau rasa tidak nyaman di dada dengan pemberian analgesik atau teknik relaksasi, jika diperlukan.
6. Evaluasi dan Dokumentasi: Melakukan evaluasi secara berkala terhadap luaran/output yang dicapai, serta mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan.
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu pola napas yang efektif, status oksigenasi yang memadai, dan rasa nyaman dalam bernapas.