Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10396 | 05 Jan 2025
Klinis : sesak nafas dan batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi sesak napas dan batuk.
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan bebas.
2. Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu ventilasi yang adekuat.
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik akibat dari ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen di seluruh tubuh.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarikan respon pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan. Dalam kasus ini, SDKI mencakup definisi, faktor yang berhubungan, karakteristik definitif, dan tanda-tanda dari diagnosis keperawatan yang teridentifikasi.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus ini, SLKI dapat mencakup indikator hasil seperti pola napas yang efektif, jalan napas yang bersih, dan toleransi terhadap aktivitas yang meningkat.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dalam kasus ini, SIKI dapat mencakup intervensi seperti manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan manajemen kelelahan.
Secara keseluruhan, diagnosis keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang diuraikan di atas memberikan kerangka kerja komprehensif untuk mengelola kondisi sesak napas dan batuk secara sistematis dan berdasarkan standar keperawatan nasional di Indonesia. -
Article No. 10397 | 05 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan, umur 35 tahun, G1P0A0 hamil 36 minggu, kontrol kehamilan di di Puskesmas. Hasil pengkajian: pasien mengeluh sering BAK dan takut melahirkan, TB : 155 cm, BB sebelum hamil 45 kg dan saat ini 53 kg, RR 20x/mnt, nadi 88 x/mnt, TD. 110/70 mmHg. Pasien tidak mengalami penyulit kehamilan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Inkontinensia urin berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologi selama kehamilan.
2. Kecemasan berhubungan dengan takut melahirkan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Inkontinensia urin
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kebocoran urin yang tidak dapat dikendalikan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mengontrol BAK dan tidak terjadi kebocoran urin.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen inkontinensia urin, seperti latihan Kegel, edukasi pencegahan inkontinensia, dan pemantauan output urin.
2. Kecemasan
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya yang tidak jelas.
- SLKI: Pasien dapat mengatasi kecemasan dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan berkurang.
- SIKI: Terapi relaksasi, terapi kognitif, dan manajemen stres untuk mengurangi kecemasan.
Secara singkat, pasien ini mengalami inkontinensia urin dan kecemasan terkait dengan kehamilan dan persalinan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen inkontinensia urin, seperti latihan Kegel, edukasi pencegahan inkontinensia, dan pemantauan output urin, serta terapi relaksasi, terapi kognitif, dan manajemen stres untuk mengurangi kecemasan. -
Article No. 10398 | 05 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan, umur 35 tahun, G1P0A0 hamil 36 minggu, kontrol kehamilan di di Puskesmas. Hasil pengkajian: pasien mengeluh sering BAK dan takut melahirkan, TB : 155 cm, BB sebelum hamil 45 kg dan saat ini 53 kg, RR 20x/mnt, nadi 88 x/mnt, TD. 110/70 mmHg. Pasien tidak mengalami penyulit kehamilan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Inkontinensia urin berhubungan dengan penekanan uterus pada kandung kemih.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan untuk menahan urin secara sukarela.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan kontrol berkemih yang membaik.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen inkontinensia urin, edukasi tentang inkontinensia urin, dan latihan otot dasar panggul.
2. Kecemasan berhubungan dengan ketakutan terhadap proses persalinan.
Penjelasan:
- SDKI: Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan non spesifik.
- SLKI: Pasien menunjukkan tingkat kecemasan yang menurun.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen kecemasan, terapi relaksasi, dan edukasi tentang proses persalinan.
Kesimpulan:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan adalah Inkontinensia urin berhubungan dengan penekanan uterus pada kandung kemih dan Kecemasan berhubungan dengan ketakutan terhadap proses persalinan. Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk masing-masing diagnosa telah diberikan. -
Article No. 10399 | 05 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan, umur 37 tahun, G4P2A1 hamil 40 minggu, kontrol kehamilan di PKM. Hasil pengkajian: pasien mengeluh sering menarik nafas dalam dan nyeri punggung. RR 20x/mnt, nadi 88 x/mnt, TD. 110/70 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar dari SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
Pola napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan atau melakukan pola napas yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Pasien mengeluh sering menarik napas dalam, yang dapat menunjukkan adanya distres pernapasan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau melakukan pola napas yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- Karakteristik Utama: Frekuensi napas yang tidak normal, Irama napas yang tidak teratur, Penggunaan otot bantu pernapasan, Napas dangkal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pola napas kembali efektif.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam batas normal, Irama napas teratur, Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan, Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Monitoring tanda-tanda vital, Manajemen oksigenasi, Manajemen nyeri, Edukasi pasien dan keluarga.
2. Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Pasien mengeluh nyeri punggung, yang dapat disebabkan oleh perubahan fisik selama kehamilan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
- Karakteristik Utama: Keluhan nyeri, Ekspresi wajah menunjukkan nyeri, Perubahan perilaku.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Nyeri berkurang.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, Pasien dapat beraktivitas tanpa nyeri, Tidak ada tanda-tanda distres.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, Terapi relaksasi, Terapi komplementer, Edukasi pasien dan keluarga.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi yang sesuai, dan melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa tujuan keperawatan tercapai. -
Article No. 10288 | 04 Jan 2025
Klinis : menyusui tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Menyusui tidak efektif
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Menyusui tidak efektif adalah ketidakmampuan bayi untuk menyusu secara efektif, yang dapat menyebabkan ketidakcukupan asupan nutrisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah bayi dapat menyusu secara efektif, yang ditandai dengan berat badan bayi meningkat sesuai usia, frekuensi buang air kecil dan buang air besar normal, serta tanda-tanda vital bayi stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Evaluasi posisi dan perlekatan menyusui
2. Ajarkan teknik menyusui yang benar
3. Fasilitasi ketenangan lingkungan selama menyusui
4. Kolaborasi dengan ahli laktasi untuk konsultasi jika diperlukan
5. Edukasi kepada ibu tentang pentingnya menyusui yang efektif
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan ibu dan bayi dapat mencapai menyusui yang efektif dan optimal. -
Article No. 10289 | 04 Jan 2025
Klinis : pengeluaran asi tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pengeluaran ASI
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau meningkatkan produksi dan pengeluaran ASI yang memenuhi kebutuhan bayi.
Faktor Terkait:
1. Stres
2. Kecemasan
3. Kondisi medis ibu (misalnya, hipoplasia payudara, penyakit tiroid, diabetes)
4. Kerusakan struktur payudara (misalnya, pembedahan, trauma)
5. Masalah laktasi (misalnya, bendungan ASI, mastitis)
6. Penggunaan obat-obatan
Gejala dan Tanda:
1. Produksi ASI yang tidak mencukupi
2. Pengeluaran ASI yang tidak lancar
3. Bayi sulit menyusu atau tidak puas setelah menyusu
4. Berat badan bayi tidak meningkat sesuai dengan harapan
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Identifikasi faktor yang menyebabkan ketidakefektifan pengeluaran ASI
2. Ajarkan teknik memerah dan menyimpan ASI
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya, dokter, ahli laktasi) untuk mengatasi masalah yang mendasari
4. Berikan dukungan psikologis dan emosional kepada ibu
5. Pantau produksi dan pengeluaran ASI secara teratur
6. Evaluasi efektivitas intervensi yang dilakukan
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan panduan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memberikan kerangka kerja yang konsisten dan terstandardisasi dalam praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 10290 | 04 Jan 2025
Klinis : ketidakefektifan pengeluaran ASI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "ketidakefektifan pengeluaran ASI" dengan nada akademis dan persona sebagai seorang ahli perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Produksi ASI
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mempertahankan produksi ASI yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Penyebab:
1. Faktor ibu: Stres, kecemasan, malnutrisi, riwayat operasi payudara, penggunaan obat-obatan tertentu.
2. Faktor bayi: Gangguan menyusu, prematuritas, kelainan kongenital.
3. Faktor lingkungan: Kurangnya dukungan keluarga atau tenaga kesehatan.
Gejala dan Tanda:
- Produksi ASI yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan bayi
- Bayi menangis saat atau setelah menyusu
- Berat badan bayi tidak naik sesuai harapan
- Ibu merasa payudara tidak penuh dan keras
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakefektifan pengeluaran ASI adalah ketidakmampuan mempertahankan produksi ASI yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Penyebab: Faktor ibu, bayi, dan lingkungan.
Gejala dan Tanda: Produksi ASI tidak adekuat, bayi menangis saat/setelah menyusu, berat badan bayi tidak naik, ibu merasa payudara tidak penuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Ibu dapat mempertahankan produksi ASI yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Kriteria Hasil: Produksi ASI adekuat, bayi menyusu dengan tenang, berat badan bayi naik sesuai harapan, ibu merasa payudara penuh dan keras.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Edukasi ibu tentang teknik menyusui yang benar
2. Bantu ibu dalam menyusui dan memompa ASI secara teratur
3. Fasilitasi ibu untuk mendapatkan dukungan keluarga dan tenaga kesehatan
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengatasi penyebab ketidakefektifan pengeluaran ASI
Evaluasi: Ibu dapat mempertahankan produksi ASI yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan bayi. -
Article No. 10291 | 04 Jan 2025
Klinis : pasien mengatakan demam 37c dengan tekanan darah 120/80 , pasien diare 5 kali selama 1 hari tidak nafsu makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan diare.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakseimbangan antara asupan dan output cairan dan/atau zat-zat terlarut yang diperlukan oleh tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pemulihan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi untuk mempertahankan atau memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
Penjelasan:
- SDKI: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Peningkatan berat badan/status gizi yang optimal.
- SIKI: Intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan mencegah komplikasi terkait status nutrisi.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.
Penjelasan:
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
- SLKI: Pemulihan suhu tubuh normal.
- SIKI: Intervensi untuk menurunkan suhu tubuh dan mengatasi penyebab hipertermia.
Harapan saya penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika ada hal yang belum jelas. -
Article No. 10292 | 04 Jan 2025
Klinis : mata tidak bisa melihat dengan jelas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi "mata tidak bisa melihat dengan jelas", dapat diberikan kode diagnosis dan prosedur/tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H53.9
- Deskripsi: Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.16
- Deskripsi: Pemeriksaan fungsi penglihatan, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Kode ICD-10 H53.9 merupakan kode diagnosis untuk "Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi". Hal ini mencakup kondisi di mana pasien mengalami masalah dengan ketajaman penglihatan atau kemampuan melihat yang jelas, namun tidak dapat ditentukan penyebab spesifik dari gejala tersebut.
Kode ICD-9-CM 95.16 adalah kode untuk "Pemeriksaan fungsi penglihatan, tidak terspesifikasi". Prosedur ini dapat dilakukan untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi penyebab dari gangguan penglihatan yang dialami oleh pasien, sehingga dapat ditentukan langkah penanganan yang tepat.
Pemeriksaan fungsi penglihatan dapat mencakup berbagai tes, seperti pemeriksaan visus, pemeriksaan lapang pandang, tes sensitivitas kontras, dan lain-lain, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten di bidang oftalmologi. -
Article No. 10293 | 04 Jan 2025
Klinis : mata tidak bisa melihat dengan jelas dan sakit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan kondisi mata tidak bisa melihat dengan jelas dan sakit, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H53.9
- Deskripsi: Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.12
- Deskripsi: Pemeriksaan dan evaluasi mata, dengan penekanan pada pemeriksaan refraksi
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 H53.9 (Gangguan penglihatan, tidak terspesifikasi) mencakup kondisi di mana pasien mengalami penurunan kemampuan melihat dengan jelas, tanpa adanya diagnosis spesifik yang dapat ditentukan. Hal ini dapat mencakup berbagai kondisi, seperti:
- Gangguan refraksi (miopia, astigmatisme, hipermetropia)
- Gangguan akkomodasi (presbiopia)
- Penurunan visus akibat penyakit atau cedera pada mata
2. Kode ICD-9-CM 95.12 (Pemeriksaan dan evaluasi mata, dengan penekanan pada pemeriksaan refraksi) mencakup prosedur pemeriksaan komprehensif yang dilakukan untuk mengevaluasi kondisi penglihatan pasien, termasuk:
- Tes visus, baik jarak dekat maupun jarak jauh
- Pemeriksaan refraksi (pengukuran kelengkungan kornea dan kekuatan lensa)
- Pengukuran tekanan intraokular
- Pemeriksaan fungsi otot ekstraokular
- Evaluasi kondisi kerusakan, inflamasi, atau kelainan lain pada mata
Prosedur ini bertujuan untuk mendiagnosis dan menentukan penyebab dari gangguan penglihatan yang dialami pasien, serta merumuskan rencana perawatan yang sesuai.