Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18960 | 24 Jun 2025
Klinis : pasien terpasang ventilator,td 85/60 nadi 150 rr 39
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, yaitu pasien terpasang ventilator dengan tekanan darah 85/60 mmHg, nadi 150 kali per menit, dan frekuensi napas 39 kali per menit, maka diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas untuk memfasilitasi pertukaran gas.
Penyebab: Perubahan fisiologis, keletihan otot pernapasan, dan adanya bantuan ventilator.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas
- Indikator:
1) Frekuensi napas dalam kisaran normal (12-20 kali per menit)
2) Irama napas teratur
3) Tidak ada pernapasan cuping hidung
4) Tidak ada ronki
5) Tidak ada suara napas tambahan
- Target: Pasien menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif selama perawatan.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan dan memperbaiki bersihan jalan napas.
- Aktivitas:
1) Pantau status pernapasan (frekuensi, irama, dan kedalaman napas)
2) Lakukan suction saluran napas jika diperlukan
3) Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
4) Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi yang optimal
5) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mempertahankan bersihan jalan napas
b. Manajemen Ventilasi Mekanis
- Tujuan: Membantu dan mendukung ventilasi pasien.
- Aktivitas:
1) Pantau parameter ventilator (volume tidal, frekuensi napas, FiO2, PEEP)
2) Lakukan penyesuaian parameter ventilator sesuai kebutuhan pasien
3) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengoptimalkan pengaturan ventilator
c. Manajemen Hipovolemia
- Tujuan: Mempertahankan volume cairan dan elektrolit yang adekuat.
- Aktivitas:
1) Pantau tanda-tanda hipovolemia (tekanan darah, nadi, pengisian kapiler)
2) Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
3) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi hipovolemia
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dipilih karena pasien terpasang ventilator, yang menunjukkan adanya perubahan fisiologis dan keletihan otot pernapasan, sehingga pasien membutuhkan bantuan ventilator untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Luaran yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas, dengan indikator frekuensi napas, irama napas, tidak ada pernapasan cuping hidung, ronki, dan suara napas tambahan, sehingga pasien menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif selama perawatan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Jalan Napas untuk mempertahankan dan memperbaiki bersihan jalan napas, Manajemen Ventilasi Mekanis untuk membantu dan mendukung ventilasi pasien, serta Manajemen Hipovolemia untuk mempertahankan volume cairan dan elektrolit yang adekuat. -
Article No. 18961 | 24 Jun 2025
Klinis : pasien sesak napas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Tentu, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Pasien Sesak Napas:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien sesak napas adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini menggambarkan kondisi di mana pasien mengalami kesulitan dalam mempertahankan bersihan jalan napas, yang dapat menyebabkan ketidakefektifan ventilasi.
2. Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Sesuai dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan untuk pasien dengan sesak napas adalah:
a. Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bersih dan bebas dari sekret atau benda asing yang dapat menghambat ventilasi.
b. Pola Napas Efektif: Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif, dengan frekuensi, kedalaman, dan irama napas yang sesuai.
c. Oksigenasi Adekuat: Pasien dapat mempertahankan oksigenasi yang adekuat, dengan kadar oksigen dalam darah yang berada dalam rentang normal.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran bagi pasien dengan sesak napas adalah:
a. Pemantauan Respirasi: Melakukan pemantauan terhadap frekuensi, kedalaman, dan irama napas pasien secara berkala.
b. Manajemen Jalan Napas: Memastikan jalan napas pasien tetap terbuka dan bebas dari sekret atau benda asing, dengan melakukan suction, pemberian humidified oxygen, dan latihan napas dalam.
c. Manajemen Oksigenasi: Memastikan oksigenasi pasien tetap adekuat, dengan memberikan terapi oksigen sesuai kebutuhan.
d. Manajemen Kenyamanan: Memberikan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan pasien, seperti mengatur posisi tubuh, melakukan relaksasi, dan manajemen rasa sakit.
e. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen sesak napas, cara memperbaiki pola napas, dan upaya pencegahan komplikasi.
Penjelasan tersebut mencakup diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien dengan sesak napas. Sebagai perawat, saya akan menerapkan pendekatan yang berpusat pada pasien, kolaboratif, dan berlandaskan bukti terbaik dalam praktik keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 18962 | 24 Jun 2025
Klinis : pasien sesak napas terpasang ventilator,riwayat tb paru
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien sesak napas terpasang ventilator dengan riwayat TB paru:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
Karakteristik Definisi:
- Suara napas tambahan (mis., mengi, ronki)
- Kesulitan mengeluarkan sekret
- Perubahan frekuensi napas
- Perubahan irama napas
- Perubahan kedalaman napas
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
Karakteristik Definisi:
- Sputum berlebihan
- Batuk tidak efektif
- Suara napas tambahan (mis., mengi, ronki)
- Perubahan frekuensi napas
- Perubahan irama napas
- Perubahan kedalaman napas
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Kriteria Hasil:
- Patensi jalan napas terjaga
- Tidak ada suara napas tambahan
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Kedalaman napas dalam rentang normal
2. Ventilasi Efektif
Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
- Nilai gas darah dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda hipoksia
- Kecepatan dan kedalaman napas dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Atur posisi pasien untuk memfasilitasi ventilasi
- Bersihkan jalan napas dengan suction terkendali
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemberian bronkodilator, mukolitik, atau fisioterapi dada
- Lakukan fisioterapi dada dan latihan batuk efektif
2. Manajemen Ventilasi Mekanis
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengatur mode, parameter, dan alarm ventilator
- Pantau tanda-tanda distres pernapasan dan kecukupan ventilasi
- Lakukan pengisapan jalan napas sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk weaning ventilator
3. Manajemen Nutrisi
- Evaluasi kebutuhan nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana nutrisi yang adekuat
- Berikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien sesak napas terpasang ventilator dengan riwayat TB paru adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas. Hal ini dikarenakan adanya gangguan dalam membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas, yang dapat disebabkan oleh riwayat TB paru.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif dan Ventilasi Efektif. Kriteria hasil yang diharapkan adalah patensi jalan napas yang terjaga, tidak ada suara napas tambahan, frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, kedalaman napas dalam rentang normal, serta tidak ada tanda-tanda distres pernapasan, nilai gas darah dalam rentang normal, dan tidak ada tanda-tanda hipoksia.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah Manajemen Jalan Napas dan Manajemen Ventilasi Mekanis. Intervensi Manajemen Jalan Napas meliputi pengaturan posisi pasien, pembersihan jalan napas dengan suction, kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemberian obat-obatan, serta fisioterapi dada dan latihan batuk efektif. Intervensi Manajemen Ventilasi Mekanis meliputi kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengatur ventilator, pemantauan tanda-tanda distres pernapasan, pengisapan jalan napas, serta kolaborasi untuk weaning ventilator. Selain itu, Manajemen Nutrisi juga penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan dapat membantu pasien mencapai bersihan jalan napas dan ventilasi yang efektif, sehingga dapat memperbaiki kondisi pernapasan dan membantu proses pemulihan. -
Article No. 18963 | 24 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Akumulasi sekresi/dahak, kelemahan otot pernapasan, dan gejala penyakit pernapasan.
- Tanda dan Gejala: Pasien mengeluh batuk berdahak, sesak napas, ronki, dan suara pernapasan bronkial.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Anoreksia, penurunan nafsu makan, dan peningkatan kebutuhan nutrisi akibat penyakit.
- Tanda dan Gejala: Pasien mengalami penurunan berat badan dan kehilangan nafsu makan.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Tujuan: Pasien akan mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekresi.
- Indikator:
- Frekuensi batuk menurun
- Tidak ada ronki pada auskultasi
- Tidak ada sesak napas
2. Status Nutrisi
- Tujuan: Pasien akan mencapai keseimbangan nutrisi yang adekuat.
- Indikator:
- Berat badan stabil atau meningkat
- Tidak ada penurunan berat badan
- Nafsu makan membaik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Manajemen Jalan Napas
- Identifikasi dan atasi penyebab obstruksi jalan napas
- Lakukan suction untuk mengeluarkan sekresi/dahak
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
- Manajemen Oksigen
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Pantau saturasi oksigen
- Edukasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan jalan napas
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Asesmen Nutrisi
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intake nutrisi
- Evaluasi status gizi pasien
- Manajemen Nutrisi
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan disukai pasien
- Konsultasikan dengan ahli gizi untuk kebutuhan nutrisi yang tepat
- Edukasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat selama pengobatan
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu pasien mencapai hasil yang optimal dalam proses pemulihan. -
Article No. 18964 | 24 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan sesak napas,pasien sekarang terpasang ventilator rr 39
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan sesak napas dan terpasang ventilator dengan laju napas 39 kali per menit, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk mendukung kebutuhan oksigenasi.
Karakteristik Definisi: Peningkatan laju napas, penggunaan otot bantu pernapasan, sensasi sesak napas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Perbaikan Pola Napas
Kriteria Hasil:
a. Laju napas dalam rentang normal (12-20 kali per menit)
b. Irama napas teratur
c. Penggunaan otot bantu pernapasan menurun
d. Sensasi sesak napas berkurang
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
a. Posisikan pasien dengan posisi semi-fowler atau fowler untuk memaksimalkan ventilasi
b. Lakukan suction jalan napas jika diperlukan untuk membersihkan jalan napas
c. Pertahankan ventilasi mekanik sesuai kondisi pasien
d. Pantau parameter ventilator secara berkala
2. Manajemen Oksigenasi
a. Pertahankan saturasi oksigen dalam rentang normal (94-98%)
b. Sesuaikan parameter oksigenasi (FiO2, PEEP) berdasarkan kondisi pasien
c. Berikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan
3. Manajemen Nyeri
a. Identifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan atau memperberat nyeri, seperti kecemasan atau ketidaknyamanan
b. Berikan analgesik atau obat-obatan sesuai dengan resep dokter
c. Ajarkan teknik relaksasi atau distraksi untuk mengurangi nyeri
4. Dukungan Psikologis
a. Berikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi saat ini dan rencana perawatan
b. Libatkan keluarga dalam proses perawatan untuk memberikan dukungan emosional
c. Identifikasi dan atasi kecemasan atau ketakutan pasien terkait kondisinya
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu perbaikan pola napas dan peningkatan kesejahteraan pasien secara keseluruhan. -
Article No. 18965 | 24 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.pasien terpasang obat vascon 0,5 mcg/kgbb/jam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien pria, usia 45 tahun, dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru dengan diagnosis awal tuberkulosis paru, adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
Faktor yang Berhubungan: Produksi sekresi yang berlebihan, penumpukan sekresi, dan kelemahan otot pernapasan.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
Faktor yang Berhubungan: Kelemahan umum, malnutrisi, dan gangguan pernapasan.
3. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang Berhubungan: Penurunan nafsu makan dan kesulitan menelan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Bebas dari sputum/lendir dalam saluran napas
- Mampu mengeluarkan sputum dengan batuk efektif
- Frekuensi pernapasan dalam batas normal
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
- Tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas, seperti sesak napas, kelelahan, atau peningkatan denyut jantung
3. Status Nutrisi Membaik
- Berat badan stabil atau meningkat
- Asupan nutrisi yang adekuat
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi drainase sekresi
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Lakukan suction jika diperlukan
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai instruksi medis
2. Intoleransi Aktivitas
- Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien
- Berikan istirahat yang cukup
- Atur aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
- Berikan latihan fisik yang bertahap untuk meningkatkan toleransi
3. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Kaji status nutrisi dan asupan makanan pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Berikan makanan dan suplemen nutrisi yang sesuai
- Pantau berat badan dan asupan makanan pasien secara berkala
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan pemulihan yang optimal. -
Article No. 18966 | 24 Jun 2025
Klinis : Laki laki 34 tahun, dirawat di ruang akut RSJ dengan alasan tidak bisa tidur selama empat hari, memukul istri dan memecahkan TV. Klien kesal karena istrinya menganggap dirinya sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab. Ekspresi wajah tegang dan sudah 3 kali bertengkar dengan klien lain
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci untuk kondisi klien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi klien yang dideskripsikan, yakni laki-laki 34 tahun yang dirawat di ruang akut RSJ dengan keluhan tidak bisa tidur selama 4 hari, memukul istri, memecahkan TV, serta ekspresi wajah tegang dan telah 3 kali bertengkar dengan klien lain, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
Klien menunjukkan perilaku agresif berupa memukul istri dan memecahkan TV, serta sering bertengkar dengan klien lain, yang mengindikasikan adanya risiko perilaku kekerasan.
2. Gangguan Pola Tidur
Klien mengalami kesulitan tidur selama 4 hari, yang menunjukkan adanya gangguan pola tidur.
3. Ketidakefektifan Koping
Klien merasa kesal karena istrinya menganggap dirinya sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab, yang mengindikasikan ketidakefektifan koping dalam mengelola stres dan emosi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Perilaku Kekerasan
- Klien dapat mengendalikan perilaku agresif/kekerasan
- Klien dapat mengungkapkan perasaan dan keinginannya dengan cara yang tepat
- Klien dapat menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif
2. Gangguan Pola Tidur
- Klien dapat tidur dengan nyenyak selama 6-8 jam per hari
- Klien dapat bangun merasa segar dan bugar
- Klien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat
3. Ketidakefektifan Koping
- Klien dapat mengenali stressor dan sumber stres
- Klien dapat menggunakan strategi koping yang efektif
- Klien dapat mengelola emosi dengan baik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Perilaku Kekerasan
- Monitoring perilaku dan tanda-tanda peningkatan agresivitas
- Pemberian obat-obatan sesuai instruksi dokter
- Penggunaan teknik deeskalasi untuk mengelola perilaku agresif
- Identifikasi faktor penyebab perilaku kekerasan dan membantu klien mengatasinya
- Pelatihan manajemen amarah dan keterampilan asertif
2. Gangguan Pola Tidur
- Evaluasi pola tidur dan kebiasaan tidur klien
- Identifikasi faktor yang memengaruhi kualitas tidur
- Pemberian terapi farmakologis sesuai instruksi dokter
- Pemberian terapi non-farmakologis (relaksasi, stimulus kontrol, higiene tidur)
- Monitoring kualitas dan kuantitas tidur klien
3. Ketidakefektifan Koping
- Identifikasi sumber stres dan pola koping klien
- Ajarkan teknik manajemen stres dan koping yang efektif
- Bantu klien mengembangkan jaringan dukungan sosial
- Berikan konseling untuk membantu klien mengelola emosi dengan baik
- Kolaborasi dengan tim kesehatan mental untuk intervensi yang komprehensif
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan terencana, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu dapat mengendalikan perilaku kekerasan, mempertahankan pola tidur yang adekuat, serta dapat mengelola stres dan emosi dengan efektif. -
Article No. 18967 | 24 Jun 2025
Klinis : Laki laki 34 tahun, dirawat di ruang akut RSJ dengan alasan tidak bisa tidur selama empat hari, memukul istri dan memecahkan TV. Klien kesal karena istrinya menganggap dirinya sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab. Ekspresi wajah tegang dan sudah 3 kali bertengkar dengan klien lain
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kasus:**
Laki-laki, 34 tahun, dirawat di ruang akut RSJ dengan keluhan tidak bisa tidur selama empat hari, memukul istri, dan memecahkan TV. Klien kesal karena istrinya menganggapnya sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab. Ekspresi wajah tegang dan telah 3 kali bertengkar dengan klien lain.
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode SDKI:** 00052
**Judul:** **Perilaku Kekerasan**
**Definisi:** Perilaku yang mengancam atau menyebabkan cedera fisik pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
**Karakteristik Mayor:**
- Ekspresi wajah tegang
- Perilaku destruktif (memecahkan TV)
- Agresi fisik (memukul istri)
- Konflik interpersonal (bertengkar dengan klien lain)
**Faktor yang Berhubungan:**
- Gangguan tidur (insomnia selama 4 hari)
- Stresor psikososial (konflik peran sebagai kepala keluarga)
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI:** 1401
**Judul:** **Pengendalian Perilaku Kekerasan**
**Indikator:**
- Klien dapat mengidentifikasi pemicu perilaku kekerasan (SLKI 140101)
- Klien mampu menggunakan teknik relaksasi untuk mengontrol amarah (SLKI 140102)
- Klien tidak menunjukkan perilaku agresif fisik/verbal (SLKI 140103)
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI:** 4230
**Judul:** **Manajemen Agresivitas**
**Tindakan:**
- **Observasi tanda-tanda peningkatan agitasi** (SIKI 423001)
- **Batasi stimulasi lingkungan** untuk mengurangi provokasi (SIKI 423002)
- **Ajarkan teknik relaksasi napas dalam** (SIKI 423003)
- **Kolaborasi pemberian obat antiansietas/antipsikotik** sesuai resep (SIKI 423004)
**Kode SIKI:** 4240
**Judul:** **Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Modul Pengendalian Amarah**
**Tindakan:**
- **Fasilitasi diskusi kelompok tentang strategi coping** (SIKI 424001)
- **Latih role-play respons non-kekerasan** (SIKI 424002)
---
### **Penjelasan Singkat:**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** digunakan untuk menegakkan diagnosa "Perilaku Kekerasan" (kode 00052) berdasarkan data perilaku agresif dan faktor pemicu.
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** menetapkan target pengendalian perilaku (kode 1401) dengan indikator pengurangan agresivitas.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** memandu tindakan spesifik seperti manajemen agresivitas (kode 4230) dan terapi kelompok (kode 4240) untuk mencapai luaran.
**Catatan:** Pendekatan holistik diperlukan, termasuk kolaborasi dengan tim medis untuk terapi farmakologis dan dukungan keluarga untuk resolusi konflik peran.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)* -
Article No. 18968 | 24 Jun 2025
Klinis : KASUS ANAK DENGAN VSD Seorang bayi laki-laki berusia 5 bulan bernama A.R. dibawa oleh ibunya ke poli anak karena mengalami sesak napas setiap kali menyusu. Menurut keterangan ibu, sejak usia 2 bulan anak tampak cepat lelah saat menyusu, hanya mampu menyusu selama 2–3 menit, kemudian tampak terengah-engah, berkeringat dingin, dan harus berhenti. Selain itu, berat badan anak sulit bertambah, dan saat ini hanya mencapai 4,8 kg, yang berada di bawah persentil normal. Kehamilan ibu cukup bulan tanpa komplikasi, dan persalinan berlangsung spontan di rumah bidan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi napas 58 kali per menit, nadi 160 kali per menit, suhu tubuh 36,8°C, dan saturasi oksigen 94% tanpa bantuan oksigen. Anak tampak mengalami retraksi subkostal saat bernapas. Pemeriksaan jantung menunjukkan bunyi jantung II terpecah, serta terdengar bising pansistolik derajat 3/6 di area parasternal kiri bawah. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk memastikan diagnosis. Hasil EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri, dan foto rontgen toraks menunjukkan kardiomegali ringan dengan peningkatan vaskularisasi paru. Ekokardiografi mengungkap adanya defek pada septum ventrikel tipe perimembranosa berukuran sekitar 6 mm dengan aliran shunt dari kiri ke kanan, serta fungsi jantung yang masih dalam batas normal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kasus anak dengan VSD:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi akibat shunt kiri-kanan pada VSD.
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi, kesulitan menyusu, dan gagal tumbuh.
3. Gangguan Pola Napas berhubungan dengan peningkatan resistensi pernapasan akibat hipertensi pulmonal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Anak akan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Anak akan mempertahankan tingkat energi yang adekuat untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Keseimbangan Nutrisi:
- Anak akan mencapai berat badan yang sesuai dengan usianya.
- Anak akan menunjukkan peningkatan asupan nutrisi yang adekuat.
- Anak akan menunjukkan peningkatan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai.
3. Pola Napas:
- Anak akan menunjukkan pola napas yang stabil dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
- Anak akan mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat tanpa bantuan oksigen.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Identifikasi tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi anak.
- Atur jadwal istirahat dan aktivitas anak.
- Berikan dukungan emosional dan edukasi kepada orang tua tentang manajemen aktivitas anak.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk optimalisasi kondisi anak.
2. Keseimbangan Nutrisi:
- Kaji kebutuhan nutrisi anak berdasarkan usia dan kondisi klinis.
- Berikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan.
- Pantau asupan dan output cairan anak.
- Libatkan orang tua dalam penyediaan makanan yang sesuai dengan kondisi anak.
- Berikan edukasi kepada orang tua tentang manajemen nutrisi anak.
3. Pola Napas:
- Pantau tanda-tanda distres pernapasan anak.
- Berikan oksigen suplementasi sesuai kebutuhan.
- Posisikan anak dengan posisi semi-fowler untuk meningkatkan ekspansi dada.
- Berikan edukasi kepada orang tua tentang manajemen pernapasan anak.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk optimalisasi kondisi pernapasan anak.
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah diberikan. Tone: akademis, persona: pakar, nurse. -
Article No. 18927 | 24 Jun 2025
Klinis : BB naik 3kg dalam 2 hari oedem tungkai
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta. Tone saya akan akademis dan persona saya sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
BB naik 3kg dalam 2 hari dan oedem tungkai
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Kelebihan volume cairan (00026)
Definisi: Kelebihan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
Kondisi pasien dengan kenaikan berat badan 3 kg dalam 2 hari serta oedem tungkai mengindikasikan adanya kelebihan cairan di dalam tubuh. Kelebihan volume cairan dapat terjadi akibat berbagai penyebab, seperti penurunan fungsi ginjal, asupan cairan berlebih, atau kondisi lain yang dapat menyebabkan retensi cairan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, luaran yang diharapkan adalah:
1. Keseimbangan cairan (0601)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang optimal.
Indikator hasil yang diharapkan:
a. Berat badan kembali normal
b. Tidak ada tanda-tanda oedem
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal
d. Tidak ada keluhan terkait kelebihan cairan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran keseimbangan cairan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen cairan (4120)
Definisi: Pengaturan dan pemantauan masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Kaji status cairan pasien secara komprehensif (berat badan, tanda-tanda vital, intake/output, tanda-tanda oedem, dll)
b. Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan pasien
c. Monitor dan catat intake dan output cairan secara akurat
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menentukan terapi cairan yang tepat
e. Ajarkan pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan
2. Manajemen edema (4020)
Definisi: Tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan penumpukan cairan dalam jaringan.
Aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Kaji tanda-tanda dan lokasi oedem
b. Posisikan ekstremitas yang mengalami oedem secara elevasi
c. Berikan kompres hangat atau dingin sesuai kondisi pasien
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menentukan terapi diuretik atau intervensi lain yang tepat
e. Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen oedem di rumah
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lain diharapkan dapat membantu pasien mencapai keseimbangan cairan yang optimal dan mengurangi tanda-tanda oedem.