Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20884 | 20 Aug 2025
Klinis : peradangan pada lapisan mulut (selaput lendir) yang dapat menyebabkan nyeri, kesulitan makan, minum, dan menelan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi peradangan pada lapisan mulut (selaput lendir) yang dapat menyebabkan nyeri, kesulitan makan, minum, dan menelan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah "Gangguan Mukosa Oral" (SDKI, 2017). Gangguan Mukosa Oral didefinisikan sebagai kerusakan atau perubahan pada lapisan mukosa oral, termasuk gusi, lidah, palatum, dan pipi, yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Mukosa Oral: Pasien akan menunjukkan mukosa oral yang sehat, tidak ada tanda-tanda inflamasi, dan dapat makan, minum, serta menelan dengan nyaman.
2. Kontrol Nyeri: Pasien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri pada mulut dan dapat melakukan aktivitas makan, minum, dan menelan dengan lebih nyaman.
3. Peningkatan Intake Nutrisi: Pasien akan mampu mengonsumsi makanan dan cairan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri Oral
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, intensitas, penyebab)
- Berikan intervensi farmakologis (analgesik topikal atau sistemik) sesuai resep dokter
- Berikan intervensi non-farmakologis (kompres hangat, masase, distraksi)
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri mandiri
2. Perawatan Mukosa Oral
- Lakukan pembersihan dan perawatan mulut secara rutin (gosok gigi, kumur, aplikasi obat topikal)
- Anjurkan konsumsi makanan dan minuman yang tidak mengiritasi mukosa
- Berikan informasi dan edukasi tentang perawatan mulut yang tepat
3. Peningkatan Intake Nutrisi
- Identifikasi preferensi dan toleransi makanan pasien
- Berikan makanan dan minuman yang mudah dikonsumsi (tekstur lembut, bernutrisi)
- Pantau intake nutrisi dan cairan pasien, serta lakukan intervensi untuk memenuhi kebutuhan
- Berikan edukasi tentang pentingnya nutrisi yang adekuat selama pemulihan
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu pemulihan mukosa oral, kontrol nyeri, dan peningkatan intake nutrisi, sehingga dapat mendukung proses penyembuhan dan pemulihan secara keseluruhan. -
Article No. 20885 | 20 Aug 2025
Klinis : peradangan pada lapisan mulut (selaput lendir) yang dapat menyebabkan nyeri, kesulitan makan, minum, dan menelan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu peradangan pada lapisan mulut (selaput lendir) yang dapat menyebabkan nyeri, kesulitan makan, minum, dan menelan, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik: Nyeri yang dilaporkan pada rongga mulut, kesulitan makan, minum, dan menelan.
Penjelasan: Peradangan pada lapisan mulut (selaput lendir) dapat menyebabkan rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien. Nyeri ini dapat menimbulkan kesulitan dalam makan, minum, dan menelan makanan atau minuman. Oleh karena itu, Diagnosa Keperawatan Nyeri Akut merupakan yang paling sesuai untuk kondisi ini.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tingkat Nyeri Terkontrol
Definisi: Ekspresi verbal atau perilaku individu yang menunjukkan bahwa nyeri dapat dikelola pada tingkat yang dapat diterima.
Kriteria Hasil:
a. Pasien melaporkan bahwa nyeri terkontrol.
b. Pasien dapat mengelola nyeri dengan efektif.
c. Pasien menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nyeri yang terkontrol.
Penjelasan: Tujuan utama Asuhan Keperawatan adalah untuk membantu pasien mengelola nyeri yang dirasakan akibat peradangan pada lapisan mulut (selaput lendir). Luaran/output yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan bahwa nyeri terkontrol, dapat mengelola nyeri dengan efektif, dan menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nyeri yang terkontrol.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut beberapa Intervensi Keperawatan SIKI yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengurangan nyeri atau rasa tidak nyaman yang dialami individu.
Aktivitas:
a. Mengkaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan skala nyeri).
b. Menjelaskan penyebab dan manajemen nyeri.
c. Mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (misalnya kompres hangat/dingin, relaksasi, distraksi).
d. Memonitor efektivitas intervensi manajemen nyeri.
e. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
2. Manajemen Disfagia
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi individu dengan kesulitan menelan.
Aktivitas:
a. Mengkaji kemampuan menelan (refleks menelan, batuk, kesulitan menelan, rasa sakit saat menelan).
b. Mengatur posisi saat makan dan minum.
c. Menganjurkan makanan dan minuman yang sesuai dengan kemampuan menelan.
d. Mengajarkan teknik makan dan minum yang aman.
e. Memonitor asupan nutrisi dan cairan.
Penjelasan: Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran/output yang diharapkan meliputi Manajemen Nyeri dan Manajemen Disfagia. Manajemen Nyeri bertujuan untuk memfasilitasi pengurangan nyeri yang dirasakan pasien, sedangkan Manajemen Disfagia bertujuan untuk memfasilitasi pasien dengan kesulitan menelan akibat peradangan pada lapisan mulut (selaput lendir).
Dengan demikian, Diagnosa Keperawatan, Luaran/Output, dan Intervensi Keperawatan yang telah saya paparkan diharapkan dapat membantu Anda dalam memberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan kondisi peradangan pada lapisan mulut (selaput lendir). -
Article No. 20886 | 20 Aug 2025
Klinis : Nyeri mulut: Bayi atau anak mungkin menangis atau rewel saat makan atau minum karena mulut terasa sakit. Kemerahan, bengkak, dan luka di mulut: Area yang terkena mukositis akan terlihat merah, bengkak, dan mungkin terdapat luka atau sariawan. Kesulitan makan, minum, dan menelan: Rasa sakit dan luka di mulut membuat bayi atau anak enggan untuk makan atau minum, bahkan menelan air liur pun bisa terasa sakit. Mulut kering: Mukositis dapat menyebabkan mulut terasa kering, yang bisa membuat bibir pecah-pecah. Pendarahan: Area yang meradang bisa mudah berdarah, terutama saat disikat giginya. Lidah berwarna putih atau kekuningan: Lidah bisa ditutupi lapisan putih atau kekuningan. Rewel dan menangis: Bayi atau anak mungkin lebih rewel dari biasanya karena merasa tidak nyaman. Penurunan berat badan: Karena kesulitan makan dan minum, bayi atau anak bisa mengalami penurunan berat badan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri mulut pada bayi atau anak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
2. Gangguan menelan (00103)
Definisi: Kesulitan dalam memulai atau menyelesaikan proses menelan makanan, cairan, atau saliva.
3. Defisit perawatan diri: makan (00102)
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri.
4. Mukositis (00195)
Definisi: Inflamasi dan ulserasi mukosa yang dapat terjadi akibat berbagai penyebab, seperti penggunaan obat-obatan, penyinaran, atau penyakit.
5. Intoleransi aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas hidup sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut (00132): Bayi atau anak mengalami rasa sakit di area mulut yang dapat menyebabkan tangisan atau rewel saat makan atau minum.
2. Gangguan menelan (00103): Rasa sakit dan luka di mulut membuat bayi atau anak enggan untuk makan, minum, atau bahkan menelan air liur.
3. Defisit perawatan diri: makan (00102): Kesulitan makan karena nyeri mulut dapat menyebabkan penurunan asupan makanan dan cairan pada bayi atau anak.
4. Mukositis (00195): Kemerahan, bengkak, dan luka di area mulut menunjukkan adanya inflamasi dan ulserasi mukosa.
5. Intoleransi aktivitas (00092): Nyeri dan kesulitan makan dapat menyebabkan bayi atau anak menjadi lebih rewel dan tidak nyaman, serta dapat mengakibatkan penurunan berat badan. -
Article No. 20887 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan kebas anggota gerak sejak 12 jam smrs, kebas tiba tiba, lemah kiri, nyeri kepala sejak 5 hari smrs. kejang (-) penurunan kesadaran (-) mual (-) muntah (-) bab dan bak dbn rpd : ht (-) dm (-) jantung(-) rpo :-
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Defisit Neurologis Akut
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00085
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh gangguan neuromuskular, muskuloskeletal, atau fungsi kardiovaskular.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 01501
Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan gerakan tubuh secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 01802
Definisi: Memfasilitasi mobilitas fisik individu dengan menggunakan terapi fisik atau alat bantu mobilitas.
Penjelasan Singkat:
Pasien datang dengan keluhan kebas anggota gerak, lemah kiri, dan nyeri kepala, yang menunjukkan adanya gangguan neurologis akut. Diagnosis keperawatan yang tepat adalah Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Defisit Neurologis Akut. Hal ini karena pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan gerakan fisik yang disebabkan oleh gangguan neuromuskular. Tujuan keperawatan adalah meningkatkan kemampuan pasien untuk melakukan gerakan tubuh secara mandiri, dengan intervensi yang dapat memfasilitasi mobilitas fisik pasien. -
Article No. 20888 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan kebas anggota gerak sejak 12 jam smrs, kebas tiba tiba, lemah kiri, nyeri kepala sejak 5 hari smrs. kejang (-) penurunan kesadaran (-) mual (-) muntah (-) bab dan bak dbn rpd : ht (-) dm (-) jantung(-) rpo :-
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan keluhan pasien yang disajikan, yaitu kebas anggota gerak sejak 12 jam sebelumnya, kebas tiba-tiba, lemah pada sisi kiri, dan nyeri kepala sejak 5 hari sebelumnya, serta tidak adanya gejala kejang, penurunan kesadaran, mual, muntah, bab, dan bak, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral (00204)
Definisi: Penurunan sirkulasi darah dan oksigen ke otak, yang dapat mengakibatkan kerusakan seluler.
Karakteristik Definisi: Perubahan status neurologis (kebas, kelemahan), nyeri kepala, kehilangan fungsi kognitif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Serebral (0406)
- Stabilitas Neurologis (040601)
- Fungsi Motorik (040602)
- Fungsi Sensorik (040603)
- Tekanan Intrakranial (040604)
Kriteria Hasil:
- Menunjukkan status neurologis yang stabil
- Menunjukkan fungsi motorik yang membaik
- Menunjukkan fungsi sensorik yang membaik
- Menunjukkan penurunan tekanan intrakranial
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Neurologi (6680)
- Pantau status kesadaran, fungsi motorik, dan fungsi sensorik pasien secara berkala
- Lakukan tes neurologi yang sesuai, seperti penilaian skala Glasgow Coma Scale (GCS)
- Pantau tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu
2. Manajemen Stroke (2322)
- Lakukan penilaian awal dan identifikasi gejala stroke
- Berikan intervensi yang sesuai, seperti pengaturan posisi, manajemen nyeri, dan pencegahan komplikasi
- Lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan lebih lanjut, seperti pemeriksaan penunjang dan pemberian obat-obatan
3. Peningkatan Perfusi Serebral (4310)
- Pantau dan pertahankan oksigenasi yang adekuat
- Pertahankan tekanan darah dalam batas normal
- Berikan posisi yang dapat meningkatkan aliran darah ke otak, seperti elevasi kepala
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi oksigen, pengaturan ventilasi, dan pemberian obat-obatan yang dapat meningkatkan perfusi serebral
Penjelasan rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya kembali. Semoga informasi ini bermanfaat. Terima kasih. -
Article No. 20889 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah kiri tiba tiba sejak 6 jam smrs , lemah tiba tiba, tidak bisa diajak komunikasi. plika nasolabialis asimetris, nyeri kepala (-) mual (+) muntah (-) kejang (-) penurunan kesadaran (-) bab dan bak dbn
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau kontrol otot.
Karakteristik Definisi:
- Penurunan kekuatan otot di salah satu sisi tubuh (hemiparesis)
- Ketidakmampuan untuk melakukan gerakan yang dikehendaki
- Perubahan pada pola aktivitas
2. Gangguan Komunikasi
Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima, memproses, mengirim, dan/atau menggunakan sistem simbol untuk berkomunikasi.
Karakteristik Definisi:
- Ketidakmampuan untuk mengekspresikan kebutuhan, pikiran, dan perasaan
- Ketidakmampuan untuk memahami ucapan orang lain
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas Fisik Membaik
- Pasien dapat menggerakkan anggota tubuh yang terganggu secara bertahap
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal
- Pasien dapat bergerak dengan mandiri
2. Komunikasi Membaik
- Pasien dapat berkomunikasi secara verbal atau non-verbal
- Pasien dapat memahami dan merespons pertanyaan sederhana
- Pasien dapat mengekspresikan kebutuhan dasar
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Gangguan Mobilitas Fisik:
- Terapi latihan gerak pasif dan aktif untuk ekstremitas yang terganggu
- Posisioning dan perubahan posisi tubuh secara berkala
- Latihan keseimbangan dan koordinasi
- Edukasi dan latihan penggunaan alat bantu mobilisasi, jika diperlukan
2. Intervensi untuk Gangguan Komunikasi:
- Identifikasi kemampuan komunikasi pasien dan faktor yang mempengaruhi
- Penggunaan komunikasi non-verbal (gestur, gambar, tulisan)
- Pemberian waktu yang cukup untuk merespons
- Edukasi kepada keluarga tentang teknik komunikasi yang efektif
Penjelasan:
Berdasarkan data klinis yang diberikan, pasien mengalami gangguan mobilitas fisik berupa hemiparesis (kelemahan di salah satu sisi tubuh) dan gangguan komunikasi akibat penurunan kesadaran. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah Gangguan Mobilitas Fisik dan Gangguan Komunikasi. Luaran yang diharapkan adalah peningkatan mobilitas fisik dan komunikasi pasien. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup terapi latihan fisik, penggunaan alat bantu, serta strategi komunikasi non-verbal dan edukasi kepada keluarga. Asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan. -
Article No. 20890 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah kiri tiba tiba sejak 6 jam smrs , lemah tiba tiba, tidak bisa diajak komunikasi. plika nasolabialis asimetris, nyeri kepala (-) mual (+) muntah (-) kejang (-) penurunan kesadaran (-) bab dan bak dbn
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Perfusi Serebral Akut (00013)
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00013
Definisi: Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak yang mengancam fungsi serebral.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS - 00046
Definisi: Pemulihan perfusi serebral yang adekuat.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP - 00109
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk memulihkan perfusi serebral yang adekuat.
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan lemah tiba-tiba pada sisi kiri tubuh, yang mengindikasikan adanya gangguan perfusi serebral akut. Keluhan lain seperti tidak bisa diajak komunikasi, plika nasolabialis asimetris, dan penurunan kesadaran juga mendukung diagnosis ini. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah serangkaian tindakan untuk memulihkan perfusi serebral yang adekuat, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan posisi, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut. -
Article No. 20891 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah kiri tiba tiba sejak 6 jam smrs , lemah tiba tiba, tidak bisa diajak komunikasi. plika nasolabialis asimetris, nyeri kepala (-) mual (+) muntah (-) kejang (-) penurunan kesadaran (-) bab dan bak dbn
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu lemah kiri tiba-tiba, plika nasolabialis asimetris, dan penurunan kesadaran, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Defisit Perfusi Serebral Terkait Gangguan Aliran Darah Serebral". Diagnosa ini dipilih karena tanda-tanda yang ditunjukkan pasien mengindikasikan adanya gangguan pada aliran darah ke otak, yang dapat menyebabkan penurunan pasokan oksigen dan nutrisi ke jaringan otak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil (tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu dalam batas normal).
2. Integritas Fungsi Serebral: Pasien menunjukkan peningkatan kesadaran, kemampuan komunikasi, dan fungsi motorik yang membaik.
3. Pemulihan Fungsi Tubuh: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri atau minimal dibantu.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Lakukan pemantauan tanda-tanda vital pasien secara rutin, termasuk tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu.
2. Manajemen Oksigenasi: Berikan oksigen tambahan melalui kanula nasal atau masker, sesuai kebutuhan pasien, untuk memastikan oksigenasi yang adekuat.
3. Manajemen Cairan dan Elektrolit: Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan pasien, serta pantau keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Manajemen Nyeri: Berikan analgesik sesuai kebutuhan pasien untuk mengelola rasa nyeri pada kepala.
5. Stimulasi Neurologis: Lakukan stimulasi sensori dan motorik untuk meningkatkan fungsi otak dan mempercepat pemulihan.
6. Edukasi dan Dukungan Keluarga: Berikan edukasi kepada keluarga tentang kondisi pasien, prognosis, dan peran mereka dalam perawatan. Libatkan keluarga dalam proses pemulihan pasien.
7. Pemantauan Tanda Perbaikan: Secara teratur pantau tanda-tanda perbaikan pada pasien, seperti peningkatan kesadaran, kemampuan komunikasi, dan fungsi motorik.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Defisit Perfusi Serebral Terkait Gangguan Aliran Darah Serebral" dipilih karena gejala-gejala yang ditunjukkan pasien, seperti lemah kiri tiba-tiba, plika nasolabialis asimetris, dan penurunan kesadaran, mengarah pada adanya gangguan pada aliran darah ke otak. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk menjaga stabilitas hemodinamik, meningkatkan oksigenasi, mengelola cairan dan elektrolit, mengatasi nyeri, menstimulasi fungsi neurologis, serta melibatkan keluarga dalam proses pemulihan pasien. Luaran/output yang diharapkan adalah pasien menunjukkan stabilitas hemodinamik, peningkatan fungsi serebral, dan pemulihan fungsi tubuh secara keseluruhan. -
Article No. 20892 | 20 Aug 2025
Klinis : dyspnea, NRM 15 lpm, sesak, STEMI anterior inferior, NGT, DC, bicara cadel
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan nyeri dada dan infark miokard ditandai dengan dyspnea, sesak napas, dan penggunaan otot-otot bantu napas.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan infark miokard ditandai dengan nyeri dada, perubahan EKG, dan peningkatan enzim jantung.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan melalui NGT.
4. Risiko gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan saraf kranial akibat stroke.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola napas efektif: Pasien menunjukkan frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, dan tidak ada penggunaan otot bantu napas.
2. Perfusi jaringan jantung membaik: Pasien menunjukkan tidak ada nyeri dada, tidak ada perubahan EKG, dan penurunan enzim jantung.
3. Status nutrisi membaik: Pasien menunjukkan asupan nutrisi adekuat melalui NGT dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
4. Komunikasi verbal efektif: Pasien mampu berbicara dengan jelas dan artikulasi yang baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pola napas tidak efektif:
a. Pantau tanda-tanda vital (respirasi, nadi, dan saturasi oksigen)
b. Berikan oksigen melalui NRM 15 lpm untuk mempertahankan saturasi oksigen
c. Ajarkan teknik napas dalam dan relaksasi
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik dan bronkodilator
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan jantung:
a. Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, dan suhu)
b. Berikan istirahat fisik dan mental yang cukup
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi antiangina dan antiplatelet
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit jantung dan pencegahan komplikasi
3. Ketidakseimbangan nutrisi:
a. Pantau asupan dan output nutrisi melalui NGT
b. Berikan nutrisi enteral yang sesuai dengan kebutuhan pasien
c. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
4. Risiko gangguan komunikasi verbal:
a. Pantau kemampuan bicara dan artikulasi pasien
b. Berikan latihan artikulasi dan berbicara dengan jelas
c. Libatkan ahli terapi wicara untuk evaluasi dan intervensi
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang strategi komunikasi yang efektif
Penjelasan di atas menggambarkan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi pasien dengan STEMI, dyspnea, dan gangguan komunikasi verbal. Pendekatan ini bertujuan untuk memaksimalkan pemulihan pasien secara holistik. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika diperlukan. -
Article No. 20893 | 20 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah kanan tiba tiba sejak 12 jam smrs , lemah tiba tiba, tidak bisa diajak komunikasi, plika nasolabialis asimetris, nyeri kepala (-) mual (-) muntah (-) kejang (-) penurunan kesadaran (+) nyeri dada menjalar ke punggung menjalar ke pungggung sejak 1 minggu ini, sesak nafas (+) doe (+) oertopnue (-) riw nyeri dada (-) bab dan bak dbn rpd : ht (+) dm (-) jantung(-)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang dapat diberikan adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I63.9
- Deskripsi: Infark serebri, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Pasien datang dengan keluhan lemah mendadak pada sisi kanan tubuh, kesulitan bicara, dan penurunan kesadaran, yang merupakan gejala-gejala yang khas pada infark serebri atau stroke iskemik. Tidak ada informasi tambahan yang mengarah ke diagnosis lain, sehingga kode ICD-10 yang paling sesuai adalah I63.9 (Infark serebri, tidak terspesifikasi).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 88.72
- Deskripsi: Computed tomography (CT scan) kepala tanpa kontras
Penjelasan:
Untuk pasien dengan dugaan stroke iskemik, pemeriksaan diagnostik yang direkomendasikan adalah CT scan kepala tanpa kontras, yang bertujuan untuk mengidentifikasi area infark serebri dan menyingkirkan kemungkinan penyebab lain, seperti perdarahan intrakranial. Kode ICD-9-CM 88.72 (Computed tomography (CT scan) kepala tanpa kontras) sesuai dengan prosedur yang mungkin dilakukan untuk menunjang diagnosis.