Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8457 | 10 Dec 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menyediakan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan keluhan nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri.
2. Intoleransi aktivitas (00092) berhubungan dengan penurunan suplai oksigen, ditandai dengan sesak napas.
3. Gangguan pertukaran gas (00030) berhubungan dengan penurunan suplai oksigen, ditandai dengan sesak napas.
4. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (00002) berhubungan dengan mual, ditandai dengan penurunan asupan nutrisi.
5. Intoleransi stres (00178) berhubungan dengan perubahan fisiologis, ditandai dengan keringat dingin.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien melaporkan nyeri dada berkurang hingga level nyeri dapat dikelola.
2. Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri tanpa sesak napas.
3. Pasien menunjukkan pertukaran gas yang memadai, ditandai dengan saturasi oksigen dalam batas normal.
4. Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
5. Pasien dapat mengelola respons stres dengan efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis
- Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi nyeri
- Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi jika diperlukan
2. Manajemen aktivitas dan latihan:
- Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas
- Berikan asisten untuk aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik pengaturan energi dan aktivitas bertahap
- Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas dan modifikasi jika diperlukan
3. Manajemen jalan napas:
- Kaji fungsi pernapasan dan kebutuhan oksigen
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik pernapasan dalam dan batuk efektif
- Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi jika diperlukan
4. Manajemen nutrisi:
- Kaji asupan nutrisi dan status nutrisi
- Berikan diet rendah lemak dan kolesterol sesuai kebutuhan
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat
- Evaluasi perubahan berat badan dan asupan nutrisi
5. Manajemen stres:
- Kaji respons fisiologis dan psikologis pasien terhadap stres
- Berikan terapi relaksasi dan teknik manajemen stres
- Libatkan keluarga untuk mendukung pasien dalam mengelola stres
- Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi jika diperlukan
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat memenuhi luaran yang diharapkan dan memberikan asuhan keperawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 8458 | 10 Dec 2024
Klinis : defisit kesehatan komunitas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "defisit kesehatan komunitas":
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z55.9
- Deskripsi: Masalah yang berhubungan dengan pendidikan dan melek huruf, tidak dispesifikasikan
Penjelasan:
Kode ICD-10 Z55.9 digunakan untuk mengindikasikan adanya defisit atau permasalahan terkait dengan kesehatan komunitas atau masyarakat secara umum, yang tidak dapat diklasifikasikan lebih spesifik. Hal ini dapat mencakup kondisi seperti rendahnya tingkat pendidikan, melek huruf yang kurang, akses terbatas terhadap layanan kesehatan, serta faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan populasi di suatu komunitas.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk "defisit kesehatan komunitas".
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang secara khusus ditujukan untuk menangani kondisi "defisit kesehatan komunitas". Penanganan kondisi ini biasanya melibatkan intervensi di tingkat masyarakat, seperti program edukasi kesehatan, peningkatan akses terhadap layanan kesehatan, serta upaya-upaya yang lebih luas untuk meningkatkan determinan sosial kesehatan.
Dalam kasus ini, tidak terdapat kode ICD-9-CM prosedur yang secara langsung sesuai dengan "defisit kesehatan komunitas". Penanganan kondisi ini lebih berfokus pada intervensi di tingkat masyarakat dan upaya-upaya promotif serta preventif untuk meningkatkan kesehatan populasi secara keseluruhan. -
Article No. 8459 | 10 Dec 2024
Klinis : defisit kesehatan komunitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan : Defisit Kesehatan Komunitas
Defisit Kesehatan Komunitas adalah kondisi dimana suatu komunitas atau kelompok masyarakat mengalami hambatan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, maupun akses terhadap layanan kesehatan yang terbatas.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut adalah penjelasan singkat mengenai komponen-komponen terkait dengan diagnosa keperawatan Defisit Kesehatan Komunitas:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Hambatan dalam mencapai tingkat kesehatan optimal pada komunitas atau kelompok masyarakat.
- Karakteristik Definisi: Faktor risiko, gejala, masalah kesehatan, dan kebutuhan komunitas yang belum terpenuhi.
- Faktor Terkait: Determinan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, dan akses pelayanan kesehatan yang terbatas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Komunitas atau kelompok masyarakat mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
- Indikator Luaran:
- Pengetahuan komunitas tentang kesehatan meningkat.
- Perilaku sehat komunitas meningkat.
- Status kesehatan komunitas membaik.
- Akses komunitas terhadap layanan kesehatan meningkat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
- Pengkajian kesehatan komunitas.
- Perencanaan program promosi kesehatan komunitas.
- Implementasi program promosi kesehatan komunitas.
- Monitoring dan evaluasi program promosi kesehatan komunitas.
- Advokasi untuk meningkatkan akses layanan kesehatan bagi komunitas.
Dalam praktik keperawatan, perawat berperan penting dalam mengidentifikasi dan mengatasi defisit kesehatan komunitas melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, serta kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara komprehensif. -
Article No. 8460 | 10 Dec 2024
Klinis : defisit kesehatan komunitas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "defisit kesehatan komunitas":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "defisit kesehatan komunitas" adalah "Defisit Perawatan Kesehatan Komunitas". Diagnosa ini menggambarkan adanya ketidakmampuan atau keterbatasan individu, keluarga, atau kelompok dalam memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan yang dibutuhkan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anggota komunitas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan luaran/output yang dicapai adalah:
1. Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Perawatan Kesehatan
2. Peningkatan Pengetahuan Masyarakat tentang Kesehatan
3. Peningkatan Kemampuan Masyarakat dalam Perawatan Kesehatan
4. Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan
5. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan beberapa intervensi keperawatan, yaitu:
1. Asesmen Kebutuhan Komunitas
- Mengidentifikasi masalah kesehatan dan sumber daya yang ada di komunitas
- Menilai tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terkait kesehatan
2. Pendidikan Kesehatan Komunitas
- Memberikan edukasi dan informasi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
- Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
3. Advokasi Kesehatan Komunitas
- Memperjuangkan hak masyarakat untuk mendapatkan akses dan pelayanan kesehatan yang memadai
- Bekerja sama dengan pihak terkait untuk meningkatkan dukungan dan sumber daya bagi komunitas
4. Mobilisasi Sumber Daya Komunitas
- Mengidentifikasi dan mengoptimalkan sumber daya yang ada di komunitas
- Memfasilitasi pembentukan kelompok/organisasi masyarakat untuk mendukung upaya perawatan kesehatan
5. Kolaborasi Lintas Sektor
- Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait (pemerintah, LSM, swasta) untuk mengintegrasikan upaya perawatan kesehatan komunitas
- Memfasilitasi koordinasi dan komunikasi antar pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan bersama
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan mengatasi defisit kesehatan komunitas. -
Article No. 8461 | 10 Dec 2024
Klinis : Tekanan intra kranial tinggi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan akurat mengenai Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi tekanan intrakranial tinggi.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tekanan intrakranial tinggi adalah "Peningkatan Tekanan Intrakranial". Diagnosa ini mengacu pada peningkatan tekanan di dalam rongga kranial yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trauma kepala, perdarahan, tumor, atau edema otak. Peningkatan tekanan intrakranial dapat menyebabkan gejala-gejala seperti sakit kepala, mual, muntah, perubahan kesadaran, dan gejala neurologis lainnya.
Luaran/Output SLKI:
Setelah pemberian asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Tekanan intrakranial dalam batas normal
2. Tidak ada tanda-tanda herniasi otak
3. Tidak ada komplikasi akibat peningkatan tekanan intrakranial
4. Klien menunjukkan peningkatan kesadaran dan fungsi neurologis yang optimal
5. Klien dan keluarga memahami manajemen tekanan intrakranial dan berpartisipasi aktif dalam perawatan
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan tekanan intrakranial secara kontinu
2. Pengaturan posisi kepala untuk meningkatkan drainase vena
3. Pemberian oksigen dan ventilasi mekanik jika diperlukan
4. Pemberian obat-obatan yang dapat menurunkan tekanan intrakranial, seperti diuretik, kortikosteroid, atau anti-konvulsi
5. Pengelolaan nyeri dan mual/muntah
6. Pencegahan dan manajemen komplikasi, seperti infeksi, gangguan respirasi, dan gangguan kardiovaskular
7. Edukasi dan dukungan bagi klien dan keluarga mengenai manajemen tekanan intrakranial
8. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, fisioterapis, dan terapis okupasi, untuk optimalisasi perawatan
Pemahaman yang komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan terfokus pada klien dengan tekanan intrakranial tinggi. -
Article No. 8462 | 10 Dec 2024
Klinis : pemeliharaan kesehatan tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "pemeliharaan kesehatan tidak efektif" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan". Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengatur, dan/atau melakukan aktivitas yang dibutuhkan untuk memelihara kesehatan".
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Meningkat
- Definisi: Kemampuan untuk mengidentifikasi, mengatur, dan melakukan aktivitas yang dibutuhkan untuk memelihara kesehatan.
- Kriteria Hasil:
a. Mampu mengidentifikasi aktivitas pemeliharaan kesehatan yang dibutuhkan
b. Mampu merencanakan aktivitas pemeliharaan kesehatan
c. Mampu melakukan aktivitas pemeliharaan kesehatan secara konsisten
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
1. Manajemen Kesehatan
- Definisi: Membantu klien untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan melakukan aktivitas yang dibutuhkan untuk memelihara kesehatan.
- Aktivitas Keperawatan:
a. Kaji pemahaman klien tentang konsep pemeliharaan kesehatan
b. Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk pemeliharaan kesehatan
c. Bantu klien menetapkan tujuan pemeliharaan kesehatan yang realistis
d. Kolaborasi dengan klien untuk menyusun rencana pemeliharaan kesehatan
e. Dorong klien untuk melakukan aktivitas pemeliharaan kesehatan secara rutin
f. Pantau kemajuan klien dalam melakukan aktivitas pemeliharaan kesehatan
g. Berikan umpan balik dan dukungan positif kepada klien
h. Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi rencana perawatan jika diperlukan
Penjelasan Rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan" dipilih karena mencerminkan kondisi klien yang tidak mampu melakukan aktivitas pemeliharaan kesehatan secara efektif. Diagnosis ini fokus pada kemampuan klien untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan melakukan aktivitas pemeliharaan kesehatan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah "Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Meningkat". Luaran ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan melakukan aktivitas pemeliharaan kesehatan secara konsisten.
3. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Kesehatan". Intervensi ini bertujuan untuk membantu klien dalam mengidentifikasi aktivitas pemeliharaan kesehatan yang dibutuhkan, merencanakan aktivitas tersebut, dan melakukannya secara rutin. Intervensi ini juga mencakup pemantauan kemajuan klien, pemberian umpan balik, dan modifikasi rencana perawatan jika diperlukan.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai, diharapkan dapat membantu klien meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatannya secara efektif. -
Article No. 8463 | 10 Dec 2024
Klinis : Penurunan adaptif intrakranial berhubungan dengan trrauma kepala
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S06.2
- Deskripsi: Penurunan adaptif intrakranial berhubungan dengan trauma kepala
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 01.39
- Deskripsi: Prosedur diagnostik lainnya pada sistem saraf pusat, termasuk pemantauan intrakranial tekanan dan pemasangan alat monitoring intrakranial.
Penjelasan:
Kode ICD-10 S06.2 (Penurunan adaptif intrakranial berhubungan dengan trauma kepala) digunakan untuk mengkodekan kondisi di mana terjadi penurunan fungsi fisiologis dalam kemampuan otak untuk beradaptasi terhadap perubahan tekanan intrakranial, yang dikaitkan dengan cedera kepala sebelumnya.
Pada kasus ini, dimungkinkan untuk dilakukan prosedur diagnostik lebih lanjut, seperti pemantauan tekanan intrakranial atau pemasangan alat monitoring intrakranial (kode ICD-9-CM 01.39). Tindakan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memantau perubahan tekanan intrakranial yang terkait dengan penurunan adaptif setelah trauma kepala.
Penggunaan kode-kode ini membantu dalam dokumentasi yang tepat dan pengkodean yang akurat untuk kondisi dan prosedur terkait, sehingga memfasilitasi proses perawatan, penagihan, dan analisis epidemiologi yang lebih baik. -
Article No. 8464 | 10 Dec 2024
Klinis : Pusing, kaki kesemutan , trauma kepala
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang anda deskripsikan, yaitu pusing, kaki kesemutan, dan trauma kepala.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan pada tekanan darah, nadi, respirasi, dan/atau suhu yang dapat mengancam kehidupan.
- Faktor Risiko: Trauma kepala
2. Gangguan Perfusi Perifer
- Definisi: Pengurangan aliran darah ke ekstremitas yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
- Gejala: Kaki kesemutan
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Gejala: Pusing
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Stabilitas Hemodinamik
- Definisi: Kemampuan mempertahankan nilai-nilai vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu) dalam rentang normal.
- Indikator: Tanda-tanda vital stabil, tidak ada perdarahan, dan tidak ada tanda-tanda syok.
2. Perfusi Perifer yang Adekuat
- Definisi: Kemampuan mengalirkan darah ke seluruh tubuh secara cukup.
- Indikator: Ekstremitas hangat, tidak pucat, dan tidak ada kesemutan.
3. Kontrol Nyeri
- Definisi: Kemampuan untuk mengontrol dan mengurangi rasa sakit.
- Indikator: Pusing berkurang atau hilang, skala nyeri menurun.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Hemodinamik
- Definisi: Pemantauan secara berkala terhadap tanda-tanda vital dan parameter hemodinamik lainnya.
- Tindakan: Mengukur tanda-tanda vital secara rutin, memonitor perdarahan, dan mendeteksi tanda-tanda syok.
2. Manajemen Perfusi
- Definisi: Intervensi untuk mempertahankan aliran darah ke seluruh tubuh.
- Tindakan: Memberikan posisi elevasi ekstremitas, mengompres hangat, dan memantau sirkulasi perifer.
3. Manajemen Nyeri
- Definisi: Intervensi untuk mengurangi atau mengontrol rasa sakit yang dialami pasien.
- Tindakan: Memberikan analgesik sesuai instruksi, menggunakan teknik nonfarmakologis (kompres dingin), dan mengevaluasi efektivitas manajemen nyeri.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik, Gangguan Perfusi Perifer, dan Nyeri Akut. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik dikarenakan adanya trauma kepala yang berpotensi menyebabkan perubahan pada tanda-tanda vital. Gangguan Perfusi Perifer disebabkan oleh kaki kesemutan, yang mengindikasikan penurunan aliran darah ke ekstremitas. Sedangkan Nyeri Akut terkait dengan gejala pusing yang dirasakan.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah stabilitas hemodinamik, perfusi perifer yang adekuat, dan kontrol nyeri. Indikator dari stabilitas hemodinamik adalah tanda-tanda vital stabil, tidak ada perdarahan, dan tidak ada tanda-tanda syok. Perfusi perifer yang adekuat ditandai dengan ekstremitas hangat, tidak pucat, dan tidak ada kesemutan. Kontrol nyeri dicapai ketika pusing berkurang atau hilang, serta skala nyeri menurun.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah pemantauan hemodinamik, manajemen perfusi, dan manajemen nyeri. Pemantauan hemodinamik dilakukan dengan mengukur tanda-tanda vital secara rutin, memantau perdarahan, dan mendeteksi tanda-tanda syok. Manajemen perfusi meliputi pemberian posisi elevasi ekstremitas, pengompresan hangat, dan pemantauan sirkulasi perifer. Sementara itu, manajemen nyeri dilakukan dengan pemberian analgesik sesuai instruksi, penggunaan teknik nonfarmakologis (kompres dingin), dan evaluasi efektivitas manajemen nyeri.
Dengan penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan kondisi pasien dapat segera stabil dan nyaman. -
Article No. 8465 | 10 Dec 2024
Klinis : • Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi "Manajemen Kesehatan Tidak Efektif" dengan menggunakan tone akademis dan persona pakar, nurse.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Manajemen Kesehatan Tidak Efektif" adalah "Manajemen Kesehatan Tidak Efektif". Definisi dari diagnosa ini adalah "Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mencegah, atau mengatasi masalah kesehatan." Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya pengetahuan, keterampilan, atau motivasi untuk melakukan perawatan diri yang efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Perilaku Manajemen Kesehatan: Pasien dapat menunjukkan perilaku yang efektif dalam mengelola kondisi kesehatannya.
2. Pengetahuan Tentang Kesehatan: Pasien dapat mendemonstrasikan pemahaman yang memadai tentang kondisi kesehatannya dan cara mengelolanya.
3. Partisipasi dalam Perawatan Kesehatan: Pasien dapat terlibat secara aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan perawatan kesehatannya.
4. Kepatuhan Terhadap Pengobatan: Pasien dapat menunjukkan kepatuhan yang memadai terhadap regimen pengobatan yang ditetapkan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Edukasi Kesehatan: Memberikan pendidikan dan konseling tentang kondisi kesehatan pasien, pengobatan, dan perilaku perawatan diri yang efektif.
2. Manajemen Diri: Membantu pasien mengembangkan keterampilan dan strategi untuk mengelola kondisi kesehatannya secara mandiri.
3. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional dan motivasi untuk mendorong partisipasi aktif pasien dalam perawatan kesehatannya.
4. Koordinasi Perawatan: Mengkoordinasikan perawatan pasien dengan tim multidisiplin untuk memastikan kontinuitas dan efektivitas perawatan.
5. Evaluasi dan Umpan Balik: Melakukan evaluasi berkala terhadap progres pasien dan memberikan umpan balik yang konstruktif untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku perawatan diri yang efektif.
Dalam pelaksanaan intervensi keperawatan, perawat harus mempertimbangkan karakteristik individu pasien, seperti usia, budaya, dan preferensi, serta memastikan bahwa intervensi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien. Selain itu, perawat juga harus bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk menyusun rencana perawatan yang komprehensif dan efektif. -
Article No. 8466 | 10 Dec 2024
Klinis : Seorang laki-laki, 60 tahun dirawat di unit strok dengan keluhan kelemahan anggota gerak kanan dan bicara pelo 1 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Hasil pengkajian: pusing, bibir mencong, bicara pelo, keluhan dirasakan tiba tiba, riwayat hipertensi, ronchi, sulit mengeluarkan dahak, sulit menelan, GCS E4V5M6, TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 82x/menit, frekuensi napas 22x/menit, SpO2 99%, suhu 36,60C. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan kelainan Nervus VII, menyeringai dengan sudut mulut deviasi ke arah kiri, gerakan pasif pada ekstremitas kiri dan gerakan aktif pada ekstremitas kanan. Kekuatan tonus ekstremitas superior adalah 5/3 dan ekstremitas inferior adalah 5/3. Fungsi luhur bahasa yaitu disartria. Hasil CT Scan didapatkan adanya Infark serebri, tidak tampak tanda-tanda SOL, malformasil vaskuler maupun pendarahan intrakranial. Pasien mendapatkan infus NaCL 0,09%, nebulizer Ventolin, O2 NRM 10 lpm, citicolin 250 mg/12 jam, Ceftriaxon 1 g/ 8 jam, paracetamol 1 g/8jam, Sucralfat. Pasien menolak melakukan sholat karena merasa sholatnya tidak akan diterima Allah karena tidak sempurna wudhu dan gerakan sholatnya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, kelemahan otot-otot pernapasan akibat kelumpuhan saraf.
2. Gangguan Komunikasi berhubungan dengan kerusakan pada saraf kranial VII (Nervus Facialis) dan gangguan fungsi luhur bahasa (disartria).
3. Risiko Aspirasi berhubungan dengan gangguan menelan akibat kelumpuhan saraf.
4. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan infark serebri.
5. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan kelemahan fisik dan keterbatasan fungsi gerak akibat kelumpuhan saraf.
6. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan hambatan dalam beribadah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Mendemonstrasikan batuk efektif
- Mampu mengeluarkan sekret dengan mudah
- Tidak ada suara napas tambahan
2. Komunikasi Efektif
- Mampu mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan jelas
- Dapat memahami informasi yang disampaikan orang lain
- Tidak ada kendala dalam berbahasa
3. Tidak Terjadi Aspirasi
- Mampu menelan makanan dan cairan dengan aman
- Tidak ada gejala atau tanda-tanda aspirasi
4. Perfusi Jaringan Serebral Membaik
- Tidak ada penurunan kesadaran
- Tidak ada peningkatan gejala neurologis
- Hasil pemeriksaan CT Scan menunjukkan perbaikan
5. Perawatan Diri Mandiri
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
- Tidak ada ketergantungan dalam melakukan aktivitas perawatan diri
6. Kecemasan Terkendali
- Mampu mengekspresikan kekhawatiran dan ketakutannya
- Menunjukkan strategi penanganan kecemasan yang efektif
- Mampu beribadah sesuai kemampuan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif:
- Monitor pola napas, kedalaman, dan irama
- Lakukan fisioterapi dada untuk mobilisasi sekret
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan oksigen sesuai indikasi
2. Komunikasi Efektif:
- Kaji kemampuan komunikasi verbal dan non-verbal
- Modifikasi lingkungan untuk memfasilitasi komunikasi
- Ajarkan strategi komunikasi alternatif (misal menulis)
- Libatkan keluarga dalam proses komunikasi
3. Pencegahan Aspirasi:
- Kaji kemampuan menelan dan risiko aspirasi
- Berikan makanan dan cairan sesuai rekomendasi ahli gizi
- Ajarkan posisi makan yang aman
- Pantau tanda-tanda aspirasi dan lakukan tindakan segera
4. Peningkatan Perfusi Serebral:
- Monitor tanda-tanda vital dan status neurologis
- Berikan terapi farmakologis sesuai indikasi
- Pertahankan posisi tubuh yang optimal
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemantauan dan tindakan lanjutan
5. Peningkatan Perawatan Diri:
- Kaji kemampuan dan kebutuhan perawatan diri
- Berikan bantuan dan alat bantu sesuai kemampuan pasien
- Ajarkan teknik perawatan diri yang dapat dilakukan secara mandiri
- Libatkan keluarga dalam proses pelatihan perawatan diri
6. Penurunan Kecemasan:
- Kaji penyebab dan tingkat kecemasan pasien
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Kolaborasi dengan tim multidisiplin untuk konseling dan terapi yang sesuai
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Saya sebagai perawat siap memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk meningkatkan kondisi dan kesejahteraan pasien. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lain yang perlu klarifikasi. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.