Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8598 | 11 Dec 2024
Klinis : a. Keluhan utama : pasien mengeluh badan terasa griming griming, pegel di tengkuk belakang ,pusing nggliyer ,kalau untyuk jalan mau jatuh,terasa mual sejak tadi b. Pemeriksaan fisik: Ku pasien tampak memejamkan mata ,akral terba hangat , nadi teraba kuat , td 208/123 mmhg N: 114 x/mnt Sat 100 %, rr 18 x/mnt
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kasus yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pusing berhubungan dengan hipertensi krisis, ditandai dengan pasien mengeluh pusing, griming-griming, mual, dan merasa akan jatuh saat berjalan.
2. Kelelahan berhubungan dengan beban kerja kardiovaskular yang meningkat, ditandai dengan pasien tampak memejamkan mata dan akral teraba hangat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pusing teratasi, ditandai dengan pasien tidak lagi mengeluh pusing, griming-griming, mual, dan tidak merasa akan jatuh saat berjalan.
2. Pasien tidak mengalami kelelahan, ditandai dengan pasien tampak segar, tidak memejamkan mata, dan akral teraba normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi terkait Pusing:
a. Observasi tanda-tanda vital secara berkala.
b. Berikan posisi semifowler untuk memfasilitasi aliran darah ke otak.
c. Anjurkan pasien untuk tidak banyak bergerak dan beristirahat.
d. Berikan obat antihipertensi sesuai instruksi dokter untuk menurunkan tekanan darah.
e. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan penanganan pusing.
2. Intervensi terkait Kelelahan:
a. Observasi tanda-tanda vital secara berkala.
b. Kaji faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan, seperti beban kerja kardiovaskular yang meningkat.
c. Berikan istirahat yang cukup dan upayakan lingkungan yang tenang.
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi sesuai kebutuhan.
e. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen kelelahan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kasus ini adalah pusing berhubungan dengan hipertensi krisis dan kelelahan berhubungan dengan beban kerja kardiovaskular yang meningkat. Hal ini didasarkan pada keluhan utama pasien yang mengeluh pusing, griming-griming, mual, dan merasa akan jatuh saat berjalan, serta pemeriksaan fisik yang menunjukkan tanda-tanda hipertensi krisis (TD 208/123 mmHg) dan kelelahan (pasien tampak memejamkan mata dan akral teraba hangat).
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pusing teratasi, ditandai dengan pasien tidak lagi mengeluh pusing, griming-griming, mual, dan tidak merasa akan jatuh saat berjalan, serta pasien tidak mengalami kelelahan, ditandai dengan pasien tampak segar, tidak memejamkan mata, dan akral teraba normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi observasi tanda-tanda vital, pemberian posisi semifowler, anjuran istirahat, pemberian obat antihipertensi, edukasi pasien dan keluarga terkait pusing dan kelelahan, serta kolaborasi dengan dokter untuk penanganan yang komprehensif. -
Article No. 8599 | 11 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum, selamat siang. Sebagai perawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang keperawatan, saya akan memberikan penjelasan yang terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Karakteristik definitif: Batuk tidak efektif, sputum berlebihan, bunyi napas tambahan, hipoksemia.
2. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan energi.
Karakteristik definitif: Kelelahan, napas pendek saat aktivitas, nyeri, kelemahan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik definitif: Kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan jalan napas yang efektif
Indikator:
a. Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sputum.
b. Pasien tidak mengalami sesak napas.
c. Pasien memiliki bunyi napas normal.
d. Pasien memiliki saturasi oksigen yang adekuat.
2. Toleransi aktivitas yang membaik
Indikator:
a. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih.
b. Pasien tidak mengalami sesak napas saat melakukan aktivitas.
c. Pasien memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas.
3. Status nutrisi yang membaik
Indikator:
a. Pasien menunjukkan peningkatan berat badan.
b. Pasien memiliki nafsu makan yang baik.
c. Pasien tidak mengalami penurunan berat badan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan jalan napas yang tidak efektif:
a. Atur posisi semifowler untuk memudahkan drainase sekret.
b. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan.
c. Lakukan suction jika diperlukan untuk membantu mengeluarkan sekret.
d. Berikan terapi nebulizer, seperti bronkodilator atau mukolitik, untuk membantu melonggarkan sekresi.
e. Lakukan fisioterapi dada untuk meningkatkan mobilisasi dan evakuasi sekret.
2. Intoleransi aktivitas:
a. Lakukan pengkajian aktivitas dan toleransi pasien.
b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kapasitasnya.
c. Ajarkan teknik-teknik konservasi energi, seperti pengaturan jeda saat beraktivitas.
d. Berikan latihan fisik bertahap sesuai toleransi pasien.
e. Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh:
a. Lakukan pengkajian status nutrisi pasien.
b. Berikan asupan nutrisi sesuai kebutuhan, baik melalui makanan maupun suplemen.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai.
d. Pantau berat badan pasien secara berkala.
e. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Terima kasih, Wassalamu'alaikum. -
Article No. 8600 | 11 Dec 2024
Klinis : hausea
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi mual (nausea).
Diagnosa Keperawatan:
Mual (NAUSE)
Definisi:
Sensasi tidak nyaman yang menimbulkan keinginan untuk muntah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
NAUSE: Mual adalah sensasi tidak nyaman di epigastrium yang menimbulkan keinginan untuk muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
CNTRL NAUSE: Kontrol mual, yaitu kemampuan individu untuk mengendalikan atau mengurangi sensasi mual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Mual (MNJEM NAUSE)
- Identifikasi penyebab mual
- Lakukan intervensi farmakologi dan non-farmakologi untuk mengurangi mual
- Monitor tanda-tanda vital dan respon terhadap intervensi
2. Terapi Komplementer: Akupresur (THCOM AKPRESR)
- Identifikasi titik-titik akupresur yang dapat membantu mengurangi mual
- Lakukan pijatan pada titik akupresur tersebut
Dengan pendekatan ini, diharapkan perawat dapat melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, dan memberikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah mual yang dialami pasien. -
Article No. 8601 | 11 Dec 2024
Klinis : nausea berhubungan dengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nausea berhubungan dengan (Etiology)
Penjelasan singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Nausea adalah sensasi tidak nyaman di bagian belakang tenggorokan atau perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Setelah intervensi keperawatan, pasien akan menunjukkan indikator:
1. Frekuensi nausea menurun
2. Intensitas nausea menurun
3. Durasi nausea menurun
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Manajemen Nausea
2. Manajemen Nutrisi
3. Terapi Relaksasi
Sebagai perawat, saya memahami bahwa nausea dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping pengobatan, kondisi medis tertentu, atau stres. Penting untuk mengidentifikasi penyebab mendasar dan memberikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi nausea secara efektif dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 8602 | 11 Dec 2024
Klinis : nausea berhubungan dengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Mual (Nausea) berhubungan dengan [Penyebab]
Penjelasan Singkat Menggunakan Standar SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Mual (Nausea) didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman di bagian belakang tenggorokan atau perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah. Mual (Nausea) berhubungan dengan [Penyebab], seperti efek samping pengobatan, infeksi, cedera, atau kondisi medis lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan mual (Nausea) meliputi:
1. Pasien melaporkan frekuensi, durasi, dan keparahan mual berkurang.
2. Pasien dapat mengidentifikasi faktor pencetus mual dan strategi penanganannya.
3. Pasien mendemonstrasikan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi mual.
4. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk menangani mual (Nausea) meliputi:
1. Manajemen mual, seperti pemberian obat antiemetik, terapi relaksasi, dan terapi distraksi.
2. Manajemen nutrisi, seperti memberikan makanan dan minuman yang dapat ditoleransi.
3. Pemantauan tanda-tanda vital dan status hidrasi.
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, pencegahan, dan penanganan mual.
Dengan menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan praktik berbasis bukti untuk menangani kondisi mual (Nausea) yang dialami pasien. -
Article No. 8603 | 11 Dec 2024
Klinis : Suhu tubuh di bawah normal kulit teraba dingin tubuh menggigil kuku tampak sianosis oksigen meningkat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, dimana suhu tubuh di bawah normal, kulit terasa dingin, tubuh menggigil, kuku tampak sianosis, dan oksigen meningkat, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi ini mengarah pada diagnosa keperawatan Hipotermi.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan Hipotermi berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipotermi: Penurunan suhu tubuh di bawah 35°C yang disebabkan oleh paparan lingkungan yang dingin atau kegagalan mekanisme homeostasis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Suhu tubuh dalam batas normal
- Sirkulasi perifer membaik
- Tidak ada tanda-tanda hipotermi
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pantau suhu tubuh secara berkala
- Berikan pakaian atau selimut hangat
- Hindari paparan terhadap lingkungan yang dingin
- Berikan cairan hangat dan bernutrisi
- Lakukan tindakan lain untuk meningkatkan suhu tubuh
Dalam menerapkan keperawatan pada pasien dengan hipotermi, perawat perlu memperhatikan tanda-tanda vital, sirkulasi perifer, dan status oksigenasi pasien. Tindakan keperawatan yang tepat dan segera dapat membantu mengatasi kondisi hipotermi dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi. -
Article No. 8604 | 11 Dec 2024
Klinis : Suhu tubuh di bawah normal kulit teraba dingin tubuh menggigil kuku tampak sianosis oksigen meningkat manajemen hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hipotermi (Hypothermia)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipotermi adalah penurunan suhu tubuh di bawah 35°C yang disertai dengan gejala menggigil, kulit dingin, dan penurunan kesadaran.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipotermi adalah pasien dapat mempertahankan suhu tubuh normal, tidak ada tanda-tanda hipoperfusi perifer, dan tidak terjadi komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk mengatasi hipotermi meliputi:
1. Lakukan pengkajian tanda-tanda vital secara berkala.
2. Pertahankan lingkungan hangat dengan menggunakan selimut atau alat penghangat.
3. Berikan cairan hangat melalui jalur intravena.
4. Pantau intake dan output cairan.
5. Berikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencegah komplikasi.
Tone: Akademis
Persona: Pakar Keperawatan -
Article No. 8605 | 11 Dec 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan sesak nafas, pusing, badan terasa lemas, demam, berat badan menurun tanpa sebab, sariawan yang tidak kunjung sembuh, gusi berdarah tiap beberapa jam sekali. III. RIWAYAT KESEHATAN a. Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien mengatakan sering merasa sesak nafas, pusing, lemas, berat badan menurun tanpa sebab sariawan tidak kunjung sembuh, sering mengalami perdarahan pada gusi pada tiap beberapa jam sekali. b. Riwayat Kesehatan Dahulu Pasien mengatakan bahwa pernah dirawat di rumah sakit lebih kurang 2 tahun yang lalu dirawat selama 2 minggu akibat sakit maag. Keluarga klien mengatakan sebelumnya tidak ada riwayat leukemia pada klien. c. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM, Jantung, dan riwayat penyakit menular seperti HIV, TBC, dan Hepatitis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan dan riwayat kesehatan yang Anda sampaikan, diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Risiko Perdarahan Spontan berhubungan dengan gangguan fungsi sumsum tulang (SDKI)
Penjelasan:
Kondisi pasien dengan sesak napas, pusing, lemah, penurunan berat badan tanpa sebab, sariawan yang tidak sembuh, dan perdarahan gusi mengarah pada kemungkinan adanya gangguan pada fungsi sumsum tulang. Hal ini dapat menyebabkan produksi sel-sel darah, terutama trombosit, menjadi terganggu sehingga meningkatkan risiko perdarahan spontan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan Anoreksia (SDKI)
Penjelasan:
Adanya penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas mengindikasikan ketidakseimbangan nutrisi, di mana asupan nutrisi lebih rendah dari kebutuhan tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh anoreksia, di mana pasien kehilangan nafsu makan.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelelahan (SDKI)
Penjelasan:
Gejala sesak napas, pusing, dan rasa lemas pada pasien menunjukkan adanya intoleransi aktivitas yang disebabkan oleh kelelahan. Kelelahan dapat terjadi akibat proses penyakit yang sedang dialami oleh pasien.
Berdasarkan diagnosa keperawatan tersebut, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
1. Untuk Risiko Perdarahan Spontan:
- Pantau tanda-tanda perdarahan
- Kaji faktor risiko perdarahan
- Berikan edukasi tentang manajemen perdarahan
2. Untuk Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Kaji asupan nutrisi pasien
- Berikan intervensi nutrisi yang adekuat
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi pasien
3. Untuk Intoleransi Aktivitas:
- Kaji tingkat aktivitas pasien
- Berikan intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas, seperti latihan fisik yang bertahap
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi intoleransi aktivitas
Diagnosis dan intervensi keperawatan ini harus disesuaikan dengan kondisi pasien secara keseluruhan dan dilakukan dalam kolaborasi dengan dokter serta tenaga kesehatan lainnya untuk mendapatkan hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 8606 | 11 Dec 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan sesak nafas, pusing, badan terasa lemas, demam, berat badan menurun tanpa sebab, sariawan yang tidak kunjung sembuh, gusi berdarah tiap beberapa jam sekali. III. RIWAYAT KESEHATAN a. Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien mengatakan sering merasa sesak nafas, pusing, lemas, berat badan menurun tanpa sebab sariawan tidak kunjung sembuh, sering mengalami perdarahan pada gusi pada tiap beberapa jam sekali. b. Riwayat Kesehatan Dahulu Pasien mengatakan bahwa pernah dirawat di rumah sakit lebih kurang 2 tahun yang lalu dirawat selama 2 minggu akibat sakit maag. Keluarga klien mengatakan sebelumnya tidak ada riwayat leukemia pada klien. c. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM, Jantung, dan riwayat penyakit menular seperti HIV, TBC, dan Hepatitis.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Sesak napas
- Kode: R42
- Deskripsi: Pusing dan vertigo
- Kode: R53
- Deskripsi: Malaise dan kelelahan
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak terklasifikasi di tempat lain
- Kode: R63.4
- Deskripsi: Penurunan berat badan, tidak dapat dijelaskan
- Kode: K12.0
- Deskripsi: Stomatitis aftosa
- Kode: K06.1
- Deskripsi: Gingivitis kronis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.07
- Deskripsi: Transfusi darah total
Berdasarkan riwayat kesehatan pasien, terdapat beberapa kemungkinan diagnosis yang dapat dipertimbangkan, seperti anemia, kelainan darah (misalnya leukemia), atau penyakit sistemik lainnya. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis yang tepat. -
Article No. 8607 | 11 Dec 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan sesak nafas, pusing, badan terasa lemas, demam, berat badan menurun tanpa sebab, sariawan yang tidak kunjung sembuh, gusi berdarah tiap beberapa jam sekali. III. RIWAYAT KESEHATAN a. Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien mengatakan sering merasa sesak nafas, pusing, lemas, berat badan menurun tanpa sebab sariawan tidak kunjung sembuh, sering mengalami perdarahan pada gusi pada tiap beberapa jam sekali. b. Riwayat Kesehatan Dahulu Pasien mengatakan bahwa pernah dirawat di rumah sakit lebih kurang 2 tahun yang lalu dirawat selama 2 minggu akibat sakit maag. Keluarga klien mengatakan sebelumnya tidak ada riwayat leukemia pada klien. c. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Hipertensi, DM, Jantung, dan riwayat penyakit menular seperti HIV, TBC, dan Hepatitis.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan yang dialami oleh pasien, yaitu sesak nafas, pusing, lemas, penurunan berat badan tanpa sebab, sariawan yang tidak kunjung sembuh, serta gusi yang sering berdarah, dapat disimpulkan bahwa diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Penurunan Kebugaran Fisik
Definisi: Penurunan kapasitas fisik dan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Ciri-ciri mayor: Pasien mengeluh sesak napas, pusing, lemas, dan berat badan menurun tanpa sebab.
Ciri-ciri minor: Sariawan tidak kunjung sembuh, gusi sering berdarah.
2. Perdarahan
Definisi: Keluarnya darah dari pembuluh darah, dapat terjadi secara spontan atau akibat trauma.
Ciri-ciri mayor: Gusi pasien sering berdarah.
Ciri-ciri minor: Sariawan tidak kunjung sembuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan Kebugaran Fisik
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan
- Pasien dapat mempertahankan berat badan normal
- Pasien tidak mengalami sesak napas dan pusing
2. Perdarahan
- Tidak terjadi perdarahan pada gusi
- Sariawan sembuh dalam waktu yang normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Penurunan Kebugaran Fisik
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pengaturan aktivitas dan istirahat
- Pemberian informasi terkait pentingnya nutrisi yang seimbang
- Pemberian edukasi terkait manajemen energi
2. Perdarahan
- Pemantauan tanda-tanda perdarahan
- Perawatan mulut dan gigi
- Pemberian informasi terkait pencegahan perdarahan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll) untuk penanganan yang komprehensif.
Penjelasan di atas diberikan dengan nada akademis dan persona sebagai seorang perawat ahli, yang bertujuan untuk memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut.