Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8699 | 12 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan meriang, pilek, pegal-pegal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan meriang, pilek, dan pegal-pegal.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Suhu Tubuh
Definisi: Perubahan suhu tubuh dari rentang normal, seperti peningkatan atau penurunan.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
3. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah kesehatan klien. Dalam kasus ini, SDKI yang sesuai adalah:
- Ketidakseimbangan Suhu Tubuh
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Nyeri Akut
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus ini, luaran yang diharapkan adalah:
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Jalan napas yang efektif
- Nyeri terkontrol
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Dalam kasus ini, intervensi yang dapat dilakukan adalah:
- Manajemen Demam
- Manajemen Bersihan Jalan Napas
- Manajemen Nyeri
Dalam konteks akademis dan dengan persona sebagai pakar perawat, saya telah memberikan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan meriang, pilek, dan pegal-pegal. Apakah ada pertanyaan lebih lanjut yang dapat saya bantu? -
Article No. 8700 | 12 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 35 tahun di ruang mawar post partum mengalami perdarahan akibat atonia uteri, klien terlihat keringat dingin, lemas, pusing, dan menggigil, TD: 90/60 mmHg, frekuensi Nadi: 100 x/menit, suhu 37,8A°C, frekuensi pernapasan 26x/ menit, didapat Hb: 6gr%. Apakah prioritas masalah keperawatan dari kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi perempuan usia 35 tahun di ruang mawar post partum dengan perdarahan akibat atonia uteri:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi ini adalah "Perdarahan" (SDKI, 2017). Pasien mengalami perdarahan yang ditandai dengan adanya gejala-gejala seperti keringat dingin, lemas, pusing, dan menggigil. Selain itu, tanda-tanda vital pasien juga menunjukkan adanya penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, serta peningkatan frekuensi pernapasan. Pemeriksaan laboratorium juga menunjukkan kadar hemoglobin yang rendah (6 g/dL).
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
a. Tekanan darah stabil dalam rentang normal (110-140/60-90 mmHg)
b. Frekuensi nadi normal (60-100 x/menit)
c. Frekuensi pernapasan normal (12-20 x/menit)
d. Suhu tubuh normal (36,5-37,5°C)
e. Kadar hemoglobin dalam batas normal (12-16 g/dL)
f. Perdarahan terkontrol dan berhenti
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pantau tanda-tanda vital secara berkala (setiap 15-30 menit)
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
c. Lakukan kompres hangat/dingin pada abdomen untuk merangsang kontraksi uterus
d. Berikan uterotonika (oksitosin, methergin) sesuai instruksi dokter
e. Lakukan pemantauan perdarahan dan penggantian pembalut secara rutin
f. Berikan cairan intravena (IV) untuk mengganti volume darah yang hilang
g. Berikan transfusi darah sesuai indikasi
h. Edukasikan pasien dan keluarga mengenai perawatan post partum dan pencegahan perdarahan
i. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan dan tindakan medis lainnya
Penjelasan rinci:
Intervensi keperawatan di atas ditujukan untuk mengatasi perdarahan akibat atonia uteri, menstabilkan tanda-tanda vital, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala penting untuk mendeteksi perubahan kondisi pasien. Pemberian oksigen, kompres hangat/dingin, dan pemberian uterotonika dapat membantu merangsang kontraksi uterus dan menghentikan perdarahan. Pemberian cairan IV dan transfusi darah diperlukan untuk mengganti volume darah yang hilang. Edukasi pasien dan keluarga juga penting untuk mencegah perdarahan di masa depan. Kolaborasi dengan dokter diperlukan untuk penanganan medis yang komprehensif. -
Article No. 8701 | 12 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 35 tahun di ruang mawar post partum mengalami perdarahan akibat atonia uteri, klien terlihat keringat dingin, lemas, pusing, dan menggigil, TD: 90/60 mmHg, frekuensi Nadi: 100 x/menit, suhu 37,8A°C, frekuensi pernapasan 26x/ menit, didapat Hb: 6gr%. Apakah prioritas masalah keperawatan dari kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus yang Anda deskripsikan.
Berdasarkan data yang diberikan, masalah keperawatan yang menjadi prioritas utama adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Perdarahan Aktif
Definisi: Pengurangan volume darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan dan keselamatan klien.
Penjelasan: Pasien mengalami perdarahan akibat atonia uteri dengan tanda-tanda seperti keringat dingin, lemas, pusing, dan menggigil. Tekanan darah rendah (90/60 mmHg), nadi cepat (100 x/menit), suhu meningkat (37,8°C), dan frekuensi pernapasan cepat (26 x/menit) mengindikasikan adanya perdarahan aktif yang mengancam kondisi pasien. Kadar Hb yang rendah (6 gr%) juga menandakan hilangnya volume darah.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Pengurangan volume darah yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan dan keselamatan klien.
- Batasan Karakteristik: Perdarahan aktif, hemoragik, hipovolemia, dan tanda-tanda syok.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran: Pemulihan Perdarahan
- Kriteria Hasil: Perdarahan terkendali, tanda-tanda vital stabil, dan volume cairan adekuat.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi: Manajemen Perdarahan, Pencegahan Syok, Terapi Cairan, dan Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain.
Prioritas utama dalam kasus ini adalah mengendalikan perdarahan, menjaga stabilitas tanda-tanda vital, dan mencegah komplikasi syok hipovolemik yang dapat mengancam nyawa pasien. -
Article No. 8702 | 12 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 35 tahun di ruang mawar post partum mengalami perdarahan akibat atonia uteri, klien terlihat keringat dingin, lemas, pusing, dan menggigil, TD: 90/60 mmHg, frekuensi Nadi: 100 x/menit, suhu 37,8A°C, frekuensi pernapasan 26x/ menit, didapat Hb: 6gr%. Apakah prioritas masalah keperawatan dari kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan utama yang dapat diidentifikasi adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Perdarahan Aktif
- SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia): Perdarahan Aktif adalah gangguan sirkulasi yang ditandai dengan kehilangan darah melalui vagina atau area lain secara berlebihan dan tidak terkendali.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mempertahankan volume cairan dalam batas normal, tidak terjadi komplikasi lebih lanjut, dan klien dapat beradaptasi dengan perubahan status kesehatannya.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena, pemberian oksigen, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat-obatan, dan edukasi kepada klien dan keluarga.
Prioritas masalah keperawatan dari kasus di atas adalah Perdarahan Aktif, karena kondisi klien saat ini mengalami perdarahan yang tidak terkendali, ditandai dengan tanda-tanda vital yang tidak stabil (TD rendah, nadi cepat, suhu tinggi, dan frekuensi napas cepat), serta penurunan kadar hemoglobin yang sangat rendah. Kondisi ini membutuhkan penanganan segera untuk mencegah komplikasi yang lebih berat.
Sebagai perawat, saya akan fokus pada intervensi-intervensi yang dapat mengendalikan perdarahan, mempertahankan volume cairan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Kolaborasi dengan tim medis juga sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang komprehensif. -
Article No. 8703 | 12 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 35 tahun di ruang mawar post partum mengalami perdarahan akibat atonia uteri, klien terlihat keringat dingin, lemas, pusing, dan menggigil, TD: 90/60 mmHg, frekuensi Nadi: 100 x/menit, suhu 37,8A°C, frekuensi pernapasan 26x/ menit, didapat Hb: 6gr%. Apakah prioritas masalah keperawatan dari kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci untuk kasus tersebut berdasarkan standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi pasien adalah "Perdarahan" (00212). Pasien mengalami perdarahan akibat atonia uteri, ditandai dengan tanda-tanda klinis seperti keringat dingin, lemas, pusing, dan menggigil. Selain itu, data vital pasien juga menunjukkan tanda-tanda hipovolemia, yaitu tekanan darah rendah, nadi cepat, dan suhu tubuh meningkat.
2. Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pemulihan Hemodinamik (0401): Mempertahankan tekanan darah, nadi, suhu, dan frekuensi pernapasan dalam batas normal.
b. Kontrol Perdarahan (0422): Mencegah dan mengendalikan perdarahan, serta mempertahankan kadar Hb dalam batas normal.
c. Stabilitas Hemodinamik (0414): Mempertahankan status kardiovaskular dalam batas normal.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Hemoragik (6720):
i. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala.
ii. Pemberian cairan intravena untuk mengganti volume darah yang hilang.
iii. Pemberian obat uterotonika (oksitosin, metilergometrin) untuk mengembalikan tonus uterus.
iv. Pemberian cairan resusitasi.
v. Pengaturan posisi pasien (posisi trendelenburg) untuk memfasilitasi aliran balik vena.
b. Manajemen Syok (6750):
i. Asesmen tanda-tanda syok (keringat dingin, pusing, letargi).
ii. Pemberian oksigen dan dukungan ventilasi.
iii. Monitoring dan dukungan terapeutik (cairan, obat-obatan).
iv. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan lebih lanjut.
c. Kontrol Perdarahan (6770):
i. Pemantauan perdarahan secara berkala.
ii. Pemberian obat-obatan untuk mencegah dan menghentikan perdarahan.
iii. Pengaturan posisi uterus dan kompres dingin pada abdomen.
iv. Kolaborasi dengan tim medis untuk intervensi lebih lanjut jika perdarahan tidak terkendali.
Dalam kasus ini, prioritas masalah keperawatan adalah Perdarahan, yang mengancam keselamatan jiwa pasien. Tujuan utamanya adalah memulihkan kondisi hemodinamik pasien, mengendalikan perdarahan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Intervensi keperawatan yang diberikan harus ditujukan untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan hemodinamik, kontrol perdarahan, dan stabilitas hemodinamik. -
Article No. 8507 | 11 Dec 2024
Klinis : berikan 11diagnosa tb paru
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan 11 diagnosa keperawatan untuk kondisi TB paru beserta penjelasan singkat dari standar SDKI - SLKI - SIKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia - Standar Luaran Keperawatan Indonesia - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan kelancarannya.
SDKI: Pasien mengeluhkan adanya sputum yang sulit dikeluarkan, terdapat ronki/wheezing, dan adanya retraksi dinding dada.
SLKI: Pasien dapat bernafas dengan mudah, tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen jalan napas, fisioterapi dada, dan edukasi tentang teknik batuk efektif.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau melakukan aktivitas fisik karena keterbatasan energi.
SDKI: Pasien mengeluhkan kelelahan, napas pendek saat beraktivitas, dan penurunan kapasitas fungsional.
SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa kelelahan yang berarti.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen aktivitas, terapi latihan, dan edukasi tentang pacing aktivitas.
3. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
SDKI: Pasien mengeluhkan sesak napas, penggunaan otot bantu napas, dan adanya perubahan frekuensi dan kedalaman napas.
SLKI: Pasien dapat bernapas dengan pola napas yang efektif, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan edukasi tentang teknik pernapasan.
4. Penurunan Curah Jantung
Definisi: Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per menit.
SDKI: Pasien mengeluhkan kelelahan, palpitasi, dan edema.
SLKI: Pasien menunjukkan tanda-tanda hemodinamik yang stabil, tidak ada tanda-tanda gagal jantung.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen aktivitas, manajemen cairan, dan pemantauan hemodinamik.
5. Risiko Infeksi
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
SDKI: Pasien memiliki riwayat penyakit kronis, malnutrisi, dan penurunan sistem imun.
SLKI: Pasien tidak mengalami infeksi dan dapat mempertahankan sistem imun yang adekuat.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen infeksi, peningkatan imunitas, dan edukasi tentang pencegahan infeksi.
6. Kelelahan
Definisi: Perasaan keletihan dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang diinginkan.
SDKI: Pasien mengeluhkan kelelahan yang menetap, penurunan motivasi, dan gangguan tidur.
SLKI: Pasien dapat beraktivitas dengan baik tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen aktivitas, terapi latihan, dan intervensi untuk meningkatkan tidur.
7. Ansietas
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
SDKI: Pasien menunjukkan tanda-tanda kecemasan, seperti gelisah, frekuensi jantung meningkat, dan gangguan konsentrasi.
SLKI: Pasien dapat mengelola kecemasan dengan baik dan menunjukkan tanda-tanda stabilitas psikologis.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi terapi kognitif, relaksasi, dan pemberian informasi yang adekuat.
8. Defisit Nutrisi
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SDKI: Pasien mengeluhkan penurunan berat badan, anoreksia, dan gangguan pola makan.
SLKI: Pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi asesmen nutrisi, pemberian makanan enteral/parenteral, dan edukasi tentang kebutuhan nutrisi.
9. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Perubahan dalam kuantitas, kualitas, atau pola tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SDKI: Pasien mengeluhkan kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, serta tidur tidak memberikan rasa istirahat yang cukup.
SLKI: Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan merasakan istirahat yang cukup.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi manajemen lingkungan, teknik relaksasi, dan edukasi tentang
higiene tidur.
10. Gangguan Citra Tubuh
Definisi: Gangguan dalam persepsi atau gambaran mental individu tentang ukuran, bentuk, atau penampilan fisiknya.
SDKI: Pasien menunjukkan sikap negatif terhadap perubahan fisik yang terjadi, seperti perubahan berat badan atau munculnya lesi kulit.
SLKI: Pasien dapat menerima perubahan fisik yang terjadi dan mempertahankan citra tubuh yang positif.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi konseling, terapi kelompok, dan edukasi tentang penerimaan diri.
11. Ketidakadekuatan Pengetahuan
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SDKI: Pasien menunjukkan pemahaman yang kurang tentang penyakit TB paru, pengobatan, dan manajemen perawatan diri.
SLKI: Pasien menunjukkan pemahaman yang baik tentang penyakit TB paru, pengobatan, dan manajemen perawatan diri.
SIKI: Intervensi keperawatan meliputi pendidikan kesehatan, konseling, dan pemberian informasi yang adekuat.
Dalam memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI - SLKI - SIKI, saya telah menggunakan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat. Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memahami dan mengelola kondisi TB paru secara komprehensif. -
Article No. 8509 | 11 Dec 2024
Klinis : diagnosa nyeri yang berkaitan pada pasien TB paru
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut pada pasien TB paru dapat disebabkan oleh infeksi, peradangan, dan kerusakan jaringan paru akibat proses penyakit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan nyeri akut terkait TB paru antara lain:
1. Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
2. Pasien mendemonstrasikan perilaku dalam mengatasi nyeri.
3. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut pada pasien TB paru antara lain:
1. Manajemen nyeri, seperti pemberian analgesik, terapi panas/dingin, relaksasi, dan distraksi.
2. Pemantauan tanda-tanda vital.
3. Edukasi tentang manajemen nyeri dan perawatan diri.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti pemberian obat anti-inflamasi atau antibiotik.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien, mengidentifikasi penyebab nyeri, dan mengembangkan rencana perawatan yang berfokus pada pengelolaan nyeri, pemantauan kondisi, dan pemberdayaan pasien dalam mengatasi nyeri yang dialaminya. -
Article No. 8515 | 11 Dec 2024
Klinis : penurunan kesadaran, riwayat store tidak terkontrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat tentang SDKI, SLKI, SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi penurunan kesadaran dengan riwayat stroke tidak terkontrol.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan riwayat stroke tidak terkontrol
2. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan perfusi serebral: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dan nutrisi di jaringan otak
- Risiko cedera: Kondisi yang meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera fisik
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Untuk gangguan perfusi serebral: Status neurologis membaik, tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak terjadi komplikasi akibat gangguan perfusi
- Untuk risiko cedera: Tidak terjadi cedera, klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Untuk gangguan perfusi serebral: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen stroke, manajemen aktivitas
- Untuk risiko cedera: Pengawasan kesadaran, manajemen lingkungan aman, manajemen aktivitas
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat, menetapkan luaran yang diharapkan, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI untuk membantu pasien dengan kondisi penurunan kesadaran dan riwayat stroke tidak terkontrol. Tujuan utamanya adalah untuk memulihkan kondisi neurologis, mencegah komplikasi, dan memfasilitasi pasien agar dapat kembali beraktivitas secara mandiri dan aman. -
Article No. 8516 | 11 Dec 2024
Klinis : penurunan kesadaran saturasi 88%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi penurunan kesadaran dengan saturasi oksigen 88%.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SLKI (Luaran Keperawatan):
- Permeabilitas Jalan Napas: Terbuka
- Pola Napas: Membaik
- Saturasi Oksigen: Membaik
SIKI (Intervensi Keperawatan):
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Oksigenasi
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan kondisi pasien dengan penurunan kesadaran yang menyebabkan ketidakmampuan dalam membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas, sehingga memengaruhi permeabilitas jalan napas dan pola napas. Hal ini menyebabkan penurunan saturasi oksigen. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas (seperti suction, posisi semi-fowler), manajemen oksigenasi (seperti pemberian oksigen), dan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala untuk memantau perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 8517 | 11 Dec 2024
Klinis : penurunan kesadaran, td 107/58 mmhg, nadi 121 x/m,R 24x/m, SB 36, Saturasi 88%
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi yang dipaparkan, yaitu penurunan kesadaran, tekanan darah 107/58 mmHg, nadi 121 x/menit, respirasi 24 x/menit, suhu badan 36°C, dan saturasi oksigen 88%, maka dapat ditetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Penurunan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Aliran darah ke jaringan perifer yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik Definisi: Penurunan tekanan darah, takikardi, kulit pucat, dingin, dan lembab.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan: Perifer
Definisi: Aliran darah yang adekuat ke jaringan perifer.
Kriteria Hasil:
- Tekanan darah dalam batas normal
- Nadi perifer teraba kuat dan teratur
- Ekstremitas hangat dan kering
- Kapiler refill kurang dari 3 detik
- Saturasi oksigen dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Pantau tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu secara teratur
- Pantau saturasi oksigen secara terus-menerus
2. Penataan Posisi
- Posisikan pasien dengan kaki lebih tinggi dari jantung untuk meningkatkan aliran balik vena
3. Pemberian Oksigen
- Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien untuk meningkatkan saturasi oksigen
4. Pemberian Cairan Intravena
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan pasien untuk meningkatkan volume darah dan perfusi jaringan
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain
- Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut, misalnya pemberian obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah dan perfusi jaringan
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Penurunan Perfusi Jaringan Perifer" dipilih karena kondisi pasien menunjukkan tanda-tanda penurunan aliran darah ke jaringan perifer, seperti penurunan tekanan darah, takikardi, dan penurunan saturasi oksigen. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer, sehingga perlu segera ditangani.
Luaran/output yang diharapkan adalah "Perfusi Jaringan: Perifer", yang menunjukkan bahwa aliran darah ke jaringan perifer telah kembali normal. Kriteria hasil yang diharapkan mencakup tekanan darah dalam batas normal, nadi perifer teraba kuat dan teratur, ekstremitas hangat dan kering, kapiler refill kurang dari 3 detik, serta saturasi oksigen dalam batas normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut mencakup pemantauan tanda-tanda vital secara teratur, penataan posisi pasien untuk meningkatkan aliran balik vena, pemberian oksigen untuk meningkatkan saturasi oksigen, pemberian cairan intravena untuk meningkatkan volume darah dan perfusi jaringan, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (seperti dokter) untuk penanganan lebih lanjut, misalnya pemberian obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah dan perfusi jaringan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, diharapkan kondisi pasien dapat stabil dan perfusi jaringan perifer dapat kembali normal.