Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8657 | 12 Dec 2024
Klinis : riwayat bunuh diri karena ditinggal pasangan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi riwayat bunuh diri karena ditinggal pasangan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Bunuh Diri (SDKI)
Definisi: Keadaan di mana individu memiliki kecenderungan untuk mengakhiri hidupnya.
Faktor terkait: Riwayat bunuh diri, kehilangan pasangan, depresi, penyalahgunaan zat.
Gejala dan tanda mayor: Membuat rencana bunuh diri, membicarakan keinginan untuk bunuh diri, mencoba bunuh diri.
2. Koping Tidak Efektif (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan individu untuk beradaptasi secara positif terhadap stresor yang dihadapi.
Faktor terkait: Kehilangan pasangan, kurangnya dukungan sosial, depresi.
Gejala dan tanda mayor: Menggunakan strategi koping yang tidak adaptif, ekspresi emosional yang tidak sesuai, kesulitan menyelesaikan masalah.
3. Gangguan Citra Tubuh (SDKI)
Definisi: Persepsi negatif terhadap penampilan fisik dan fungsi tubuh.
Faktor terkait: Kehilangan pasangan, perubahan status pernikahan, depresi.
Gejala dan tanda mayor: Mengekspresikan ketidakpuasan terhadap penampilan fisik, menarik diri dari interaksi sosial, menggunakan pakaian berlebihan untuk menutupi tubuh.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Risiko Bunuh Diri
2. Terapi Kognitif
3. Terapi Perilaku
4. Terapi Dukungan
5. Edukasi Kesehatan Mental
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Tidak ada niat bunuh diri
2. Kemampuan koping meningkat
3. Citra tubuh positif
4. Stabilitas emosional meningkat
5. Kemampuan beradaptasi meningkat
Sebagai perawat, saya akan memberikan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk membantu klien mengatasi kondisi tersebut dan mencapai luaran yang diharapkan. Pendekatan yang holistik dan berpusat pada klien akan menjadi fokus dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal. -
Article No. 8658 | 12 Dec 2024
Klinis : Manifestasi klinis yang muncul pada anak leukemia disebabkan karena infiltrasi pada sumsum tulang belakang. Salah satu akibat infiltrasi sumsum tulang tersebut adalah: * a. Mual muntah b. Rentan infeksi c. Perdarahan d. Keletihan e. Kelemahan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi anak dengan leukemia yang mengalami infiltrasi pada sumsum tulang belakang.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Risiko Perdarahan" (00206). Infiltrasi sumsum tulang belakang pada anak dengan leukemia dapat menyebabkan penurunan produksi komponen darah, seperti trombosit, yang berperan dalam proses pembekuan darah. Akibatnya, anak menjadi rentan mengalami perdarahan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perdarahan (0413)
- Indikator: Tidak terjadi perdarahan spontan
- Kriteria Hasil: Anak tidak menunjukkan tanda-tanda perdarahan (seperti perdarahan gusi, memar, atau perdarahan melalui orifisium)
2. Status Koagulasi (0413)
- Indikator: Profil koagulasi dalam batas normal
- Kriteria Hasil: Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan nilai trombosit, PT, dan APTT dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Perdarahan (6540)
- Mengobservasi tanda-tanda perdarahan, seperti perdarahan gusi, memar, atau perdarahan melalui orifisium
- Mengukur dan mencatat jumlah perdarahan yang terjadi
- Menjaga kebersihan kulit dan membatasi aktivitas yang dapat menyebabkan trauma
2. Manajemen Obat Antikoagulan (2314)
- Memantau hasil laboratorium terkait profil koagulasi (trombosit, PT, APTT)
- Menjadwalkan pemberian obat antikoagulan sesuai dengan resep dokter
- Mengajarkan anak dan keluarga tentang pentingnya patuh terhadap rejimen pengobatan
3. Peningkatan Hemodinamik (4066)
- Memantau tanda-tanda vital dan status hemodinamik anak
- Menghindari aktivitas yang dapat menyebabkan trauma atau perdarahan
- Mengatur posisi anak untuk mencegah terjadinya perdarahan
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan anak dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu tidak terjadi perdarahan spontan dan profil koagulasi dalam batas normal. Hal ini akan membantu meminimalkan risiko komplikasi yang dapat terjadi akibat infiltrasi sumsum tulang belakang pada anak dengan leukemia. -
Article No. 8659 | 12 Dec 2024
Klinis : Salah satu efek samping dari kemoterapi leukemia pada fase induksi adalah menyebabkan mielosupresi pada unsur darah normal yang menyebabkan tubuh pasien tidak lagi memiliki pertahanan tubuh dan sangat rentan tertular penyakit dan terjadi perdarahan spontan. Apakah masalah utama pada pasien dengan kemoterapi pada fase ini?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, yaitu efek samping kemoterapi leukemia pada fase induksi yang menyebabkan mielosupresi pada unsur darah normal sehingga tubuh pasien tidak lagi memiliki pertahanan dan rentan terhadap penyakit serta perdarahan spontan, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Berada dalam risiko meningkatnya rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
Faktor Risiko: Proses penyakit (mielosupresi akibat efek samping kemoterapi), penurunan sistem imun.
2. Risiko Perdarahan
Definisi: Berada dalam risiko mengalami kehilangan darah yang tidak terkontrol.
Faktor Risiko: Proses penyakit (mielosupresi akibat efek samping kemoterapi), penurunan trombosit.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi
- Tidak terjadi infeksi selama perawatan
- Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal
- Tidak terdapat peningkatan jumlah leukosit
2. Risiko Perdarahan
- Tidak terjadi perdarahan spontan selama perawatan
- Tidak terdapat petechiae atau ekimosis
- Jumlah trombosit dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi
- Identifikasi faktor risiko infeksi
- Pantau tanda-tanda vital secara rutin
- Kolaborasi pemberian terapi antibiotik/antiviral/antifungal sesuai indikasi
- Beri edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
- Pertahankan lingkungan yang bersih dan steril
- Pantau jumlah leukosit secara berkala
2. Risiko Perdarahan
- Identifikasi faktor risiko perdarahan
- Pantau tanda-tanda perdarahan
- Kolaborasi pemberian terapi penghenti perdarahan sesuai indikasi
- Pertahankan hemostatik
- Pertahankan lingkungan yang aman untuk mencegah trauma
- Pantau jumlah trombosit secara berkala
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami efek samping kemoterapi leukemia pada fase induksi, yaitu mielosupresi yang menyebabkan penurunan sistem imun dan trombositopenia, maka masalah utama pasien adalah Risiko Infeksi dan Risiko Perdarahan. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi dan perdarahan, mempertahankan fungsi vital yang optimal, serta memantau parameter laboratorium yang terkait. Kolaborasi dengan tim medis sangat penting dalam memberikan terapi farmakologis yang sesuai. Edukasi kepada pasien dan keluarga juga diperlukan untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan dalam menjaga kebersihan dan mencegah trauma. Dengan intervensi yang tepat, diharapkan luaran yang diharapkan dapat tercapai, yaitu tidak terjadi infeksi dan perdarahan selama perawatan serta parameter vital dan laboratorium yang normal. -
Article No. 8660 | 12 Dec 2024
Klinis : Seorang anak laki-laki usia 7 tahun, dibawa orangtuanya keIGD dengan keluhan lemas dan keluar darah dari hidung. Hasil pengkajian: bibir dan kuku sianosis, konjungtiva anemis, lebam di beberapa tempat di kulit, kurang nafsu makan. Hasil pemeriksaan Hb 8 mg/dl, leukosit 12.000/uL, trombosit 120.000/uL. Apakah diagnosis keperawatan utama pada kasus tersebut? *
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan utama yang sesuai untuk kasus seorang anak laki-laki usia 7 tahun dengan keluhan lemas dan keluar darah dari hidung, hasil pengkajian menunjukkan bibir dan kuku sianosis, konjungtiva anemis, lebam di beberapa tempat di kulit, kurang nafsu makan, serta hasil pemeriksaan laboratorium Hb 8 mg/dl, leukosit 12.000/uL, trombosit 120.000/uL adalah "Perdarahan".
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan:
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Tidak terjadi perdarahan lebih lanjut
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi
4. Tidak ada komplikasi lain
5. Peningkatan kadar Hb, leukosit, dan trombosit sesuai nilai normal
6. Peningkatan nafsu makan dan asupan nutrisi yang adekuat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Monitor tanda-tanda vital secara berkala
2. Hentikan perdarahan jika terjadi dengan memberikan kompresi lokal atau tampon hidung
3. Berikan cairan/transfusi darah sesuai kebutuhan
4. Berikan terapi antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologis, seperti vitamin K, kortikosteroid, atau obat-obatan lainnya sesuai kondisi pasien
6. Berikan nutrisi adekuat melalui oral atau parenteral jika dibutuhkan
7. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, pencegahan, dan pengelolaan perdarahan
8. Lakukan pemantauan kepatuhan dan evaluasi secara berkala
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Perdarahan" dipilih karena terdapat tanda-tanda klinis perdarahan, seperti epistaksis (keluar darah dari hidung), sianosis, dan lebam di kulit. Hasil pemeriksaan laboratorium juga menunjukkan adanya anemia (Hb rendah) dan gangguan pada parameter lain (leukosit dan trombosit).
Luaran yang diharapkan mencakup stabilisasi tanda-tanda vital, penghentian perdarahan, pencegahan komplikasi, serta perbaikan kondisi hematologis pasien. Intervensi keperawatan diarahkan untuk memantau dan mengendalikan perdarahan, memberikan terapi sesuai indikasi, menjaga nutrisi yang adekuat, serta melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga. Intervensi ini dilakukan secara kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain, terutama dokter. -
Article No. 8661 | 12 Dec 2024
Klinis : pasien berumur 8 tahun mengatakan ada bintik-bintik kemerahan di badan nya, terasa gatal, dan sakit tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengacu pada standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pola Nafas Berhubungan dengan Infeksi Saluran Pernapasan Atas
Penjelasan:
1. SDKI: Ketidakefektifan Pola Nafas Berhubungan dengan Infeksi Saluran Pernapasan Atas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang adekuat yang mengakibatkan pertukaran gas tidak optimal.
- Faktor Berhubungan: Infeksi saluran pernapasan atas (ditandai dengan sakit tenggorokan).
2. SLKI: Perbaikan Perfusi Jaringan
- Definisi: Tujuan yang diharapkan tercapai setelah intervensi keperawatan, yaitu peningkatan sirkulasi darah dan oksigen ke jaringan tubuh.
3. SIKI: Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mempertahankan dan memfasilitasi jalan napas yang efektif.
- Intervensi:
- Pantau status pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan hidrasi cairan
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Kolaborasi pemberian terapi obat-obatan (jika diperlukan)
Dengan demikian, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Pola Nafas Berhubungan dengan Infeksi Saluran Pernapasan Atas, dengan tujuan Perbaikan Perfusi Jaringan, serta intervensi Manajemen Jalan Napas sebagai upaya untuk mengatasi kondisi pasien yang mengalami gejala sakit tenggorokan dan kesulitan bernapas. -
Article No. 8662 | 12 Dec 2024
Klinis : bintik bintik kemerahan, terasa gatal dan sakit tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (Gatal) berhubungan dengan perubahan integritas kulit, yang ditandai dengan bintik-bintik kemerahan dan rasa sakit di tenggorokan.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pruritus (Gatal) adalah sensasi tidak nyaman pada kulit yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk.
- Penyebab dapat berkaitan dengan perubahan integritas kulit, seperti reaksi alergi, infeksi, atau iritasi.
- Tanda dan gejala yang muncul adalah bintik-bintik kemerahan pada kulit dan rasa sakit di tenggorokan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengenali penyebab pruritus, melakukan tindakan untuk mengurangi gejala, dan mempertahankan integritas kulit.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen gejala pruritus, seperti pemberian antihistamin, penggunaan losion atau krim pendingin, dan perawatan kulit untuk menjaga kelembaban.
- Selain itu, intervensi lain yang dapat dilakukan adalah edukasi kepada pasien mengenai penyebab, pencegahan, dan penanganan pruritus.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk mengatasi kondisi yang Anda deskripsikan. -
Article No. 8663 | 12 Dec 2024
Klinis : pasien umur 8 tahun ada bintik bintik kemerahan, terasa gatal dan sakit tenggorokan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang disampaikan, yaitu adanya bintik-bintik kemerahan, rasa gatal, dan sakit tenggorokan pada pasien berusia 8 tahun, dapat diberikan kode diagnosis dan tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B08.4
- Deskripsi: Erythema infectiosum (penyakit tangan, kaki, dan mulut)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.22
- Deskripsi: Pemeriksaan tenggorokan, termasuk penglihatan langsung
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 B08.4 (Erythema infectiosum) merupakan diagnosis yang sesuai dengan gejala bintik-bintik kemerahan dan rasa gatal yang dialami pasien. Erythema infectiosum, juga dikenal sebagai "penyakit tangan, kaki, dan mulut", adalah infeksi virus yang sering terjadi pada anak-anak dan ditandai dengan ruam kemerahan pada kulit.
2. Untuk tindakan medis yang mungkin dilakukan, yaitu pemeriksaan tenggorokan (kode ICD-9-CM 98.22). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi adanya gejala sakit tenggorokan yang dialami pasien. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan penglihatan langsung menggunakan alat bantu seperti oftalmoskop atau laryngoskop.
Catatan: Kode ICD-9-CM digunakan untuk klasifikasi tindakan medis, sementara kode ICD-10 digunakan untuk klasifikasi diagnosis. Dalam praktik klinis, kedua sistem kodefikasi ini sering digunakan secara bersamaan untuk mencatat informasi medis yang lengkap. -
Article No. 8665 | 12 Dec 2024
Klinis : pasien perempuan usia 54 tahun dengan keluhan pusing, mual, nafsu makan sedikit 2-3 sendok setiap jam makan, saat makan lidah pahit, pasien mengalami batuk berdahak setelah rawat inap di rs batuk yg bisa dikeluarkan secretnya, bb sebelum masuk rs 64kg dan setelah masuk rs 63kg dengan tb 165cm, td: 118/80 mmhg, hr: 71x/menit, rr: 20x/menit, suhu: 36,2c, spo2(%): 98, gcs: 4,5,6 dan hasil data penunjang MCV: 77, Lekosit: 4,2, Eosinofil: 0,0 dan Monosit: 14,9. Apakah diagnosa keperawatan menurut SDKI SLKI SIKI, PPNI
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan kode ICD-10 yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala mual, penurunan nafsu makan, dan rasa pahit pada lidah saat makan, yang merupakan manifestasi dari gangguan gastrointestinal. Kode ICD-10 R11.2 mencakup kondisi mual dan muntah yang tidak terspesifikasi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.75
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami penurunan berat badan sebesar 1 kg selama rawat inap di rumah sakit. Pemberian cairan intravena (kode ICD-9-CM 99.75) dapat menjadi salah satu tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kondisi penurunan berat badan dan dehidrasi yang mungkin dialami pasien.
Dari segi diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, SIKI, dan PPNI, beberapa diagnosis yang dapat dipertimbangkan antara lain:
1. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
2. Bersihan jalan napas tidak efektif
3. Kelelahan
Diagnosis-diagnosis tersebut didasarkan pada gejala-gejala yang dialami pasien, seperti penurunan nafsu makan, batuk berdahak, dan penurunan berat badan. Diagnosis keperawatan dapat menjadi dasar untuk perencanaan dan implementasi asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien. -
Article No. 8666 | 12 Dec 2024
Klinis : pasien perempuan usia 54 tahun dengan keluhan pusing, mual, nafsu makan sedikit 2-3 sendok setiap jam makan, saat makan lidah pahit, pasien mengalami batuk berdahak setelah rawat inap di rs batuk yg bisa dikeluarkan secretnya, bb sebelum masuk rs 64kg dan setelah masuk rs 63kg dengan tb 165cm, td: 118/80 mmhg, hr: 71x/menit, rr: 20x/menit, suhu: 36,2c, spo2(%): 98, gcs: 4,5,6 dan hasil data penunjang MCV: 77, Lekosit: 4,2, Eosinofil: 0,0 dan Monosit: 14,9. Apakah diagnosa keperawatan menurut SDKI SLKI SIKI, PPNI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual (Nausea) berhubungan dengan gangguan sistem pencernaan, ditandai dengan rasa ingin muntah, tidak ada nafsu makan, dan rasa pahit pada lidah.
2. Gangguan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (Nutrition Imbalance: Less Than Body Requirements) berhubungan dengan penurunan nafsu makan, ditandai dengan berat badan menurun 1 kg selama rawat inap.
3. Pola napas tidak efektif (Ineffective Breathing Pattern) berhubungan dengan produksi mukus yang berlebihan, ditandai dengan batuk produktif.
Penjelasan Singkat:
1. Mual (Nausea): Pasien mengalami mual, tidak ada nafsu makan, dan rasa pahit pada lidah. Hal ini dapat berhubungan dengan gangguan sistem pencernaan.
2. Gangguan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (Nutrition Imbalance: Less Than Body Requirements): Pasien mengalami penurunan berat badan 1 kg selama rawat inap, yang dapat disebabkan oleh penurunan nafsu makan.
3. Pola napas tidak efektif (Ineffective Breathing Pattern): Pasien mengalami batuk produktif, yang dapat disebabkan oleh produksi mukus yang berlebihan.
Berdasarkan data yang diberikan, saya telah mengidentifikasi tiga diagnosa keperawatan utama yang sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. Saya akan menyusun rencana asuhan keperawatan yang tepat untuk membantu pasien mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. -
Article No. 8667 | 12 Dec 2024
Klinis : pasien perempuan usia 54 tahun dengan keluhan pusing, lemas, mual, nafsu makan sedikit 2-3 sendok setiap jam makan, saat makan lidah pahit, pasien mengalami batuk berdahak setelah rawat inap di rs batuk yg bisa dikeluarkan secretnya, bb sebelum masuk rs 64kg dan setelah masuk rs 63kg dengan tb 165cm, td: 118/80 mmhg, hr: 71x/menit, rr: 20x/menit, suhu: 36,2c, spo2(%): 98, gcs: 4,5,6 dan hasil data penunjang MCV: 77, Lekosit: 4,2, Eosinofil: 0,0 dan Monosit: 14,9, Natrium: 132, Apakah diagnosa keperawatan menurut SDKI SLKI SIKI, PPNI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Saya adalah perawat profesional yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00001)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang berhubungan: Anoreksia, mual, batuk, dan penurunan berat badan.
Karakteristik mayor: Berat badan di bawah standar, nafsu makan menurun, dan perubahan cita rasa.
2. Intoleransi aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Faktor yang berhubungan: Kelemahan umum dan penurunan energi.
Karakteristik mayor: Kelelahan, dan kelemahan.
3. Bersihan jalan napas tidak efektif (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
Faktor yang berhubungan: Produksi sekret yang berlebihan.
Karakteristik mayor: Batuk produktif.
Penjelasan singkat:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien perempuan usia 54 tahun mengalami beberapa masalah kesehatan, di antaranya:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, ditandai dengan nafsu makan yang menurun, mual, penurunan berat badan, dan perubahan cita rasa.
2. Intoleransi aktivitas, ditandai dengan kelemahan umum dan penurunan energi.
3. Bersihan jalan napas tidak efektif, ditandai dengan batuk produktif.
Diagnosa ini dirumuskan berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI, yang merupakan acuan baku dalam praktik keperawatan di Indonesia. Harapannya, diagnosa ini dapat membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pemulihan pasien.