Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10684 | 10 Jan 2025
Klinis : Nn. M (17 tahun) diantar ke UGD RSUD dengan keluhan mual muntah sejak 2 hari yang lalu. Diketahui bahwa Nn. R mempunyai riwayat gastritis kronis. Saat dilakukan pemeriksaan fisik, nampak lemah, mata cekung, dan konjungtiva anemis. TTV : TD 100/80 mmHg, N : 60 kali/menit, RR : 20 x/menit, S : 38 derajat celcius. Apakah diagnosa yang mungkin muncul pada kasus terebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Nn. M.
Berdasarkan informasi yang diberikan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul, antara lain:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang berhubungan: Mual dan muntah yang menyebabkan penurunan asupan nutrisi.
- Karakteristik mayor: Lemah, mata cekung, konjungtiva anemis.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
- Faktor yang berhubungan: Penurunan energi dan kondisi fisik akibat mual dan muntah.
- Karakteristik mayor: Lemah.
3. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
- Definisi: Suhu tubuh di atas batas normal.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi atau proses peradangan.
- Karakteristik mayor: Suhu tubuh 38 derajat Celsius.
Terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. SDKI: merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan respons pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan.
2. SLKI: merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan hasil atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
3. SIKI: merupakan standar yang digunakan untuk menentukan dan mendeskripsikan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan standar-standar tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien secara sistematis, terstandar, dan berdasarkan bukti ilmiah.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 10685 | 10 Jan 2025
Klinis : anak demam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin terkait kasus anak demam:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi anak demam adalah "Ketidakseimbangan Suhu Tubuh". Diagnosa ini mencerminkan gangguan dalam pengaturan suhu tubuh yang menyebabkan peningkatan suhu melebihi batas normal. Anak dengan demam mengalami peningkatan suhu tubuh yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, peradangan, atau reaksi tubuh terhadap stressor tertentu.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Suhu Tubuh: Diharapkan suhu tubuh anak kembali normal sesuai rentang usia dan kondisi.
2. Pengelolaan Gejala Demam: Gejala-gejala yang menyertai demam, seperti nyeri, malaise, dan dehidrasi, dapat diatasi dengan baik.
3. Pencegahan Komplikasi: Tidak terjadi komplikasi yang dapat membahayakan kesehatan anak, seperti kejang demam, dehidrasi berat, atau gangguan organ lainnya.
4. Peningkatan Kenyamanan: Anak merasa nyaman dan dapat beraktivitas sesuai kemampuannya selama proses pemulihan.
5. Pengetahuan Keluarga: Keluarga memahami cara pengelolaan demam dan perawatan anak dengan tepat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital: Melakukan pemantauan suhu tubuh, denyut nadi, respirasi, dan tekanan darah secara berkala.
2. Manajemen Demam: Memberikan intervensi penurun demam, seperti pemberian antipiretik, kompres hangat, dan hidratasi yang adekuat.
3. Manajemen Gejala: Mengelola gejala-gejala yang menyertai demam, seperti pemberian analgesik untuk mengatasi nyeri dan malaise.
4. Edukasi Keluarga: Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai penyebab demam, cara pengelolaan demam di rumah, dan tanda-tanda komplikasi yang perlu diwaspadai.
5. Pemantauan Tanda dan Gejala Komplikasi: Melakukan observasi dan pemeriksaan secara seksama untuk mendeteksi secara dini adanya komplikasi yang mungkin timbul.
6. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk menentukan penyebab demam dan memperoleh pengobatan yang tepat.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan kondisi demam, perawat harus mempertimbangkan kondisi klinis anak, faktor penyebab, serta melibatkan keluarga secara aktif dalam proses perawatan. Penanganan yang komprehensif dan kolaboratif sangat diperlukan untuk mencapai luaran yang optimal dan memastikan kesembuhan anak. -
Article No. 10686 | 10 Jan 2025
Klinis : pengertian dari ketidakseimbangan suhu tubuh
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan terkait ketidakseimbangan suhu tubuh:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Pengertian Ketidakseimbangan Suhu Tubuh
Ketidakseimbangan suhu tubuh didefinisikan sebagai kondisi di mana terjadi peningkatan atau penurunan suhu tubuh dari rentang normal, yang disebabkan oleh gangguan pada mekanisme pengaturan suhu tubuh. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, lingkungan, atau kondisi medis tertentu.
2. Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Stabilitas Suhu Tubuh: Klien menunjukkan suhu tubuh dalam rentang normal selama asuhan keperawatan.
b. Pengendalian Gejala: Klien melaporkan berkurangnya gejala-gejala yang berhubungan dengan ketidakseimbangan suhu tubuh, seperti menggigil, berkeringat, atau demam.
c. Pemantauan Suhu Tubuh: Klien mampu melakukan pemantauan suhu tubuh secara mandiri dan melaporkan perubahan yang terjadi.
d. Peningkatan Kenyamanan: Klien menunjukkan peningkatan kenyamanan dan penurunan rasa tidak nyaman akibat ketidakseimbangan suhu tubuh.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Pengkajian Komprehensif:
- Lakukan pengkajian yang menyeluruh, mencakup riwayat kesehatan, gejala-gejala yang dialami, dan faktor-faktor yang memengaruhi suhu tubuh.
- Pantau suhu tubuh secara rutin dan catat perubahan yang terjadi.
- Identifikasi penyebab potensial ketidakseimbangan suhu tubuh, seperti infeksi, dehidrasi, atau kondisi medis lain.
b. Manajemen Suhu Tubuh:
- Lakukan tindakan untuk meningkatkan atau menurunkan suhu tubuh sesuai dengan kondisi klien, misalnya pemberian cairan atau kompres hangat/dingin.
- Atur lingkungan sekitar klien untuk mencapai kenyamanan suhu.
- Edukasikan klien dan keluarga tentang pentingnya mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
c. Pemantauan dan Evaluasi:
- Pantau secara berkala suhu tubuh klien dan catat perubahan yang terjadi.
- Evaluasi efektivitas tindakan yang telah dilakukan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Libatkan klien dan keluarga dalam memantau dan mengevaluasi perkembangan kondisi.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan klien dengan ketidakseimbangan suhu tubuh dapat mencapai stabilitas suhu tubuh, pengendalian gejala, pemantauan suhu tubuh yang mandiri, serta peningkatan kenyamanan selama masa perawatan. -
Article No. 10687 | 10 Jan 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Intoleransi Aktivitas
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SLKI: Intervensi keperawatan yang dibutuhkan antara lain: Manajemen Jalan Napas, Suction, Fisioterapi Dada, dan Oksigenasi.
SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan meliputi: Pemantauan respirasi, Pemberian oksigen, Manajemen jalan napas, dan Fisioterapi dada.
2. Intoleransi Aktivitas
SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik.
SLKI: Intervensi keperawatan yang dibutuhkan antara lain: Manajemen Energi, Peningkatan Aktivitas, dan Manajemen Kelelahan.
SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan meliputi: Pemberian istirahat, Pengaturan aktivitas, dan Edukasi mengenai manajemen energi.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
SDKI: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Intervensi keperawatan yang dibutuhkan antara lain: Manajemen Nutrisi, Monitoring Status Nutrisi, dan Peningkatan Intake Nutrisi.
SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan meliputi: Pengkajian status nutrisi, Pemberian makanan dan suplemen, serta Edukasi mengenai kebutuhan nutrisi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan merujuk pada standar diagnosis, intervensi, dan tindakan keperawatan yang telah ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) melalui SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 10688 | 10 Jan 2025
Klinis : Nn. M (17 tahun) diantar ke UGD RSUD dengan keluhan mual muntah sejak 2 hari yang lalu. Diketahui bahwa Nn. R mempunyai riwayat gastritis kronis. Saat dilakukan pemeriksaan fisik, nampak lemah, mata cekung, dan konjungtiva anemis. TTV : TD 100/80 mmHg, N : 60 kali/menit, RR : 20 x/menit, S : 38 derajat celcius. Apakah diagnosa yang mungkin muncul pada kasus terebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang dideskripsikan, maka beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus Nn. M (17 tahun) adalah:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
- Definisi: Kondisi di mana terdapat peningkatan atau penurunan cairan dan/atau elektrolit dalam tubuh.
- Karakteristik Utama: Mual, muntah, mata cekung, konjungtiva anemis, takikardia, hipotensi.
2. Kekurangan Volume Cairan
- Definisi: Kondisi di mana terdapat penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular.
- Karakteristik Utama: Mual, muntah, mata cekung, konjungtiva anemis, takikardia, hipotensi.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Karakteristik Utama: Ekspresi wajah yang menunjukkan rasa sakit, perilaku yang mengindikasikan rasa sakit, keluhan nyeri.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Standar yang berisi definisi, karakteristik utama, faktor yang berhubungan, dan intervensi untuk diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Standar yang berisi definisi, kriteria hasil, dan indikator untuk setiap luaran keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Standar yang berisi definisi, aktivitas, dan rasional untuk setiap intervensi keperawatan.
Standar-standar tersebut dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menjaga kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 10689 | 10 Jan 2025
Klinis : Seorang anak berusia 5 tahun diantar ke rumah sakit oleh orang tuanya, berdasarkan informasi dari orang tua anak tersebut mengalami BAB tujuh selama 24 jam, feses lembek, dan cair. Berdasarkan hail observasi diperoleh turgor kulit jelek dan lemas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Diare akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Diare akut didefinisikan sebagai pengeluaran feses yang tidak normal, yaitu lebih sering (lebih dari 3 kali per hari) dan konsistensi yang lebih cair dari biasanya, yang terjadi dalam waktu kurang dari 14 hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari kasus diare akut pada anak usia 5 tahun ini adalah:
1. Cairan dan elektrolit seimbang
2. Tidak terjadi dehidrasi
3. Frekuensi BAB kembali normal
4. Rasa nyaman terpenuhi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kasus diare akut pada anak usia 5 tahun ini meliputi:
1. Pemantauan intake dan output cairan
2. Pemberian cairan oral/parenteral untuk mencegah dehidrasi
3. Pemberian obat antidiare/antibiotik sesuai indikasi
4. Edukasi kepada orang tua mengenai manajemen diare pada anak
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan lebih lanjut.
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI yang tepat, diharapkan kondisi anak dengan diare akut dapat diatasi secara komprehensif dan tujuan perawatan dapat tercapai. -
Article No. 10690 | 10 Jan 2025
Klinis : Seorang anak berusia 5 tahun diantar ke rumah sakit oleh orang tuanya, berdasarkan informasi dari orang tua anak tersebut mengalami BAB tujuh selama 24 jam, feses lembek, dan cair. Berdasarkan hail observasi diperoleh turgor kulit jelek dan lemas.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: A09
- Deskripsi: Diare dan gastroenteritis infeksius yang diduga disebabkan oleh organisme tertentu
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Penilaian pengeluaran cairan tubuh, observasi status hidrasi
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien anak berusia 5 tahun menunjukkan gejala diare dengan frekuensi buang air besar yang meningkat (7 kali dalam 24 jam) dan disertai konsistensi feses yang lembek dan cair. Selain itu, terdapat tanda-tanda dehidrasi seperti turgor kulit yang jelek dan kelemahan umum.
Kode ICD-10 A09 (Diare dan gastroenteritis infeksius yang diduga disebabkan oleh organisme tertentu) sesuai dengan kondisi klinis pasien. Diagnosis ini mencakup diare akut yang disebabkan oleh infeksi saluran pencernaan, dengan gejala-gejala yang ditemukan.
Untuk prosedur medis, kode ICD-9-CM 45.23 (Penilaian pengeluaran cairan tubuh, observasi status hidrasi) dapat digunakan. Prosedur ini mencakup evaluasi status hidrasi pasien, termasuk pemeriksaan turgor kulit, dan observasi untuk menilai derajat dehidrasi yang terjadi.
Pemilihan kode-kode ini didasarkan pada presentasi klinis pasien dan pedoman klasifikasi ICD-10 dan ICD-9-CM yang berlaku. Kode-kode tersebut akan membantu mencatat diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan secara akurat dalam rekam medis pasien. -
Article No. 10691 | 10 Jan 2025
Klinis : Seorang anak berusia 5 tahun diantar ke rumah sakit oleh orang tuanya, berdasarkan informasi dari orang tua anak tersebut mengalami BAB tujuh selama 24 jam, feses lembek, dan cair. Berdasarkan hail observasi diperoleh turgor kulit jelek dan lemas.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Diare akut
Definisi: Pola pengeluaran feses cair atau encer yang terjadi secara mendadak dan berlangsung dalam waktu kurang dari 14 hari.
2. Ketidakseimbangan cairan
Definisi: Kelebihan atau kekurangan cairan, elektrolit, dan/atau asam-basa yang ditandai dengan perubahan status cairan, elektrolit, dan/atau asam-basa.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Diare akut
- Frekuensi BAB menurun
- Konsistensi feses membaik
- Tanda-tanda dehidrasi menurun
2. Keseimbangan cairan
- Turgor kulit membaik
- Nadi dan tekanan darah dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Diare akut
- Kaji tanda-tanda vital dan keseimbangan cairan
- Berikan rehidrasi oral atau intravena sesuai indikasi
- Pantau dan catat intake dan output cairan
- Kolaborasi pemberian obat antidiare, jika diperlukan
- Berikan diit BRAT (Bananas, Rice, Applesauce, Toast)
- Edukasi tentang manajemen diare dan pencegahan dehidrasi
2. Ketidakseimbangan cairan
- Kaji status hidrasi dan tanda-tanda dehidrasi
- Berikan rehidrasi oral atau intravena sesuai indikasi
- Pantau dan catat intake dan output cairan
- Kolaborasi pemberian terapi cairan dan elektrolit, jika diperlukan
- Edukasi tentang manajemen rehidrasi dan pencegahan dehidrasi
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi yang dideskripsikan adalah diare akut dan ketidakseimbangan cairan. Anak usia 5 tahun dengan frekuensi BAB yang tinggi, feses lembek dan cair, serta tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit jelek dan lemas) menunjukkan adanya diare akut dan ketidakseimbangan cairan.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah frekuensi BAB menurun, konsistensi feses membaik, dan tanda-tanda dehidrasi menurun (diare akut); serta turgor kulit membaik, nadi dan tekanan darah dalam batas normal, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi (keseimbangan cairan).
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran meliputi pengkajian tanda-tanda vital dan keseimbangan cairan, pemberian rehidrasi oral atau intravena, pemantauan input dan output cairan, kolaborasi dengan pemberian obat antidiare atau terapi cairan dan elektrolit, pemberian diit BRAT, serta edukasi tentang manajemen diare dan pencegahan dehidrasi. Intervensi ini bertujuan untuk mengatasi diare akut dan memulihkan keseimbangan cairan pada anak. -
Article No. 10692 | 10 Jan 2025
Klinis : resiko jatuh pada anak usia 3 tahun dengan diagnosa media juvelie dermamyositis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko jatuh pada anak usia 3 tahun dengan diagnosis medis juvenile dermatomyositis adalah "Risiko Jatuh". Anak dengan juvenile dermatomyositis memiliki risiko jatuh yang tinggi karena adanya kelemahan otot, kelelahan, serta kesulitan dalam beraktivitas dan bergerak. Juvenile dermatomyositis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada otot dan kulit, yang dapat mempengaruhi keseimbangan dan koordinasi anak.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Anak dapat mempertahankan keseimbangan tubuh saat beraktivitas.
2. Anak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal atau mandiri.
3. Tidak terjadi insiden jatuh selama perawatan.
4. Anak dan keluarga mampu mengidentifikasi faktor risiko jatuh dan strategi pencegahan.
5. Anak dan keluarga menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang manajemen risiko jatuh.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Identifikasi faktor risiko jatuh pada anak, termasuk riwayat penyakit, obat-obatan, lingkungan, dan perilaku.
2. Lakukan asesmen kemampuan fisik anak, termasuk keseimbangan, koordinasi, dan kekuatan otot.
3. Berikan pendidikan kesehatan kepada anak dan keluarga tentang risiko jatuh, pencegahan, dan manajemen.
4. Terapkan intervensi untuk meningkatkan keseimbangan dan koordinasi, seperti latihan fisik yang sesuai dengan kemampuan anak.
5. Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan risiko jatuh, seperti menyediakan alat bantu, menjaga kebersihan, dan menghilangkan bahaya.
6. Kolaborasi dengan tim medis lain, seperti fisioterapis, okupasi terapis, dan dokter, untuk memberikan perawatan komprehensif.
7. Pantau secara berkala kemajuan anak dan evaluasi efektivitas intervensi yang diberikan.
8. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada anak dan keluarga untuk meningkatkan kepatuhan dan motivasi dalam mencegah jatuh.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan anak dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mempertahankan keseimbangan, melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, mencegah insiden jatuh, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak dan keluarga dalam manajemen risiko jatuh. -
Article No. 10693 | 10 Jan 2025
Klinis : Hasil pengkajian didapatkan data : Klien Ny. R, umur 52 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir S1, agama protestan, status pernikahan menikah, dan beralamat di jalan Komyos Sudarso, Pontianak Barat. Ny. R mengatakan sering merasakan nyeri sendi di kedua lututnya. Nyeri sendi yang dirasakannya dimulai pada saat menjelang menopause. Klien menopause sejak usia 50 tahun. Klien mengatakan bahwa untuk mengurangi rasa nyeri sendi yang dialaminya klien mengetuk-ngetuk lututnya, jika tidak kunjung hilang ia menggunakan koyo dikakinya. Klien juga tidak mengetahui cara lain mengatasi nyeri selain menggunakan koyo dan obat-obatan. klien sering merasa kepanasan pada malam hari untuk mengatasi hal tersebut klien menggunakan kipas. Klien mengatakan hanya sedikit mengetahui tentang menopause, yaitu menopause adalah wanita yang tidak menstruasi lagi dan bila usia menarche cepat maka usia menopause cepat pula. Ketika ditanya klien tampak bingung, menunjukkan persepsi yang salah, klien juga bertanya tentang seputar menopause. Klien mengatakan tidak mengetahui tentang keluhan-keluhan pada masa menopause, penyebab menopause, mengapa nyeri sendi bisa terjadi pada menopause, dan cara-cara mengatasi keluhan tersebut.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Setelah menganalisis kasus yang Anda berikan, saya memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M17.9
- Deskripsi: Osteoartritis lutut, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.34
- Deskripsi: Aplikasi atau pemberian obat-obatan topikal, termasuk pemberian krim atau salep.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 M17.9 (Osteoartritis lutut, tidak terspesifikasi):
- Klien Ny. R mengalami nyeri sendi di kedua lututnya, yang dimulai saat menjelang menopause. Nyeri sendi pada lutut ini dapat diklasifikasikan sebagai osteoartritis lutut.
- Kode M17.9 digunakan karena tidak ada informasi spesifik tentang penyebab atau faktor risiko osteoartritis, sehingga diklasifikasikan sebagai osteoartritis lutut yang tidak terspesifikasi.
2. Kode ICD-9-CM 93.34 (Aplikasi atau pemberian obat-obatan topikal, termasuk pemberian krim atau salep):
- Klien Ny. R menggunakan koyo di kakinya untuk mengurangi nyeri sendi di lutut.
- Kode 93.34 mencakup pemberian obat-obatan topikal, termasuk penggunaan krim, salep, atau koyo untuk mengatasi keluhan.
Berdasarkan informasi yang diberikan, klien Ny. R tampaknya mengalami osteoartritis lutut dan menggunakan terapi topikal berupa koyo untuk mengurangi nyeri sendi. Selain itu, klien juga memiliki pemahaman yang terbatas tentang menopause dan keluhan-keluhan yang mungkin timbul selama periode tersebut.