Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8750 | 12 Dec 2024
Klinis : hamil pertama usia kehamilan 32 minggu perdarahan per vaginam 60 cc
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasannya berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan
Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Perdarahan adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan dari saluran genital.
- Penyebab utama antara lain: plasenta previa, solusio plasenta, robekan serviks, dan atonia uteri.
- Gejala yang muncul dapat berupa perdarahan pervaginam, nyeri perut, dan penurunan tekanan darah.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi perdarahan, terjaganya tanda-tanda vital dalam batas normal, dan tidak ditemukannya komplikasi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan perdarahan, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab perdarahan.
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan (hamil primigravida usia kehamilan 32 minggu dengan perdarahan pervaginam sebanyak 60 cc), diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Perdarahan. Perawat perlu melakukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda vital dan kondisi ibu, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab perdarahan. -
Article No. 8751 | 12 Dec 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan saluran napas untuk memfasilitasi pertukaran gas.
Penyebab: Peningkatan produksi sputum, hipersekresi mukus, dan penurunan refleks batuk.
2. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di alveoli.
Penyebab: Peningkatan produksi sekret, penurunan compliance paru, dan gangguan dalam pertukaran gas di alveoli.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Anoreksia, demam, dan peningkatan kebutuhan metabolik.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret
- Frekuensi napas dalam kisaran normal
- Tidak ada suara napas tambahan
- Saturasi oksigen dalam kisaran normal
2. Pertukaran Gas Adekuat
- Pasien tidak mengalami sesak napas
- Frekuensi napas dalam kisaran normal
- Saturasi oksigen dalam kisaran normal
- Hasil analisis gas darah dalam batas normal
3. Status Nutrisi Membaik
- Berat badan stabil atau meningkat
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- Asupan nutrisi sesuai kebutuhan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Monitor tanda-tanda vital dan status pernapasan
- Auskultasi suara napas
- Berikan postural drainage dan perkusi dada untuk membantu mengeluarkan sekret
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian oksigenasi, bronkodilator, dan ekspektoran jika diperlukan
2. Gangguan Pertukaran Gas
- Monitor status pernapasan dan oksigenasi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi inhalasi dan bronkodilator
- Ajarkan teknik pernapasan yang benar
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Evaluasi asupan dan kebutuhan nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang adekuat
- Berikan suplemen nutrisi sesuai kebutuhan
- Pantau berat badan secara teratur
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya nutrisi yang adekuat
Penerapan intervensi keperawatan yang tepat, serta pemantauan yang ketat terhadap luaran yang diharapkan, akan membantu mencapai hasil yang optimal bagi pasien dengan diagnosis tuberkulosis paru. -
Article No. 8752 | 12 Dec 2024
Klinis : PANAS 5 HARI
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi PANAS 5 HARI, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi PANAS 5 HARI adalah Hipertermia. Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas ambang batas normal, yaitu di atas 37,5°C atau 99,5°F. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, atau gangguan sistem thermoregulasi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh dalam rentang normal: 36,5°C - 37,5°C (97,7°F - 99,5°F).
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi, seperti peningkatan denyut nadi, napas, atau tekanan darah.
3. Klien melaporkan rasa nyaman dan tidak ada keluhan terkait demam.
4. Klien dan keluarga memahami faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipertermia dan strategi untuk mengelolanya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara teratur, termasuk suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi napas, dan tekanan darah.
2. Pemberian cairan oral atau intravena untuk mencegah dehidrasi dan mempertahankan keseimbangan cairan.
3. Penggunaan kompres dingin atau pakaian yang dapat menyerap panas untuk menurunkan suhu tubuh.
4. Pemberian obat penurun panas (antipiretik) sesuai resep dokter.
5. Identifikasi dan penanganan penyebab hipertermia, seperti infeksi, dehidrasi, atau gangguan sistem thermoregulasi.
6. Edukasi kepada klien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan pengelolaan hipertermia.
7. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter, untuk menentukan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan Hipertermia dipilih karena kondisi PANAS 5 HARI menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh yang melebihi batas normal. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk mengembalikan suhu tubuh ke rentang normal, mencegah komplikasi, dan memastikan klien dan keluarga memahami manajemen hipertermia.
Intervensi keperawatan yang direkomendasikan bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh, mencegah dehidrasi, mengatasi penyebab, dan memberikan edukasi kepada klien dan keluarga. Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan, penggunaan kompres dingin, dan pemberian obat penurun panas merupakan intervensi utama untuk mengatasi hipertermia. Identifikasi dan penanganan penyebab, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, juga penting untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 8753 | 12 Dec 2024
Klinis : pasien dilakukan operasi pencabutan struktur jaringan yang infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang menjalani operasi pencabutan struktur jaringan yang terinfeksi:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor risiko: Prosedur operasi, luka terbuka, sistem imun yang lemah.
Rencana Asuhan Keperawatan (SDKI):
1. Pemantauan Tanda Vital
2. Manajemen Luka
3. Perawatan Luka Operasi
Luaran Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tanda Vital dalam Batas Normal
2. Luka Operasi Sembuh
3. Tidak Terjadi Infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital
- Pemeriksaan dan pencatatan tanda vital secara berkala untuk memantau kondisi pasien.
2. Manajemen Luka
- Perawatan luka operasi secara aseptik untuk mencegah infeksi.
3. Perawatan Luka Operasi
- Pembersihan dan penutupan luka operasi sesuai prosedur.
Dengan rencana asuhan keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat terhindar dari risiko infeksi dan luka operasi dapat sembuh dengan baik. -
Article No. 8754 | 12 Dec 2024
Klinis : panas sudah 5 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi panas selama 5 hari.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi panas selama 5 hari adalah "Hipertermia" (00007). Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme thermoregulasi. Kriteria diagnostik utama pada kondisi ini meliputi suhu tubuh di atas 38,3°C (101°F) dan durasi panas lebih dari 3 hari.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal (36,5°C - 37,5°C).
2. Pasien dapat mengenali dan melaporkan tanda-tanda penurunan suhu tubuh.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan tindakan perawatan mandiri untuk menurunkan suhu tubuh.
4. Pasien dapat beraktivitas sesuai kapasitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Monitoring suhu tubuh secara berkala (setiap 4 jam) dan catat hasil pengukuran.
2. Identifikasi penyebab hipertermia melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
3. Berikan tindakan penurunan suhu tubuh, misalnya kompres hangat, pemberian antipiretik, dan suplai cairan yang cukup.
4. Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen hipertermia, termasuk tanda-tanda penurunan suhu, tindakan yang dapat dilakukan, dan pentingnya menjaga hidrasi.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk mengatasi penyebab hipertermia dan memastikan pemulihan pasien.
6. Monitor tanda-tanda vital, intake output, dan tingkat kelelahan pasien secara berkala.
7. Dorong pasien untuk beristirahat yang cukup dan melakukan aktivitas sesuai toleransi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal, mengenali tanda-tanda penurunan suhu, dan dapat beraktivitas sesuai kapasitas tanpa kelelahan yang berlebihan. Hal ini akan mendukung pemulihan pasien dari kondisi hipertermia. -
Article No. 8755 | 12 Dec 2024
Klinis : tamapak meringis dan gelisah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas pertanyaan Anda. Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu tampak meringis dan gelisah, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut. Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain, 1994). Kondisi meringis dan gelisah menunjukkan adanya rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Ekspresi Nyeri Terkontrol: Pasien dapat menunjukkan ekspresi wajah yang rileks dan tidak meringis.
2. Perilaku Mengatasi Nyeri Efektif: Pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan strategi pengelolaan nyeri yang efektif, seperti relaksasi, distraksi, atau pemberian analgesik.
3. Kenyamanan Meningkat: Pasien dapat melaporkan peningkatan rasa kenyamanan dan penurunan tingkat nyeri yang dirasakan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan intensitas nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengelola nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat/dingin.
2. Manajemen Kenyamanan:
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk mengurangi faktor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri.
- Fasilitasi posisi tubuh yang nyaman bagi pasien.
- Lakukan perawatan kulit dan mulut untuk meningkatkan kenyamanan.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga:
- Berikan edukasi tentang nyeri, faktor-faktor yang memengaruhinya, dan strategi pengelolaan nyeri.
- Dorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu ekspresi nyeri yang terkontrol, perilaku mengatasi nyeri yang efektif, dan peningkatan kenyamanan. Hal ini akan membantu pasien mencapai pemulihan yang optimal. -
Article No. 8756 | 12 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan pilek, batuk, sakit tenggorokan, meriang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Penjelasan: Pasien mengalami kondisi yang dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran pernapasan, seperti pilek, batuk, dan sakit tenggorokan. Hal ini dapat mengganggu proses pertukaran gas dan pemenuhan kebutuhan oksigen.
2. Hipertermia
- Penjelasan: Pasien mengalami gejala meriang, yang dapat mengindikasikan peningkatan suhu tubuh di atas normal. Hipertermia dapat menjadi respons tubuh terhadap infeksi atau gangguan lainnya.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Faktor Risiko: Sekresi yang berlebihan, edema, dan kelemahan otot pernapasan.
- Kriteria Hasil: Jalan napas terbuka, irama pernapasan normal, tidak ada suara napas tambahan.
2. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
- Faktor Risiko: Infeksi, peradangan, dehidrasi, dan gangguan termoregulasi.
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada gejala hipertermia.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Indikator: Frekuensi pernapasan, suara napas tambahan, sputum, dan sianosis.
2. Hipertermia
- Indikator: Suhu tubuh, tanda-tanda infeksi, dan gejala hipertermia.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Intervensi: Monitoring pernapasan, suction, pemberian oksigen, dan fisioterapi dada.
2. Hipertermia
- Intervensi: Monitoring suhu tubuh, pemberian cairan, kompres hangat, dan pengobatan simptomatik.
Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang disajikan, yaitu keluhan pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan meriang, Diagnosa Keperawatan yang tepat adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Hipertermia. Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI terkait dengan diagnosa tersebut telah diuraikan di atas. -
Article No. 8757 | 12 Dec 2024
Klinis : pasien batuk berdahak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien batuk berdahak.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah suatu kondisi di mana individu tidak dapat membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ciri-ciri utama:
1. Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas
2. Produksi sekret yang berlebihan
3. Ketidakmampuan untuk membersihkan jalan napas secara efektif
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Jalan napas paten
2. Tidak ada sumbatan jalan napas
3. Kemampuan batuk/bersin efektif
4. Tidak ada tanda-tanda infeksi saluran pernapasan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Batuk
3. Manajemen Sekret
4. Peningkatan Bersihan Jalan Napas
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda dalam memahami Diagnosa Keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien batuk berdahak. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 8758 | 12 Dec 2024
Klinis : Pada kasus terdapat pemberian antibiotik caftriaxone. Apa hubungannya pemberian antibiotik dengan sucralfat, sementara berdasarkan literatur yang saya baca sucralfat sendiri untuk obat tukak lambung. Dan apa hubungannya dengan peningkatan suhu tubuh sedangkan pada kasus suhu tubuh pasien ada di rentang normal yaitu 36°
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Sebagai perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Ibu/Bapak deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, yaitu adanya pemberian antibiotik ceftriaxone, serta adanya hubungan dengan pemberian sucralfat dan peningkatan suhu tubuh, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor risiko: Pemberian antibiotik ceftriaxone dapat menyebabkan risiko infeksi, karena penggunaan antibiotik dapat mengganggu keseimbangan flora normal dalam tubuh dan memudahkan pertumbuhan organisme patogen.
2. Gangguan Keseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor risiko: Pemberian sucralfat, yang biasanya digunakan untuk mengatasi tukak lambung, dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi, sehingga berpotensi menyebabkan gangguan keseimbangan nutrisi.
3. Hipertermia
Definisi: Suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme termoregulasi.
Faktor risiko: Meskipun suhu tubuh pasien berada dalam rentang normal saat ini, pemberian antibiotik ceftriaxone dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh sebagai respons imun tubuh terhadap infeksi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Infeksi:
a. Tidak terjadi infeksi
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi
c. Pasien mampu mengenali tanda-tanda infeksi
2. Keseimbangan Nutrisi: Adekuat
a. Berat badan stabil atau meningkat
b. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
c. Pasien mampu mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat
3. Suhu Tubuh: Dalam Rentang Normal
a. Suhu tubuh berada dalam rentang normal
b. Tidak ada tanda-tanda hipertermia
c. Pasien mampu mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Infeksi:
a. Monitor tanda-tanda vital, terutama suhu tubuh
b. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang tanda-tanda infeksi dan pentingnya menjaga kebersihan
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter) untuk pemberian antibiotik yang sesuai dan pemantauan efek samping
2. Gangguan Keseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
a. Kaji kebutuhan nutrisi pasien dan catat asupan nutrisi
b. Berikan makanan dan suplemen nutrisi yang sesuai dengan kondisi pasien
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang adekuat
3. Hipertermia:
a. Monitor suhu tubuh secara rutin
b. Berikan intervensi untuk menurunkan suhu tubuh jika diperlukan (kompres hangat, pemberian antipiretik)
c. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pengelolaan suhu tubuh
Penjelasan rinci:
1. Risiko Infeksi:
Pemberian antibiotik ceftriaxone dapat menyebabkan risiko infeksi karena penggunaan antibiotik dapat mengganggu keseimbangan flora normal dalam tubuh dan memudahkan pertumbuhan organisme patogen. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan tanda-tanda vital, terutama suhu tubuh, edukasi kepada pasien dan keluarga tentang tanda-tanda infeksi, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antibiotik yang sesuai dan pemantauan efek samping.
2. Gangguan Keseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
Pemberian sucralfat, yang biasanya digunakan untuk mengatasi tukak lambung, dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi, sehingga berpotensi menyebabkan gangguan keseimbangan nutrisi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian kebutuhan nutrisi pasien, pemberian makanan dan suplemen nutrisi yang sesuai, serta kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang adekuat.
3. Hipertermia:
Meskipun suhu tubuh pasien berada dalam rentang normal saat ini, pemberian antibiotik ceftriaxone dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh sebagai respons imun tubuh terhadap infeksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan suhu tubuh secara rutin, pemberian intervensi untuk menurunkan suhu tubuh jika diperlukan, serta edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pengelolaan suhu tubuh.
Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Ibu/Bapak dalam memahami diagnosis keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Ibu/Bapak deskripsikan. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 8759 | 12 Dec 2024
Klinis : pasien batuk berdahak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis jika ada, untuk kondisi pasien yang mengalami batuk berdahak.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
Penjelasan:
Kode ICD-10 R05 merupakan kode yang digunakan untuk mencatat diagnosis batuk. Batuk berdahak termasuk ke dalam kategori ini, karena batuk merupakan gejala utamanya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode spesifik untuk batuk berdahak.
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang spesifik untuk batuk berdahak. Penanganan biasanya berupa terapi simptomatik, seperti pemberian obat-obatan untuk meredakan gejala batuk.
Penjelasan:
Dalam sistem ICD-9-CM, tidak terdapat kode prosedur atau tindakan medis yang spesifik untuk kondisi batuk berdahak. Penatalaksanaan pasien dengan batuk berdahak umumnya berfokus pada terapi simptomatik, seperti pemberian obat-obatan untuk meredakan gejala batuk. Tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan fisik, anamnesis, dan pemberian terapi sesuai dengan penyebab dan gejala yang dialami oleh pasien.