Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8718 | 12 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan, 23 tahun, post partum hari ke 4, datang ke UGD mengeluh pusing, keluar darah segar dari vagina sejak 2 jam dan nyeri pada perut. Hasil pengkajian pasien lemah, lemas, perdarahan 1/2 pembalut merah segar. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 100 x/mnt, frekuensi nafas 20 x/ mnt, suhu 36 0C,akral dingin, Laboratorium: Hb.10 mg %, Apakah masalah keperawatan yang paling tepat pada kasus tersebut??
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling tepat untuk kondisi pasien ini adalah "Perdarahan" (Hemorrhage). Pasien mengalami perdarahan vagina yang segar sejak 2 jam terakhir, ditandai dengan keluarnya darah segar dari vagina serta hasil pemeriksaan menunjukkan perdarahan 1/2 pembalut merah segar. Selain itu, tanda-tanda vital pasien juga menunjukkan penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, serta akral yang dingin, yang mengindikasikan adanya hipovolemia akibat perdarahan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, dengan TD 120/80 mmHg, nadi 80-100 x/menit, dan suhu 36-37°C.
2. Pemulihan Perfusi Jaringan: Pasien menunjukkan peningkatan perfusi jaringan yang ditandai dengan akral hangat, capillary refill time < 3 detik, serta tidak ada tanda-tanda syok.
3. Kontrol Perdarahan: Perdarahan dari vagina dapat dihentikan dan tidak terjadi perdarahan baru.
4. Pemulihan Kadar Hemoglobin: Kadar hemoglobin pasien meningkat menjadi ≥ 12 g/dL.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital secara berkala (setiap 15 menit).
2. Kaji perdarahan dari vagina, catat jumlah, warna, dan konsistensi.
3. Lakukan kompresi pada abdomen untuk menghentikan perdarahan.
4. Pasang intravena dan berikan cairan infus untuk mengganti volume cairan yang hilang.
5. Berikan oksigen melalui kanul nasal atau masker untuk menjaga saturasi oksigen.
6. Pantau kadar hemoglobin dan lakukan pemeriksaan laboratorium lainnya.
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan yang dapat menghentikan perdarahan, seperti oksitosin, misoprostol, atau asam traneksamat.
8. Berikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien, rencana perawatan, dan tindakan yang akan dilakukan.
9. Lakukan dokumentasi asuhan keperawatan secara komprehensif.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Perdarahan" dipilih karena pasien mengalami perdarahan vagina yang segar sejak 2 jam terakhir, disertai tanda-tanda hipovolemia seperti penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, serta akral yang dingin. Hal ini mengindikasikan adanya kondisi darurat yang membutuhkan penanganan segera untuk mencegah komplikasi yang lebih buruk.
Luaran yang diharapkan adalah stabilitas hemodinamik, pemulihan perfusi jaringan, kontrol perdarahan, dan peningkatan kadar hemoglobin. Hal ini penting untuk memastikan pasien dapat pulih secara optimal dan terhindar dari komplikasi akibat perdarahan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pengendalian perdarahan, pemberian cairan intravena, oksigenasi, pemantauan laboratorium, kolaborasi dengan dokter, edukasi, serta dokumentasi yang komprehensif. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mengatasi perdarahan, menjaga stabilitas hemodinamik, dan mendukung pemulihan pasien.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan tepat, diharapkan pasien dapat pulih dengan baik dan terhindar dari komplikasi yang lebih serius akibat perdarahan. -
Article No. 8719 | 12 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan, 23 tahun, post partum hari ke 4, datang ke UGD mengeluh pusing, keluar darah segar dari vagina sejak 2 jam dan nyeri pada perut. Hasil pengkajian pasien lemah, lemas, perdarahan 1/2 pembalut merah segar. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 100 x/mnt, frekuensi nafas 20 x/ mnt, suhu 36 0C,akral dingin, Laboratorium: Hb.10 mg %, Apakah masalah keperawatan yang paling tepat pada kasus tersebut??
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, masalah keperawatan yang paling tepat adalah:
Diagnosa Keperawatan: Perdarahan Vagina Akut
Definisi (SDKI): Pengeluaran darah yang berlebihan dari vagina, kurang dari 24 jam.
Penyebab (SDKI):
1. Kelainan uterus
2. Komplikasi kehamilan/persalinan
3. Trauma
Gejala dan Tanda (SDKI):
1. Perdarahan vagina aktif
2. Nyeri perut
3. Nadi cepat
4. Tekanan darah rendah
5. Lemas
Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Monitor tanda-tanda vital secara berkala
2. Hentikan perdarahan dengan kompresi uterus
3. Berikan posisi nyaman
4. Berikan cairan intravena untuk mempertahankan volume darah
5. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk kontraksi uterus
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Perdarahan terkendali
2. Hemodinamik stabil
3. Rasa nyaman meningkat
Sebagai perawat, saya akan segera melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi perdarahan vagina akut pada pasien, seperti memonitor tanda-tanda vital secara ketat, memberikan posisi nyaman, dan berkolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian cairan dan obat-obatan yang dibutuhkan. Tujuannya adalah menghentikan perdarahan, mempertahankan hemodinamik, dan meningkatkan rasa nyaman pasien. -
Article No. 8720 | 12 Dec 2024
Klinis : alergi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis alergi, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan, dengan penjelasan yang detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: T78.4
- Deskripsi: Alergi, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Ini mencakup reaksi alergi yang tidak dapat diklasifikasikan dalam kategori yang lebih spesifik, seperti alergi makanan (T78.1), alergi obat-obatan (T88.7), atau alergi lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.11
- Deskripsi: Tes alergi, kulit. Prosedur ini melibatkan aplikasi alergen ke kulit pasien dan observasi reaksi, untuk mengidentifikasi sensitivitas alergi.
- Kode: 95.12
- Deskripsi: Tes alergi, pernapasan. Prosedur ini melibatkan pemberian alergen melalui inhalasi atau intranasal untuk mengevaluasi respons alergi saluran pernapasan.
- Kode: 99.28
- Deskripsi: Injeksi desensitisasi alergi. Prosedur ini melibatkan pemberian dosis bertahap alergen untuk meningkatkan toleransi dan mengurangi respons alergi.
Penjelasan:
Kode ICD-10 T78.4 digunakan untuk mengkodekan alergi yang tidak dapat diklasifikasikan secara lebih spesifik. Hal ini mencakup reaksi alergi umum yang tidak termasuk dalam kategori yang lebih khusus, seperti alergi makanan atau alergi obat-obatan.
Terkait dengan prosedur atau tindakan medis, kode ICD-9-CM yang mungkin digunakan adalah:
1. 95.11 - Tes alergi kulit, untuk mengidentifikasi sensitivitas alergi melalui aplikasi alergen di kulit.
2. 95.12 - Tes alergi pernapasan, untuk mengevaluasi respons alergi saluran pernapasan melalui inhalasi atau aplikasi intranasal alergen.
3. 99.28 - Injeksi desensitisasi alergi, untuk meningkatkan toleransi dan mengurangi respons alergi melalui pemberian dosis bertahap alergen. -
Article No. 8721 | 12 Dec 2024
Klinis : Pasien perempuan, 60 tahun, mengeluh sakit kepala hebat, pusing, dan mual. Sakit kepala dirasakan sejak tadi malam. Pasien memiliki riwayat hipertensi. Hasil pemeriksaan menunjukkan pasien tampak menringis, skala nyeri 8/10, Tekanan darah: 180/100 mmHg, HR: 80 x/menit, Pernapasan: 22 x/menit, Suhu: 36,7°C, Saturasi oksigen: 98%, hasil pemeriksaan Diagnostik menunjukkan Tidak ada kelainan struktural pada CT scan kepala.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih telah memberikan kasus yang lengkap. Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci untuk membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut
Pasien mengeluh sakit kepala hebat, pusing, dan mual dengan skala nyeri 8/10, yang merupakan indikasi adanya nyeri akut. Pasien tampak menringis, menunjukkan tanda-tanda nyeri yang signifikan.
2. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
Pasien memiliki tekanan darah yang tinggi (180/100 mmHg) yang mengindikasikan adanya perubahan tanda-tanda vital, khususnya hipertensi. Pernapasan pasien juga meningkat (22 x/menit), yang dapat menjadi kompensasi dari perubahan tanda-tanda vital lainnya.
3. Risiko Cedera
Berdasarkan riwayat hipertensi yang dimiliki pasien, serta hasil pemeriksaan diagnostik yang tidak menunjukkan adanya kelainan struktural pada CT scan kepala, maka pasien berisiko mengalami komplikasi lebih lanjut, seperti stroke, jika tidak segera ditangani dengan tepat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang menjadi skala 2-4/10.
2. Tanda-tanda vital pasien membaik, dengan tekanan darah dalam batas normal (120-140/80-90 mmHg) dan frekuensi pernapasan kembali normal (12-20 x/menit).
3. Pasien tidak mengalami komplikasi, seperti stroke, selama perawatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi nyeri.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi farmakologis, seperti analgesik, untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis, seperti relaksasi, untuk mengatasi nyeri.
d. Monitor efektivitas intervensi dan lakukan evaluasi secara berkala.
2. Manajemen Hipertensi
a. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara ketat, terutama tekanan darah.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antihipertensi yang sesuai.
c. Edukasi pasien dan keluarga tentang hipertensi, pentingnya kepatuhan pengobatan, dan gaya hidup sehat.
d. Lakukan intervensi yang dapat membantu menurunkan tekanan darah, seperti relaksasi dan pengaturan diet.
3. Pencegahan Komplikasi
a. Lakukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, seperti perubahan status mental, mual, dan muntah.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan pemeriksaan diagnostik lanjutan, jika diperlukan, untuk mengidentifikasi penyebab gejala.
c. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda komplikasi yang harus segera dilaporkan.
d. Berikan edukasi tentang gaya hidup yang dapat mencegah komplikasi, seperti manajemen stres, aktivitas fisik, dan diet.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu penurunan nyeri, stabilitas tanda-tanda vital, serta pencegahan komplikasi yang dapat mengancam keselamatan pasien. -
Article No. 8722 | 12 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan, umur 25 tahun, melahirkan bayi perempuan 4 hari yang lalu dengan umur kehamilan 37 minggu dan berat badan lahir :2400 gr. Hasil pengkajian : bayi mengigil, kulit teraba dingin, lemak subcutan sedikit, kulit tipis, dasar kuku sianotik, dan merintih Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut??
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Ketidakseimbangan Suhu Tubuh" (00005). Hal ini ditunjukkan dengan adanya gejala-gejala seperti bayi mengigil, kulit teraba dingin, lemak subcutan sedikit, kulit tipis, dan dasar kuku sianotik. Kondisi ini menunjukkan adanya penurunan suhu tubuh bayi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan bayi dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Suhu Tubuh Dalam Rentang Normal (0007): Bayi menunjukkan suhu tubuh dalam rentang 36,5-37,5°C.
2. Perfusi Jaringan Perifer Adekuat (0407): Bayi menunjukkan adanya sirkulasi perifer yang adekuat, ditandai dengan warna kulit yang normal dan tidak sianosis.
3. Kenyamanan Fisik Membaik (1004): Bayi menunjukkan tanda-tanda kenyamanan fisik yang meningkat, seperti tidur nyenyak dan tidak merintih.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Suhu Tubuh (3900):
a. Pantau suhu tubuh bayi secara berkala.
b. Pertahankan lingkungan yang hangat dengan menggunakan inkubator atau selimut hangat.
c. Berikan pakaian yang sesuai untuk menjaga kehangatan tubuh bayi.
d. Hindari paparan bayi terhadap lingkungan yang dingin.
2. Perawatan Kulit (3584):
a. Lakukan perawatan kulit secara lembut dan hati-hati untuk menjaga integritas kulit.
b. Hindari penggunaan alkohol atau zat kimia yang dapat mengiritasi kulit bayi.
c. Lakukan moisturisasi pada kulit bayi untuk menjaga kelembaban.
3. Manajemen Nyeri (1400):
a. Identifikasi tanda-tanda nyeri pada bayi, seperti merintih.
b. Berikan tindakan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti posisi nyaman, pemberian ASI, atau stimulasi taktil yang lembut.
c. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik, jika diperlukan.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Suhu Tubuh" dipilih karena gejala-gejala yang ditunjukkan oleh bayi, seperti mengigil, kulit teraba dingin, dan sianosis pada dasar kuku, mengarah pada penurunan suhu tubuh. Kondisi ini perlu segera ditangani untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Luaran/output yang diharapkan meliputi: (1) Suhu Tubuh Dalam Rentang Normal, untuk memastikan bayi mempertahankan suhu tubuh yang sesuai; (2) Perfusi Jaringan Perifer Adekuat, untuk menjaga sirkulasi perifer yang baik; dan (3) Kenyamanan Fisik Membaik, untuk meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan bayi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup: (1) Manajemen Suhu Tubuh, untuk menjaga lingkungan yang hangat dan mencegah kehilangan panas pada bayi; (2) Perawatan Kulit, untuk menjaga integritas dan kelembaban kulit bayi; dan (3) Manajemen Nyeri, untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang dialami bayi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan bayi dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan memulihkan keseimbangan suhu tubuhnya. -
Article No. 8723 | 12 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan, umur 25 tahun, melahirkan bayi perempuan 4 hari yang lalu dengan umur kehamilan 37 minggu dan berat badan lahir :2400 gr. Hasil pengkajian : bayi mengigil, kulit teraba dingin, lemak subcutan sedikit, kulit tipis, dasar kuku sianotik, dan merintih Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut??
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Hipotermi neonatus
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipotermi neonatus didefinisikan sebagai penurunan suhu tubuh di bawah 36,5°C pada bayi baru lahir yang dapat disebabkan oleh paparan lingkungan yang dingin, nutrisi yang tidak adekuat, atau masalah medis lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipotermi neonatus antara lain stabilitas suhu tubuh, perfusi jaringan yang adekuat, dan tidak adanya tanda-tanda distress pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipotermi neonatus meliputi menjaga lingkungan hangat, memberikan pakaian yang sesuai, mempertahankan kontak kulit ke kulit dengan ibu (kangaroo care), dan pemberian nutrisi yang adekuat.
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu bayi dengan gejala mengigil, kulit dingin, lemak subcutan sedikit, kulit tipis, dan merintih, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah hipotermi neonatus. Perawat harus segera melakukan intervensi untuk menstabilkan suhu tubuh bayi dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi. -
Article No. 8724 | 12 Dec 2024
Klinis : Seorang perempuan, usia 21 tahun G1P1A0, post SC hari ke dua rawat gabung dengan bayinya mengeluh ASI hanya keluar sedikit sehingga ibu jarang menyusui. Hasil pemeriksaan fisik : TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi baik. Bayi sehat, BBL 2600 gr, reflex hisap dan menelan baik Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kasus yang diberikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah: Ketidakefektifan Menyusui (00104). Diagnosa ini dipilih karena pasien mengeluhkan ASI yang hanya keluar sedikit sehingga ibu jarang menyusui. Ketidakefektifan Menyusui (00104) didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan bayi untuk mengisap ASI yang memadai untuk memproduksi jumlah ASI yang cukup".
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah:
a. Peningkatan Produksi ASI (1004): Pasien mampu memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
b. Peningkatan Durasi Menyusui (1805): Pasien mampu menyusui bayinya dengan durasi yang tepat.
c. Kepuasan Ibu terhadap Menyusui (1806): Pasien merasa puas dengan proses menyusui bayinya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Laktasi (6870):
- Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, minimal 8-12 kali per hari.
- Bantu ibu dalam teknik menyusui yang benar, seperti posisi ibu dan bayi, perlekatan, dan pengisapan yang efektif.
- Ajarkan ibu untuk mengompres payudara dengan air hangat sebelum menyusui untuk merangsang produksi ASI.
- Evaluasi produksi ASI ibu dan kemajuan pertumbuhan bayi.
b. Dukungan Pemberian ASI Eksklusif (6960):
- Edukasikan kepada ibu tentang manfaat ASI eksklusif dan dampak pemberian susu formula.
- Dorong dan motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
- Libatkan keluarga dalam mendukung pemberian ASI eksklusif.
c. Konseling Laktasi (6870):
- Berikan informasi dan konseling terkait proses laktasi, masalah yang mungkin timbul, dan cara mengatasi masalah tersebut.
- Bantu ibu untuk mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang menghambat produksi ASI.
- Kaji pemahaman ibu tentang proses menyusui dan berikan umpan balik yang konstruktif.
Penjelasan rinci:
Pasien pada kasus ini adalah seorang perempuan berusia 21 tahun, G1P1A0, post SC hari kedua yang mengeluh ASI hanya keluar sedikit sehingga ibu jarang menyusui. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan TFU 1 jari bawah pusat dan kontraksi baik. Bayi sehat, BBL 2600 gr, reflek hisap dan menelan baik.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah Ketidakefektifan Menyusui (00104) karena pasien mengeluhkan ASI yang hanya keluar sedikit sehingga ibu jarang menyusui. Luaran yang diharapkan adalah Peningkatan Produksi ASI (1004), Peningkatan Durasi Menyusui (1805), dan Kepuasan Ibu terhadap Menyusui (1806).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah Manajemen Laktasi (6870), Dukungan Pemberian ASI Eksklusif (6960), dan Konseling Laktasi (6870). Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk membantu ibu meningkatkan produksi ASI, memperbaiki teknik menyusui, dan memberikan dukungan serta edukasi terkait proses laktasi dan manfaat ASI eksklusif.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat memproduksi ASI yang cukup, menyusui bayinya dengan durasi yang tepat, dan merasa puas dengan proses menyusui, sehingga dapat memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. -
Article No. 8725 | 12 Dec 2024
Klinis : Seorang Perempuan, 22 tahun, di ruang nifas, melahirkan 8 jam yang lalu. Pasien mengeluh nyeri perut, keluar darah pervaginam, pusing. Hasil pemeriksaan uterus lembek, kontraksi lemah, keluar darah pervaginam lebih dari 500 ml, terdapat luka episiotomy, TTV TD: 100/80 mmHg, frekuensi Nafas : 24 x/mnt, suhu: 36 C. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut ??
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Perdarahan Pasca Persalinan
- Definisi: Perdarahan berlebihan dari traktus genetalia setelah kelahiran bayi.
- Penyebab: Kontraksi uterus yang tidak adekuat, retensio plasenta, laserasi jalan lahir, dan faktor lain.
- Tanda dan Gejala: Uterus lembek, perdarahan pervaginam, pusing, dan tanda-tanda hipovolemik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perdarahan
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan volume cairan tubuh yang adekuat dan untuk mencegah atau mengendalikan perdarahan.
- Kriteria Hasil:
a. Kecepatan aliran darah pervaginam menurun
b. Tidak ada tanda-tanda syok
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal
d. Uterus berkontraksi dengan baik
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Perdarahan
- Definisi: Pengumpulan dan analisis data tentang jumlah, kecepatan, dan karakteristik perdarahan.
- Aktivitas:
a. Identifikasi sumber perdarahan
b. Ukur jumlah perdarahan dengan kasa atau pembalut
c. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
d. Dokumentasikan jumlah, warna, dan konsistensi perdarahan
2. Manajemen Perdarahan
- Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengendalikan perdarahan.
- Aktivitas:
a. Lakukan masase uterus untuk merangsang kontraksi
b. Berikan oksitosin sesuai instruksi
c. Lakukan kompresi abdomen untuk mencegah perdarahan
d. Lakukan penjahitan episiotomi jika perlu
3. Edukasi Pencegahan Perdarahan
- Definisi: Penyampaian informasi tentang cara mencegah atau mengendalikan perdarahan.
- Aktivitas:
a. Jelaskan penyebab dan gejala perdarahan pasca persalinan
b. Ajarkan teknik masase uterus
c. Anjurkan untuk segera melaporkan perdarahan berlebihan
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan yang tepat untuk kondisi pasien adalah Perdarahan Pasca Persalinan karena pasien menunjukkan tanda-tanda perdarahan berlebihan, seperti uterus lembek, perdarahan pervaginam lebih dari 500 ml, dan tanda-tanda hipovolemik (pusing).
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Kontrol Perdarahan, yang meliputi kemampuan untuk mempertahankan volume cairan tubuh yang adekuat dan mencegah atau mengendalikan perdarahan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah Pemantauan Perdarahan, Manajemen Perdarahan, dan Edukasi Pencegahan Perdarahan. Tindakan-tindakan ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber perdarahan, mengendalikannya, dan mencegah terjadinya perdarahan yang berlebihan lebih lanjut. -
Article No. 8726 | 12 Dec 2024
Klinis : Seorang Perempuan, 22 tahun, di ruang nifas, melahirkan 8 jam yang lalu. Pasien mengeluh nyeri perut, keluar darah pervaginam, pusing. Hasil pemeriksaan uterus lembek, kontraksi lemah, keluar darah pervaginam lebih dari 500 ml, terdapat luka episiotomy, TTV TD: 100/80 mmHg, frekuensi Nafas : 24 x/mnt, suhu: 36 C. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut ??
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat senior, saya akan memberikan analisis kondisi pasien dan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien adalah seorang perempuan berusia 22 tahun yang baru melahirkan 8 jam yang lalu di ruang nifas. Pasien mengeluh nyeri perut, keluar darah pervaginam, dan pusing. Hasil pemeriksaan menunjukkan uterus yang lembek, kontraksi yang lemah, perdarahan pervaginam lebih dari 500 ml, adanya luka episiotomi, serta tanda-tanda vital yang tidak stabil (TD 100/80 mmHg, frekuensi napas 24 kali/menit, suhu 36°C).
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien ini adalah:
1. Perdarahan Postpartum (SDKI)
Definisi: Kehilangan darah yang berlebihan dari saluran genital setelah kelahiran bayi, baik segera maupun dalam 24-48 jam berikutnya.
Gejala dan tanda: Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml, uterus yang lembek, kontraksi uterus yang lemah.
2. Nyeri Akut (SDKI)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Gejala dan tanda: Pasien mengeluh nyeri perut.
3. Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital (SDKI)
Definisi: Perubahan tanda-tanda vital yang melebihi batas normal, yang dapat mengancam kesehatan.
Gejala dan tanda: TD 100/80 mmHg, frekuensi napas 24 kali/menit, suhu 36°C.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SLKI dan SIKI meliputi:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
- Pemberian oksigen
- Pengelolaan perdarahan
- Pemberian analgesik untuk mengatasi nyeri
- Edukasi dan dukungan emosional bagi pasien
Dengan penatalaksanaan yang tepat dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, diharapkan pasien dapat segera pulih dan kembali ke kondisi yang stabil. -
Article No. 8727 | 12 Dec 2024
Klinis : Seorang Perempuan, 22 tahun, di ruang nifas, melahirkan 8 jam yang lalu. Pasien mengeluh nyeri perut, keluar darah pervaginam, pusing. Hasil pemeriksaan uterus lembek, kontraksi lemah, keluar darah pervaginam lebih dari 500 ml, terdapat luka episiotomy, TTV TD: 100/80 mmHg, frekuensi Nafas : 24 x/mnt, suhu: 36 C. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut ??
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Perdarahan pasca persalinan berhubungan dengan atonia uteri, luka episiotomi, dan kontraksi uterus yang lemah, ditandai dengan perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perdarahan terkendali: Pasien tidak mengalami perdarahan yang melebihi 500 ml dan kondisi hemodinamik stabil.
2. Rasa nyaman: Pasien melaporkan nyeri perut berkurang dan tidak ada rasa pusing.
3. Pengetahuan tentang perawatan diri: Pasien dapat menjelaskan tanda-tanda perdarahan dan komplikasi yang perlu diperhatikan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pantau tanda-tanda vital dan perdarahan pervaginam secara teratur.
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
3. Berikan obat-obatan uterotonika (misalnya oksitosin, ergometrin) sesuai instruksi dokter untuk meningkatkan kontraksi uterus.
4. Lakukan kompresi uterus secara manual untuk menstimulasi kontraksi uterus.
5. Pasang pembalut wanita yang bersih dan serap untuk menghentikan perdarahan.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan tindakan lanjutan jika perdarahan tidak terkendali.
7. Berikan analgesik (misalnya parasetamol) untuk mengurangi nyeri perut.
8. Ajarkan pasien tentang tanda-tanda perdarahan dan komplikasi yang perlu diperhatikan, serta langkah-langkah perawatan diri.
9. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien dan keluarga.
Penjelasan:
1. Diagnosa keperawatan "Perdarahan pasca persalinan" dipilih karena pasien mengalami perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml, disertai uterus yang lembek dan kontraksi yang lemah. Hal ini sesuai dengan definisi perdarahan pasca persalinan.
2. Luaran yang diharapkan adalah pengendalian perdarahan, kenyamanan pasien, dan peningkatan pengetahuan pasien tentang perawatan diri. Hal ini bertujuan untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat perdarahan dan memastikan pasien dapat melakukan perawatan diri dengan baik.
3. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mengendalikan perdarahan, mengurangi nyeri, dan meningkatkan pengetahuan pasien. Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, obat-obatan uterotonika, kompresi uterus, dan kolaborasi dengan dokter merupakan intervensi utama untuk mengendalikan perdarahan. Pemberian analgesik dan edukasi kepada pasien juga penting untuk meningkatkan kenyamanan dan pengetahuan pasien.