Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 10754 | 11 Jan 2025
Klinis : USIA KEHAMILAN 38 MINGGU,G1P0A0, TFU 30CM, KEPALA SUDAH MASUK 2/5, HASIL PEMBUKAAN SERVIX 8 CM. MENGELUH PERUT KENCENG KENCENG, RR 24.TD 110/70, NADI 80 X/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Persalinan
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan distensi jalan lahir.
- Penyebab: Kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan distensi jalan lahir.
- Gejala: Mengeluh perut kenceng-kenceng, nyeri pada daerah abdomen, punggung, dan panggul.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien dan menentukan intervensi keperawatan yang sesuai.
- SDKI terdiri dari definisi, penyebab, gejala, dan faktor terkait dari setiap diagnosa keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SLKI terdiri dari kriteria hasil, indikator, dan skala pengukuran dari setiap luaran keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan klien.
- SIKI terdiri dari definisi, tujuan, aktivitas, dan dokumentasi dari setiap intervensi keperawatan.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan sesuai dengan kondisi klien. -
Article No. 10755 | 11 Jan 2025
Klinis : USIA KEHAMILAN 38 MINGGU,G1P0A0, TFU 30CM, KEPALA SUDAH MASUK 2/5, HASIL PEMBUKAAN SERVIX 8 CM. MENGELUH PERUT KENCENG KENCENG, RR 24.TD 110/70, NADI 80 X/menit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Nyeri Berhubungan dengan Kontraksi Uterus
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
2. Ketidakefektifan Pola Napas Berhubungan dengan Kelelahan Otot Pernapasan
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan irama normal yang dapat mengancam kesehatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Berhubungan dengan Kontraksi Uterus
a. Pasien melaporkan nyeri berkurang
b. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif
c. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal
2. Ketidakefektifan Pola Napas Berhubungan dengan Kelelahan Otot Pernapasan
a. Pasien mempertahankan frekuensi pernapasan dalam rentang normal
b. Pasien menunjukkan kedalaman pernapasan yang efektif
c. Pasien menunjukkan irama pernapasan yang teratur
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Berhubungan dengan Kontraksi Uterus
a. Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi)
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk memberikan analgetik yang sesuai
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologi (relaksasi, pijat, kompres hangat)
d. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala
2. Ketidakefektifan Pola Napas Berhubungan dengan Kelelahan Otot Pernapasan
a. Pantau frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan
b. Ajarkan teknik pernapasan yang efektif (pernapasan diafragma)
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk memberikan oksigen tambahan jika diperlukan
d. Berikan istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan otot pernapasan
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi pasien yang usia kehamilan 38 minggu, G1P0A0, dengan pembukaan serviks 8 cm dan keluhan perut kenceng-kenceng, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Berhubungan dengan Kontraksi Uterus dan Ketidakefektifan Pola Napas Berhubungan dengan Kelelahan Otot Pernapasan.
Nyeri Berhubungan dengan Kontraksi Uterus merupakan diagnosis yang sesuai karena pasien mengeluhkan perut kenceng-kenceng, yang merupakan manifestasi dari kontraksi uterus saat proses persalinan. Tujuan asuhan keperawatan adalah agar pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, mampu mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
Diagnosis Ketidakefektifan Pola Napas Berhubungan dengan Kelelahan Otot Pernapasan juga sesuai, karena pasien berada dalam proses persalinan yang dapat menyebabkan kelelahan otot pernapasan. Tujuan asuhan keperawatan adalah agar pasien dapat mempertahankan frekuensi pernapasan dalam rentang normal, menunjukkan kedalaman pernapasan yang efektif, dan irama pernapasan yang teratur.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan meliputi identifikasi karakteristik nyeri, kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian analgetik, ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologi, dan monitoring tanda-tanda vital. Untuk mengatasi Ketidakefektifan Pola Napas, intervensi yang diperlukan adalah memantau frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan, ajarkan teknik pernapasan yang efektif, kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian oksigen tambahan jika diperlukan, serta memberikan istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan otot pernapasan. -
Article No. 10756 | 11 Jan 2025
Klinis : keputihan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai untuk kondisi keputihan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: N72
- Deskripsi: Cervicitis dan endocervicitis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 70.22
- Deskripsi: Biopsi serviks
Penjelasan:
Keputihan (vaginal discharge) merupakan salah satu manifestasi dari kondisi cervicitis dan endocervicitis, yang ditandai dengan adanya inflamasi pada serviks uteri dan endoserviks. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit. Kode ICD-10 yang sesuai adalah N72, yang mencakup diagnosa ini.
Jika diperlukan, tindakan medis yang dapat dilakukan adalah biopsi serviks (cervix biopsy), yang memiliki kode ICD-9-CM 70.22. Prosedur ini dilakukan untuk mengambil sampel jaringan dari serviks untuk diperiksa secara histopatologis, guna mengetahui penyebab dan karakteristik dari kondisi keputihan yang dialami.
Sebagai catatan, diagnosis dan tata laksana keputihan memerlukan evaluasi klinis yang komprehensif oleh tenaga kesehatan yang berwenang, serta pemeriksaan penunjang yang sesuai. Penanganan yang tepat sangat penting untuk mengatasi kondisi ini dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 10757 | 11 Jan 2025
Klinis : Luka post operasi hernia, luka sudah sembuh
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi Luka post operasi hernia, luka sudah sembuh:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z48.00
- Deskripsi: Perawatan luka pasca operasi, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 53.0x
- Deskripsi: Operasi hernia inguinal atau hernia femoral, sesuai dengan prosedur yang dilakukan sebelumnya.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 Z48.00 merujuk pada perawatan luka pasca operasi yang tidak dispesifikasi. Kode ini digunakan untuk menyatakan bahwa pasien telah menjalani prosedur operasi sebelumnya, dan saat ini pasien datang untuk perawatan luka yang telah sembuh.
2. Kode ICD-9-CM 53.0x mencakup berbagai prosedur operasi hernia inguinal atau hernia femoral, yang mungkin telah dilakukan sebelumnya pada pasien. Kode yang tepat akan tergantung pada jenis operasi hernia yang telah dilakukan sebelumnya.
Dalam hal ini, karena pasien telah menjalani operasi hernia sebelumnya dan saat ini luka pasca operasi telah sembuh, maka tidak ada tindakan medis yang perlu dilakukan pada kunjungan ini. Catatan medis akan fokus pada perawatan luka pasca operasi yang telah sembuh. -
Article No. 10758 | 11 Jan 2025
Klinis : POST OPERASI ABSES MANDIBULA
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan memperhatikan kondisi yang Anda berikan, yakni "POST OPERASI ABSES MANDIBULA", berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K10.3
- Deskripsi: Abses mandibula
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 41.11
- Deskripsi: Insisi dan drainase abses mandibula
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 K10.3 (Abses mandibula) sesuai dengan kondisi "POST OPERASI ABSES MANDIBULA" yang Anda berikan. Abses mandibula adalah infeksi yang terjadi di area mandibula (rahang bawah), yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi gigi, cedera, atau masalah lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 41.11 (Insisi dan drainase abses mandibula) menggambarkan prosedur atau tindakan medis yang biasanya dilakukan untuk menangani kondisi abses mandibula. Prosedur ini melibatkan pembedahan untuk membuat insisi dan mengeluarkan cairan atau materi infeksi dari abses, sehingga dapat membantu menyembuhkan kondisi tersebut.
Dalam praktik klinis, penentuan kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang tepat sangat penting untuk dokumentasi yang akurat, penagihan yang sesuai, serta analisis epidemiologi dan penelitian di bidang kesehatan. -
Article No. 10759 | 11 Jan 2025
Klinis : Mual dan muntah 7x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi mual dan muntah 7 kali.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan Mual dan Muntah
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan ketidakseimbangan cairan yang disebabkan oleh kehilangan cairan atau gangguan dalam mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- Karakteristik Definisi: Mual, muntah, dehidrasi, penurunan volume cairan, perubahan tekanan darah, perubahan denyut nadi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Keseimbangan Cairan
- Kriteria Hasil: Volume cairan yang adekuat, tidak terjadi dehidrasi, tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi:
1. Pemantauan Cairan
2. Manajemen Cairan
3. Manajemen Mual dan Muntah
- Definisi Intervensi:
1. Pemantauan Cairan: Mengidentifikasi dan memantau keseimbangan cairan untuk mencegah komplikasi.
2. Manajemen Cairan: Mengatur pemberian dan pengaturan cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
3. Manajemen Mual dan Muntah: Mengelola mual dan muntah untuk mencegah komplikasi.
Sebagai perawat, saya akan melakukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengatasi risiko ketidakseimbangan cairan yang disebabkan oleh mual dan muntah pada pasien. -
Article No. 10760 | 11 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 55 tahun dirawat diruang anyelir Rumah Sakit Jiwa, dengan riwayat percobaan bunuh diri, pada saat dikaji pasien tampak berbicara sendiri dan tersenyum, pasien jarang berinteraksi dengan orang lain karena pasien asyik berbicara sendiri. Apakah masalah utama pasien berdasarkan kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kasus yang Anda sampaikan, saya akan menganalisis dan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menurut standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Isolasi Sosial: Kronis
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana seseorang mengalami pengalaman subjektif terisolasi atau terpisah dari orang lain, baik secara nyata maupun persepsi.
- Karakteristik Definisi: Kurang berinteraksi dengan orang lain, kurang terlibat dalam aktivitas sosial, dan merasa kesepian.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain, terlibat dalam aktivitas sosial, dan tidak merasa kesepian.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Fasilitasi sosialisasi: Memfasilitasi pasien untuk berinteraksi dengan orang lain dan terlibat dalam aktivitas sosial.
b. Terapi aktivitas: Mengembangkan dan menerapkan program aktivitas yang sesuai dengan minat dan kemampuan pasien.
c. Konseling: Memberikan dukungan dan bimbingan untuk membantu pasien mengatasi masalah isolasi sosial.
Berdasarkan kasus yang diberikan, masalah utama pasien adalah Isolasi Sosial: Kronis. Pasien tampak berbicara sendiri dan jarang berinteraksi dengan orang lain, yang mengindikasikan adanya masalah dalam interaksi sosial. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi sosialisasi, terapi aktivitas, dan konseling untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan terlibat dalam aktivitas sosial. -
Article No. 10761 | 11 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 55 tahun dirawat diruang anyelir Rumah Sakit Jiwa, dengan riwayat percobaan bunuh diri, pada saat dikaji pasien tampak berbicara sendiri dan tersenyum, pasien jarang berinteraksi dengan orang lain karena pasien asyik berbicara sendiri. Apakah masalah utama pasien berdasarkan kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kasus yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah utama pasien adalah Halusinasi. Pasien tampak berbicara sendiri dan tersenyum, serta jarang berinteraksi dengan orang lain karena asyik dengan aktivitasnya sendiri, yang menunjukkan adanya gangguan persepsi sensori. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Halusinasi (SDKI 2022).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Mampu mengidentifikasi stimulus yang menimbulkan halusinasi (SLKI 2022).
2. Mampu mengendalikan perilaku halusinasi (SLKI 2022).
3. Mampu berinteraksi dengan orang lain secara efektif (SLKI 2022).
4. Mampu mempertahankan tingkat kestabilan mental yang optimal (SLKI 2022).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kaji tipe, frekuensi, durasi, dan isi halusinasi (SIKI 2022).
2. Bantu pasien mengidentifikasi stimulus atau pemicu yang menimbulkan halusinasi (SIKI 2022).
3. Ajarkan teknik pengendalian halusinasi, seperti distraksi, relaksasi, atau visualisasi positif (SIKI 2022).
4. Fasilitasi pasien untuk berinteraksi dengan orang lain, seperti mengajak berbicara atau melakukan aktivitas bersama (SIKI 2022).
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memberikan terapi farmakologis sesuai kondisi pasien (SIKI 2022).
6. Edukasi keluarga tentang manajemen halusinasi dan pentingnya dukungan keluarga (SIKI 2022).
7. Monitor tanda-tanda vital, efek terapi, dan respon pasien terhadap intervensi (SIKI 2022).
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Halusinasi dipilih karena pasien menunjukkan gejala-gejala yang sesuai, yaitu berbicara sendiri, tersenyum, dan jarang berinteraksi dengan orang lain. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan persepsi sensori yang merupakan ciri dari halusinasi.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah agar pasien dapat mengidentifikasi stimulus yang memicu halusinasi, mengendalikan perilaku halusinasi, berinteraksi dengan orang lain secara efektif, serta mempertahankan tingkat kestabilan mental yang optimal. Hal ini bertujuan untuk membantu pasien mengatasi masalah halusinasi dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pengkajian halusinasi, identifikasi pemicu, pembelajaran teknik pengendalian halusinasi, fasilitasi interaksi sosial, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, edukasi keluarga, serta pemantauan kondisi pasien. Intervensi-intervensi ini dirancang untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 10762 | 11 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 55 tahun dirawat diruang anyelir Rumah Sakit Jiwa, dengan riwayat percobaan bunuh diri, pada saat dikaji pasien tampak berbicara sendiri dan tersenyum, pasien jarang berinteraksi dengan orang lain karena pasien asyik berbicara sendiri. Apakah masalah utama pasien berdasarkan kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas permintaan Anda. Berikut adalah analisis yang saya berikan berdasarkan kasus yang Anda berikan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang dikemukakan, yaitu pasien tampak berbicara sendiri dan jarang berinteraksi dengan orang lain, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Halusinasi: Persepsi sensori yang terjadi tanpa rangsangan eksternal yang diakui secara umum, berupa pengalaman mendengar, melihat, merasakan, atau mencium sesuatu yang tidak nyata.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Kontrol Halusinasi: Kemampuan pasien untuk mengenali dan merespon dengan benar terhadap halusinasi yang dialami.
b. Interaksi Sosial: Kemampuan pasien untuk terlibat dalam hubungan dan pertukaran yang memuaskan dengan orang lain.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Kontrol Halusinasi:
- Identifikasi tipe, frekuensi, durasi, dan isi halusinasi
- Bantu pasien mengidentifikasi faktor pencetus halusinasi
- Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengatasi halusinasi
- Dukung pasien dalam menggunakan obat-obatan sesuai dengan resep
- Ciptakan lingkungan yang aman dan terapeutik
b. Peningkatan Interaksi Sosial:
- Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok
- Libatkan keluarga dalam meningkatkan interaksi sosial pasien
- Ciptakan lingkungan yang mendukung interaksi sosial
- Berikan umpan balik positif saat pasien berinteraksi dengan orang lain
- Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran secara verbal
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Halusinasi dipilih karena pasien tampak berbicara sendiri, yang merupakan salah satu gejala utama dari halusinasi. Halusinasi adalah persepsi sensori yang terjadi tanpa rangsangan eksternal yang diakui secara umum.
2. Luaran/Output SLKI:
a. Kontrol Halusinasi: Tujuan ini dipilih karena pasien perlu mampu mengenali dan merespon dengan benar terhadap halusinasi yang dialaminya.
b. Interaksi Sosial: Tujuan ini dipilih karena pasien jarang berinteraksi dengan orang lain, sehingga perlu ditingkatkan kemampuannya untuk terlibat dalam hubungan dan pertukaran yang memuaskan dengan orang lain.
3. Intervensi Keperawatan SIKI:
a. Kontrol Halusinasi: Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mengenali dan mengatasi halusinasi yang dialaminya, serta menciptakan lingkungan yang aman dan terapeutik.
b. Peningkatan Interaksi Sosial: Intervensi ini bertujuan untuk mendorong pasien berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, melibatkan keluarga, dan menciptakan lingkungan yang mendukung interaksi sosial.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami kasus yang diberikan. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 10763 | 11 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 55 tahun dirawat diruang anyelir Rumah Sakit Jiwa, dengan riwayat percobaan bunuh diri, pada saat dikaji pasien tampak berbicara sendiri dan tersenyum, pasien jarang berinteraksi dengan orang lain karena pasien asyik berbicara sendiri. Apakah masalah utama pasien berdasarkan kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kasus seorang perempuan berusia 55 tahun dengan riwayat percobaan bunuh diri yang dirawat di ruang anyelir Rumah Sakit Jiwa.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Perilaku Kekerasan" (Risk for Violence). Pasien menunjukkan gejala berbicara sendiri, tersenyum, dan jarang berinteraksi dengan orang lain, yang dapat menjadi indikasi adanya masalah kesehatan mental. Riwayat percobaan bunuh diri juga menunjukkan adanya risiko perilaku kekerasan yang dapat membahayakan diri pasien.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Kontrol Perilaku: Pasien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang dimilikinya.
b. Partisipasi dalam Pengobatan: Pasien dapat berpartisipasi aktif dalam pengobatan dan perawatan yang diberikan.
c. Komunikasi: Pasien dapat berkomunikasi secara efektif dengan petugas kesehatan dan orang lain di lingkungannya.
d. Interaksi Sosial: Pasien dapat berinteraksi secara positif dengan orang lain di lingkungannya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Perilaku Kekerasan:
- Melakukan pengkajian komprehensif terhadap faktor-faktor penyebab perilaku kekerasan.
- Mengidentifikasi pemicu dan tanda-tanda perilaku kekerasan.
- Mengajarkan teknik manajemen diri untuk mengendalikan perilaku kekerasan.
- Melibatkan keluarga dalam proses perawatan dan manajemen perilaku kekerasan.
b. Terapi Aktivitas:
- Menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien.
- Melibatkan pasien dalam kegiatan terapeutik yang sesuai, seperti terapi okupasi, terapi seni, atau terapi rekreasi.
- Memfasilitasi interaksi sosial dan komunikasi pasien dengan orang lain.
c. Edukasi Kesehatan:
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai diagnosa, pengobatan, dan rencana perawatan.
- Mengajarkan strategi koping yang adaptif untuk mengatasi masalah kesehatan mental.
- Mendorong keluarga untuk terlibat aktif dalam proses perawatan pasien.
Dengan penanganan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mengendalikan perilaku kekerasan, berpartisipasi aktif dalam pengobatan, meningkatkan kemampuan komunikasi dan interaksi sosial, sehingga dapat mencapai proses penyembuhan yang optimal.