Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8806 | 13 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluhkan sesak napas dengan rr 28x/menit pasien, riwayat serangan jantung, dengan kedua ekstremitas bengkak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan proses jantung, ditandai dengan sesak napas, edema ekstremitas, dan peningkatan frekuensi napas.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi di mana tubuh mengalami akumulasi cairan yang berlebih di dalam atau di luar ruang intravaskular.
- Faktor yang berhubungan: Gangguan proses jantung, seperti gagal jantung.
- Karakteristik: Sesak napas, edema ekstremitas, peningkatan frekuensi napas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan penurunan volume cairan yang berlebih, seperti penurunan edema ekstremitas, penurunan sesak napas, dan penurunan frekuensi napas.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan status cairan, pemberian obat-obatan diuretik, pembatasan asupan cairan, dan posisi setengah duduk untuk membantu drainase cairan.
Sebagai perawat, saya akan segera melakukan pengkajian yang lebih komprehensif, menetapkan tujuan keperawatan yang realistis, dan merencanakan intervensi yang tepat untuk mengatasi kelebihan volume cairan pada pasien ini. -
Article No. 8807 | 13 Dec 2024
Klinis : pasien mengeluhkan sesak napas dengan rr 28x/menit pasien, riwayat serangan jantung, dengan kedua ekstremitas bengkak, perut asites
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- Ditandai dengan perubahan frekuensi, kedalaman, irama, atau usaha bernapas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Ventilasi yang efektif
- Pertukaran gas yang adekuat
- Keseimbangan oksigen dan karbondioksida
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pengaturan posisi
- Manajemen jalan napas
- Terapi oksigen
- Edukasi terkait pernapasan
2. Kelebihan Volume Cairan
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kelebihan cairan yang ditandai dengan pembengkakan pada ekstremitas bawah dan perut (asites).
- Dapat disebabkan oleh penyakit jantung, gagal ginjal, atau kondisi lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Volume cairan yang sesuai
- Tidak ada tanda-tanda kelebihan cairan
- Tidak ada pembengkakan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan masukan dan pengeluaran cairan
- Manajemen cairan
- Terapi diuretik
- Edukasi terkait manajemen cairan
Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal lain yang perlu dijelaskan. -
Article No. 8808 | 13 Dec 2024
Klinis : demam naik turun, crt <3 detik mukosa bibir kering
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi demam naik turun, CRT <3 detik, dan mukosa bibir kering:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Ketidakseimbangan Suhu Tubuh" (SDKI). Diagnosa ini mengacu pada keadaan di mana terjadi perubahan suhu tubuh di luar rentang normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, dehidrasi, atau kondisi lainnya.
Kriteria Diagnostik:
- Demam naik turun
- Kulit kering
- Mukosa bibir kering
- Capillary Refill Time (CRT) <3 detik
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Suhu tubuh berada dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
- Kulit dan membran mukosa lembab
- Capillary Refill Time (CRT) ≥3 detik
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik
Penjelasan:
Luaran yang diharapkan dalam asuhan keperawatan ini adalah pasien dapat mencapai stabilitas suhu tubuh, hidrasi yang adekuat, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi. Hal ini akan membantu pasien untuk dapat beraktivitas sehari-hari dengan baik dan tidak mengalami komplikasi akibat ketidakseimbangan suhu tubuh.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Manajemen Suhu Tubuh
- Pantau suhu tubuh pasien secara berkala
- Berikan kompres dingin atau hangat sesuai indikasi untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
- Atur lingkungan dan pakaian pasien untuk mempertahankan suhu tubuh
b. Manajemen Hidrasi
- Pantau tanda-tanda dehidrasi (CRT, turgor kulit, mukosa bibir)
- Berikan asupan cairan yang adekuat melalui oral atau parenteral jika diperlukan
- Pantau asupan dan output cairan pasien
c. Edukasi Kesehatan
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga hidrasi dan suhu tubuh
- Ajarkan teknik-teknik sederhana untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen suhu tubuh, manajemen hidrasi, dan edukasi kesehatan. Tujuannya adalah untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal, menjaga hidrasi yang adekuat, dan memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga suhu tubuh dan hidrasi. Dengan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, menerapkan prinsip-prinsip praktik berbasis bukti, dan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 8809 | 13 Dec 2024
Klinis : Klien datang ke Igd diantar keluarga tanggal 9 des 2024 pukul 00.30 dengan keluhan badan lemah, sakit kepala,mual dan muntah, nafsu makan menurun, panas naik turun sejak satu minggu lalu, sudah berobat ke puskesmas tetapi tidak ada perubahan dan hasil pemeriksaan GDA di puskesmas hasilnya 591 mg% (tanggal 07/12/2024) disarankan untuk segera rujuk ke rumah sakit tetapi klien dan keluarga menunda karna mau pengobatan alternative (minum ramuan). Di Igd Rsud dilakukan pemeriksaan GDA 293 mg%, dilakukan pemasangan infus NS 21 TPM, injeksi Ranitidini, Injeksi metoclopramide dan drip paracetamol. Pada saat pengkajian klien mengatakan Pasien mengatakan badan terasa lemas,panas naik turun, muntah 2x, mual dan tidak nafsu makan. TTV: TD: 160/70 mmHg, HR: 125 x/m, S: 39,1, RR: 20 x/m, Spo2 95 %
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klien yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah adalah kondisi di mana terjadi fluktuasi kadar glukosa darah yang tidak terkendali.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kadar Glukosa Darah Terkendali
2. Pengetahuan Pasien tentang Manajemen Diabetes Meningkat
3. Kepatuhan Pasien terhadap Regimen Terapeutik Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah
2. Manajemen Diabetes
3. Edukasi Manajemen Diabetes
Penjelasan:
Klien datang dengan keluhan badan lemah, sakit kepala, mual dan muntah, nafsu makan menurun, serta panas naik turun sejak satu minggu lalu. Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar glukosa darah yang tinggi (591 mg% pada tanggal 07/12/2024 dan 293 mg% saat datang ke IGD). Hal ini mengindikasikan adanya ketidakstabilan kadar glukosa darah pada klien, yang perlu mendapatkan penanganan dan pemantauan yang tepat. -
Article No. 8810 | 13 Dec 2024
Klinis : Klien datang ke Igd diantar keluarga tanggal 9 des 2024 pukul 00.30 dengan keluhan badan lemah, sakit kepala,mual dan muntah, nafsu makan menurun, panas naik turun sejak satu minggu lalu, sudah berobat ke puskesmas tetapi tidak ada perubahan dan hasil pemeriksaan GDA di puskesmas hasilnya 591 mg% (tanggal 07/12/2024) disarankan untuk segera rujuk ke rumah sakit tetapi klien dan keluarga menunda karna mau pengobatan alternative (minum ramuan). Di Igd Rsud dilakukan pemeriksaan GDA 293 mg%, dilakukan pemasangan infus NS 21 TPM, injeksi Ranitidini, Injeksi metoclopramide dan drip paracetamol. Pada saat pengkajian klien mengatakan Pasien mengatakan badan terasa lemas,panas naik turun, muntah 2x, mual dan tidak nafsu makan. TTV: TD: 160/70 mmHg, HR: 125 x/m, S: 39,1, RR: 20 x/m, Spo2 95 %
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, dan intervensi keperawatan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
2. Hipertermia
3. Mual
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Penurunan nafsu makan, mual, dan muntah.
- Gejala: Penurunan berat badan, rasa lemah, penurunan energi, dan penurunan fungsi organ.
2. Hipertermia
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
- Penyebab: Infeksi, dehidrasi, dan penyakit kronis.
- Gejala: Peningkatan suhu tubuh, muka merah, dan menggigil.
3. Mual
- Definisi: Perasaan tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
- Penyebab: Infeksi, dehidrasi, dan obat-obatan.
- Gejala: Rasa tidak nyaman di perut, penurunan nafsu makan, dan muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Nutrisi
2. Suhu Tubuh dalam Batas Normal
3. Kontrol Mual
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi untuk Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Monitor asupan dan output nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
- Berikan nutrisi enteral atau parenteral jika perlu
2. Intervensi untuk Hipertermia:
- Monitor tanda-tanda vital, terutama suhu tubuh
- Berikan obat penurun demam sesuai resep
- Berikan cairan intravena untuk rehidrasi
3. Intervensi untuk Mual:
- Monitor tanda-tanda vital dan karakteristik mual
- Berikan obat antiemetik sesuai resep
- Anjurkan klien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat meredakan mual
Tujuan utama intervensi keperawatan adalah untuk mengatasi masalah nutrisi, hipertermia, dan mual, serta membantu klien mencapai keseimbangan nutrisi, suhu tubuh normal, dan kontrol mual yang optimal. -
Article No. 8811 | 13 Dec 2024
Klinis : Mohon buatkan diagnosa serta DS dan DO pada pasien riwayat DM Tipe 2 tdk teratur minum obat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan riwayat Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 yang tidak teratur minum obat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakpatuhan Pengobatan
Definisi:
Pola perilaku tidak sesuai dengan rencana pengobatan yang telah disepakati antara individu dan tenaga kesehatan.
Data Subjektif:
- Pasien mengaku lupa minum obat DM secara teratur
- Pasien mengatakan sering merasa lelah dan sering haus
Data Objektif:
- Pemeriksaan gula darah menunjukkan hasil yang tidak terkontrol
- Pasien tampak lelah dan sering ingin minum air
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI memberikan definisi, karakteristik utama, faktor yang berhubungan, serta batasan karakteristik diagnosis keperawatan yang baku. Dalam kasus ini, "Ketidakpatuhan Pengobatan" termasuk ke dalam domain Manajemen Kesehatan dengan kode diagnosis D-000.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI menyediakan daftar luaran keperawatan yang diharapkan tercapai sesuai dengan diagnosis keperawatan. Untuk diagnosis "Ketidakpatuhan Pengobatan", contoh luaran yang dapat diterapkan adalah Perilaku Kesehatan: Kepatuhan Pengobatan dengan kode L-002.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI menyediakan daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Dalam kasus ini, intervensi yang dapat diberikan antara lain Manajemen Regimen Terapeutik: Obat-Obatan dengan kode I-002, Edukasi Kesehatan dengan kode I-003, dan Konseling dengan kode I-005.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien untuk mengatasi masalah ketidakpatuhan pengobatan ini melalui intervensi-intervensi yang sesuai, serta memantau perkembangan kondisi pasien secara berkala. -
Article No. 8812 | 13 Dec 2024
Klinis : Mohon buatkan keluhan data subyektif dan obyektif pada diagnosa keperawatan Ketidakstabilan kadar glukosa darah resistensi insulin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ketidakstabilan kadar glukosa darah resistensi insulin.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Resistensi Insulin
Data Subyektif:
- Pasien mengeluhkan sering merasa lapar walaupun telah makan
- Pasien mengeluhkan sering merasa haus dan banyak minum
- Pasien mengeluhkan sering buang air kecil
- Pasien mengeluhkan sering merasa lelah dan mengantuk
Data Obyektif:
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar glukosa darah puasa di atas nilai normal
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan resistensi insulin
- Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, turgor kulit menurun
- Pemeriksaan fisik menunjukkan penurunan berat badan
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SDKI adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami oleh pasien dan menentukan diagnosis keperawatan yang tepat. Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Resistensi Insulin.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus ini, luaran yang diharapkan adalah stabilnya kadar glukosa darah dan menurunnya resistensi insulin.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. Dalam kasus ini, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan kadar glukosa darah, pemberian edukasi mengenai manajemen diabetes, dan pemberian terapi insulin atau obat antidiabetes sesuai dengan kebutuhan pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengacu pada standar-standar ini untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan. -
Article No. 8813 | 13 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk pasien yang datang dengan keluhan sesak.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan sesak adalah "Pola Napas Tidak Efektif" (00032). Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan mekanis pada sistem pernapasan, peningkatan kebutuhan oksigen, atau penurunan kemampuan untuk bernapas secara efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas: Tujuan yang diharapkan adalah pasien akan menunjukkan pola napas yang efektif, dengan frekuensi napas dan irama yang teratur, serta kedalaman napas yang memadai.
2. Status Oksigenasi: Pasien akan menunjukkan status oksigenasi yang membaik, dengan peningkatan saturasi oksigen (SpO2) dan penurunan tanda-tanda hipoksemia (seperti sianosis, takipnea, dan dispnea).
3. Kenyamanan Pernapasan: Pasien akan melaporkan peningkatan kenyamanan pernapasan, dengan pengurangan gejala sesak napas dan distres pernapasan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Pernapasan:
- Pantau frekuensi, irama, dan kedalaman napas pasien.
- Ukur saturasi oksigen (SpO2) dan tanda-tanda hipoksemia.
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi pola napas, seperti posisi tubuh, kecemasan, atau nyeri.
2. Manajemen Oksigen:
- Berikan oksigen terapeutik sesuai dengan kebutuhan pasien, untuk meningkatkan suplai oksigen.
- Pantau efektivitas pemberian oksigen dengan mengukur SpO2 dan tanda-tanda hipoksemia.
- Sesuaikan parameter oksigen (laju alir, fraksi oksigen inspirasi) berdasarkan respons klinis pasien.
3. Intervensi Posisional:
- Anjurkan pasien untuk mengadopsi posisi yang memfasilitasi ventilasi, seperti posisi semi-fowler atau fowler.
- Bantu pasien untuk berpindah posisi secara bertahap, sesuai dengan toleransinya.
4. Manajemen Kecemasan:
- Identifikasi dan atasi sumber kecemasan yang dapat memperburuk pola napas pasien.
- Berikan dukungan emosional dan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya psikolog) jika diperlukan.
5. Edukasi dan Konseling:
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan pengelolaan pola napas tidak efektif.
- Berikan informasi tentang pentingnya mematuhi regimen pengobatan dan strategi manajemen gejala.
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan diri dan pengambilan keputusan.
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu pola napas yang efektif, status oksigenasi yang membaik, dan kenyamanan pernapasan yang meningkat. Hal ini akan membantu pasien untuk mencapai kesejahteraan dan kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 8814 | 13 Dec 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sesak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis, dan kode ICD-9-CM untuk tindakan medis yang mungkin dilakukan, dengan penjelasan yang terstruktur dan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Sesak nafas (dyspnea)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Pemeriksaan fungsi paru-paru, termasuk tes kekuatan pernafasan dan tes kapasitas paru.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R06.0 (Sesak nafas) adalah kode yang sesuai untuk menggambarkan keluhan utama pasien, yaitu sesak nafas. Sesak nafas (dyspnea) merupakan sensasi sulit atau tidak nyaman dalam bernafas, yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis seperti penyakit paru-paru, gangguan kardiovaskular, atau kondisi lainnya.
- Dalam kasus ini, selain menegakkan diagnosis berdasarkan keluhan utama, tenaga medis mungkin akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan penyebab sesak nafas yang dialami oleh pasien. Kode ICD-9-CM 93.08 (Pemeriksaan fungsi paru-paru) mencakup prosedur-prosedur seperti tes kekuatan pernafasan (spirometri) dan tes kapasitas paru, yang dapat membantu dalam mengevaluasi kondisi paru-paru pasien.
- Pemeriksaan fungsi paru-paru ini dapat memberikan informasi penting terkait kapasitas paru, aliran udara, dan volume paru, yang dapat membantu dalam mengidentifikasi penyebab sesak nafas dan menentukan langkah penanganan yang tepat. -
Article No. 8815 | 13 Dec 2024
Klinis : Pasien terpasanh ventilator
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang terpasang ventilator.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memuaskan untuk mendukung kebutuhan hidup.
- Penyebab: Gangguan pada sistem pernapasan, penurunan koordinasi otot pernapasan, obstruksi jalan napas.
- Gejala: Pola pernapasan tidak teratur, penggunaan otot bantu pernapasan, dispnea.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- Penyebab: Sekresi berlebihan, obstruksi jalan napas, penurunan refleks batuk.
- Gejala: Kesulitan bernafas, produksi sekret yang berlebihan, pernapasan dangkal.
3. Risiko Perubahan Integritas Kulit
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan pada epidermis dan/atau dermis.
- Penyebab: Imobilisasi, gangguan sensasi, kelembaban, tekanan.
- Gejala: Kulit tampak kemerahan, lembab, kering, atau terdapat luka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pola Napas Tidak Efektif: Tanda gejala yang dapat diamati, pemeriksaan diagnostik, faktor yang berhubungan.
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Tanda gejala yang dapat diamati, pemeriksaan diagnostik, faktor yang berhubungan.
- Risiko Perubahan Integritas Kulit: Faktor risiko yang dapat diidentifikasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pola Napas Tidak Efektif: Luaran yang diharapkan, kriteria hasil.
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Luaran yang diharapkan, kriteria hasil.
- Risiko Perubahan Integritas Kulit: Luaran yang diharapkan, kriteria hasil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pola Napas Tidak Efektif: Intervensi keperawatan yang dibutuhkan.
- Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Intervensi keperawatan yang dibutuhkan.
- Risiko Perubahan Integritas Kulit: Intervensi keperawatan yang dibutuhkan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami Diagnosa Keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk pasien yang terpasang ventilator. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya.