Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 8919 | 14 Dec 2024
Klinis : Ny. M, seorang wanita berusia 40 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan pusing, lemas, dan mual selama empat hari terakhir. Ia juga mengeluhkan nyeri pada punggung bawah yang dirasakan terus-menerus dan bertambah berat saat berdiri lama atau beraktivitas. Pasien mengaku nafsu makannya menurun dan hanya makan dua hingga tiga sendok nasi setiap kali makan, dengan asupan cairan yang sangat sedikit karena merasa sering ingin muntah setelah minum. Ia mengatakan hanya buang air kecil satu hingga dua kali sehari dengan warna urine yang pekat. Saat dilakukan anamnesis lebih lanjut, Ny. M mengungkapkan bahwa ia memiliki pekerjaan sebagai buruh pabrik dengan jam kerja yang panjang. Ia juga mengaku kesulitan tidur selama seminggu terakhir karena merasa cemas memikirkan pekerjaannya yang menumpuk dan tekanan dari atasan. Dalam percakapan, ia tampak menangis dan mengatakan bahwa ia merasa tidak dihargai di tempat kerja dan sering merasa tidak berdaya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 96 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, dan suhu tubuh 37,4°C. Berat badan pasien turun 3 kg dalam dua minggu terakhir, dan kulitnya tampak kering dengan turgor lambat. Laboratorium menunjukkan Hb 10,5 g/dL, Ht 32%, Natrium 135 mEq/L, dan Kalium 3,0 mEq/L. Pasien melaporkan nyeri punggung dengan intensitas 7/10 (skala NRS) yang membuatnya sulit untuk duduk atau berdiri dalam waktu lama.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak terspesifikasi
3. Kode ICD-10:
- Kode: F32.1
- Deskripsi: Episode depresi berat tanpa gejala psikotik
4. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 89.7
- Deskripsi: Konsultasi psikiatri
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R11.2 (Mual dan muntah tidak terspesifikasi) sesuai dengan keluhan utama pasien yaitu mual dan muntah yang berlangsung selama 4 hari terakhir.
2. Kode ICD-10 R52 (Nyeri, tidak terspesifikasi) sesuai dengan keluhan nyeri punggung bawah yang dialami pasien secara terus-menerus dan bertambah berat saat berdiri lama atau beraktivitas.
3. Kode ICD-10 F32.1 (Episode depresi berat tanpa gejala psikotik) sesuai dengan gejala-gejala depresi yang dialami pasien, seperti penurunan nafsu makan, gangguan tidur, perasaan tidak dihargai di tempat kerja, dan merasa tidak berdaya.
4. Kode ICD-9-CM Prosedur 89.7 (Konsultasi psikiatri) dapat dilakukan untuk mengevaluasi dan memberikan penanganan yang sesuai bagi pasien terkait kondisi depresinya. -
Article No. 8920 | 14 Dec 2024
Klinis : Ny. M, seorang wanita berusia 40 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan pusing, lemas, dan mual selama empat hari terakhir. Ia juga mengeluhkan nyeri pada punggung bawah yang dirasakan terus-menerus dan bertambah berat saat berdiri lama atau beraktivitas. Pasien mengaku nafsu makannya menurun dan hanya makan dua hingga tiga sendok nasi setiap kali makan, dengan asupan cairan yang sangat sedikit karena merasa sering ingin muntah setelah minum. Ia mengatakan hanya buang air kecil satu hingga dua kali sehari dengan warna urine yang pekat. Saat dilakukan anamnesis lebih lanjut, Ny. M mengungkapkan bahwa ia memiliki pekerjaan sebagai buruh pabrik dengan jam kerja yang panjang. Ia juga mengaku kesulitan tidur selama seminggu terakhir karena merasa cemas memikirkan pekerjaannya yang menumpuk dan tekanan dari atasan. Dalam percakapan, ia tampak menangis dan mengatakan bahwa ia merasa tidak dihargai di tempat kerja dan sering merasa tidak berdaya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 96 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, dan suhu tubuh 37,4°C. Berat badan pasien turun 3 kg dalam dua minggu terakhir, dan kulitnya tampak kering dengan turgor lambat. Laboratorium menunjukkan Hb 10,5 g/dL, Ht 32%, Natrium 135 mEq/L, dan Kalium 3,0 mEq/L. Pasien melaporkan nyeri punggung dengan intensitas 7/10 (skala NRS) yang membuatnya sulit untuk duduk atau berdiri dalam waktu lama.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan untuk Ny. M, serta penjelasan singkat terkait dengan SDKI, SLKI, dan SIKI yang berlaku di Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
2. Nyeri Kronis
3. Kelelahan
4. Gangguan Pola Tidur
5. Kecemasan
Penjelasan singkat:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Pemulihan status nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Ny. M mengalami penurunan nafsu makan, asupan makan yang rendah, dan gejala seperti mual, lemas, dan penurunan berat badan, yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Nyeri Kronis
- SDKI: Nyeri Kronis
- SLKI: Pemulihan nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Ny. M mengeluhkan nyeri punggung bawah yang terus-menerus dan bertambah berat saat melakukan aktivitas. Nyeri ini mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
3. Kelelahan
- SDKI: Kelelahan
- SLKI: Pemulihan energi
- SIKI: Manajemen Kelelahan
Ny. M merasakan lemas dan pusing, yang menunjukkan adanya kelelahan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan asupan nutrisi, gangguan tidur, dan stres.
4. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan Pola Tidur
- SLKI: Pemulihan Pola Tidur
- SIKI: Manajemen Tidur
Ny. M mengalami kesulitan tidur selama seminggu terakhir, yang dapat disebabkan oleh faktor stres dan kecemasan terkait pekerjaannya.
5. Kecemasan
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Pemulihan Kecemasan
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Ny. M mengungkapkan merasa cemas memikirkan pekerjaannya yang menumpuk dan tekanan dari atasan, serta merasa tidak dihargai di tempat kerja. Hal ini dapat memicu terjadinya kecemasan.
Dalam penerapan standar asuhan keperawatan di Indonesia, SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan, SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) digunakan untuk menentukan luaran yang diharapkan, dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 8921 | 14 Dec 2024
Klinis : Ny. M, seorang wanita berusia 40 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan pusing, lemas, dan mual selama empat hari terakhir. Ia juga mengeluhkan nyeri pada punggung bawah yang dirasakan terus-menerus dan bertambah berat saat berdiri lama atau beraktivitas. Pasien mengaku nafsu makannya menurun dan hanya makan dua hingga tiga sendok nasi setiap kali makan, dengan asupan cairan yang sangat sedikit karena merasa sering ingin muntah setelah minum. Ia mengatakan hanya buang air kecil satu hingga dua kali sehari dengan warna urine yang pekat. Saat dilakukan anamnesis lebih lanjut, Ny. M mengungkapkan bahwa ia memiliki pekerjaan sebagai buruh pabrik dengan jam kerja yang panjang. Ia juga mengaku kesulitan tidur selama seminggu terakhir karena merasa cemas memikirkan pekerjaannya yang menumpuk dan tekanan dari atasan. Dalam percakapan, ia tampak menangis dan mengatakan bahwa ia merasa tidak dihargai di tempat kerja dan sering merasa tidak berdaya. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 96 kali per menit, pernapasan 20 kali per menit, dan suhu tubuh 37,4°C. Berat badan pasien turun 3 kg dalam dua minggu terakhir, dan kulitnya tampak kering dengan turgor lambat. Laboratorium menunjukkan Hb 10,5 g/dL, Ht 32%, Natrium 135 mEq/L, dan Kalium 3,0 mEq/L. Pasien melaporkan nyeri punggung dengan intensitas 7/10 (skala NRS) yang membuatnya sulit untuk duduk atau berdiri dalam waktu lama.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
2. Nyeri kronis
3. Defisit volume cairan
4. Insomnia
5. Kecemasan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- Pasien akan menunjukkan peningkatan berat badan sesuai dengan rentang normal
- Pasien akan menunjukkan peningkatan asupan nutrisi yang adekuat
- Pasien akan melaporkan peningkatan nafsu makan
2. Nyeri kronis
- Pasien akan melaporkan penurunan intensitas nyeri pada punggung bawah
- Pasien akan dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan akibat nyeri
- Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk mengelola nyeri
3. Defisit volume cairan
- Pasien akan menunjukkan peningkatan volume urin dan keseimbangan cairan yang adekuat
- Pasien akan melaporkan penurunan gejala terkait dehidrasi (seperti mual, lemas)
- Pasien akan menunjukkan peningkatan turgor kulit dan mukosa yang normal
4. Insomnia
- Pasien akan melaporkan peningkatan kualitas tidur
- Pasien akan menunjukkan peningkatan energi dan fungsi sehari-hari
- Pasien akan melaporkan penurunan gejala terkait kualitas tidur yang buruk
5. Kecemasan
- Pasien akan melaporkan penurunan tingkat kecemasan
- Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk mengelola stres dan kecemasan
- Pasien akan melaporkan peningkatan kepuasan dan harga diri di tempat kerja
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- Nilai status nutrisi pasien, termasuk berat badan, asupan makan, dan laboratorium
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Berikan edukasi tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat
- Pantau asupan makan dan cairan pasien, serta tingkat energi dan aktivitas
2. Nyeri kronis
- Kaji karakteristik nyeri pasien, termasuk lokasi, intensitas, durasi, dan pola
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengelolaan nyeri yang komprehensif
- Ajari pasien teknik non-farmakologis untuk mengelola nyeri, seperti relaksasi dan distraksi
- Berikan analgesik sesuai dengan indikasi dan evaluasi efektivitasnya
3. Defisit volume cairan
- Kaji tanda-tanda dehidrasi pada pasien, seperti turgor kulit, keadaan membran mukosa, dan output urin
- Berikan cairan oral atau intravena sesuai kebutuhan untuk memperbaiki hidrasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan asupan cairan yang adekuat
- Ajarkan pasien untuk memantau dan memenuhi kebutuhan cairan secara mandiri
4. Insomnia
- Kaji pola tidur pasien, termasuk durasi, kualitas, dan kemampuan untuk tidur
- Berikan intervensi non-farmakologis untuk meningkatkan kualitas tidur, seperti relaksasi, rutinitas tidur, dan manajemen stres
- Pertimbangkan pemberian obat tidur jika diperlukan, dan evaluasi efektivitasnya
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menangani faktor penyebab insomnia
5. Kecemasan
- Kaji tingkat kecemasan pasien, penyebab, dan dampaknya terhadap fungsi sehari-hari
- Berikan dukungan emosional dan bina hubungan saling percaya dengan pasien
- Ajarkan teknik manajemen stres dan koping yang efektif, seperti relaksasi, meditasi, dan aktivitas menyenangkan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental jika diperlukan untuk penanganan yang komprehensif
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) secara rinci dan terperinci. Tone yang digunakan bersifat akademis, dengan perspektif pakar dan nurse. -
Article No. 8922 | 14 Dec 2024
Klinis : bedanya diagnosa gangguan pertikaran gas dan bersihan jalan nafas tidak efektif?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda tanyakan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau pengeluaran karbon dioksida yang memadai pada tingkat sel.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti penyakit paru, gangguan kardiovaskular, cedera pada sistem pernapasan, dan lain-lain.
- Manifestasi Klinis: Sesak napas, cyanosis, penurunan oksigenasi darah, hiperkapnia, dan lain-lain.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti sekresi berlebihan, kelemahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas, dan lain-lain.
- Manifestasi Klinis: Kesulitan bernapas, produksi sekret yang berlebihan, suara napas tambahan, dan lain-lain.
Perbedaan:
Gangguan Pertukaran Gas fokus pada ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau pengeluaran karbon dioksida yang memadai, sedangkan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif fokus pada ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Standar SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) menyediakan definisi, faktor terkait, dan karakteristik definisi untuk setiap diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menyediakan deskripsi luaran keperawatan yang diharapkan dan indikator untuk setiap luaran.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menyediakan deskripsi intervensi keperawatan dan aktivitas untuk setiap intervensi.
Penggunaan standar-standar ini membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terukur. -
Article No. 8923 | 14 Dec 2024
Klinis : bedanya diagnosa gangguan pertikaran gas dan bersihan jalan nafas tidak efektif dan pola nafas tidak efekti? pada pasien alo sertai dara DS dan DO nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan tubuh untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada tingkat normal.
Penyebab: Adanya gangguan pada sistem pernapasan, seperti penyakit paru-paru, efusi pleura, atau penurunan fungsi pernapasan.
Gejala DS: Sesak napas, napas dangkal, sianosis, dan peningkatan frekuensi napas.
Gejala DO: Hasil oksimetri menunjukkan nilai oksigen rendah, penurunan perfusi jaringan, dan adanya kelelahan.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
Penyebab: Adanya mukus berlebih, edema, atau spasme pada saluran pernapasan.
Gejala DS: Batuk produktif, napas cuping hidung, retraksi dinding dada, dan suara napas tambahan.
Gejala DO: Sputum berlebih, suara napas tambahan, dan oksimetri dengan nilai oksigen rendah.
3. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Penyebab: Adanya gangguan pada sistem pernapasan, seperti penurunan fungsi pernapasan atau obstruksi saluran napas.
Gejala DS: Sesak napas, napas dangkal, dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Gejala DO: Oksimetri dengan nilai oksigen rendah, penurunan perfusi jaringan, dan kelelahan.
Perbedaan antara diagnosa gangguan pertukaran gas dan bersihan jalan napas tidak efektif adalah:
- Gangguan pertukaran gas terkait dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada tingkat normal.
- Bersihan jalan napas tidak efektif terkait dengan ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan.
Sedangkan perbedaan antara diagnosa bersihan jalan napas tidak efektif dan pola napas tidak efektif adalah:
- Bersihan jalan napas tidak efektif terkait dengan ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan.
- Pola napas tidak efektif terkait dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami perbedaan antara ketiga diagnosa keperawatan tersebut. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 8924 | 14 Dec 2024
Klinis : Nurindah Sari, 38 tahun, dirawat di RS setelah USG menunjukkan batu empedu dan wasir. Pasien mengeluhkan nyeri seperti tertusuk dengan skala 7, menjalar ke punggung, disertai mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan. Keluhan nyeri sering kambuh hingga menyebabkan sesak napas. Riwayat keluarga menunjukkan ayah pasien memiliki batu empedu. Pasien telah diberikan UPCA 250 mg sebagai terapi. TTV: 140/101 mmhg, N: 64x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,5, SpO2: 98, terpasang infus RL 200cc 20tpm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi batu empedu dan wasir, ditandai dengan nyeri seperti tertusuk, skala 7, menjalar ke punggung, disertai mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan.
2. Gangguan pola napas berhubungan dengan nyeri, ditandai dengan keluhan sesak napas.
3. Risiko dehidrasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan, ditandai dengan tanda-tanda vital yang tidak stabil.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi batu empedu dan wasir:
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu.
- SLKI: Mampu mengenali dan melaporkan skala nyeri.
- SIKI: Manajemen nyeri, tindakan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.
2. Gangguan pola napas berhubungan dengan nyeri:
- SDKI: Gangguan pola napas adalah perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu pertukaran gas.
- SLKI: Mampu melaporkan pernapasan yang tidak normal.
- SIKI: Manajemen pernapasan, tindakan yang bertujuan untuk mempertahankan atau memperbaiki pola napas.
3. Risiko dehidrasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan:
- SDKI: Risiko dehidrasi adalah kerentanan terhadap penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- SLKI: Mampu mengidentifikasi tanda dan gejala dehidrasi.
- SIKI: Manajemen cairan, tindakan yang bertujuan untuk mempertahankan atau memperbaiki keseimbangan cairan.
Berdasarkan kondisi pasien Nurindah Sari, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah nyeri akut, gangguan pola napas, dan risiko dehidrasi. Penjelasan singkat masing-masing diagnosa didasarkan pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 8925 | 14 Dec 2024
Klinis : Nurindah Sari, 38 tahun, dirawat di RS setelah USG menunjukkan batu empedu dan wasir. Pasien mengeluhkan nyeri seperti tertusuk dengan skala 7, menjalar ke punggung, disertai mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan. Keluhan nyeri sering kambuh hingga menyebabkan sesak napas. Riwayat keluarga menunjukkan ayah pasien memiliki batu empedu. Pasien telah diberikan UPCA 250 mg sebagai terapi. TTV: 140/101 mmhg, N: 64x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,5, SpO2: 98, terpasang infus RL 200cc 20tpm
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien Nurindah Sari berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut (Acute Pain) berhubungan dengan batu empedu dan wasir, ditandai dengan nyeri seperti tertusuk dengan skala 7, menjalar ke punggung, disertai mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan.
2. Gangguan Pertukaran Gas (Impaired Gas Exchange) berhubungan dengan nyeri yang menyebabkan sesak napas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
a. Pasien akan melaporkan penurunan skala nyeri dari 7 menjadi ≤4 dalam 2-3 hari.
b. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal (TD: 120/80 mmHg, N: 60-80x/menit, RR: 16-20x/menit, S: 36,5-37,5°C).
c. Pasien akan menunjukkan pemahaman tentang manajemen nyeri.
2. Gangguan Pertukaran Gas:
a. Pasien akan menunjukkan frekuensi pernapasan dalam batas normal (16-20x/menit).
b. Pasien akan menunjukkan SpO2 ≥98%.
c. Pasien akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda kelelahan pernapasan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
a. Kaji intensitas, karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, dan faktor pencetus nyeri.
b. Berikan analgetik sesuai instruksi medis.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi napas dalam, kompres hangat/dingin, dan distraksi.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan definitif batu empedu dan wasir.
e. Motivasi pasien untuk menggunakan analgetik dan teknik nonfarmakologi secara teratur.
f. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika perlu.
2. Gangguan Pertukaran Gas:
a. Kaji tanda-tanda vital, terutama frekuensi pernapasan dan saturasi oksigen.
b. Pertahankan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ventilasi.
c. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan SpO2 ≥98%.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan komprehensif batu empedu dan wasir.
e. Ajarkan teknik pernapasan yang efektif, seperti napas dalam dan perkusi dada.
f. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika perlu.
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi pasien Nurindah Sari, 38 tahun, yang dirawat di rumah sakit setelah USG menunjukkan batu empedu dan wasir, serta keluhan nyeri seperti tertusuk dengan skala 7, menjalar ke punggung, disertai mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan, dapat ditegakkan dua diagnosa keperawatan, yaitu Nyeri Akut (Acute Pain) dan Gangguan Pertukaran Gas (Impaired Gas Exchange).
Nyeri Akut terkait dengan kondisi batu empedu dan wasir yang dialami pasien, ditandai dengan skala nyeri 7 yang menjalar ke punggung, disertai mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan. Sedangkan Gangguan Pertukaran Gas terkait dengan nyeri yang menyebabkan sesak napas pada pasien.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri, menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal, serta memahami manajemen nyeri. Selain itu, pasien juga diharapkan dapat menunjukkan frekuensi pernapasan dan saturasi oksigen dalam batas normal, serta tidak ada tanda-tanda kelelahan pernapasan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi pengkajian yang komprehensif, pemberian analgetik sesuai instruksi medis, pengajaran teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan definitif, serta evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi jika diperlukan. Untuk Gangguan Pertukaran Gas, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pengkajian tanda-tanda vital, pemberian oksigen sesuai kebutuhan, pengajaran teknik pernapasan yang efektif, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan komprehensif.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi yang baik dengan tenaga kesehatan lain, diharapkan dapat membantu pasien Nurindah Sari mencapai luaran/output yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 8926 | 14 Dec 2024
Klinis : Tn. Sudarman, 64 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama lemas. Riwayat penyakit menunjukkan pasien memiliki riwayat diabetes dan pernah menjalani transfusi darah. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan luka pada lambung (ulkus) yang menyebabkan gejala berupa sensasi asam, panas, dan nyeri. Pemeriksaan USG menunjukkan adanya cairan pada lambung, sementara rontgen memperlihatkan indikasi adanya penumpukan cairan. Saat ini, pasien juga mengalami iritasi kulit akibat penggunaan pampers. Sebelum dirawat, pasien menggunakan Non-Rebreather Mask (NRM) sebagai bantuan pernapasan. TTV; TD: 131/64 mmhg, N: 93x/menit, S: 36,5, RR: 20x/menit, SpO2: 96
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik sekunder akibat ulkus lambung dan anemia.
2. Nyeri akut berhubungan dengan luka pada lambung (ulkus).
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan asupan makanan akibat mual dan nyeri.
4. Risiko Infeksi berhubungan dengan adanya luka pada lambung dan iritasi kulit akibat penggunaan pampers.
5. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan penggunaan Non-Rebreather Mask (NRM) sebelum dirawat.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Memberikan standar diagnosis keperawatan yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
- Setiap diagnosa memiliki definisi, faktor yang berhubungan, karakteristik mayor, dan kriteria hasil.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Memberikan standar luaran keperawatan yang digunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi keperawatan.
- Setiap luaran memiliki definisi, indikator, dan skala pengukuran.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memberikan standar intervensi keperawatan yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
- Setiap intervensi memiliki definisi, tujuan, aktivitas, dan kriteria hasil.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI oleh perawat di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, dokumentasi, dan komunikasi antar profesi kesehatan. -
Article No. 8927 | 14 Dec 2024
Klinis : Ny. H usia 37 tahun dengan keluhan muntah 3-4x/haru, sakit kepala, kepala pusing, lemas, buang air besar 4x/hari, tangan kaki terasa kebas mempunyai riwayat mag, dan oasien mengatakan sulit tidur. TTV; TD: 96/60 mmhg, N: 86x/menit, S: 36,5, RR: 20x/menit, SpO2: 100
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Mual dan Muntah
Definisi: Sensasi tidak nyaman yang mendorong keinginan untuk memuntahkan isi lambung.
Penyebab: Faktor fisiologis, obat-obatan, psikologis, atau gabungan dari berbagai faktor.
2. Nyeri Kepala
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan sesungguhnya atau yang berpotensi.
Penyebab: Peningkatan tekanan intrakranial, perubahan kimia otak, atau peningkatan aktivitas saraf nyeri.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan kapasitas fisik atau persepsi terhadap keterbatasan.
Penyebab: Faktor fisiologis, psikologis, atau gabungan dari berbagai faktor.
4. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Gangguan dalam jumlah atau kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Penyebab: Faktor fisiologis, psikologis, lingkungan, atau kombinasi dari berbagai faktor.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan diagnosis keperawatan yang distandarisasi dan diakui secara nasional. Setiap diagnosis keperawatan dalam SDKI memiliki definisi, penyebab, gejala dan tanda, serta kriteria diagnostik yang jelas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan luaran (outcome) keperawatan yang distandarisasi dan diakui secara nasional. Setiap luaran keperawatan dalam SLKI memiliki definisi, kriteria hasil, dan indikator hasil yang jelas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah kumpulan intervensi keperawatan yang distandarisasi dan diakui secara nasional. Setiap intervensi keperawatan dalam SIKI memiliki definisi, aktivitas, dan rasional yang jelas.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, komunikasi yang efektif antar tenaga kesehatan, dan dokumentasi keperawatan yang terstandar. -
Article No. 8928 | 14 Dec 2024
Klinis : pasien mengatakan demam sejak senin sore, dan juga mengeluh sariawan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi, berdasarkan keluhan pasien yang mengeluhkan demam sejak Senin sore.
2. Mukosa membran oral terganggu berhubungan dengan sariawan, berdasarkan keluhan pasien yang mengeluhkan sariawan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal, yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas tubuh.
2. Mukosa membran oral terganggu: Kerusakan pada membran mukosa yang melapisi rongga mulut, yang dapat disebabkan oleh infeksi, trauma, atau faktor lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia: Pasien akan menunjukkan penurunan suhu tubuh ke dalam batas normal.
2. Mukosa membran oral terganggu: Pasien akan menunjukkan membran mukosa oral yang utuh dan sehat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia:
- Monitor suhu tubuh pasien secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
- Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
- Berikan obat penurun demam sesuai resep dokter
2. Mukosa membran oral terganggu:
- Lakukan perawatan mulut secara rutin
- Berikan obat kumur atau gel untuk meredakan sariawan
- Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan mulut
- Berikan analgesik sesuai resep dokter untuk mengurangi rasa sakit.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, menentukan diagnosa keperawatan, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Tujuan utama adalah membantu pasien mencapai hasil yang optimal dan pemulihan yang cepat.